Anda di halaman 1dari 9

PUSKESMAS DISASTER PLAN

Banjir, Puskesmas Remaja Kecamatan Sungai Pinang, Samarida,


Kalimantan Timur

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan


Dalam Menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:
Rezki Jayanti Jahidin
03015163
Pembimbing:
dr. Gita Tarigan, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 16 NOVEMBER- 12 DESEMBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Geografis
Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota Samarinda
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Timur. Secara geografis, Kota
Samarinda terletak pada posisi 0o 21’ 18’’ - 1o 09’ 16’’ LS dan 116o 15’ 16’’ - 117 24’ 16’’
BT . Kota ini terbelah oleh Sungai Mahakam, dan memiliki wilayah dengan luas total 718,00
km2. Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara
20o C - 34o C dengan curah hujan rata-rata 1980 mm/tahun dengan kelembaban udara rata-
rata 85 %. Kontur geografis terdiri dari daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10
m - 200 m dari permukaan laut. Kemudian rata-rata curah hujan per bulan yaitu sebesar
213,90 mm dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 39,30 persen, serta rata-rata
banyaknya hari hujan adalah 20 hari dalam sebulan. Samarinda merupakan daerah resapan
air, menjadikan kota Samarinda berpotensi menimbulkan banjir atau rawan banjir.

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Samarinda

Wilayah kerja kecamatan Sungai Pinang terdiri dari 5 kelurahan, yaitu Sungai Pinang
Dalam, Termindung Permai, Mugirejo, Bandara, dan Gunung Lingai (tabel 1), batas
kecamatan sungai pinang yaitu :
 Utara : Samarinda Utara
 Timur : Samarinda ilir

2
 Selatan : Samarinda ilir
 Barat : Samarinda Ulu

Tabel 1. Wilayah kerja Kecamatan Sungai Pinang

Grafik 1. Jumlah RT di setiap Kelurahan di Kecamatan Sungai Pinang

Banyaknya Rukun Tetangga (RT) di setiap kelurahan beragam, terbanyak di


Kelurahan sungai pinang dalam yaitu 114 RT dan terkecil Gunung Lingai 23 RT.

3
Analisis Komponen Banjir Di Puskesmas Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Pinang,
Samarinda, Kalimantan Timur

1. Hazard
 Dilihat dari kondisi hidrologi Kota Samarinda dipengaruhi oleh sekitar 20 daerah
aliran sungai (DAS).
 Salah satu dari anak sungai ini adalah Sungai Karang Mumus dengan luas DAS
sekitar 218,80 km, di mana sampai saat ini di kiri kanan Sungai Karang Mumus
dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Samarinda sebagai tempat pemukiman,
tempat mandi, cuci dan membuang sampah, kondisi ini memperburuk Kota
Samarinda menjadi rawan banjir.
 Dilihat dari tata ruang, perubahan tata ruang terjadi akibat perilaku manusia yang
membangun perumahan di daerah resapan air bahkan pembangunan stadion
sempaja samarinda tanpa memerhatikan faktor ketersediaan infrastruktur yang
ada di wilayah sekitarnya seperti ketersediaan saluran maupun fasilitas-fasilitas
umum lainnya
 Peristiwa banjir di Kota Samarinda ini disebabkan bangunan fisik pengendalian
banjir seperti drainase, gorong-gorong, saluran air yang ada di pemukiman
penduduk seperti got atau selokan tidak mampu menyalurkan air hujan dengan
baik.
 Kota Samarinda masih selalu didera dengan permasalahan banjir. Fenomena
banjir yang terjadi di Kota Samarinda tidak saja terjadi pada saat musim
penghujan namun pada saat terjadi hujan dengan durasi 3 jam saja sudah dapat
mengakibatkan banjir, seperti yang terjadi pada Jalan Pramuka, Simpang Empat
Sempaja Selatan, Jalan PM. Noor, Jalan Antasari, Jalan Lambung Mangkurat,
Jalan Panjaitan, kondisi tersebut sangat memprihatinkan warga Kota Samarinda,
mengganggu aktivitas masyarakat maupun pemerintahan dalam melaksanakan
pekerjaan proyek

4
2. Vulnerability
a. Manusia

Tabel 3. Jumlah Penduduk di Kecamatan Sungai Pinang tahun 2017 berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio

Grafik 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

5
Pada tahun 2017 jumlah penduduk laki-laki kecamatan Sungai Pinang berjumlah
55.530 jiwa dan perempuan berjumlah 51.905 jiwa dengan sex ratio 107%. Berdasarkan
grafik 2 dapat dilihat bahwa mayoritas adalah usia produktif dan <15 tahun yaitu berupa
anak-anak. Jika terjadi bencana banjir, kelompok yang berisiko yaitu kelompok anak usia <15
tahun dan kelompok usia >60 tahun. Kondisi ini menuntut kebijakan peningkatan dibidang
kesehatan.

b. Infrastruktur
 Kecamatan Sungai Pinang umumnya memliki bangunan dari beton dan
semen
 Mudahnya akses jalan menuju puskesmas melalui jalur darat
 Dikarenakan seringnya banjir, jalan menjadi rusak namun tidak diperbaiki
 Bangunan fisik pengendalian banjir seperti drainase, gorong-gorong,
saluran air yang ada di pemukiman penduduk seperti got atau selokan
tidak mampu menyalurkan air hujan dengan baik, menyebabkan
kecamatan Sungai Pinang rawan banjir

c. Sosial ekonomi
Tabel 4. Data penggunaan tanah di Samarinda yang digunakan oleh penduduknya

Menurut data penggunaan tanah yang digunakan di Samarinda, dapat dilihat bahwa
masih banyak masyarakatnya yang menggunakan tanah sebagai mata pencaharian mereka.

6
Selain itu disebutkan bahwa 3 struktur perekonomian utama yaitu konstruksi, perdagangan
dan pertambangan. Tentunya apabila terjadi bencana banjir maka sawah akan terendam air
dan mengalami puso (gagal panen). Selain mengalami kerugian materi, para petani juga
kehilangan waktu karena harus mengulangi seluruh proses tanam dari awal kembali.
Ketersediaan makanan untuk Sungai Pinang juga akan menurun dikarenakan gagal panen.
Untuk pemulihan kecamatan akan memakan waktu yang lebih lama dan populasi akan
sangat bergantung pada bantuan yang diberikan oleh pemerintah ataupun donatur.

3. Kapasitas
a. Kualitatif
- Belum terdapat Koordinasi Tim Penanganan Bencana dengan Lintas sektor. Akibat
kejadian bencana menyangkut berbagai aspek baik aspek kesehatan maupun aspek
lainnya.
- Kemampuan SDM belum optimal. Sejauh ini belum ada data mengenai
pemahaman tenaga kerja puskesmas mengenai penanggulangan banjir, terlihat dari
masih seingnya bajir di kecamatan Sungai Pinang.
- Belum ada data mengenai kelengkapan sarana dan prasarana. Sarana pendukung
dalam penanggulangan Bencana seperti: Kendaraan Operasional untuk
penanggulangan bencana, Alat Komunikasi, dll.

b. Kuantitatif
Pada Kecamatan Sungai Pinang terdapat terdapat 25 dokter umum dan 38 mantri,
bidan ataupun perawat.
Tabel 5. Tenaga Kesehatan Kerja di Puskesmas Sungai Pinang tahun 2017

7
4. Perencanaan
Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi Internal berupa kekuatan terdiri dari :
a. Komitmen Pimpinan
b. Tersedianya Anggaran APBD, Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi.
c. Adanya tupoksi terhadap pengendalian banjir

Adapun kelemahannya terdiri dari:


a. Banyaknya saluran-saluran drainase yang tidak berfungsi (buntu)
b. Kurangnya daerah resapan air diakibatkan pembangunan yang terus menerus
c. Masih banyaknya kolam retensi yang belum bisa difungsikan

Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi eksternal berupa peluang terdiri dari:
a. Samarinda Ibukota Provinsi dengan luas yang memadai
b. Samarinda dilalui oleh Sungai Mahakam dan 20 anak sungai (DAS)
c. Adanya Sungai Karang Mumus yang membelah di tengah Kota Samarinda
sehingga dapat berfungsi sebagai kanal

Adapun ancaman terdiri dari :


a. Adanya titik-titik genangan air di beberapa ruas jalan kota ketika musim
penghujan tiba.
b. Tingkat pencemaran sungai yang melampaui batas.
c. Pasang surut muka air Mahakam serta curah hujan yang tinggi serta pemukiman
padat penduduk

Rumusan isu-isu strategis dalam rangka pengendalian banjir di Kota Samarinda yaitu
sebagai berikut.
a) Membangun komitmen antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat menuju
Samarinda bebas banjir.
b) Revitalisasi dan merelokasi pemukiman bantaran Sungai Karang Mumus.
c) Diperlukannya adanya keberlanjutan implementasi program pengendalian banjir.
d) Pembangunan normalisasi saluran drainase (Review Design) dalam Kota
Samarinda

8
9

Anda mungkin juga menyukai