DEFINISI
1
10. Kebakaran dibagi menjadi :
a. Bahaya kebakaran ringan adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai
dan kemudahan terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah,
sehingga perjalanan api lambat.
b. Bahaya kebakaran sedang I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api sedang.
c. Bahaya kebakaran sedang II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sedang; penimbunan bahan yang mudah terbakar
dengan tinggi tidak lebih dari 4 (empat) meter dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga perjalanan api sedang.
d. Bahaya kebakaran sedang III adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta
penjalaran api agak cepat apabila terjadi kebakaran.
e. Bahaya kebakaran berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta penjalaran
api cepat apabila terjadi kebakaran.
f. Bahaya kebakaran berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan panas tinggi serta
penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
3. Penanggulangan Jika Terjadi Kebakaran.
a. Jangan panik Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan ruang gerak
b. Sesuai dengan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung maka dalam setiap
shift / dinas jaga, setiap kepala unit kerja / koordinator shift wajib untuk membagi/
membuat daftar jaga petugas Keselamatan Kebakaran Gedung di tempat kerjanya
masing – masing.
Adapun keterbatasan tenaga dan jam kerja di UPT Puskesmas Slawe, apabila
terjadi kebakaran maka :
1. Apabila kebakaran terjadi di gedung rawat jalan diluar jam kerja maka petugas
rawat inap bertanggung jawab untuk memanajemen kebakaran tersebut sesuai
dengan petugas yang jaga di rawat inap, termasuk unit lain yang tidak terdapat
sift 24 jam.
2. Apabila kebakaran terjadi di rawat inap dan IGD maka petugas yang jaga pada
waktu itu bertanggung jawab untuk memanajemen kebakaran.
3. Pemadaman dengan menggunakan APAR yang tersedia di UPT Puskesmas
Slawe
4. Petugas keamanan segera melaporkan ke kepala Puskesmas.
5. Petugas keamanan segera menghubungi Unit Pemadam Kebakaran
Kabupaten/Kota
4. Regulasi Larangan Merokok
1. Kepala UPT Puskesmas Slawe menetapkan larangan merokok di seluruh
wilayah/ruangan UPT Puskesmas Slawe
2. Larangan merokok berlaku untuk seluruh pegawai dan pengunjung baik rawat inap
ataupun rawat jalan di UPT Puskesmas Slawe
3. Apabila terdapat pengunjung atau petugas yang merokok di wilayah Puskesmas,
maka petugas keamanan atau petugas lain yang mengetahui hal tersebut langsung
memberikan teguran secara lisan
4. Puskesmas membuat papan informasi tentang larangan merokok di UPT
Puskesmas Slawe dan terlihat secara jelas oleh pengunjung maupun petugas.
5
BAB IV
DOKUMENTASI
6
7