Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN PROGRAM

PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN TINGKAT PUSKESMAS


PRIMARY HEALTH CARE DISASTER PLAN (PHCDP)

PUSKESMAS IMOGIRI I
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2022
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah di DIY yang termasuk rawan bencana
termasuk salah satunya wilayah Kecamatan Imogiri. Bencana mengakibatkan gangguan
kesehatan masyarakat, karena adanya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, serta gangguan psikologis sehingga membutuhkan upaya penanggulangan yang
terorganisir untuk mengurangi ancaman atau risiko dampak kesehatan yang mungkin terjadi.
Kecamatan Imogiri merupakan satu dari 17 kecamatan di Kabupaten Bantul. Terletak
kurang lebih 10 Km sebelah tenggara dari ibukota Kabupaten Bantul, dengan luas wilayah
5.448,6880 Ha. Sepertiga wilayah Kecamatan Imogiri merupakan daerah dataran tinggi dan
sisanya adalah daerah dataran rendah. Sebagian besar merupakan daerah sawah, selanjutnya
pekarangan dan tegalan. Wilayah Imogiri dilalui oleh sungai besar dan kecil. Sungai-sungai
tersebut merupakan sungai yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai
yang kecil pada musim kemarau debit airnya relatif sedikit, sedangkan untuk sungai besar
dimanfaatkan sebagai daerah aliran sungai yang berfungsi untuk mengairi areal pertanian serta
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Data sungai di wilayah Imogiri disajikan pada tabel...

Desa Dalam
Kecamatan
No Nama Sungai Pjg (M) Hulu Hilir
Imogiri Yang
Dilalui
1 Opak 36140 Nogosari I, Samudera Wukirsari,
Wukirsari Indonesia, Karangtalun,
parangtritis Sriharjo
Kretek
2 Celeng 9440 Karangasem, Sungai Oyo, Wukirsari, Imogiri,
Imogiri Selopamioro Karangtengah,
Sriharjo

3 Oyo 106,75 Wunut, Sompok, Sungai Sriharjo,


Sriharjo Opak,Sriharjo Selopamioro

Sumber: DPUKP, 2018

Selain mempunyai kawasan yang merupakan daerah aliran sungai dan dataran tinggi,
Kecamatan Imogiri juga dekat dengan makam raja-raja Imogiri, yang merupakan tempet wisata
yang sering menyelenggarakan kegiatan kebudayaan sehingga berpotensi untuk
mendatangkan kerumunan orang.

II. LATAR BELAKANG = kondisi eksisting yang ingin diperbaiki


Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program penanggulangan bencana namun
belum optimal, dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi risiko. Potensi terjadinya
bencana berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain. Puskesmas sebagai pembina
wilayah perlu mengidentifikasi risiko bencana diwilayahnya karena ikut bertanggungjawab dan
berperan aktif dalam upaya mitigasi atau penanggulangan bencana. Strategi dan rencana
kegiatan untuk menghadapai bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang
mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment).
Kegiatan kesiapsiagaan bencana idealnya disimulasikan setiap tahun secara internal
atau dapat bekerjasama dengan institusi terkait yang membidangi kebencanaan sehingga bisa
melibatkan komunitas secara luas. Simulasi/gladi ditujukan untuk menilai kesiapan program
penanggulangan bencana, yang berisi manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan dan
alternativnya, identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan serta strategi komunikasi.
Setelah dilakukan simulasi maka dilanjutkan debriefing yaitu review yang melibatkan peserta
simulasi dan observer yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan dan dokumentasi.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Memberikan pedoman atau panduan dalam penanggulangan bencana bidang kesehatan
tingkat puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Puskesmas/petugas mampu mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko
bencana di wilayahnya
b. Puskesmas/petugas mampu mempersiapkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
bencana sehingga dapat responsif dan efektif dalam penanganan krisis kesehatan jika
terjadi bencana.

IV. KEGIATAN POKOK


1. Identifikasi ancaman bencana (risiko)
2. Analisis Penilaian risiko bencana
3. Kegiatan pengurangan risiko bencana
4. Pengorganisasian, uraian tugas dan kewenangan

V. RINCIAN KEGIATAN
1. Identifikasi ancaman kesehatan/risiko
Kawasan Rawan Bencana di Kab.Bantul Menurut Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang
RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 :
inernal
eksternal
No Kriteria Jenis Bencana Lokasi Yang berpotensi
bencana
1 Alam gempa bumi Di seluruh kecamatan
rawan kebakaran Di seluruh kecamatan
tsunami Srandakan, Sanden, dan Kretek
kekeringan Dlingo, sebagian Piyungan, sebagian
Pajangan, sebagian Pleret, sebagian
Imogri, sebagian Pundong, sebagian
Sedayu, sebagian Kasihan, dan sebagian
Kretek

gelombang ekstrim dan Kretek, Srandakan, dan Sanden


abrasi
longsor Piyungan, Pleret, Dlingo, Imogiri,
Pundong, Sedayu, dan Pajangan
banjir Srandakan, Pandak, Kretek,
Bambanglipuro, Sanden, Pundong,Bantul,
Jetis, Imogiri,Banguntapan, Pleret,
Piyungan, Sewon, dan Kasihan

cuaca ekstrim Dlingo, Piyungan, Imogiri, Banguntapan,


Sewon,dan Kasihan

2 Non alam
epidemi dan wabah Di seluruh kecamatan
Kerusuhan dan huru Pleret, Bantul, Banguntapan, Kasihan,
hara Sewon
Sumber: Bappeda, 2018

Berdasarkan data kerawanan wilayah kab Bantul diatas, maka identifikasi resiko bencana
yang dapat terjadi di Puskesmas Imogiri untuk bencana alam adalah gempa bumi,
kebakaran, kekeringan, longsor, banjir, cuaca ekstrim sedangkan untuk bencana non alam
adalah epidemic/wabah.

2. Penilaian Risiko
Risiko yang sudah teridentifiikasi, kemudian dianalisa dan dinilai tingkat risikonya
menggunakan Hazard Vulnerebility Assesment (HVA) yang dikembangkan oleh Kaiser
Permanente Medical Group (2014), dan telah dimodifikasi
    PROBABILITY SEVERITY / KEPARAHAN = ( BESARNYA - PERINGANAN) RESIKO
Dampak Dampak Dampak Usaha Kesiapsiagaan Respon di Respon dari
Manusia Properti dalam luar
NO KEJADIAN    
kemungkinan Kemungkinan Kerugian Pemberhentian Perencanaan Waktu, Komunitas/ Relatif
ini akan terjadi kematian/ fisik & pelayanan ulang efektifitas supplie
cidera kerusakan dan bantuan staff
sumberdaya
   
  Nilai 0=N/A 0=N/A 0=N/A 0=N/A 0=N/A 0=N/A 0=N/A  
0 - 100 %
    1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
2= 2=
    2 = Moderate 2 = Moderate Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate Moderate 2 = Moderate  
    3 = High 3 = High 3 = High 3 = High 3 = Low 3 = Low 3 = Low  
1 gempa bumi 3 3 3 3 2 2 2 83%
Banjir,
67%
2 Eksternal 3 2 2 2 2 2 2
3 Longsor 3 3 1 3 1 2 1 61%
4 Kebakaran 2 2 3 2 3 3 2 56%
wabah
52%
5 penyakit 2 2 2 3 2 2 3
Pajanan
bahan 3 3 1 1 1 2 1 50%
6 berbahaya

Berdasarkan tabel diatas maka Puskesmas Imogiri memiliki resiko bencana masuk dalam
katagori tinggi (nilai 51-75%) adalah gempa bumi, banjir dan pajanan bahan berbahaya.
Epidemi/wabah pada 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2020 yaitu bencana epidemi global
Covid-19. Disamping itu Puskesmas Imogiri memiliki skor tertinggi untuk bencana alam
banjir mengingat banyaknya aliran air sungai di sepanjang wilayah Imogiri, serta posisi
gedung Puskesmas Imogiri lebih rendah dari bahu jalan. Skor tertingginya lainnya adalah
longsor kecamtan Imogiri terdiri dari sebagian dataran tinggi. Dalam hal kesiapan dari 3
bencana tersebut, Puskesmas imogiri dianggap cukup baik (skor 2 dan 1) karena SDM di
Puskesmas Imogiri sudah cukup terlatih, sarana dan prasarana dianggap mencukupi, IGD
24 jam, memiliki tempat tidur rawat inap yang cukup serta laboratorium.

3. Kegiatan pengurangan risiko bencana


Pilihan kegiatan Puskesmas Imogiri untuk mengurangi resiko bencana tertinggi
epidemic,banjir dan longsor, dijabarkan sebagai berikut
No Kegiatan Cara Melaksanakan Indikator
Kegiatan Keberhasilan
1 Pengamanan ● ● Membuat Terdapat data
landscape dan bangunan dengan monitoring gedung
struktur standart keamanan
bangunan gempa bumi
● Membuat jalur
evakuasi dan titik
kumpul
● Melakukan safety
breafing setiap ada
pertemuan di
Puskesmas
● Menyediakan
APAR dan
mengawasi fungsi
APAR
● Membuat ruang
pelayanan yang
mempunyai
sirkulasi udara
yang baik
2 Pengamanan Membuat backup Terdapat Data
data Data Rekam Medis backup Rekam
Medis tersimpan
dalam server
3 Pengamanan ● ● Membuat Terdapat SOP
keuangan kebijakan tidak penyetoran
diperkenankan pendapatan setiap
menyimpan uang harinya
dalam jumlah
besar di dalam
kantor.
4 Pelatihan dan ● ● Mewajibkan Terdapat gladi dan
peningkatan pelatihan PPGD pelatihan yang diikuti
Ketrampilan secara periodik. petugas Puskesmas
Penanggulangan ● Melaksanakan
Bencana gladi
penanggulangan
bencana
bekerjasama
dengan BPBD dan
lintas sektor
secara periodik
5 Kerjasama Bekerjasama dan Terdapat koordinasi
dengan para berkoordinasi dan atau PKS
pihak tentang dengan lintas dengan lintas
penanggulangan program/ lintas program/sektor
bencana sektor
6 Perencanaan Merencanakan Mempunyai SK
Kapasitas dan tempat tempat logistic
kapabilitas penyimpanan yang cadangan dan
cadangan melebihi kapasitas alternative lokasi
yang ada dan pelayanan
tempat pelayanan
cadangan
7 Perencanaan Merencanakan Menetapkan SK
komunikasi komunikasi jika Komunikasi
tidak terdapat bencana,
sambungan telpon menggunakan radio
ataupun sinyal komunikasi dengan
telepon genggam frekuensi : 168.600
duplek (-) 5.150
tone 74.4 (channel
Husada).
8 Penyusunan Menyusun prosedur Terdapat SOP
prosedur standar penanganan
penanganan bencana
bencana
9 Pengelolaan B3 Menyusun prosedur Ada SOP
pengelolaan B3 pengelolaan b3
Melakukan Terdapat catatan
pencatatan dan jenis b3, MSDS dan
pelaporan pelaporan jika terjadi
pengelolaan B3 insiden
9 Pengelolaan Ada system Terdapat format
pada kejadian pelaporan dan tindak pelaporan pajanan
pajajan lanjut dan SOP Tindakan
pajanan
4. Pengorganisasian, uraian tugas, dan kewenangan
Pengorganisasian merupakan kegiatan mengalokasikan dan mengkombinasikan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada pembagian dan
spesialiasi pekerjaan dimana masing-masing bagian harus mengetahui dengan jelas apa
yang harus dilakukan. Pengorganisasian juga memastikan produktivitas yang terukur karena
tiap bagian bekerja sesuai dengan langkah yang jelas sesuai prosedur operasional.
Pengorganisasian dalam PHCDP Puskesmas Imogiri disusun sebagai berikut:

Komandan Tim
Penanggulangan Bencana
Puskesmas
(Kepala Puskesmas)

Tim Logistik Tim Data dan Informasi


(Apoteker) (Petugas Rekam Medis)

Tim Promkes Administrasi dan Keuangan


(Petugas Promkes) (Kepala Tata Usaha)

Sub Klaster Pengendalian


Sub Klaster Penyakit, Kesehatan Sub Klaster Kesehatan
Sub Klaster Gizi Sub Klaster Kesehatan Jiwa
Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Reproduksi
air bersih (Petugas Gizi) (Programer Jiwa)
(tim P3K) (Koordinator Bidan)
(Petugas Surveilans; Kesling)

referensi: PMK 75 Tahun 2019 tentang penanggulangan krisis kesehatan


Uraian Tugas
a. Komandan :
● Mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat kejadian
● Berwenang untuk mengaktifkan maupun deaktivasi penanganan bencana
● Memberikan arahan operasional dan jika dibutuhkan memimpin evakuasi
● Memulai kegiatan respon dan pemulihan
● Memberitahukan staf dan pihak eksternal
● Mengidentifikasi dan menugaskan staf
● Mengatur sumber daya puskesmas
● Memberi informasi kepada media
● Merencanakan program penanggulangan bencana bersama dengan sekretariat
● Memonitor dan memiliki wewenang atas keselamatan operasi penyelamatan dan kondisi
berbahaya
● Mengatur dan menjalankan perlindungan fasilitas
b. Administrasi dan Keuangan
● Administrasi keuangan dari kegiatan penanganan bencana
● Pengadaan/ pembelian
● Klaim
● Pembiayaan
● Mengawasi penggunaan asset
● Mengawasi penerimaan suplay bantuan logistic non medis
c. Tim Data dan Informasi
● Menyelenggarakan manajemen data dan informasi
● Menyebarluaskan informasi penanggulangan krisis kesehatan
d. Tim Logistik medis
● Menyelenggarakan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
penyerahan logistic medis
● Mengawasi penerimaan suplay bantuan logistic medis
e. Tim Promkes
● Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan
f. Subklaster Yankes 
● Menyusun dan mengarahkan  semua aspek yang terkait dengan pelayanan kesehatan
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi layanan medis dan layanan tambahan
● Respon emergency
● Evakuasi dan rujukan pasien
● Mengembalikan operasional pelayanan kesehatan seperti biasa setelah keadaan
darurat
g. Subklaster P2 kesling : 
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan pengendalian penyakit
dan kesehatan lingkungan
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
● Melakukan evaluasi system surveilans ketat dengan system kewaspadaan diniyang ada
dan merehabilitasi kesenjangan yanga ada
● Mengembalikan program pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan setelah
keadaan darurat
h. Subklaster Jiwa : 
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan pelayanan kesehatan
jiwa
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan
psikososial (pemenuhan kebutuhan dasar dan memberikan rasa aman pada para
penyintas)
● Mengembalikan penyintas ke kondisi normal
● Meningkatkan kesejahteraan psikososial dengan memperkuat dan mengintegrasikan ke
struktur layanan yang ada
● Melakukan rehabilitasi korban dan memulai pengembangan system kesehatan jiwa
masyarakat yang berkelanjutan
i. Subklaster kespro : 
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan pelayanan kesehatan
reproduksi
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan program kesehatan reproduksi
● Mengembalikan program layanan kesehatan reproduksi pasca keadaan darurat
(koordinasi intersektoral, penguatan program KB, pelayanan KIA,  layanan ginekologis
dan integrasi interval termasuk perawatan antenatal (ANC)
j. Subklaster Gizi : 
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan pelayanan gizi
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi

VI.SASARAN
Sasaran umum Program Penanggulangan bencana adalah semua area wilayah kerja
Puskesmas, area pelayanan pasien, dan lingkungan Puskesmas

VII. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA (PHCDP)


No Cara Melaksanakan Kegiatan Rencana kegiatan
(TW)
boleh bulanan,
mingguan
I II III IV
1 Melaksanakan monitoring gedung
2 Membuat backup Data Rekam Medis
3 Membuat prosedur penyetoran pendapatan setiap harinya

4 Membuat jalur evakuasi dan titik kumpul

4 Melaksanakan gladi/simulasi penanggulangan bencana


bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
secara periodik
5 Pelatihan penanggulangan kebakaran dan penggunaan
APAR
6 Membuat SOP penanganan bencana

7 Monitoring fungsi APAR

8 Melakukan pencatatan dan pelaporan B3

9 Menyusun SOP pajanan dan system pelaporannya

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap pelaksanaan
kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil kegiatan, kemudian analisa data dan
rekomendasi
c. Melaksanakan tindak lanjut perbaikan

IX. LAMPIRAN
1. SOP yang telah disusun pada setiap sub klaster
2. Form yang digunakan setiap subklaster
3. Peta jalur evakuasi puskesmas pleret
4. Kontak person petugas Puskesmas Pleret dan mitra terkait
5. Data jumlah (kelompok rentan) Bumil, Bayi, Balita/ anak-anak, Lansia, Disabilitas Per Dusun
( Laki-laki dan Perempuan)

Anda mungkin juga menyukai