Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN PROGRAM

PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG


KESEHATAN TINGKAT PUSKESMAS

PRIMARY HEALTH CARE


DISASTER PLAN
(PHCDP)
TAHUN 2023

UPT PUSKESMAS TANAH TINGGI


KOTA TANGERA

I. PENDAHULUAN
Kota Tangerang adalah salah satu wilayah di Provinsi Banten
yang termasuk rawan bencana termasuk salah satunya wilayah
Kecamatan Tangerang. Bencana mengakibatkan gangguan
kesehatan masyarakat, karena adanya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, serta gangguan psikologis
sehingga membutuhkan upaya penanggulangan yang terorganisir
untuk mengurangi ancaman atau risiko dampak kesehatan yang
mungkin terjadi.
Kecamatan Tangerang merupakan satu dari 13 kecamatan di
wilayah Kota Tangerang yang terletak di Propinsi Banten, dengan

luas wilayah seluruhnya 14,53 Km2. Secara geologi, Kecamatan


Tangerang termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian Barat, yang tersusun
oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan sebagian tersusun dari
material gunungapi, yang berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal
dengan sebutan Tangerang High. Disamping itu Kecamatan
Tamgerang tergolong wilayah yang rawan bencana alam, seperti
gempa bumi, tanah longsor, banjir lahar dingin, angin puting
beliung. Berdasarkan penelitian di Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang,
temperatur udara di Kota Tangerang tahun 2009-2013 berada pada suhu
26,6 °C - 29,0 °C, dan rata-rata curah hujan di Kota Tangerang dalam
kurun waktu tahun 2009- 2013 yaitu dari 99,0 mm - 201,8 mm.

Batas wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi adalah :


 Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Batu Ceper
 Sebelah Timur : Kecamatan Cipondoh
 Sebelah Selatan : Kecamatan Pinang
 Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Tangerang
 PETA WILAYAH

Jumlah penduduk Kecamatan Tangerang pada tahun 2022 adalah 162.254 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Tangerang lebih besar daripada jumlah
penduduk perempuan. Dengan nilai rasio jenis kelamin sebesar 100,2.
Kepadatan penduduk Kecamatan Tangerang sebesar 10.589 Jiwa/km². Dalam 1
km², terdapat 10.589 orang yang tinggal dalam wilayah tersebut. Kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di kelurahan Tanah Tinggi dengan kepadatan penduduk
18.861 orang/km².

Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk
N0 DESA L+P
LAKI- PEREMPUAN
LAKI
1 Tanah Tinggi 18.276 18.076 36.352

2 Buaran Indah 13.408 13.161 26.569

Jumlah 31.684 31.237 62.921


I. LATAR BELAKANG
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program penanggulangan
bencana namun belum optimal, dan pada umumnya tidak diawali dengan
identifikasi risiko. Potensi terjadinya bencana berbeda antara daerah
yang satu dengan yang lain. Puskesmas sebagai pembina wilayah perlu
mengidentifikasi risiko bencana diwilayahnya karena ikut
bertanggungjawab dan berperan aktif dalam upaya mitigasi atau
penanggulangan bencana. Strategi dan rencana kegiatan untuk
menghadapai bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana
yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya
(Hazard Vulnerability Assesment).
Kegiatan kesiapsiagaan bencana idealnya disimulasikan setiap
tahun secara internal atau dapat bekerjasama dengan institusi terkait
yang membidangi kebencanaan sehingga bisa melibatkan komunitas
secara luas. Simulasi/gladi ditujukan untuk menilai kesiapan program
penanggulangan bencana, yang berisi manajemen sumber daya,
penyediaan pelayanan dan alternativnya, identifikasi peran dan tanggung
jawab tiap karyawan serta strategi komunikasi. Setelah dilakukan
simulasi maka dilanjutkan debriefing yaitu review yang melibatkan
peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk mengevaluasi
kegiatan dan dokumentasi.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Memberikan pedoman atau panduan dalam penanggulangan bencana
bidang kesehatan di Puskesmas Piyungan
2. Tujuan Khusus
a. Puskesmas/petugas mampu mengenali ancaman, kerentanan,
kapasitas dan risiko bencana di wilayah Puskesmas Piyungan
b. Puskesmas/petugas mampu mempersiapkan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan bencana sehingga dapat responsif dan efektif
dalam penanganan krisis kesehatan jika terjadi bencana.

III. KEGIATAN POKOK


1. Identifikasi ancaman bencana (risiko)
2. Analisis Penilaian risiko bencana
3. Kegiatan pengurangan risiko bencana
4. Pengorganisasian, uraian tugas dan kewenangan
IV. RINCIAN KEGIATAN
1. Identifikasi ancaman kesehatan/risiko
Kawasan Rawan Bencana di Kab.Bantul Menurut Perda Nomor 4
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 :

No Kriteria Jenis Bencana Lokasi Yang berpotensi


bencana
1 Alam gempa bumi Di seluruh kecamatan
rawan Di seluruh kecamatan
kebakaran
tsunami Srandakan, Sanden, dan
Kretek
kekeringan Dlingo, sebagian Piyungan,
sebagian Pajangan, sebagian
Pleret, sebagian Imogri,
sebagian Pundong, sebagian
Sedayu, sebagian Kasihan,
dan sebagian Kretek
gelombang Kretek, Srandakan, dan
ekstrim dan Sanden
abrasi
longsor Piyungan, Pleret, Dlingo,
Imogiri, Pundong, Sedayu, dan
Pajangan
banjir Srandakan, Pandak, Kretek,
Bambanglipuro, Sanden,
Pundong,Bantul, Jetis,
Imogiri,Banguntapan, Pleret,
Piyungan, Sewon, dan
Kasihan
cuaca ekstrim Dlingo, Piyungan, Imogiri,
Banguntapan, Sewon,dan
Kasihan
2 Non alam epidemi dan Di seluruh kecamatan
wabah
Kerusuhan dan Pleret, Bantul, Banguntapan,
huru hara Kasihan, Sewon
Sumber: Bappeda, 2018

Berdasarkan data kerawanan wilayah kab Bantul diatas, maka


identifikasi resiko bencana yang dapat terjadi di Puskesmas Piyungan
untuk bencana alam adalah gempa bumi, kebakaran, kekeringan,
longsor, banjir, cuaca ekstrim sedangkan untuk bencana non alam
adalah epidemic/wabah.

2. Penilaian Risiko
Risiko yang sudah teridentifiikasi, kemudian dianalisa dan dinilai
tingkat risikonya menggunakan Hazard Vulnerebility Assesment (HVA)
yang dikembangkan oleh Kaiser Permanente Medical Group (2014),
dan telah dimodifikasi

Hazard Vulnerebility Assesment (HVA)

DAMPAK KESIAPAN
RISIKO
KEMUNGKIN
AN/
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PELATIH
PERENCAN AN &
MANUSIA HARTA FASILITA
KEJADIA PROBABILI BENDA S
AAN
PERALA
N TY
TAN

Rencan
Kemungkin Kematian dan Jumlah Akibat aM Staf A
an terjadi Luka pro perty gangguan , anajeme dilatih ncaman
rusak layanan n dan Relatif
parah terhenti Darurat// diperle
Rencana ngkapi
Operasi
Darurat

4 =mungkin
Sangat
terjadi 4 = RMtidakDada 4 = Tidak 75 - 100
(kemungkina
n 4 = Jumlah 4 = >50% 4 = >30 hari atau ROD ada = tinggi
Sangat
tahun
terjadi)ini kematian
3 = Terjadi 3= latihan
tinggi Sebagian
(kemungkina 350%
= 25- 3 = >2 lengkap staf dan 51- 75 =
n dal
am 3tahun) minggu DRODdanRM Tinggi
alat pada
2 =M 3 = Hasil
ungkin ROD
terjadi/ luka 2 = RM D
jarang
(dalam 2 = 10- 2= dan ROD
lengkap 3= 26 - 50 =
waktu 5 menyebab
kan 25% >1minggu Latihan Sedang
tahun)
kecacatan staf
1- Tidak 1= Latihan tetapi
2 = Luka yang 1= <10% 1= <24 jam dan 0 - 25 =
terjadi tidak
tidak evaluasi RM Rendah
(dalam 10 dilengka
menyebabka D dan
th) pi
n kematian ROD
2=
Seluruh
1= Luka
ringan staf dilatih
dan
sebagian
perlengka
pan
1= Staf
dilatih
dan
diperlen
gkapi
dengan
baik
GEMPA 4 4 4 4 1 2 75%
BUMI
BANJIR 3 2 2 2 4 4 53%
LONGSOR 3 3 3 3 3 2 53%
KEBAKAR 4 4 4 4 1 2 75%
AN
KEKERIN 2 1 2 3 3 3 30%
GAN
CUACA 3 2 2 2 4 4 53%
EKSTRIM/
PUTTING
BELIUNG
WABAH 4 3 1 1 3 3 55%
RERATA 3 3 3 3 3 3 56%
NILAI

Berdasarkan tabel diatas maka Puskesmas Piyungan memiliki


resiko bencana sangat tinggi yaitu gempa bumi dan kebakaran, risiko
tinggi yaitu wabah, banjir, longsor dan cuaca ekstrim, dan risiko
sedang kekeringan. Dalam hal kesiapan menghadapi risiko bencana
tersebut, Puskesmas Piyungan dianggap cukup baik, karena SDM di
Puskesmas Piyungan sudah terlatih, sarana dan prasarana dianggap
mencukupi, IGD 24 jam, memiliki tempat tidur rawat inap serta
laboratorium.

3. Kegiatan pengurangan risiko bencana


Pilihan kegiatan Puskesmas Piyungan untuk mengurangi resiko
bencana prioritas adalah sebagai berikut
No Kegiatan Cara Melaksanakan Indikator Keberhasilan
Kegiatan
1 Pengamanan ● Membuat bangunan Terdapat data
landscape dan dengan ketinggian monitoring gedung
struktur bangunan lebih tinggi dari bahu
jalan
● Membuat ruang
pelayanan yang
mempunyai sirkulasi
udara yang baik
2 Pengamanan data Membuat backup Data Terdapat Data backup
Rekam Medis Rekam Medis tersimpan
dalam server
3 Pengamanan ● Membuat kebijakan Terdapat SOP
keuangan tidak diperkenankan penyetoran pendapatan
menyimpan uang setiap harinya
dalam jumlah besar di
dalam kantor.
4 Pelatihan dan ● Mewajibkan pelatihan Terdapat gladi dan
peningkatan PPGD secara periodik. pelatihan yang diikuti
Ketrampilan ● Melaksanakan gladi petugas Puskesmas
Penanggulangan penanggulangan
Bencana bencana bekerjasama
dengan BPBD dan
lintas sektor secara
periodik
5 Kerjasama dengan Bekerjasama dan Terdapat koordinasi dan
para pihak tentang berkoordinasi dengan atau PKS dengan lintas
penanggulangan lintas program/ lintas program/sector
bencana sektor
6 Perencanaan Merencanakan tempat Mempunyai tempat
Kapasitas dan penyimpanan yang logistic cadangan dan
kapabilitas cadangan melebihi kapasitas alternative lokasi
yang ada dan tempat pelayanan ( SK tempat
pelayanan cadangan logistic cadangan)
7 Perencanaan Merencanakan Menetapkan
komunikasi komunikasi jika tidak Komunikasi bencana,
terdapat sambungan menggunakan radio
telpon ataupun sinyal komunikasi dengan
telepon genggam frekuensi : 168.600
duplek (-) 5.150 tone
74.4 (channel
Husada).( SK tentang
penggunaan radio
komunikasi)
8 Penyusunan Menyusun prosedur Terdapat SOP
prosedur standar penanganan bencana
penanganan
bencana

4. Pengorganisasian, uraian tugas, dan kewenangan


Pengorganisasian merupakan kegiatan mengalokasikan dan
mengkombinasikan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Ada pembagian dan spesialiasi pekerjaan
dimana masing-masing bagian harus mengetahui dengan jelas apa
yang harus dilakukan. Pengorganisasian juga memastikan produktivitas
yang terukur karena tiap bagian bekerja sesuai dengan langkah yang
jelas sesuai prosedur operasional. Pengorganisasian dalam PHCDP
Puskesmas Piyungan disusun sebagai berikut:

Komandan Tim
Penanggulangan Bencana
Puskesmas
(Kepala Puskesmas)

Tim Logistik (Apoteker) Tim Data dan Informasi


(Petugas Rekam Medis)

Tim Promkes (Petugas Administrasi dan Keuangan


Promkes) (Kepala Tata Usaha)

Sub Klaster Pengendalian


Penyakit, Kesehatan
Sub Klaster Pelayanan Lingkungan dan Penyediaan Sub Klaster Kesehatan Sub Klaster Gizi (Petugas Gizi) Sub Klaster Kesehatan Jiwa
Kesehatan (tim P3K) air bersih Reproduksi (Programer Jiwa)
(Petugas Surveilans; Kesling) (Koordinator Bidan)

referensi: PMK 75 Tahun 2019 tentang penanggulangan krisis


kesehatan
Uraian Tugas
a. Komandan :
● Mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat
kejadian
● Berwenang untuk mengaktifkan maupun deaktivasi penanganan
bencana
● Memberikan arahan operasional dan jika dibutuhkan memimpin
evakuasi
● Memulai kegiatan respon dan pemulihan
● Memberitahukan staf dan pihak eksternal
● Mengidentifikasi dan menugaskan staf
● Mengatur sumber daya puskesmas
● Memberi informasi kepada media
● Merencanakan program penanggulangan bencana bersama
dengan sekretariat
● Memonitor dan memiliki wewenang atas keselamatan operasi
penyelamatan dan kondisi berbahaya
● Mengatur dan menjalankan perlindungan fasilitas
b. Administrasi dan Keuangan
● Administrasi keuangan dari kegiatan penanganan bencana
● Pengadaan/ pembelian
● Klaim
● Pembiayaan
● Mengawasi penggunaan asset
● Mengawasi penerimaan suplay bantuan logistic non medis
c. Tim Data dan Informasi
● Menyelenggarakan manajemen data dan informasi
● Menyebarluaskan informasi penanggulangan krisis kesehatan
d. Tim Logistik medis
● Menyelenggarakan perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan penyerahan logistic medis
● Mengawasi penerimaan suplay bantuan logistic medis
e. Tim Promkes
● Menyelenggarakan upaya promosi kesehatan
f. Subklaster Yankes
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan
pelayanan kesehatan
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi layanan medis dan layanan
tambahan
● Respon emergency
● Evakuasi dan rujukan pasien
● Mengembalikan operasional pelayanan kesehatan seperti biasa
setelah keadaan darurat
g. Subklaster P2 kesling :
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi pengendalian penyakit dan
kesehatan lingkungan
● Melakukan evaluasi system surveilans ketat dengan system
kewaspadaan diniyang ada dan merehabilitasi kesenjangan yanga
ada
● Mengembalikan program pengendalian penyakit dan kesehatan
lingkungan setelah keadaan darurat
h. Subklaster Jiwa :
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan
pelayanan kesehatan jiwa
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi penanggulangan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial (pemenuhan kebutuhan dasar dan
memberikan rasa aman pada para penyintas)
● Mengembalikan penyintas ke kondisi normal
● Meningkatkan kesejahteraan psikososial dengan memperkuat dan
mengintegrasikan ke struktur layanan yang ada
● Melakukan rehabilitasi korban dan memulai pengembangan system
kesehatan jiwa masyarakat yang berkelanjutan
i. Subklaster kespro :
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan
pelayanan kesehatan reproduksi
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan program kesehatan
reproduksi
● Mengembalikan program layanan kesehatan reproduksi pasca
keadaan darurat (koordinasi intersektoral, penguatan program KB,
pelayanan KIA, layanan ginekologis dan integrasi interval termasuk
perawatan antenatal (ANC)
j. Subklaster Gizi :
● Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan
pelayanan gizi
● Menjalankan arahan komandan
● Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
gizi

V. SASARAN
Sasaran umum Program Penanggulangan bencana adalah semua area
wilayah kerja Puskesmas Piyungan, area pelayanan pasien, dan
lingkungan Puskesmas Piyungan

VI. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN


BENCANA (PHCDP)
No Cara Melaksanakan Kegiatan Rencana
kegiatan (TW)
boleh bulanan,
mingguan
I II III IV
1 Melaksanakan monitoring gedung
2 Membuat backup Data Rekam Medis
3 Membuat prosedur penyetoran pendapatan
setiap harinya
4 Melaksanakan gladi/simulasi penanggulangan
bencana bekerjasama dengan lintas program
dan lintas sektor secara periodik
5 Membuat PKS dan atau koordinasi dengan
lintas program/ lintas sektor
6 Membuat SOP penanganan bencana

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan
terhadap pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang
direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil kegiatan,
kemudian analisa data dan rekomendasi
c. Melaksanakan tindak lanjut perbaikan
VIII.LAMPIRAN
1. SOP yang telah disusun pada setiap sub klaster
2. Form yang digunakan setiap subklaster
3. Peta jalur evakuasi Puskesmas Piyungan
4. Kontak person petugas Puskesmas Piyungan dan mitra terkait
5. Data jumlah (kelompok rentan) Bumil, Bayi, Balita/ anak-anak, Lansia,
Disabilitas Per Dusun ( Laki-laki dan Perempuan)

Anda mungkin juga menyukai