Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang
Kabupaten Pandeglang merupakan kabupaten yang berada di sebelah Barat Pulau
Jawa. Secara geologi, kabupaten ini mempunyai tatanan tektonik yang sangat kompleks,
yaitu terletak diantara berbagai lempeng samudera dan lempeng benua yang aktif
bergerak sepanjang waktu. Kondisi geologi Indonesia, khususnya sepanjang Busur
Sunda - Banda dimana Kabupaten Pandeglang merupakan bagian dari padanya, menjadi
sangat rentan terhadap bencana alam yang beraspek geologi seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, tanah longsor dan lain-lain.
Menurut BPBD Pandeglang wilayah Kabupaten Pandeglang berada pada peringkat
131 ranking nasional untuk daerah rawan bencana. Hampir setiap tahun kabupaten
Pandeglang selalu dilanda bencana diantara seluruh kejadian bencana di Kabupaten
Pandeglang, terdapat 4 bencana yang sering terjadi hampir setiap tahun, yaitu banjir,
kekeringan, tanah longsor dan cuaca ekstrim. Salah satu ancaman yang sampai saat ini
masih berpotensi terjadinya bencana di Kab. Pandeglang adalah ancaman bencana
meletusnya Gunung Api Anak Krakatau yang berada di antara Pulau Sertung di sisi
baratnya dan Pulau Rakata Kecil atau Pulau Panjang di sisi timurnya .
Pada akhir-akhir ini didapati bahwa terjadi adanya peningkatan aktivitas dari
Gunung Api Anak Krakatau sehingga terdapat adanya peningkatan status dari normal
menuju waspada. Diketahui letusan terakhir Gunung Api Krakatau terjadi tahun 1883
berupa letusan abu setinggi 24 kilometer disertai suara ledakan dan gemuruh letusan
Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 kilometer hingga terdengar sepanjang
Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di
timur.
Sehubungan dengan aktivitas erupsi Gunung Api Anak Krakatau yang masih
berlangsung dan belum menunjukan tanda – tanda akan berhenti meletus, maka
masyarakat yang bermukim di Kecamatan Sumur yang terdiri dari Desa Ujung Jaya,
Desa Tamanjaya, Desa Cigondrong, Desa Tunggaljaya, Desa Kertamukti, Desa
Kertajaya dan Desa Sumberjaya yang berada di tepi pantai untuk menungsi ke tempat
yang aman, supaya terhindar dari ancaman lontaran material (pijar) yang dapat
menimbulkan korban jiwa dan juga potensi adanya Tsunami dengan ketinggian minimal
0,5 - 3 meter . Masyarakat dan wisatawan dihimbau untuk tidak mendekati dan
melakukan aktifitas di seluruh pesisir pantai untuk menghindari ancaman gelombang
tinggi akibat adanya bagian lereng Gunung Api Anak Krakatau yang jatuh ke laut.
Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana meliputi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam “situasi tidak terjadi bencana” dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada situasi ”terdapat potensi bencana”. Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu
kegiatannya adalah perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a PP
21/2008). Sedangkan pada situasi terdapat potensi bencana kegiatannya meliputi
kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana. Perencanaan Kontinjensi sesuai
dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP 21/2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan
yang menghasilkan dokumen Rencana Kontinjensi (Contingency Plan). Dalam hal
bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi berubah menjadi Rencana Operasi Tanggap
Darurat atau Rencana Operasi (Operational Plan) setelah terlebih dahulu melalui kaji
cepat (rapid assessment).
Berdasarkan keadaan dan situasi diatas, Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang
terdiri dari beberapa kecamatan melakukan upaya dengan menyusun perencanaan dan
kebijakan dalam melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana. Ancaman yang
sudah di depan mata memerlukan persiapan sesegera mungkin melalui perencanaan
kedaruratan (kontinjensi) sebagai pedoman pada saat menghadapi darurat bencana bagi
semua pelaku penanggulangan bencana. Dengan adanya perencanaan kontinjensi maka
saat tanggap darurat bencana semua sumber daya yang ada di Kabupaten Pandeglang
dapat dimobilisasi dalam koordinasi yang padu untuk memberikan perlindungan bagi
masyarakat yang terkena dampak bencana.
1.2 Tujuan
Penyusunan rencana kontijensi ini bertujuan sebagai pedoman penanganan bencana
meletusnya Gunung Anak Krakatau, pada saat tanggap darurat bencana yang efektif dan
efisien serta sebagai dasar mobilisasi sumber daya manusia (SDM) pada saat tanggap
darurat bencana.
1.3 Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan untuk sumber daya tenaga kesehatan yang berada di
Puskesmas Sumur serta pihak lain yang terlibat dalam penanggulangan bencana.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup ancaman bencana meletusnya Gunung Api Anak Krakatau
mencakup seluruh Kabupaten Pandeglang, meliputi 10 kecamatan yaitu kecamatan
Carita meliputi 10 desa, kecamatan Panimbang meliputi 6 desa, kecamatan Labuan
meliputi 9 desa, kecamatan Menes meliputi 12 desa, kecamatan Sumur meliputi 7 desa,
kecamatan Cibaliung meliputi 9 desa, kecamatan Jiput meliputi 19 desa, kecamatan
Cimanggu meliputi 12 desa, kecamatan Pagelaran meliputi 9 desa, dan kecamatan
Cigeulis meliputi 3 desa.

Anda mungkin juga menyukai