Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN

BENCANA
LATAR BELAKANG
Dilihat dari letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara
Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah
Indonesia berada pada posisi silang dan sebagian wilayah
Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap bencana
alam.
Di Indonesia, manajemen resiko terhadap bencana alam
maupun manusia masih cenderung rendah. Walaupun
perkembangan manajemen bencana di Indonesia meningkat
pesat sejak bencana tsunami tahun 2004, berbagai bencana
alam yang terjadi selanjutnya menunjukkan diperlukannya
perbaikan yang lebih signifikan. Daerah-daerah yang rentan
bencana alam masih lemah dalam aplikasi sistem peringatan
dini, kewasapadaan resiko bencana dan kecakapan
manajemen bencana.
KASUS MANAJEMEN BENCANA
GUNUNG MELETUS SINAMBUNG
Sabtu, 28 Agustus 2010, Gunung Sinabung setinggi 2.460 meter dari
permukaan laut di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara meletus setelah
terlelap 400 tahun. Gunung Sinabung yang dikategorikan gunung kategori B
ternyata menyimpan ancaman besar di dalam perutnya berupa asap
hitam dan debu vulkanik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung
Sinabung ke level awas. Selain itu, tipe gunung api tersebut juga diubah dari
tipe B menjadi tipe A. Sementara Palang Merah Indonesia memperkirakan
setidaknya 12.000 warga mengungsi akibat letusan Gunung Sinabung.
Dinkes Karo telah mendirikan 9 Pos Kesehatan di lokasi pengungsian yang
dilayani dokter dengan 3 perawat. Dinkes Karo juga menyiagakan 30
dokter, 32 perawat, 25 ambulans dan semua Puskesmas. Dinkes dari provinsi
juga telah mengirimkan 7 petugas yaitu dokter, perawat dan tenaga
umum, dan 5.000 masker. Tujuan pembagian masker agar penduduk
terhindar dari debu dan racun belerang seiring dengan kel uarnya
semburan lahar baru Gunung Sinabung. Palang Merah Indonesia (PMI)
telah membuka dapur umum bagi pengungsi letusan Gunung Sinabung.
Rencananya PMI akan membuka 2 unit dapur umum di lokasi bencana.
TUJUAN MANAJEMEN
BENCANA ALAM
Tujuan manajemen bencana yang baik adalah :
 Menghindari kerugian pada individu, masyarakat, maupun negara
melalui tindakan dini (sebelum bencana terjadi).
 Meminimalisasi kerugian pada individu, masyarakat, maupun negara
berupa kerugian yang berkaitan dengan orang, fisik, ekonomi, dan
lingkungan bila bencana tersebut terjadi.
 Meminimalisasi penderitaan yang ditanggung oleh individu dan
masyarakat yang terkena bencana.
 Untuk memperbaiki kondisi sehingga individu dan masyarakat dapat
mengatasi permasalahan akibat bencana. Perbaikan kondisi terutama
diarahkan pada perbaikan infrastruktur seperti jalan, listirk, penyediaan
air bersih, sarana komunikasi, dan sebagainya.
 mempercepat pemulihan kondisi sehingga individu dan masyarakat
bangkit ke kondisi sebelum bencana.
SIKLUS MANAJEMEN BENCANA
SIKLUS MANAJEMEN BENCANA
 Pencegahan
Tindakan-tindakan di dalam fase ini dirancang untuk menghindari terjadinya sebuah
bencana dan atau mencegah kejadian yang menimbulkan efek merusak terhadap
komunitas atau semacamnya.
 Mitigasi/Pengurangan
Tindakan dalam tahap ini umumnya dilakukan dalam bentuk program-program khusus
yang ditujukan untuk mengurangi efek dari bencana pada sebuah negara atau
masyarakat, misalnya beberapa negara menganggap pengembangan dan
penerapan peraturan pembangunan dapat mengurangi kerusakan dan kerugian.
 Kesiagaan/ Persiapan
Kesiagaan ini biasanya dianggap sebagai langkah-langkah yang memungkinkan
pemerintahan, organisasi, komunitas, maupun individu untuk merespon dengan cepat
serta efektif terhadap situasi yang terkena bencana.
 Pemulihan
Pemulihan adalah proses yang mana masyarakat dan negara tersebut dibantu untuk
kembali ke fungsi mereka seperti biasanya setelah terjadi sebuah bencana. Proses
pemulihan dapat sangat berkepanjangan, antara 5-10 tahun, atau bahkan lebih.
 Pengembangan
Tahap pengembangan menjelaskan hubungan antara kegiatan yang berhubungan
dengan bencana dan peembangunan. Dimasukkan dalam siklus bencana ini bertujuan
untuk memastikan bahwa hasil dari bencana tersebut secara efektif direfleksikan dalam
bentuk kebijakan masa depan dalam kepentingan kemajuan nasional.
Manajemen Penanggulangan
Pada Gunung Meletus
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung
api antara lain:
 Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-
ancamannya
 Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
 Membuat sistem peringatan dini
 Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status
gunung api
 Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang
 Membuat perencanaan penanganan bencana
 Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan
bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika
diperlukan
 Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
 Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos
pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan
status gunung api lewat radio komunikasi.
Penanggulangan Saat
Bencana Gunung Meletus
Penanganan yang harus di lakukan pada saat terjadi gunung
meletus atau becana :
 Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat.
 Lengkapi semua informasi dan klasifikasi kebenaran
berita
 Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur
pelaporan)
 Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja
terkait (persiapan tim)
 Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/
organisasi tugas yang sudah ditetapkan saat
preparednees)
 Sistem Komunikasi memegang peran penting
o Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
 Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja (fasilitas
Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)
 Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan kebutuhan
korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air bersih, transportasi
tim dan korban)
 Mampu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau bantuan
 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai
kering dan daerah aliran lahar;
 Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
 Masuk ruang lindung darurat;
 Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya;
 Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata;
 Jangan memakai lensa kontak;
 Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
 Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
Penanggulangan Pasca
Bencana Gunung Meletus

 Rehabilitasi
 Rekonstruksi
PENANGGULANGAN BANJIR
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran
air yang berlebihan merendam daratan. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air
seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari
batasan alaminya. Ukuran danau atau badan
air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun
banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air
mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia
seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Jenis Banjir
 Banjir Air
 Banjir Cileuncang
 Banjir Laut Pasang (Rob)
 Banjir Bandang
 Banjir Lahar
 Banjir Lumpur
Dampak Terjadinya Banjir
 Merugikan secara umum
 Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak
Banjir
 Mematikan Usaha
 Kerugian Administratif
Cara Penanggulangan Banjir
 Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik.
Sungai dan selokanadalah tempat aliran air sehingga jangan
sampai tercemari dengan sampah ataumenjadi tempat
pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan
selokanmenjadi tersumbat.
 Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan
pepohonan yang dapatmenyerap air dengan cepat.
 Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar
lahan hijau untukpenyerapan air.
 Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan
mempersempit sungaidan sampah rumah juga akan masuk sungai.
 Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena
akan menyebabkanbumi ini akan semakin sulit menahan bebanya
dan membuat permukaan tanah turun.
 Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di
bantaran sungai,karena pohon berperan penting untuk
pencegahan banjir. Sebenarnya menebangpohon tidak dilarang
bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan
tidakmembiarkan hutan menjadi gundul.

Anda mungkin juga menyukai