Anda di halaman 1dari 5

ANALISA PROSES TERJADINYA BENCANA BANJIR DENGN SKEMA GAMBAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Keperawatan Bencana

Dosen Pengampu : Ns. Noor Faidah, S.Kep, M. Kep

Disusun: Zella Evita Sari (2019012217)

PSIK 6B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2022
Skema

Ancaman Bahaya (hazard) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau
mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta benda, kehilangan mat pencaharian, kerusakan
lingkungan. Misalnya: tanah longsor, banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, kebakaran, dan
lain-lain.
Kerentanan (vulnerability) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan
masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana.
Risiko bencana: kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan
vulnerability.

Pemicu bencana:bencana alam yang diakibatkan dari aktivitas alam. Contoh: tsunami, gunung
meletus, badai. Namun ada juga yang disebabkan ulah manusia, contoh: tanah longsor dan
banjir.
Bencana (disaster) menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena.

BENCANA BANJIR
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah debit aliran sungai yang secara relatif besar dari biasanya akibat
hujan yang turun di hulu atau disuatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga air
limpasan tidak dapat ditampung oleh alur/palung sungai yang ada, maka air melimpah
keluar dan menggenangi daerah sekitarnya. Banjir bandang (flash flood) terjadi pada
aliran sungai yang kemiringan dasar sungainya curam. (Kementrian Kehutanan, 2009.)

B. Kategori Banjir
Kategori atau jenis banjir terbagi berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya dan
berdasarkan mekanisme terjadinya banjir:
1. Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya, terdiri dari:
a. Banjir kiriman (banjir bandang) yaitu banjir yang diakibatkan tingginya curah
hujan didaerah hulu sungai.
b. Banjir lokal yaitu banjir yang terjadi karena volume hujan setempat yang melebihi
kapasitas pembuangan disuatu wilayah.

2. Berdasarkan mekanisme terjadinya banjir yaitu:


a. Regular flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh hujan.
b. Irregular flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti tsunami,
gelombang pasang, dan hancurnya bendungan. (Kementrian Kehutanan,2009).
C. Penyebab Banjir
1. Hujan, dimana daam jangka waktu yang panjang atau besarnya hujan selama berhari-
hari.
2. Erosi tanah, dimana menyisatkan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras
diats permukan tanah tanpa terjadi resapan.
3. Buruknya penanganan sampah yaitu menyumbatnya saluran-saluran air sehingga
tubuh air meluap dan membanjiri derah sekitarnya.
4. Pembangunan tempat pemukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan atau
tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan.
5. Bendungan dan saluran air yang rusak dimana menyebabkan banjir terutama pada
saat hujan deras yang panjang.
6. Keadaan tanah dan tanaman dimana tanah yng ditumbuhi banyak tanaman
mempunyai daya serp ir yng besar.
7. Didaerah bebatuan dimana daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan
banjir kiriman atau bnjir bandang. (IDEPfoundation, 2007).

D. Dampak Banjir
1. Aspek penduduk, atara lain berupa korban jiwa atau meninggal, hanyut, tenggelam,
luka-luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya penyakit seperti penyakit kulit,
demam berdarah, malaria, influenza, gangguan pencernaan dn penduduk terisolasi.
2. Aspek Pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atu hilangnya dokumen, arsip,
peralatan, perlengkapan kantor dan terganggunya jalanya pemerintahan,
3. Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya
pasar traditional, kerusakan tu hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya
perekonomian masyarakat.
4. Aspek sarana/prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan,
jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas umum, instalasi
listrik, air minum dan jaringan komunikasi.

5. Aspek Psikologis, dampak bencana alam tidak hanya menimpa fisik, tapi aspek
psikologis sosial korban juga harus mendapat perhatian penting dalam
penanggulangan bencana secara keseluruhan. Gangguan stress pasca trauma,
kecemasan, penggunaan obat-obatan, depresi, kehilangan makna kehidupan,dan
dilingkupi perasaan ketidakpastian masa depan.

E. Manajemen Bencana Banjir


Manajemen bencana adalah proses berkelanjutan yang melibatkan setiap individu,
kelompok, dan komunitas untuk menangani bencana dengan tujuan menghindari atau
mengurangi dampak yang dihasilkannya.
Terdapat empat fase utama dalam manajemen bencana diantaranya adalah pencegahan
(mitigation), kesiapsiagaan (preparedness), tangga darurat (response), dan pemulihan
(recovery).

F. Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana menurut undang-undang nomor 24 tahun 2007 adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Adapun tujuan dari penanggulangan bencana adalah:
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yng sudah ada.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh.
4. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
5. Mempercepat proses pemulihan.

G. Upaya Pencegahan Banjir


1. Pembangunan tanggul-tanggul dipinggir sungai pad titik-titik daerah rawan banjir.
Tujuannya adalah mencegah meluapnya air pada tingkat ketinggian tertentu ke daerah
rawan banjir.
2. Pembangunan kanl-kanal yang betujuan untuk menurunkan tingkat ketinggian air
didaerah aliran sungai dengan menambah dan mengalihkan arah aliran sungai.
3. Pembangunan polder, bertujuan untuk mengumpulkan dan memindahkan air dari
tempat yang mempunyai elevasi rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan
pompanisasi
4. Pembangunan bendungan, bertujuan untuk menampung air didaerah aliran sungai
pada tempat yang aman sehingga dapat mengendalikan debit air pada daerah aliran
sungai berikutnya.
5. Masyarakat bergotong royong membersihkan sungai dari sampah, bertujuan untuk
melancarkan dan mempercepat aliran sungai mencapai muara.
6. Masyarakat bekerja sama membuat sistem dan tempat pembuangan samapi disungai
atau selokan.

Anda mungkin juga menyukai