Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA

Nama Mhs : Wahyu Ismayanti


NIM : 2019012215

1. Diagnosa Medis
Asma Bronkial
2. Dasar Pemikiran ( Patofisiologi dengan menggunakan buku sumber )
Asma bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya repon trachea dan
bronkhus terhadap berbagai rangsanga dengan menifestasi adanya penyempitan jalan
nafasd yang luas dan derejatnya dapat berubasg-ubah baik secara spontan maupun hasil
dari pengobatan. Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam
ekshalasi karena edema pada jalan. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan
perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruki yang kemudian tidak
adekuatventilasi dan saturasi O, sehingga terjadi pernurunan PO2 (hypoxia),Selama
serangan asma, CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama
ekspirasi, dan mneyebabkan acidoxis respiratory dan hypercapnia. Kemudian system
pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea),
kompensasi tersebut menimbulkan hiverpentilasi dan dapat menurunkan kadar CO2
dalam darah.
3. Analisa Sintesa ( Pathways )

Penurunan tingkat kesadaran

Penurunan kerja jantung dan paru

Hipoksia

Gangguan pertukaran gas


Dapat dibantu dengan pemberian oksigen

4. Data Fokus
Perubahan pola nafas,sesak, gelisah
5. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Ventilasi spontan b.d dispneu
6. Tindakan Keperawatan dan Tujuan dilakukan tindakan
Pemberian Oksigen

Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


a. Memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

7. Prinsip-prinsip Tindakan (bukan prosedur tindakan)


a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai indikasi
d. Prosedur pemberian O2, melalui non rebreathing mask 10 L/menit

8. Efek/Komplikasi/Bahaya yang dapat terjadi dari tindaan Keperawatan dan


Pencegahannya
a. Pemberian menggunakan kateter nasal dapat terjadi distensi lambung,
iritasi selaput lender nasofaring, aliran lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan
nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, dan keteter mudah tersumbat
b. Pemberian menggunakan kanul nasal mudah lepas, karena kedalaman kanul
hanya 1cm, dapat mengiritasi selaput lender
c. Pemberian menggunakan sungkup muka sederhana, jika diberikan kurang dari
40% dapat menyebabkan penumpukan CO2
d. Pemberian menggunakan sungkup muka dengan kantong rebreathing jika
aliran oksigen rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen
bisa terlipat
e. Pemberian menggunakan sungkup muka non rebreathing kantong oksigen
bisa terlipat

9. Evaluasi ( Hasil yang didapat dari tindakan tersebut dan maknanya )


 Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dengan bantuan oksigenasi
Maknanya :Klien masih membutuhkan oksigen untuk merasa nyaman untuk bernafas

Anda mungkin juga menyukai