Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU MITIGASI BENCANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampu: Ns. Ainnur Rahmanti., M. Kep

Oleh

VIVI NURTAMA

20101440119105

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KESDAM IV DIPONEGORO SEMARANG

TA 2020
MITIGASI BENCANA DAN ANALISIS RISIKO POTENSI BENCANA BANJIR

Mitigasi atau yang umum disebut sebagai upaya memgurangi keparahan, merupakan
serangkaian upaya yang bertujuan untuk mengurangi risiko suatu bencana melalui berbagai
macam cara seperti melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan dalam menghadapi bencana. Bencana sendiri merupakan peristiwa yang bersifat
mengancam serta mengganggu tatanan kehidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor
alam atau bahkan oleh manusia itu sendiri sehingga menimbulkan dampak yang merugikan
seperti timbulnya korban jiwa, terjadinya kerusakan lingkungan, kerugian harta benda hingga
terjadinya dampak secara psikologis.

Mitigasi bencana memiliki beberapa tujuan seperti mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh bencana khususnya bagi masyarakat, sebagai landasan untuk perencanaan pembangunan
yang lebih baik, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta
mengurangi dampak atau risiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan
aman.

Bencana dalam klasifikasi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi tiga jenis yaitu
bencana alam, bencana non-alam, dan bencana social. Salah satu contoh dari bencana alam ialah
banjir. Banjir atau peristiwa terbenamnya suatu daratan yang disebabkan oleh air. Banjir
merupakan fenomena alam yang telah umum dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, termasuk
di Kabupaten Semarang. Banjir dapat terjadi akibat meluapnya debit air sungai secara berlebihan
yang disertai dengan intensitas curah hujan yang tinggi dan durasi hujan yang lama. Di
Kabupaten Semarang atau yang kini lebih akrab disapa sebagai Kota Ungaran, merupakan kotaa
yang terletak di sebalah selatan Kota Semarang. Meskipun berada didataran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Kota Semarang, Kota Ungaran juga dapat dilanda banjir, namun dalam
intensitas yang tidak sering.

Berikut analisis risiko potensi dari bencana banjir yang dapat muncul:

A. FAKTOR ANCAMAN
Akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari, dapat meningkatkan potensi
terjadinya banjir terutama di wilayah Kota Ungaran. Selain curah hujan yang tinggi
meluapnya air sungai yang tidak mampu untuk menampung debit air yang meningkat
juga merupakan salah satu potensi terjadinya banjir. Bencana banjir dapat menimbulkan
dampak yang merugikan bahkan mengancam kehidupan manusia.
B. KERENTANAN
Kerentanan merupakan sekumpulan kondisi atau akibat keadaan baik dari faktor
fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap kerentanan potensi banjir di Kota Ungaran yaitu:
1) Kerentanan Fisik
Sebagai dampak dari bencana banjir, kerentanan fisik akibat banjir dapat berupa
melemahnya atau rusaknya bangunan – bangunan, infrastruktur penunjang serta
konstuksi yang menjadi lemah atau rusak, misalnya kontruksi jalanan yang sering kali
menjadi rusak akibat terendam genangan air.
2) Kerentanan Ekonomi
Korban bencana banjir dapat mengalami kerentanan ekonomi ditandai dengan
melemahnya daya beli seseorang karena hilangnya harta benda akibat hanyut terbawa
banjir atau rusak akibat banjir. Munculnya kerentanan ekonomi akan mengakibatkan
korban bencana banjir hanya dapat bergantung terhadap bantuan yang diberikan atau
adanya bantuan dari sanak saudaranya.
3) Kerentanan Sosial
Dikaitkan dengan kemiskinan, lingkungan, konflik, tingkat pertumbuhan yang tinggi,
anak – anak, wanita hingga lansia. Sebagai dampak dari suatu bencana, kerentanan
social juga akan berdampak baik pada tingkat kemiskinan yang meningkat sebagai
dampak dari hilangnya harta benda, berdampak pada lingkungan yang rusak, hingga
menyebabkan anak – anak, wanita dan lansia hidup dalam keadaan yang kurang baik.
4) Kerentanan Lingkungan
Timbulnya kerusakan lingkungan, sebagai kerentanan yang timbul akibat dari
bencana banjir, banyaknya lingkungan sekitar yang menjadi rusak, lemahnya
kontruksi tanah sehingga menimbulkan risiko bencana lainnya, dan lingkungan yang
menjadi kotor akibat lumpur dan sampah karena terabawa luapan banjir.
5) Kerentanan Mental
Ketidak tahuan, tidak menyadari, kurangnya percaya diri dan lainnya. Banyak hal
yang dapat terjadi akibat dari suatu bencana dan dapat berdampak pada keadaan
psikologis korban bencana, kurangnya pengetahuan akan menimbulkan banyaknya
kerugian bagi individu yang mengalami bencana alam, sebagai akibat dari bencana
juga dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri baik pada orang lain dan pada
kemampuan diri.

C. KEMAMPUAN
Dalam menghadapi adanya potensi terjadinya banjir terutama di Kota Ungaran,
warga berupaya untuk mencegah berbagai kemungkinan yang ada, seperti tidak
membuang sampah sembarangan di sungai-sungai karena dapat menyebabkan
penumpukan sampah pada sungai yang tidak semestinya ada. Penataan daerah pada aliran
sungai agar tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai. Kemudian
beberapa warga setempat melaksanakan kerja bakti guna membersihkan selokan-selokan
agar tidak menyumbat saluran air. Menyediakan tempat-tempat sampah pada area umum
maupun pada setiap rumah warga. Selain itu, beberepa kegiatan mitigasi bencana dapat
dilakukan oleh pemerinta setempat seperti:
- Melakukan pengenalan dan pemantauan risiko bencana
- Melakukan perencanaan pertisipatif penanggulangan bencana
- Melakukan pengembangan budaya sadar bencana,
- Melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap area – area yang rawan terjadi
banjir.

D. RESIKO
Resiko akibat adanya potensi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam kerugian
seperti terganggunya aktivitas ekonomi warga setempat, rusaknya lingkungan maupun
pencemaran lingkungan, sarana prasarana yang terputus, harta benda yang dapat hanyut
karena banjir. Timbulnya penyakit akibat banjir seperti demam, kedinginan, diare, alergi,
DBD, malaria dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai