Anda di halaman 1dari 9

Tugas

DAMPAK BENCANA BANJIR TERHADAP


KESEHATAN

OLEH :
Kelompok 1
Ivoni astria guslina
Netri nofnita
Yenita Gusti

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Kalpana Kartika, M.Si

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


BUKITTINNGI
2023
DAMPAK BENCANA BANJIR TERHADAP KESEHATAN

Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara
tiba-tiba dalam tempo yang relative singkat dalam hubungannya dengan manusia maupun
lingkungan, seperti bencana gempa bumi, banjir, gunung berapi sehingga memerlukan tindakan
penanggulangan segera. Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah, Indonesia
adalah salah satu Kawasan rawan bencana banjir. Banjir adalah aliran genangan air yang
menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak,2007).
Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia melintasi wilayah padat penduduk.

Banjir dapat dikategorikan berdasarkan lokasi sumber aliran permukaan dan berdasarkan
mekanisme terjadinya banjir. Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya :

a) Banjir Kiriman (banjir bandang) : Banjir yang diakibatkan oleh tingginya curah
hujan didaerah hulu sungai.
b) Banjir lokal : banjir yang terjadi karena volume hujan setempat melebihi kapasitas
pembuangan disuatu wilayah.

Berdasarkan mekanisme banjir terdiri atas 2 jenis :

a. Regular Flood : Banjir yang diakibatkan oleh hujan


b. Irregular Flood : Banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti tsunami, gelombang
pasang, dan hancurnya bendungan.

Secara umum penyebab banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang
disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia
(Sugiyanto,2002).

Yang termasuk sebab-sebab alami diantaranya adalah :

1) Curah Hujan
Indonesia memiliki iklim tropis sehingga sepanjang tahun mempunyai dua musim yaitu
musim hujan umumnya antara bulan Oktober sampai bulan Oktober sampai bulan Maret,
dan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai bulan September. Pada musim
hujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sunagi dan bilamana
melebihi tebing sungai akan timbul banjir atau genangan.
2) Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh pengendapan
berasal dari erosi Daerah Pengaliran Sungai (DPS) dan erosi tanggul sungai yang
berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan
adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
3) Kapasitas Drainase Yang Tidak Memadai
Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainase daerah genangan yang tidak
memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi langganan banjir dimusim hujan.
4) Sampah
Disiplin masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang ditentukan tidak baik,
umumnya mereka langsung membuang sampah ke sungai. Di kota-kota besar hal ini
sangat mudah dijumpai. Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air
banjir karena menghalangi aliran.

i kebersihan lingkungan rumah yang menurun akibat terjadinya banjir. Kondisi ini memudahkan
penularan penyakit terutama penyakit seperti dermatofitosis, leptospirosis, ISPA, diare, malaria,
dan demam berdarah.

Risiko Bencana Banjir

Risiko bencana menurut UU RI No. 24 Tahun 2007 didefinisikan sebagai potensi


kerugian yang ditimbulkan akibat bencana padasuatu daerah dalam kurun waktu tertentu yang
dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan
atau kehilangan harta benda, dan ancaman psikologis masyarakat.

Beberapa penyakit saat banjir dan pasca banjir yang dipantau sering dijumpai diantaranya
demam berdarah, malaria, kolera, diare, disentri, TBC, penyakit kulit, ISPA, dan Leptospirosis.
Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat yang menyebabkan
beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya.Penyakit-penyakit yang muncul akibat bencana
banjir umumnya berkaitan dengan faktor-faktor predisposisi yang muncul pada saat banjir.
Penyakit yang disebabkan bencana banjir ini bsebagian besar menular. Kondisi ini diperburuk
dengan kebersihan diri yg kurang.
Dampak banjir terhadap kesehatan
Dampak bencana seperti banjir terhadap kesehatan bersifat kompleks dan terus menerus , serta
dapat berdampak pada satu orang atau populasi secara bersamaan.

Jenis risiko kesehatan yang mungkin dialami suatu komunitas, tingkat keparahannya, dan
seberapa rentannya komunitas tersebut dapat berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor .
Geografi, jumlah dan kepadatan penduduk serta tingkat kesiapsiagaan dan ketahanan merupakan
bagian dari hal tersebut. Karakteristik banjir juga berperan dalam hal ini, apakah itu banjir
bandang, banjir pesisir, banjir sungai, atau banjir permanen di dataran rendah.

Banjir dapat berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan manusia baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, bukan hanya masyarakat yang pernah
mengalami banjir saja yang terancam kesehatannya. Petugas tanggap bencana, profesional
kesehatan, dan penyedia layanan penting juga dapat terkena dampaknya.

Tenggelam sering kali menjadi perhatian utama ketika menyangkut risiko kesehatan akibat
banjir. Namun risikonya bisa berkisar dari cedera, hipotermia dan gigitan hewan hingga penyakit
menular, kekurangan gizi dan masalah kesehatan mental.

Ketika bencana seperti banjir melanda, fokusnya adalah pada dampak ekonomi dan kerusakan
harta benda, serta korban jiwa. Namun hal ini juga tumpang tindih dengan masalah kesehatan
dalam banyak hal.

Banjir dapat mengganggu layanan kesehatan karena rusaknya infrastruktur, hilangnya tenaga
kesehatan dan akses terhadap obat-obatan, yang dapat menunda layanan atau pengobatan bagi
mereka yang membutuhkannya.

Dampak ekonomi atau hilangnya harta benda dan mata pencaharian akibat bencana banjir dapat
mengakibatkan ketidakpastian finansial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, belum lagi
kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai.
Artikel yang terkait

Keywords:
curah hujan, banjir, pelayanan kesehatan

Abstract
Indonesia adalah negara yang rawan bencana baik secara geografis, geologis maupun sosio-
demografis. Secara geografis, Indonesia merupakan wilayah yang mayoritas terdiri dari laut dan
juga terletak persis diantara garis khatulistiwa sehingga Indonesia sangat dipengaruhi oleh iklim
laut tropik. Kondisi iklim laut tropis membuat curah hujan di wilayah Indonesia relative tinggi
sehingga rentan terhadap bencana banjir akibat curah hujan tinggi maupun banjir akibat pasang
laut, dan juga tanah longsor akibat hujan di dataran tinggi. METODE Target pada kegiatan
pengabdian adalah seluruh masyarakat yang terdampak bencana banjir. Sasaran pada kegiatan
pengabdian adalah seluruh masyarakat yang terdampak bencana banjir. Pengmas ini
dilaksanakan pada bulan maret-mei tahun 2023. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di
Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Samosir. Metode kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan Kesehatan dan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana banjir.
Hasil Pengabdian Dan Pembahasan Kegiatan ini merupakan kesempatan bagi dosen dalam
melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai salah satu bentuk kegiatan tridharma perguruan
tinggi. Bagi khalayak sasaran, pelaksanaan program ini akan sangat bermanfaat untuk
masyarakat kelurahan Talumolo yang terdampak banjir. Kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan berupa pelayanan kesehatan yakni pemeriksaan kesehatan gratis dan pemberian
bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir oleh Kepala Puskesmas Ibu Debora
Hasugian, SKM, MKM yang dibantu oleh Perawat dan para dokter. Output Setelah dilakukan
kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kelurahan Talumolo yang terdampak banjir
diharapkan penyakit-penyakit yang timbul pasca bencana banjir dapat dicegah. Rekomendasi
Tindak Lanjut Berdasarkan evaluasi dan monitoring yang dilakukan maka rekomendasi yang
diajukan bagi kegiatan ini adalah : Kegiatan serupa seharusnya dilaksanakan pada lokasi-lokasi
yang terdampak banjir lainnya. Kegiatan dapat berupa pengobatan gratis, penyuluhan kesehatan,
dan konseling. Kesimpulan Kegiatan pengabdian ini mengenai pelayanan kesehatan kepada
korban yang terdampak banjir di kelurahan Talumolo Kota Gorontalo berupa pengobatan gratis
dan pemberian bantuan telah terlaksana dengan baik. Kegiatan pelayanan kesehatan ini mendapat
respon yang baik dari masyarakat Talumolo yang terdampak banjir. Saran Kegiatan pengabdian
seperti ini dapat dilakukan juga dapat dilakukan di daerah- daerah baik di Kota maupun
Kabupaten lain yang terdampak banjir.

Keywords:
Perubahan Iklim, Kesehatan

Abstract
ABSTRAK

Perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung yaitu mempengaruhi kesehatan manusia secara langsung berupa
paparan langsung dari perubahan pola cuaca ( temperatur, curah hujan, kenaikan muka air
laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrim). Kejadian cuaca ektrim dapat mengancam
kesehatan manusia bahkan kematian. Selain itu mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak
langsung. Mekanisme yang terjadi adalah perubahan iklim mempengaruhi faktor lingkungan
seperti perubahan kualitas lingkungan (kualitas iar,udara, dan makanan), penipisan lapisan
ozon,penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, dan degradasi lahan yang pada
akhirnya faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan manusia. Dampak tidak
langsunya berupa kematian dan kesakitan akibat penyakit terkait perubahan iklim dipicu oleh
adanya perubahan suhu,pencemaran udara,penyakit bawaan air dan makanan, serta penyakit
bawaan ventor dan hewan pengerat, Malnutrisi, dapat terjadi karena terganggunya sumber
makanan dan panen. Dari uraian diatas maka saran yang dapat kami sampaikan adalah untuk
memperkuat regulasi aturan yang meperhatikan kualitas lingkungan sehingga dampak
lingkungan dan kesehatan dapat di minimalisasi bahkan di hilangkan, kolaborasi dan sinergitas
sektor yang penting dalam mengatasi perubahan iklim. Untuk masyarakat : untuk selalu
menjaga lingkungan, hemat pemakaian energi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor,
mengelola sampah rumah tangga, dll

Keywords:
banjir, dampak banjir, kesehatan

Abstract
Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia, terutama di kota-kota
besar yang memiliki daerah resapan air kurang memadai. Secara topografis, Kota Pekalongan
terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa, akibatnya di beberapa kawasan Kota
Pekalongan sering mengalami banjir setiap tahunnya. Banjir juga menjadi masalah dikarenakan
banjir dapat mempengaruhi sector kehidupan masyarakat, khususnya kesehatan. Adapun
permasalahan kesehatan yang muncul akibat adanya banjir antara lain diare, demam berdarah,
penyakit leptospirosis, ISPA, penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, dan lain sebagainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak banjir pada kesehatan masyarakat
di Kelurahan Krapyak Kota Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode descriptive kuantitatif, dimana dengan menggunakan data jumlah masyarakat yang
terdampak, dan jumlah keluhan penyakit. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil yaitu nilai
korelasi antara jumlah masyarakat (KK) yang terdampak banjir dengan jumlah keluhan penyakit
pasca banjir adalah 0.887, yang berarti terdapat hubungan antara jumlah masyarakat yang
terdampak banjir dengan jumlah keluhan penyakit pasca banjir. Dari hasil penelitian juga
didapatkan adanya peningkatan jumlah keluhan penyakit pasca banjir 2 tahun terakhir masing –
masing meningkat 5%, 25%, 25%. Oleh sebab itu perlunya sinergi antara pemerintah dan
masyarakat untuk meminimalisir banjir dengan cara menjaga lingkungan dengan baik tidak
mengganggu kondisi kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Y., Ningrum, M. V. R., & Setyasih, I. (2022). Dampak Bencana Banjir Terhadap
Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. JPG (Jurnal Pendidikan
Geografi), 9(1), 40–48. https://doi.org/10.20527/jpg.v9i1.12457

Barru, K., & Kepala, M. S. (2022). SEHAT ( PHBS ) PASCA BANJIR DI PANTI ASUHAN
FURQAN Laksmi Trisasmita. 19(3), 434–448.

Isnugroho. (2006). Tinjauan Penyebab Banjir dan Upaya Penanggulangan. Alami: Jurnal Air,
7(2).

Khasanah, N., & Nurrahima, A. (2019). Upaya Pemeliharaan Kesehatan Pada Korban Banjir
Rob. Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 2(2), 15. https://doi.org/10.32584/jikk.v2i2.410

Kristianto, A. (2010). Tanggap Bencana Alam Banjir. Angkasa Bandung.

Nurullita, U., Ritonga, G. M., & Mifbakhuddin, M. (2021). Pengetahuan Warga tentang Bahaya
Keselamatan dan Bahaya Kesehatan yang Terjadi pada Banjir (Studi di Daerah Rawan Banjir di
Bandarharjo Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(3), 154.
https://doi.org/10.26714/jkmi.16.3.2021.154-159

Permatasari, I. S. (2012). Strategi Penanganan Kebencanaan di Kota Semarang (Studi Banjir dan
Rob). Journal of Public Policy and Management Review, 191–200.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/view/335/337

Pratomo, A. J. (2008). Analisis Kerentanan Banjir di Daerah Aliran Sungai Sengkarang


Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.

Priyanto, A. T. (2010). The Impact of Human Activities on Coastal Zones and Strategies
Towards Sustainable Development: A Case Study in Pekalongan, Indonesia. University of
Twente.

Rahayu, H. P. (2009). Banjir dan Upaya penanggulanganya. Promise. Program for Hydro-
Meteorological Risk Mitigation Bandung, Secondary Cities in Asia) Indonesia.
Reski, G., & Zahtamal, Z. (2021). Perilaku Masyarakat Dalam Menghadapi Dampak Kesehatan
Akibat Bencana Banjir Di Desa Lubuk Siam, Kabupaten Kampar, Riau. Jurnal Ilmu Kedokteran
(Journal of Medical Science), 15(2), 69. https://doi.org/10.26891/jik.v15i2.2021.69-78

Santri, Apriyanto, E., & Utama, S. P. (2020). Dampak Sosial Ekonomi dan Estimasi Kerugian
Ekonomi Akibat Banjir di Keluaran Rawa Makmur Kota Bengkulu. NATURALIS - Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 9(2), 77–94.

Sebastian, L. (2008). Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir. Jurnal Dinamika


Teknik Sipil., Vol. 8, 162–169.

Suparto. (2014). Analisis Korelasi Variabel -Variabel Yang Mempengaruhisiswa Dalam


Memilih Perguruan Tinggi. Jurnal IPTEK, 18(02), 1–9. https://ejurnal.itats.ac.id/iptek

Suryani, A. S. (2013). Mewaspadai Potensi Penyakit Pasca Banjir. Info Singkat Kesejahteraan
Sosial. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data Dan Informasi, 5.

WHO. (2010). Flooding and Communicable Diseases: Risk Assessment and Preventive
Measures. WHO Communicable Diseases Working Group on Emergencies.
https://www.who.int/hac/techguidance

Anda mungkin juga menyukai