PENDAHULUAN
bencana, apalagi kondisi iklim yang saat ini tidak menentu. Supartini, dkk. (2017:
Hindia. Indonesia memiliki 3 (tiga) pola iklim dasar monsunal, khatulistiwa, dan
sistem iklim lokal yang menyebabkan perbedaan pola curah hujan yang dramatis.
dan pengaruh perubahan iklim, seperti kenaikan suhu temperature dan permukaan
air laut pada wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa. Hal ini
suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir
kejadian alam. Kejadian alam meliputi curah hujan yang tinggi,kapasitas alur
sungai yang tidak mencukupi, aliran anak sungai yang tertahan oleh aliran induk
sungainya, terjadinya akumulasi debit puncak sungai induk dan anak sungai di
pertemuan sungai pada waktu yang sama (Erman Mawardi (2011: 5).
Kejadian bencana di Aceh meningkat tiap tahunnya, dalam satu dekade ini
terjadi sekitar ratusan bencana di Aceh, yang sering terjadi adalah bersifat hidro-
hampir melanda sebagian wilayah Aceh khususnya Kota Langsa sepanjang tahun
”. Pada tahun 2014 bencana banjir melanda 2 kecamatan yaitu Langsa Barat dan
Langsa Kota, yang disebabakan oleh air pasang laut dan hujan lebat, yang
cm. Pada tahun 2015 bencana banjir melanda 5 kecamatan sekaligus, yang
cm s/d 1.20 cm. Pada tahun 2016 bencana banjir melanda 2 kecamatan yaitu
Langsa Barat dan Langsa Kota yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi,
juga melanda Langsa Barat dan Langsa Kota, yangdisebabkan oleh air pasang laut
dan curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan 30 KK juga terdampak resiko
bencana. Pada tahun 2018 banjir melanda 1 kecamatan yaitu Langsa Kota yang
diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, ketinggian air mencapai ± 30 cm.
banjir akibat hujan deras yang terus menerus di wilayah ini. Ketinggian banjir
ruas jalan antar kecamatan yang mengakibatkan 4 desa terisolir. Warga yang
Indonesia. Kota langsa berada lebih kurang 400 km dari kota Banda Aceh. Secara
permukaan laut. Kota Langsa merupakan salah satu wilayah pesisir di provinsi
Aceh yang terbilang cukup aman dari resiko bencana. Karena daerah ini
merupakan daerah tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga
setiap tahun ada dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan dan musim kemarau biasanya terjadi secara acak sepanjang tahun.
Meskipun perubahan cuaca sering, curah hujan rata-rata per tahun berkisar dari
1500 mm sampai 3000 mm, sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28 -32
C dan kelembapan relatif rata-rata 75%. Walaupun terbilang aman, bencana alam
seperti banjir, pohon tumbang, puting beliung dan tanah longsor menimbulkan
mewaspadai terjadinya luapan air. Luapan air yang sampai kerumah warga dapat
elektronik. Selain itu adanya arus listrik yang dekat dengan air sangat berbahaya
bagi masyarakat kata “Rinaldi Aulia”. Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Salah satu kecamatan yang terkena dampak banjir terbesar ialah kecamatan
Langsa Kota tepatnya di desa Gampong jawa yang terdapat daerah aliran sungai
(DAS). Gampong Jawa merupakan salah satu daerah di Kota Langsa yang
krueng langsa ,banjir dari luapan sungai sebagian besar pemukiman penduduk
tergenang air berkisar antara kedalaman ada yang sepinggan dan juga seleher
orang dewasa. Meluapnya Krueng Langsa karena hujan deras melanda Kota
korban jiwa.
tepat guna dan berdaya guna (UU No. 24, 2007). Kesiapsiagaan merupakan salah
(Firmansyah, 2014). Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya antisipasi dan pe-
ngurangan risiko bencana dapat berupa pe-ngetahuan yang dimiliki seseorang dan
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
masalah:
Kota Langsa?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bencana
Bencana merupakan sesuatu yang bersifat merusak dan datang secara tiba-
tiba yang dapat merugikan manusia secara fisikmaupun non fisik. Pendapat ini
didukung oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana memunyai arti sesuatu
dkk.2012).
Suatu kejadian, yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia,
sumberdayanya.
dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Terdapat dua kategori bencana,
yaitu:
Bencana alam (natural disaster) adalah suatu kejadian alam yang berlebihan yang
Bencana buatan adalah bencana yang ditimbulkan oleh perbuatan dan aktivitas
Cakupan wilayah tersebut menurut Efendy & Makhfuldi (2009), antara lain:
Bencana local, bencana yang memberikan dampak pada wilayah sekitarnya dan
Bencana regional, bencana yang memberikan dampak georafis secara luas dan
kerugian yang besar. Secara garis besar, menurut Noor (2011) bencana terjadi
lingkungan.
Bencana merupakan suatu hal yang merusak dan menimbulkan kerugian bagi
manusia. Bencana yang sering terjadi di Kota Langsa merupakan bencana alam
lokal dan regional seperti banjir, dan angin kencang. Umumnya faktor penyebab
bencana yang terjadi di Kota Langsa biasanya diakibatkan oleh ulah manusia dan
faktor alam.
2.2 Banjir
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun factor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya
genangan pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang
semakin meninggi, mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak
dilewati aliran air. Bencana banjir merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa
Menurut Dibyosaputro (1998) Banjir merupakan satu bahaya alam yang terjadi
di alam ini dimana air mengenang lahan- lahan rendah di sekitar sungai sebagai
1. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran
sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem
2. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang
4. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat
menahan tekanan air maka bendungan akan hancur, air sungai yang terbendung
bagi manusia. Bencana yang sering terjadi di Kota Langsa merupakan bencana
alam local dan regional seperti banjir.Umumya factor penyebab bencana yang
terjadi di Kota Langsa biasanya diakibatkan oleh ulah manusia dan factor alam.
2.2.2 Kesiapsiagaan
tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan
untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna.
yang baik secara invidu maupun kelompok yang memiliki kemampuan secara
adalah bentuk apabila suatu saat terjadi bencana dan apabila bencana masih lama
akan terjadi, maka cara yang terbaik adalah menghindari resiko yang akan terjadi,
tempat tinggal, seperti jauh dari jangkauan banjir. Kesiapsiagaan adalah setiap
kapasitas operasional dan memfasilitasi respon yang efektif ketika suatu bencana
yang bertujuan untuk mengurangi resiko bencana. Sehingga semua kegiatan yang
pemahaman tentang upaya yang harus dilakukan baik itu pasca ataupun pra
bencana, kemudian mengajak masyarakat lebih sadar akan bencana yang terjadi
akibat ulah manusia yang menjaga dan mencintai lingkungan dengan cara
UURI No.24 thn 2007, kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis,
dengan ancaman bahaya (hazard) yang ada (Latief dalam Asyriyati, 2011).
disebabakan oleh factor fisik, soaial, dan lingkungan. Pendapat ini didukung oleh
kondisi dan atau suatu akibat keadaan (factor fisik, sosial, ekonomi, lingkungan )
bencana.
Jika suatu bahaya merupakan suatu fenomena atau kondisi yang sulit diubah
maka kerentanan masyarakat relative dapat diubah. Maka dari itu, pengurangan
dan institusi.
cukup, Hal ini karena banyak masyarakat yang kurang mendapat akses informasi,
dan sedikit dari mereka yang mendapat pelatihan tanggap bencana. Hal ini tidak
naik, untuk itu maka dibutuhkan pemaaman sejak dini untuk mengurangi tingkat
yaitu
Sistem ini meliputi tanda peringatan dan distribusi informasi akan terjadinya
bencana.
Sumber daya yang tersedia baik Sumber daya manusia (SDM), maupun
Klasifikasi tingkat kesiapsiagaan tersebut yaitu Sangat Siap, Siap, Hampir Siap,
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian berlangsung dari bulan april 2020 sampai dengan agustus
2020 selama lima bulan, waktu penelitian tersebut mencakup proses dari awal
kerangka kerja, persiapan alat dan bahan, pengumpulan data. analisis data, dan
penyusunan laporan. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut.
Bulan ke
No Kegiatan
Mei
Juli Agus Sep
Juni
3. Pengumpulan Data
4. Analisis Data
5. Penyusunan Laporan
Azwar, S (2018: 6), penelitian deskriftif melakukan analisis hanya sampai pada
sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan, Uraian kesimpulan
kecenderungan.
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. “Survei menurut (Jonathan
Sarwono : 2006) merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu.” Peneliti melakukan survei
agar lebih memahami bagaimana keadaan daerah dan perilaku masyarakat yang
akan diteliti.
3.3.1 Populasi
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya ”. Dalam
penelitian ini populasi di tiga dusun Gampong Jawa Kota Langsa adalah 825,
dimana Dusun Jawa Belakang satu 435 KK, Dusun Amalia 169 KK, Dusun Jawa
3.3.2. Sample
Menurut Sugiono.(2016). menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. untuk itu sampel yang
hanya mengambil sampel masyarakat di tiga dusun yang dimana tiga dusun ini
yang dekat dengan bantaran sungai, dan dusun ini yang berdampak resiko banjir
terparah yaitu kepala keluarga (KK). Sugiono (2016 :81) menyatakan “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Terkait dengan besar sampel yang akan diambil, ditentukan dengan rumus Slovin
Dimana:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
a. Observasi
interaksi. Kata observasi berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis
b.Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
wawancara adalah cara umum dan ampuh untuk memahami suatu keinginan atau
cari.
c. Dokumentasi
Dari pengertian dia atas penulis menyimpulkan bahwa dokumentasi adalah teknis
d.Angket
yang dijawab dan ditulis oleh responden (Tanzeh, 2009). Metode pengumpulan
tertulis untuk dijawab secara tertulis atau responden. Angket sering juga disebut
kuesioner
Penilaian kuisioner menggunakan skala likert, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
1. Kurang Setuju 1
2. Setuju 2
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 4
Kesiapsiagaan:
Rumus:
Sumber : Jati, 2013
parameter yang diindeks (masing-masing pertanyaan bernilai satu). Total skor riil
parameter yang bersangkutan. Indeks berada pada kisaran nilai 0 – 100, sehingga
2 65 – 79 Siap
3 55 – 64 Hampir siap
4 40 – 54 Kurang siap