Anda di halaman 1dari 12

DWI SUPRASTYO

H152150061
PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN

ANALISIS BANJIR
BANDUNG 2

2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banjir adalah permasalahan umum yang terjadi di sebagian besar wilayah


Indonesia ketika memasuki musim hujan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan
Bencana banjir merupakan limpasan air yang tinggi dari muka air normal, sehingga
meluap dari tanggul sungai menyebabkan adanya genangan rendah di sisi sungai.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir, di antaranya adalah
curah hujan dalam jangka waktu yang lama, terjadi erosi tanah yang menyisakan
batuan dan tidak ada resapan air, tersumbatnya aliran air, penebangan hutan secara
liar yang tidak terkendali, topologi suatu wilayah, kiriman atau karena banjir
bandang, bisa juga karena alih fungsi lahan menjadi bangunan atau permukiman.
Untuk menangani masalah tersebutdan sebagai langkah antisipasidini
terhadap bahay banjir perlu dibuat sebuah penanggulangan dini dengan membuat
pemetaan penentuan wilayah-wilayah di Kabupaten Bandung 2 yang sekiranya
rawan terkena banjir, sehingga dapat memperkecil resikodi daerah tersebut sebagai
akibat terjadinya banjir. Untuk pembuatan pemetaan inipenerapan Sistem Informasi
Geografis (SIG) merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan, karena SIG
memiliki kemampuan yang sangat luas baik dalam proses pemetaan maupun
analisisnya. Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem yang mampu
membangun, memanipulasi, dan menampilkan informasi yang memiliki referensi
geografis.

Tujuan Praktikum

Tujuan yang diperoleh dari praktikum SIG ini adalah :

a. Mengetahui cara pengolahan data beserta analisisnya berbasis SIG


b. Mengetahui cara pemetaan daerah rawan banjir atau sesuai topik kebutuhan.
BAB II
PEMBAHASAN dan ANALISA

Pembahasan
Terdapat dua proses paling penting dalam analisis data yaitu pemberian
skor dan pembobotan. Dua proses tersebut dilakukan setelah proses klasifikasi nilai
dalam tiap parameter. Setelah kedua proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan
tahap analisis tingkat kerawanan banjir.
 Pemberian skoran
Pemberian skor dimaksudkan sebagai pemberian skor terhadap masing-
masing kelas dalam tiap parameter. Pemberian skor ini didasarkan pada pengeruh
kelas tersebut tehadap banjir. Semakin tinggi pengaruhnya terhadap banjir, maka
skor yang diberikan akan semakin tinggi
 Pemberian skor kelas kemiringan
Kemiringan lahan semakin tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi. Air
yang berada pada lahan tersebut akan diteruskan ke tempat yang lebih
rendah semakin cepat, dibandingkan lahan yang kemiringannya rendah
(landai). Sehingga kemungkinan terjadi penggenangan atau banjir pada
daerah yang derajat kemiringan lahannya tinggi semakin kecil (Tabel 1).

Tabel 1 Skor untuk kelas kemiringan lahan


No Kelerengan Skor
1 0_3 9
2 3_8 7
3 8_15 5
4 15_30 3
5 30_45 2
6 >45 1

 Pemberian skor kelas tekstur tanah


Tanah dengan tekstur sangat halus memiliki peluang kejadian banjir yang
tinggi, sedangkan tekstur yang kasar memiliki peluang kejadian banjir yang
rendah. Hal ini disebabkan semakin halus tekstur tanah menyebabkan air
aliran permukaan yang berasal dari hujan maupun luapan sungai sulit untuk
meresap ke dalam tanah, sehingga terjadi penggenangan. Berdasarkan hal
tersebut, maka pemberian skor untuk daerah yang memiliki tekstur tanah
yang semakin halus semakin tinggi (Tabel 2).

Tabel 2 Skor untuk kelas tekstur tanah


No Tekstur Tanah Skor
1 Lempung Berpasir 9
2 Liat Berpasir 7
3 Lempung 5
4 Liat 3
5 Geluh Pasir 2
6 Pasir 1

 Pemberian skor kelas penutupan lahan


Penggunaan lahan akan mempengaruhi kerawanan banjir suatu daerah.
Penggunaan lahan akan berperan pada besarnya air limpasan hasil dari
hujan yang telah melebihi laju infiltrasi. Daerah yang banyak ditumbuhi oleh
pepohonan akan sulit mengalirkan air limpasan. Hal ini disebabkan besarnya
kapasitas serapan air oleh pepohonan dan lambatnya air limpasan mengalir
disebabkan tertahan oleh akar dan batang pohon, sehingga kemungkinan
banjir lebih kecil daripada daerah yang tidak ditanami oleh vegetasi (Tabel 3).

Tabel 3 Skor untuk kelas penutupan lahan


No Tekstur Tanah Skor
1 Pertanian Lahan 9
Kering/Sawah
2 Permukiman 7
3 Semak Belukar/Alang- 5
alang
4 Perkebunan 3
5 Hutan 2
6 Tanah 1

 Pemberian skor kelas curah hujan


Daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi akan lebih mempengaruhi
terhadap kejadian banjir. Berdasarkan hal tersebut, maka pemberian skor
untuk daerah curah hujan tersebut semakin tinggi. pemberian skor kelas
curah hujan dibedakan berdasarkan jenis data curah hujan tahunan,
dimanadata curah hujan dibagi menjadi lima kelas (Tabel 4).

Tabel 4 Skor untuk kelas curah hujan


No Curah Hujan Skor
1 <1500 1
2 1501-2000 3
3 2001-2500 5
4 2501-3000 7
5 >3000 9

 Pembobotan
Pembobotan adalah pemberian bobot pada peta digital terhadap masing –
masing parameter yang berpengaruh terhadap banjir. Makin besar pengaruh
parameter terhadap kejadian banjir maka bobot yang diberikan semakin tinggi (Tabel
5).
Tabel 5 Bobot parameter penyebab banjir
No Tekstur Tanah Skor
1 Kelerengan 0,20
2 Land Cover 0,15
3 Tekstur Tanah 0,20
4 Curah Hujan 0,15
Analisis tingkat kerawanan dan resiko banjir di wilayah Bandung 2

Analisis ini ditujukan untuk penentuan nilai kerawanan dan resiko suatu
daerah terhadap banjir. Nilai kerawanan suatu daerah tehadap banjir ditentukan dari
total penjumlahan skor seluruh parameter yang berpengaruh tehadap banjir. Nilai
kerawanan ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
K = Nilai kerawanan
Wi = Bobot untuk parameter ke-i
Xi = Skor kelas pada parameter ke-i
n
X = Σ (Wi x Xi)
i=1
25
Menurut Kingma (1991) untuk menetukan lebar interval masing-masingkelas
dilakukan dengan membagi sama banyak nilai-nilai yang didapat dengan jumlah
interval kelas yang ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
i = Lebar interval
R = Selisih skor maksimum dan skor minimum
n = Jumlah kelas kerawanan banjir
Daerah yang sangat rawan terhadap banjir akan mempunyai total nilai yang
tinggi dan sebaliknya daerah yang tidak rawan terhadap banjir akan mempunyai total
nilai yang rendah. Dari tabel 10 menunjukkan tingkat kerawanan banjir berdasarkan
nilai kerawanan penjumlahan skor masing-masing parameter banjir di wilayah
Bandung 2.

Tabel 10 Nilai tingkat kerawanan banjir


No Curah Hujan Skor
1 Sangat Tinggi >0,298
2 Tinggi 0,246-0,298
4 Rendah 0,219-0,245
5 Sangat Rendah <0,219
Masing-masing kelas kerawanan banjir tersebut mempunyai karakteristik
banjir yang dapat dilihat berdasarkan frekuensi, durasi, dan kedalaman banjir.

Langkah Pengolahan dengan Aplikasi ArcMap


Setelah data didapatkan dan diolah pada excel lalu masuk ke SIG dan
merggunakan ArcMap. Setelah ArcMap terbuka lalu klik Add Data untuk
memasukkan peta yang mau diolah misal BANDUNG 2. Selanjutnya setelah peta
dimasukkan lalu klik kanan pada layer Bandung 2>open attribute table, dan tambah
atribute klik table options pada pojok kiri atas table>klik Add field. Setelah table add
field keluar pada kolom name dikasih nama sesuai dengan yang mau kita cari, pada
tugas ini dikasih nama (kelerengan, land cover, tekstur tanah, dan curah hujan) lalu
pada kolom type dikasih double dan field propertise dikasih 10 dan 10. Selanjutnya
masuk pada query.
Pada query ini adalah penetuan nama yang mau dikasih berdasarkan
atribute dengan menggunakan data diatas tersebut. Misal menentukan nama pada
atribute kelerengan. Klik select by atrtibutes lalu keluar gambar seperti berikut:
Gambar 1. Penentuan nama pada atribute kelerengan

Disini dilakukan select from where sesuai data yang kita dapat dan yang
diolah diatas/ atau memasukkan rumus. Lalu setelah rumus dimasukkan klik apply.
Setelah itu akan muncul pada tabel besar, pada tabel besar tersebut pilih atribute
kelerengan lalu atribut tersebut akan kuning >klik kanan>filed calkulator lalu muncul
table calkulator lalu berikan anama pada kolom kelerengan dengan nama “0,094”
lalu OK. Begitu sterusnya sesuai dengan skor. Dan begitu juga dengan atribute-
atribute land cover, tekstur tanah, dan curah hujan. Berikut dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 2. Pemberian nama

Setelah penetuan score dilakukan selanjutnya skor ke empat atribute di


jumlahkan dengan terlebih dahulu membuat atribute baru yaitu Total Kriteria. Pada
atribute ini klik kanan>field calkulator lalu keluar table calkulator lalu pada kolom total
kriteria disi dengan mengambil data dari kolom diatasnya yaitu fields lalu masukkan
satu persatu atribute yang mau di jumlahkan misal pada tugas ini adalah pilih
(kelerengan+land cover+tekstur tanah+curah hujan) lalu klik oke. Berikut dapat
dilihat pada gambar.
Gambar 3. Penjumlahan skor

Setelah hasil total didapatkan atau di ketahui, itulah yang akan menjadi nilai
tingkat kerawanan banjir. Selanjutnya pada table buat atribute baru dengan
menggunakan add field lalu kasih nama Kelas Kerentanan, lalu dilakukan query lagi
dengan mengklik select by atribute dengan memasukkan select from where yaitu
total kriteria=tingkat kerawanan yang kita inginkan lalu OK. Selanjutnya kasih nama
dengan menggunakan field calkulator lalu kasih nama Sangat Tinggi atau yang
lainnya sesuai data yang kita masukkan.
Selanjutnya pada layer klik kanan>propertise lalu muncul layers
properties>symbolgy>categories lalu pada value field lalu pilih kelas kerentanan>add
all values selanjutnya akan muncul kelas kerentanan yang kita olah tadi, selanjutnya
urutkan dari yang tertinggi ke yang terendaha atau sebaliknya, lalu kasih warna
sesuai yang kita butuhkan pada color ramp lalu klik OK. Berikut dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 4. Pemberian warna pada tingkat kerentanan

Setelah ini akan muncul warna sesuai dengan gambar diatas dan sesuai dengan
kelas kerentanannya. Berikut gambar hasil Kerentanan Banjir pada Bandung 2.

Gambar 5. Hasil kerentanan banjir pada Bandung 2


BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan analisis kerawanan


banjir di daerah Bandung 2 adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan pembobotan ada 4 faktor dominan yang paling memberikan
sumbangan terhadap terjadinya banjir yaitu: kelerengan, tutupan lahan, tekstur
tanah, dan curah hujan
2. Terdapat 4 level kerawanan banjir di daerah Bandung 2 yaitu sangat tinggi,
tinggi, rendah, sangat rendah.
3. Dari hasil pengolahan peta, daerah rawan banjir berada di daerah Utara, Timur
Laut dan tenggara wilayah Bandung 2.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB). 2011. Indeks Rawan Bencana


Indonesia. http://bnpb.go.id/website/file/pubnew/111.pdf.

Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop. Penerbit Informatika Bandung, Bandung.
………………... 2009. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung: Informatika

Anda mungkin juga menyukai