H152150061
PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN
ANALISIS BANJIR
BANDUNG 2
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Pembahasan
Terdapat dua proses paling penting dalam analisis data yaitu pemberian
skor dan pembobotan. Dua proses tersebut dilakukan setelah proses klasifikasi nilai
dalam tiap parameter. Setelah kedua proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan
tahap analisis tingkat kerawanan banjir.
Pemberian skoran
Pemberian skor dimaksudkan sebagai pemberian skor terhadap masing-
masing kelas dalam tiap parameter. Pemberian skor ini didasarkan pada pengeruh
kelas tersebut tehadap banjir. Semakin tinggi pengaruhnya terhadap banjir, maka
skor yang diberikan akan semakin tinggi
Pemberian skor kelas kemiringan
Kemiringan lahan semakin tinggi maka air yang diteruskan semakin tinggi. Air
yang berada pada lahan tersebut akan diteruskan ke tempat yang lebih
rendah semakin cepat, dibandingkan lahan yang kemiringannya rendah
(landai). Sehingga kemungkinan terjadi penggenangan atau banjir pada
daerah yang derajat kemiringan lahannya tinggi semakin kecil (Tabel 1).
Pembobotan
Pembobotan adalah pemberian bobot pada peta digital terhadap masing –
masing parameter yang berpengaruh terhadap banjir. Makin besar pengaruh
parameter terhadap kejadian banjir maka bobot yang diberikan semakin tinggi (Tabel
5).
Tabel 5 Bobot parameter penyebab banjir
No Tekstur Tanah Skor
1 Kelerengan 0,20
2 Land Cover 0,15
3 Tekstur Tanah 0,20
4 Curah Hujan 0,15
Analisis tingkat kerawanan dan resiko banjir di wilayah Bandung 2
Analisis ini ditujukan untuk penentuan nilai kerawanan dan resiko suatu
daerah terhadap banjir. Nilai kerawanan suatu daerah tehadap banjir ditentukan dari
total penjumlahan skor seluruh parameter yang berpengaruh tehadap banjir. Nilai
kerawanan ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
K = Nilai kerawanan
Wi = Bobot untuk parameter ke-i
Xi = Skor kelas pada parameter ke-i
n
X = Σ (Wi x Xi)
i=1
25
Menurut Kingma (1991) untuk menetukan lebar interval masing-masingkelas
dilakukan dengan membagi sama banyak nilai-nilai yang didapat dengan jumlah
interval kelas yang ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
i = Lebar interval
R = Selisih skor maksimum dan skor minimum
n = Jumlah kelas kerawanan banjir
Daerah yang sangat rawan terhadap banjir akan mempunyai total nilai yang
tinggi dan sebaliknya daerah yang tidak rawan terhadap banjir akan mempunyai total
nilai yang rendah. Dari tabel 10 menunjukkan tingkat kerawanan banjir berdasarkan
nilai kerawanan penjumlahan skor masing-masing parameter banjir di wilayah
Bandung 2.
Disini dilakukan select from where sesuai data yang kita dapat dan yang
diolah diatas/ atau memasukkan rumus. Lalu setelah rumus dimasukkan klik apply.
Setelah itu akan muncul pada tabel besar, pada tabel besar tersebut pilih atribute
kelerengan lalu atribut tersebut akan kuning >klik kanan>filed calkulator lalu muncul
table calkulator lalu berikan anama pada kolom kelerengan dengan nama “0,094”
lalu OK. Begitu sterusnya sesuai dengan skor. Dan begitu juga dengan atribute-
atribute land cover, tekstur tanah, dan curah hujan. Berikut dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 2. Pemberian nama
Setelah hasil total didapatkan atau di ketahui, itulah yang akan menjadi nilai
tingkat kerawanan banjir. Selanjutnya pada table buat atribute baru dengan
menggunakan add field lalu kasih nama Kelas Kerentanan, lalu dilakukan query lagi
dengan mengklik select by atribute dengan memasukkan select from where yaitu
total kriteria=tingkat kerawanan yang kita inginkan lalu OK. Selanjutnya kasih nama
dengan menggunakan field calkulator lalu kasih nama Sangat Tinggi atau yang
lainnya sesuai data yang kita masukkan.
Selanjutnya pada layer klik kanan>propertise lalu muncul layers
properties>symbolgy>categories lalu pada value field lalu pilih kelas kerentanan>add
all values selanjutnya akan muncul kelas kerentanan yang kita olah tadi, selanjutnya
urutkan dari yang tertinggi ke yang terendaha atau sebaliknya, lalu kasih warna
sesuai yang kita butuhkan pada color ramp lalu klik OK. Berikut dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 4. Pemberian warna pada tingkat kerentanan
Setelah ini akan muncul warna sesuai dengan gambar diatas dan sesuai dengan
kelas kerentanannya. Berikut gambar hasil Kerentanan Banjir pada Bandung 2.
Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop. Penerbit Informatika Bandung, Bandung.
………………... 2009. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung: Informatika