Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENAMBAHAN RUMPUT DAN VARIASI POLA

PEMASANGAN PAVING BLOCK TERHADAP LIMPASAN


PERMUKAAN

The Effect Of Grass Addition And Variation Installation Of Paving Block Pattern To
Surface Runoff

ARTIKEL ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh

NI KADEK ASRI RESMI WIDIANTI

F1A 015 096

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PENGARUH PENAMBAHAN RUMPUT DAN VARIASI POLA PEMASANGAN
PAVING BLOCK TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN

Ni Kadek Asri R W1, I Wayan Yasa2, I D G Jaya Negara3


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram


ABSTRAK
Semakin berkembangnya pembangunan di daerah perkotaan sebagai dampak dari pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan pariwisata yang pesat, menyebabkan
berkurangnya lahan hijau untuk resapan air ,sehingga debit limpasan permukaan meningkat yang dapat
memicu banjir dan genangan air. Untuk mengurangi terjadinya banjir dan genangan, maka perlu upaya
untuk mengurangi penggunaan tutupan lahan kedap air (perkerasan beton) dan menggantinya dengan
tutupan lahan yang dapat meningkatkan resapan air hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh permukaan lahan terhadap besarnya nilai koefisien limpasan permukaan (C).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat rainfall simulator. Penelitian ini
menggunakan paving block berbentuk bata ukuran 20 x 10 x 8 cm dengan variasi pola pemasangan
susun bata dan anyaman tikar yang dikombinasikan dengan rumput gajah mini dengan perbandingan
campuran 75% : 25%. Pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran intensitas hujan, volume limpasan,
dan koefisien limpasan permukaan (C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rumput gajah mini memberikan pengaruh
terhadap nilai koefisien limpasan permukaan. Pada paving block tanpa penambahn rumput gajah mini
memiliki nilai koefisien yang lebih besar. Dengan nilai koefisien yang dihasilkan untuk semua variasi
lahan uji yaitu tanah nilai koefisien limpasan permukaan yang dihasilkan berkisar 0,39 – 0,44,
penggunaan pekerasan paving block susun bata memiliki koefisien limpasan tertinggi dengan nilai
berkisar 0,42 – 0,46 , paving block anyam tikar berkisar 0,41 – 0,45, paving block pola susun bata
dengan penambahan rumput gajah mini nilai koefisien limpasan permukaan yang dihasilkan berkisar
0,40 – 0,45, dan paving block pola anyaman tikar dengan penambahan rumput gajah mini memiliki
nilai koefisien limpasan permukaan paling kecil dengan nilai yang dihasilkan berkisar 0,36 – 0,41.

Kata kunci : Pola pemasangan Paving Block, Rumput Gajah Mini, Intensitas Hujan, Volume
Limpasan, Koefisien Limpasan (C).
PENDAHULUAN penambahan rumput dan variasi pola
Latar Belakang pemasangan paving block terhadap limpasan
Semakin berkembangnya permukaan. Hasil penelitian ini diharapkan
pembangunan di daerah perkotaan sebagai dapat menunjukkan jenis tutupan lahan
dampak dari pertumbuhan penduduk, berwawasan lingkungan yang memiliki
pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan kemampuan terbesar dalam mengurangi debit
pariwisata yang pesat, menyebabkan aliran permukaan.
berkurangnya lahan hijau untuk resapan air
hujan ke dalam tanah, sehingga debit LANDASAN TEORI
limpasan permukaan (surface run off) Limpasan Permukaan
meningkat yang dapat memicu banjir dan Limpasan permukaan (surface
genangan air. Untuk mengurangi terjadinya runoff) adalah bagian dari curah hujan yang
banjir dan genangan, maka perlu upaya untuk mengalir di atas permukaan tanah menuju ke
mengurangi penggunaan tutupan lahan kedap sungai, danau, dan lautan. Limpasan
air (perkerasan beton) dan menggantinya permukaan terjadi ketika kapasitas infiltrasi
dengan tutupan lahan yang dapat tanah tidak dapat menyeimbangkan intensitas
meningkatkan resapan air hujan. curah hujan di permukaan tanah.
Salah satu solusi yang dapat Pada umumnya limpasan permukaan
dilakukan untuk mangatasi masalah tidak terjadi segera setelah hujan jatuh di
genangan tersebut yaitu dengan cara permukaan tanah, tetapi perlu waktu untuk
mempercepat resapan air hujan ke dalam memenuhi kapasitas infiltrasi. Kapasitas
tanah, membuka pori pada lahan – lahan infiltrasi adalah kemampuan tanah dalam
yang telah di beton dengan cara mengganti menyerap (menginfiltrasikan) air yang
dengan tutupan lahan yang tembus air terdapat di permukaan atau aliran air
(permeable pavement), sehingga dapat permukaan tanah. Semakin besar kapasitas
mengurangi aliran permukaan. infiltrasi maka aliran air di permukaan tanah
Jenis perkerasan tembus air yang makin berkurang. Laju infiltrasi dan
banyak digunakan adalah paving block. kapasitas infiltrasi di pengaruhi oleh tekstur
Paving block telah dikenal luas sebagai tanah, struktur tanah, tipe vegetasi, tata guna
teknologi alternatif untuk mengurangi lahan, suhu tanah dan intensitas hujan.
volume limpasan dan memperkecil nilai
koefisien limpasan karena kinerja infiltrasi Intensitas Hujan
dan kemampuan memperlambat aliran. Intensitas hujan adalah banyaknya
Kontruksi perkerasan dengan paving block curah hujan pada jangka waktu tertentu.
merupakan kontruksi yang ramah lingkungan Intensitas hujan menunjukkan tingginya
dimana paving block sangat baik dalam curah hujan persatuan waktu, yang
membantu konservasi air tanah, dinyatakan dalam mm/menit, mm/jam atau
pelaksanaannya yang lebih cepat, mudah mm/hari. Jumlah hujan akan menunjukkan
dalam pemasangan dan pemeliharaan, banyaknya air hujan selama terjadi hujan
memiliki aneka ragam bentuk yang dalam kurun waktu tertentu.
menambah nilai estetika, serta harganya yang Pengaruh intensitas hujan terhadap
cukup terjangkau. limpasan permukaan sangat tergantung pada
Setiap jenis paving block memiliki laju infiltrasi. Jika intensitas hujan melebihi
kinerja yang berbeda dalam mengurangi laju infiltrasi, maka akan terjadi limpasan
limpasan permukaan. Area bukaan antar pemukaan.
paving block merupakan peran penting dalam Berikut klasifikasi intensitas hujan
mengurangi limpasan permukaan. Untuk yang disajikan dalam Tabel 1
meningkatkan kinerja paving block dalam
mengurangi limpasan permukaan dan
meningkatkan laju infiltrasi pada penelitian
ini dilakukan variasi pola pemasangan paving
block dimana pada area bukaan paving block
akan ditanami rumput.
Berdasarkan uraian diatas, maka
akan dilakukan penelitian pengaruh

1
Tabel 1 Klasifikasi Intensitas Hujan dengan :
Q = debit aliran permukaan (m³/jam)
Intensitas Hujan I = intensitas hujan (mm/jam)
No Klasifikasi
(mm/jam) A = luas area uji (mm²)
1 0-5 Sangat kecil C = koefisien pengaliran
2 6-10 Kecil Koefisien aliran permukaan (C)
3 11-25 Sedang merupakan salah satu komponen hidrologi
4 26-50 Agak besar yang berpengaruh terhadap daerah aliran
5 51-75 Besar sungai (DAS). Nilai C yang kecil
6 > 75 Sangat besar menunjukkan suatu DAS masih dalam
(Sumber Martono, 2004) kondisi yang baik, sebaliknya nilai C yang
besar menunjukkan DAS yang sudah rusak.
Intensitas hujan yang didapat pada Nilai C dikatakan besar apabila C = 1
alat ukur curah hujan dapat diperoleh dengan (Suripin, 2004).
persamaan berikut ini :
Paving block
( ) Paving block merupakan produk
Intensitas hujan (I) = ( )
bahan bangunan yang digunakan sebagai
( ) alternatif pengerasan permukaan jalan yang
Tinggi hujan (d) = ( ) dibuat dari campuran semen, air dan agregat
dengan atau tanpa campuran bahan lainnya
Dengan : yang tidak mengurangi mutu bata beton
I = intensitas hujan (mm/jam) tersebut (Sebayang, dkk. 2011). Paving block
d = tinggi hujan (mm) sendiri mempunyai beberapa variasi bentuk
t = waktu (jam) untuk memenuhi kebutuhan, misalnya saja
V = volume air yang tertampung (mm3) digunakan sebagai tempat parkir, terminal,
A = luas penampang alat curah hujan jalan setapak, untuk halaman restoran atau
(mm²) perkantoran, jalan pada taman, dan juga
perkerasan jalan di kompleks-kompleks
Koefisien Aliran Permukaan (C) perumahan serta keperluan lainnya.
Koefisien aliran permukaan (C) Warna paving block yang tersedia di
didefinisikan sebagai nisbah antara laju pasaran antara lain abu-abu, merah dan hitam
puncak aliran permukaan terhadap intensitas (Artiyani, 2010). Dalam pemasangan paving
hujan. Faktor utama yang mempengaruhi block memiliki banyak variasi dalam
nilai C adalah laju infiltrasi tanah, tanaman pemasangannya. Pola pemasangan paving
penutup tanah dan intensitas hujan (Arsyad, block yang umum digunakan adalah susun
2006). Faktor utama yang mempengaruhi bata (stretcher), anyaman tikar (basket
nilai C adalah laju infiltrasi tanah atau weave) dan tulang ikan (herringbone).
persentase lahan kedap air, kemiringan lahan,
tanaman penutupan tanah dan intensitas
hujan. Koefisien limpasan juga tergantung
pada sifat dan kondisi tanah. Faktor lain yang
mempengaruhi nilai koefisien limpasan
adalah air tanah, derajat kepadatan tanah, dan
porositas tanah (Suripin, 2004).
Adapun nilai koefisien aliran
permukaan (C) dari definisi diatas dapat
Gambar 1 Pola pemasangan paving block
diterjemahkan dalam rumus sebagai berikut :
(Sedyowati dan Susanti, 2017)
(Akara,dkk. 2016)
Rumus rasional : Pada penelitian ini digunakan
paving block berbentuk bata dengan variasi
Q=CxIxA
pola pemasangan susun bata (stretcher), dan
Q (mm3 /jam) anyaman tikar (basket weave).
C=
I (mm/jam) x A (jam)

2
Rumput dan liat dikelompokkan atas berbagai kelas
Rumput (grass) adalah tumbuhan tekstur seperti digambarkan pada segitiga
monokotil yang memiliki daun berbentuk tekstur.
sempit meruncing yang tumbuh dari dasar
batang. Rumput seringkali ditanam sebagai Alat Rainfall Simulator
tanaman hias, tanaman obat, dan pakan Rainfall Simulator merupakan alat
ternak. Namun di sisi lain, rumput yang yang memungkinkan kita melihat siklus
tumbuh di lahan pertanian bersifat hidrologi dalam skala kecil. Prinsip kerja alat
mengganggu pertumbuhan tanaman utama rainfall simulator adalah pembuat hujan
sehingga sering disebut sebagai tanaman buatan dengan bermacam-macam intensitas
pengganggu (gulma) (Akara,dkk. 2016). yang sudah ditetapkan dalam percobaan.
Rumput dapat dibedakan menjadi (Oktarani, 2015). Dalam alat ini ada faktor
beberapa jenis yaitu rumput peking, rumput yang tidak berpengaruh yaitu faktor
gajah, rumput golf dan rumput jepang. evapotranspirasi dan evaporasi yang kedua
Rumput peking memiliki karakteristik daun hal tersebut disebabkan oleh matahari dan
yang kurus, rumput peking memiliki tanaman.
kecenderungan untuk menguning bila tidak Pada penelitian ini akan di buat petak
terpapar sinar matahari. Rumput jepang berukuran 2m x 1m , yang merupakan lahan
memiliki karakteristik daun yang lurus dan yang akan dipasangi dengan paving block
rapat, namun pertumbuhannya termasuk dan rumput. Sedangkan untuk simulasi hujan
lambat sehingga tidak cepat lebat. Rumput air akan dialirkan dari tandon yang kemudian
golf memiliki tekstur bergelombang dan disalurkan melalui jarigan pipa.
sangat lembut. Rumput gajah termasuk jenis
rumput paling kuat dalam menahan tekanan
dan tahan pada berbagai kondisi tanah,
memiliki karakteristik daun yang cukup
besar dan kasar. Salah satu jenis rumput
gajah yang baru dikembangkan adalah
rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach).
Rumput yang dipergunakan pada
penelitian ini adalah rumput gajah mini. Gambar 2 Alat rainfall simulator

Tanah METODOLOGI PENELITIAN


Laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi Penelitian ini dilakukan di
di pengaruhi oleh tekstur tanah, struktur Laboratorium Hidrolika Dan Pantai Jurusan
tanah, tipe vegetasi, tata guna lahan, suhu Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
tanah dan intensitas hujan. Selain itu laju Mataram dan Laboratorium Geoteknik Dan
infiltrasi sangat bergantung pada Geodesi Jurusan Teknik Sipil Fakultas
karakteristik tanah dan air. Biasanya kondisi Teknik Universitas Mataram
tanah yang jenuh air (tanah dengan kadar air Bahan – bahan yang digunakan
yang tinggi) menunjukkan laju infiltrasi yang dalam penelitian ini adalah :Paving block
lebih rendah dibandingkan tanah yang tidak yang digunakan berbentuk bata berdimensi
jenuh air (Harisuseno, dkk. 2017). 20 cm x 10 cm x 8 cm.
Tekstur tanah, biasa juga disebut
besar butir tanah. Tekstur tanah adalah
keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi
karena terdapat perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir (sand = diameter 2 –
0,22 mm), debu (silt = diameter 0,2 – 0,002
mm) dan liat (clay = diameter lebih kecil dari
0,002 mm) . partikel berukuran diatas 2 mm
seperti kerikil dan batuan kecil tidak
digolongkan sebagai fraksi tanah. Tanah Gambar 3 Paving block dan dimensi paving
dengan berbagai perbandingan pasir, debu block

3
Tanah yang digunakan adalah tanah HASIL DAN PEMBAHASAN
disekitar Laboratorium Hidrolika Dan Pantai Hasil Pengujian Karakteristik Tanah
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Pengujian ini dilakukan untuk
Universitas Mataram. mengetahui jenis tanah yang dipergunakan
Rumput yang digunakan dalam dalam penelitian. Pengujian ini berupa
penelitian ini yaitu rumput hias gajah mini. analisis saringan dan hydrometer dilakukan
untuk mendapatkan pembagian ukuran
Pengujian Intensitas Hujan butiran yang akan dipergunakan untuk
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan jenis tanah yang di pergunakan
mengetahui intensitas hujan buatan pada alat dalam penelitian.
simulator hujan. Uji coba dilakukan dengan Untuk mengetahui jenis tanah pada
mengalirkan hujan dengan interval waktu 10 penelitian digunakan segitiga tektur tanah
menit, 20 menit, 30 menit 40 menit dan 60 dengan menggunkan persentase butiran dari
menit. Luas lahan uji 200 cm x 100 cm. hasil analisis saringan dan hydrometer. Hasil
Meletakkan alat ukur hujan pada lahan uji. analisis uji saringan dan hydrometer adalah
Air hujan yang tertampung kemudian di sebagai berikut :
ukur volumenya untuk mengetahui intensitas Gravel Sand
Clay
hujan. Coarse Fine Coarse Medium Fine
Silt

no.200
no.10

no.40

0,002
no.4
3/4"
3"
100
Prosedur Pengujian 90

Metode yang digunakan dalam penelitian ini 80

adalah metode dengan pengujian 70

Persen lolos (%)


60

laboratorium yang dilakukan di 50

Laboratorium Hidrolika Dan Pantai Jurusan 40

30
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 20

Mataram. Sedangkan penelitian ini dilakukan 10

pemodelan menggunakan alat rainfall 0


10.000 1.000 0.100 0.010 0.001

simulator dengan ukuran bak uji 200 cm x Ukuran butiran (mm)

100 cm x 35cm. Tutupan lahan rumput yang Gambar 4 Grafik hasil analisis saringan
digunakan pada pengujian adalah jenis gajah sampel tanah
mini (Pennisetum purpureum schamach).
Pada pengujian ini paving block berdimensi Tabel 2 Persentase gradasi butiran
20 cm x 10 cm dengan tebal 8 cm. Adapun
tahap selanjutnya dengan pembuatan model Kerikil 3.8 %
pengujian sebagai berikut :
1. Memasukkan lapisan dasar tanah Pasir 50.4 %
pada lahan uji, dan melakukan
Debu 44 %
pengujian .
2. Melakukan pengujian untuk tutupan Liat 1.8 %
lahan(paving block pola susun bata,
paving block anyam tikar, paving
block pola susun bata dengan
penmbahan rumput, paving block
anyam tikar dengan penambahan
rumput gajah mini dengan
perbandingan 75%: 25%,)
Dilakukan pengujian dengan
intensitas hujan 300 mm/jam, dan durasi
hujan selama 15, 25, 40, 65, 80 dan 100
menit. Data aliran limpasan permukaan yang
tertampung di analisis untuk mendapatkan
perhitungan nilai koefisien aliran permukaan
(C), selanjutnya dilakukan perbandingan
intensitas hujan dan tutupan lahan terhadap
nilai koefisien aliran. Gambar 5 Segitiga tekstur tanah

4
Hasil dari ploting segitiga tekstur untuk memastikan intensitas yang dihasilkan
tanah yang dipergunakan termasuk kedalam alat uji simulator hujan tidak berubah.
jenis tanah lempung berpasir. Adanya
perbedaan sifat fisik tanah akan menentukan Hasil Pengujian Pengaruh Tutupan Lahan
kemampuan tanah meresapkan air. Tanah Terhadap Volume Limpasan Permukaan
lempung berpasir termasuk kedalam tanah Dalam penelitian tutupan lahan yang
dengan kemampuan meloloskan air yang digunakan berupa tutupan lahan paving block
lambat (Lapadjati,dkk. 2016). pola susun bata, paving block anyam tikar,
Pengujian Intensitas Hujan paving block pola susun bata dengan
Pengujian untuk menentukan penmbahan rumput, paving block anyam
intensitas hujan dilakukan sebanyak 3 kali tikar dengan penambahan rumput gajah mini
kemudian di ambil nilai rata-rata nya. Hal ini dengan perbandingan 75%: 25%.
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang Pertama dilakukan pengujian dengan
lebih akurat. Berikut perhitungan untuk menghujani tanah tanpa tutupan lahan
menentukan intensitas hujan. dengan ukuran lahan yang dipergunakan 2 x
1 m. Berat tanah yang dipergunakan yaitu
Perhitungan untuk waktu (t) = 15 595,5 kg dengan durasi pengujian 15, 25, 40,
menit : 65, 80, dan 100 menit setiap durasi waktu
dilakukan pengulamgan pengujian sebnayak
 Menghitung tinggi hujan (d) 3 kali untuk mendapatkan hasil yang lebih
V mm3
Tinggi hujan (d) =A akurat.
(mm2 )
1580000 mm3
Dengan volume limpasan yang
= 3,14 x 82,52 (mm2 ) dihasilkan yaitu lahan tanah tanpa tutupan
= 73,93 mm lahan volume terkecil 59 liter dan
 Menentukan intensitas hujan (I) terbesarnya 441,5 liter, tutupan lahan paving
d (mm) block dengan pola pemasangan susun bata
Intensitas hujan (I) = volume terkecil 62 liter dan terbesarnya 457
t (jam)
liter, kemudian paving block dengan pola
, ( )
= anyaman tikar volume terkecil 60 liter dan
( )
terbesarnya 447 liter, paving block pola
susun bata dengan penambahan rumput gajah
= 295.72 mm/jam
mini volume terkecil 60 liter dan terbesarnya
Tabel 3 Hasil pengujian intensitas hujan 444 liter, dan terakhir paving block pola
anyaman tikar dengan penambahan rumput
Luas S
Waktu Running Area Uji
Volume Jari - jari Luas Tinggi Intensitas Intens itas gajah mini volume terkecil 51,5 liter dan
(menit) Tes (A)
(mm²)
Tampungan Tampungan Tampungan
(mm³) (r) (mm) (mm²)
Hujan
(d) (mm)
Hujan (I)
(mm/jam)
Hujan (I)
(mm/jam) terbesarnya 405.5 liter.
1 1580000 82.5 21371.63 73.93 295.72
15 2 2000000 1610000 82.5 21371.63 75.33 301.33 300.71 Nilai Koefisien Aliran Permukaan
3 1630000 82.5 21371.63 76.27 305.08 Dengan mengetahui volume
25
1
2 2000000
2610000
2700000
82.5
82.5
21371.63
21371.63
122.12
126.34
293.10
303.21 300.96
limpasan maka didapat debit limpasan yang
3 2730000 82.5 21371.63 127.74 306.57 kemudian dicari koefisien limpasan
1 4260000 82.5 21371.63 199.33 298.99 menggunakan rumus rasional. Dalam
40 2 2000000 4290000 82.5 21371.63 200.73 301.10 300.87
3 4310000 82.5 21371.63 201.67 302.50
penelitian ini menggunakan intensitas hujan
1 7040000 82.5 21371.63 329.41 304.07 300 mm/jam. Pengujian dilakukan dengan
65 2
3
2000000 6880000
6920000
82.5
82.5
21371.63
21371.63
321.92
323.79
297.16
298.89
300.04
durasi hujan 15, 25, 40, 65, 80, dan 100
1 8570000 82.5 21371.63 401.00 300.75 menit.
80 2 2000000 8600000 82.5 21371.63 402.40 301.80 300.87
3 8550000 82.5 21371.63 400.06 300.05
1 10720000 82.5 21371.63 501.60 300.96
100 2 2000000 10700000 82.5 21371.63 500.66 300.40 300.49
3 10690000 82.5 21371.63 500.20 300.12

Dari hasil pengujian intensitas hujan


dipergunakan intensitas 300 mm/jam.
Pengujian dilakukan untuk semua interval
waktu yaitu 15, 25, 40, 65, 80, dan 100 menit

5
Tabel 4 Rekapitulasi rata – rata koefisien sedangkan untuk tutupan lahan paving block
limpasan permukaan dengan pola pemasangan anyman tikar
memiliki nilai koefisien limpasan yang lebih
Nilai Koefisie n Limpasan Paving
Permukaan
Block kecil yaitu berkisar antara 0,41 – 0,44.
Luas Area Intensitas Dengan adanya kombinasi antara
Waktu Paving Block Susun Bata + Paving Block
Uji (A) Hujan Paving Block pola pemasangan paving block dan rumput
(menit) Tanah Pola Anyaman Rumput Gajah Anyaman Tikar + gajah mini memperkecil nilai koefisien
(mm²) (mm/jam) Susun Bata
Tikar mini Rumput Gajah limpasan. Nilai koefisien limpasan (C) untuk
15 2000000 300 0.39 0.42 0.41 0.4 mini
0.36 tutupan paving block pola susun bata dengan
25 2000000 300 0.39 0.43 0.42 0.42 0.37 penambahan rumput nilai koefisien limpasan
(C) berkisar antara 0,40 – 0,45. Sedangkan
40 2000000 300 0.40 0.44 0.43 0.43 0.38 untuk tutupan paving block dengan pola
65 2000000 300 0.42 0.45 0.44 0.44 0.40 anyaman tikar nilai koefisien limpasan (C)
80 2000000 300 0.43 0.46 0.45 0.44 0.41 berkisar anatara 0,36 – 0,41 dan merupakan
100 2000000 300 0.44 0.46 0.45 0.45 0.41 tutupan lahan yang memiliki nilai koefiisien
(C) terkecil dari semua variasi pengujian
tutupan lahan, baik dengan lahan tanah,
Hubungan antara variasi tutupa lahan, paving block tanpa rumput untuk kedua pola
nilai koefisien limpasan (C), dan waktu pemasangan paving block yaitu pola susun
Berdasarkan hasil nilai koefisien bata maupun anyaman tikar dan paving block
pola susun bata dengan penambahan rumput
limpasan (C) yang dihasilkan dari pengujian gajah mini. Dari hasil koefisien limpasan (C)
dibuat grafik hubungan antara variasi tutupan menunjukkan bahwa nilai koefisien aliran
permukaan (C) terendah didapatkan dengan
lahan, nilai koefisien (C), dan waktu penggunaan penutup lahan paving block pola
pengujian pada Gambar 6. anyaman tikar dengan penambahan rumput
gajah mini dan tutupan lahan paving block
pola susun bata sebagai nilai tertinggi. Nilai
koefisien aliran permukaan (C) semakin
besar dengan tutupan lahan yang memiliki
celah lebih sedikit. Karakteristik masing
masing material penutup lahan yang
digunakan berpengaruh terhadap nilai
koefisien limpasan permukaan (C). Hasil
penelitian didapatkan bahwa dengan
mengkombinasikan pola pemasangan paving
block dan penambahan penutup lahan
vegetasi yaitu rumput gajah mini dengan
memamfaatkan daerah spasi antar paving
maka tercipta ruang - ruang sebagai tempat
meresapnya air limpasan permukaan. Selain
itu dengan adanya penambahan rumput
Gambar 6 Hubungan koefisien limpasan gajah mini berfungsi menghambat laju air
(C), dan waktu pada masing masing tutupan limpasan permukaan, sehingga memberikan
lahan kesempatan pada tanah untuk meresapkan air
limpasan permukaan. Hal ini dapat dikatakan
Dari Gambar 6 dapat dilihat nilai bahwa dengan adanya penambahan tanaman
koefisien yang dihasilkan pada pengujian rumput gajah mini pada spasi paving block
untuk semua variasi tutupan lahan. Untuk dapat menambah daya resap air sehingga
lahan tanah nilai koefisien limpasan (C) yang memperkecil nilai koefisien limpaasan
dihasilkan berkisar antara 0,39 – 0,44. Nilai permukaan (C).
koefisien limpasan (C) tertinggi yaitu tutupan
lahan dengan paving block dengan pola
pemasangan susun bata dengan nilai kofisien
limpasan (C) berkisar antara 0,42 – 0,46,

6
Tabel 5 Nilai koefisien limpasan hasil b) Penggunaan pekerasan Paving
pengujian block susun bata memiliki koefisien
limpsan permukaan (C) dengan
No Deskripsi lahan / Koefisien C nilai berkisar 0,42 – 0,46 .
karakter permukaan c) Paving block anyam tikar nilai
1 Tanah lempung 0,39 – 0,44 koefisien limpasan permukaan (C)
berpasir yang dihasilkan berkisar 0,41 –
2 Paving block pola 0,42 – 0,46 0,45.
susun bata d) Paving block pola susun bata
3 Paving block pola 0,41 – 0,44 dengan penambahan rumput gajah
anyaman tikar mini Nilai koefisien limpasan
4 Paving block pola permukaan (C) yang dihasilkan
susun bata dan 0,40 – 0,45 berkisar 0,40 – 0,45.
rumput gajah mini e) Dan paving block pola anyaman
(75% : 25%) tikar dengan penambahan rumput
5 Paving block pola 0,36 – 0,41 gajah mini. Nilai koefisien
anyaman tikar dan limpasan permukaan (C) yang
rumput gajah mini dihasilkan berkisar 0,36 – 0,41.
(75% : 25%) 3. Dari hasil koefisien limpasan (C)
menunjukkan bahwa nilai koefisien
KESIMPULAN DAN SARAN aliran permukaan (C) terendah
Kesimpulan didapatkan dengan penggunaan
Dari hasil penelitian dan penutup lahan paving block pola
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan anyaman tikar dengan penambahan
sebagai berikut: rumput gajah mini dan tutupan lahan
1. Volume limpasan yang dihasilkan paving block pola susun bata sebagai
dari pengujian mengalami nilai tertinggi. Hasil penelitian
peningkatan besar volume limpasan didapatkan bahwa dengan
tiap durasi waktu yang dipergunakan. mengkombinasikan pola pemasangan
Dengan volume limpasan yang paving block dan penambahan
dihasilkan yaitu lahan tanah tanpa penutup lahan vegetasi yaitu rumput
tutupan lahan volume terkecil 59 liter gajah mini dengan memamfaatkan
dan terbesarnya 441,5 liter, tutupan daerah spasi antar paving maka
lahan paving block dengan pola tercipta ruang - ruang sebagai tempat
pemasangan susun bata volume meresapnya air limpasan permukaan,
terkecil 62 liter dan terbesarnya 457 dan dengan adanya penambahan
liter, kemudian paving block dengan rumput gajah mini berfungsi
pola anyaman tikar volume terkecil menghambat laju air limpasan
60 liter dan terbesarnya 447 liter, permukaan sehingga menambah daya
paving block pola susun bata dengan resap air dan memperkecil nilai
penambahan rumput gajah mini koefisien limpaasan permukaan (C).
volume terkecil 60 liter dan
terbesarnya 444 liter, dan terakhir Saran
paving block pola anyaman tikar Berdasarkan penelitian yang telah
dengan penambahan rumput gajah dilakukan dapat dibuat saran-saran yang bisa
mini volume terkecil 51,5 liter dan digunakan sebagai pertimbangan penelitian-
terbesarnya 405.5 liter. penelitian selanjutnya:
2. Adapun nilai koefisien limpasan 1. Perlu adanya penambahan variasi
yang didapatkan dengan variasi perbandingan luas antara paving
waktu 15, 25, 40, 65, 80, dan 100 block dan rumput untuk melihat
menunjukkan: pengaruhnya terhadap nilai koefisien
a) Lahan tanah Nilai koefisien aliran permukaan (C) .
limpasan permukaan (C) yang 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dihasilkan berkisar 0,39 – 0,44. dengan penambahan variasi jenis
rumput dan kemiringan lahan.

7
informasi iklim. BMKG Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Selatan.
Arfan, Halidin., Pratama, Abraham., 2012. Khairunnisa Audrey Vinny, dkk. 2017.
Model Eksprerimen Pengaruh Pengaruh Variasi Kemiringan Dan
Kepadatan, Intensitas Curah Hujan Penutup Lahan (Land Cover)
dan Kemiringan Lahan terhadap Terhadap Debit Aliran Permukaan
Resapan pada Tanah Organik. Menggunakan Rainfall Simulator.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Unhas. Teknik Universitas Sriwijaya
Agus, F., Yusrial, dan Sutono. 2005. Lapadjati, K. K., Wardah, W., & Rahmawati,
Penetapan Tekstur Tanah. R. 2016. Sifat Fisik Tanah Pada
<http://balittanah.litbang.pertanian.g Hutan Tanaman Kemiri, Lahan
o.id>. Diakses pada tanggal 18 juli Agroforestri Dan Lahan Hutan
2019 Sekunder Di Desa Labuan
Akara, Rado, dkk. 2016. Pengaruh Kungguma Kabupaten Donggala
Intensitas Hujan Dan Penutup Lahan (Land Sulawesi Tengah. Jurnal Warta
Cover) Terhadap Nilai Koefisien Rimba, 4(2).
Aliran Permukaan (C) Menggunakan
Rainfall Simulator. Jurusan Teknik Martono, 2004. Pengaruh Intensitas Hujan
Sipil Ft Unsri. Dan Kemiringan Lereng Terhadap
Asdak, C. 2014. Hidrologi dan Pengelolaan Laju Kehilangan Tanah Pada
Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada Tanah Regosol Kelabu. Master
University Press. Yogyakarta. Thesis, Program Pascasarjana
Artiyani, Anis., 2010. Pemanfaatan Abu Universitas Diponegoro.
Pembakaran Sampah sebagai Bahan
Alternatif Pembuatan Paving Block. Nanda, Rakhim, Abd., Nurnawaty., 2015.
Jurnal Spectra Institut Teknologi Kapasitas Infiltrasi Tanah Timbunan
Nasional, Malang. dengan Tutupan Paving Blok.
Arsyad Sitanala, 2006. Konservasi Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas
dan Air. Bandung: Penerbit IPB (IPB Muhammadiyah, Makasar.
Press) Sebayang, S., Diana, W., et al., 2011.
Castro, D., Angullo, G., Rodriuez, J., and Perbandingan Mutu Paving Block
Calzada, M, A., 2007. The Influence Produksi Manual dengan
of Paving-Block Shape on the Produksi Masinal. Jurnal Rekayasa,
Infiltration Capacity of Permeable Fakultas Teknik Universitas
Paving. Departemento de Lampung.
Transportes,Universidad de Sedyowati, L., Suhardjono, S., et al., 2017.
Cantabria Spain. Runoff Velocity Behaviour on
Faisal, Zulvyah. 2008. Studi Limpasan Smooth Pavement and Paving Blocks
Permukaan Pada Tanah Lempung Surface Measured by A Tilted Plot.
Plastisitas Rendah Dengan Faculty of Engineering, Unversity of
Percobaan Laboratorium. Program Merdeka Malang.
Studi Teknik Sipil Keairan Program Sedyowati, L., Susanti, Eko I., 2017. Effect
Pascasarjana Universitas Hasanuddin of Concrete Block Pavement on Flow
Makassar Retardation Factor. Faculty of
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Engineering, Unversity of Merdeka
Tanah. Raja Grafindo Persada. Malang.
Jakarta. 360 hlm. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
Harisuseno, donny., dkk. 2017. Studi yang Berkelanjutan. Andi. Yogyakarta.
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Terhadap Saputro, Cahyo Indro., dkk. 2018. Pengaruh
Karakteristik Laju Infiltrasi. Jenis Permukaan Terhadap Besarnya
Universitas Brawijaya Limpasan Air. Jurusan Teknik Sipil
Haryoko, Urip. Identifikasi kekuatan dan Fakultas Teknik Universitas Tidar
kelemahan komponen system

8
9

Anda mungkin juga menyukai