Anda di halaman 1dari 5

Jurnal MENTEKH 2 Vol.

1 (2010) 21-25

Jurnal

KAJIAN VARIASI NILAI KEKASARAN MANNING PADA SALURAN TERBUKA

Fauzi A. Gani dan Jafar Siddik


Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh

ABSTRAK

Nilai kekasaran Manning n pada suatu aliran dalam salura terbuka, sangat tergantung kepada bahan pembentuk saluran. Saluran tidak harus memiliki satu nilai n saja, tapi bervariasi dan tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dianggap paling dominan menimbulkan efek hambatan pada saluran buatan maupun alam adalah kekasaran permukaan dari pembentuk saluran. Untuk memperoleh nilai tersebut diperlukan beberapa pengukuran diantaranya pengukuran terhadap penampang saluran dan elevasi, kecepatan aliran, penentuan debit saluran dan penentuan angka kekasaran Manning n dengan tingkat kepercayaan tertentu. Untuk faktor hambatan dari tanaman/tumbuh-tumbuhan terbenam secara penuh dan muncul di atas air, besarnya nilai hamabatan ini sangat berhubungan dengan luas tanaman terdepan, tinggi tanaman, kekuatan batang, diameter batang dan kepadatan tanaman secara horizontal.

Kata kunci : kekasaran Manning, taraf aliran

Latar Belakang Secara umum perencanaan konstruksi bangunan air memerlukan data berupa sifat dan karakteristik daerah sekitar saluran. Salah satu parameter yang dijadikan masukan, berupa koefisien kekasaran Manning n. Koefisien ini sangat banyak digunakan pada perencanaan saluran dan rancangan bangunan-bangunan pelengkap Irigasi. Penentuan koeffisien kekasaran Manning dari penampang aliran dapat ditaksir berdasarkan acuan dari berbagai referensi yang ada, namun kenyataannya kondisi dan situasi lapangan berlainan dari taksiran tersebut. Misalnya saluran yang direncanakan hanya dilapisi permukaannya dari tanah, akhirnya lama kelamaan menjadi rumput atau bahkan tumbuh-tumbuhan dengan ketinggian tertentu. Rumput/tumbuh-tumbuhan dalam saluran akan menghasilkan aliran turbulen dan dapat berfungsi untuk memantapkan tubuh saluran, mengkonsolidir massa tanah dari dasar saluran dan dapat mencegah erosi. Aliran ini timbul akibat kehilangan energi dan hambatan dari jenis pembentuk saluran seperti rumput/tumbuh-tumbuhan alami, tanah, pasangan batu dan lain-lain. Hambatanhambatan aliran air yang disebabkan oleh beberapa faktor di atas disebut juga dengan Flow Resistance. Penentuan harga beberapa

Flow resistance atau nilai kekasaran Manning n berhubungan dengan debit aliran, kecepatan aliran dan bentuk salurannya. Disatu sisi rumput alami (cinodon dactylon) yang terdapat pada lapisan permukaan saluran, dapat berfungsi untuk memperkuat tubuh saluran demikian juga tanah dan pasangan, tapi dilain pihak dapat menghambat laju aliran, karena aliran air bergerak menurut lintasan yang tidak teratur, tidak lancar pengalirannya walaupun butir-butir aliran tetap menunjukkan gerak maju dalam aliran secara keseluruhan. Akibatnya sawah yang direncanakan akan kekurangan air. Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga dalam penggunaannya jika ditinjau dari segi waktu, ruang, jumlah dan mutu harus efisien dan selalu memperhatikan faktor keseimbangan antara pasokan (supply sistem) dengan tuntutan penggunaan (demand sistem). Dalam siklus ekosistem air bisa terjadi salah satu aspek tersebut di atas akan terganggu, karena adanya gangguan dari aspek lainnya. Gangguan tersebut akan bisa mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan air terhadap salah satu tempat seperti kebutuhan di sawah. Air yang dibutuhkan untuk sawah tersebut di alirkan melalui saluran. Jika saluran yang berfungsi

21

22 Fauzi A. Gani, Jafar Siddik, Jurnal MANTEKH 2 Vol. 1(2010) 21-25


mengalirkan air ke sawah, dimana lapisan permukaannya telah terjadi perubahan dari perencanaan awal, maka akan berpengaruh terhadap kelancaran mengalirnya air dalam saluran, dengan demikian telah terjadi perubahan nilai kekasaran Manning. Nilai kekasaran Manning n ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah lapisan pembentuk permukaan saluran. Permukaan saluran terbentuk oleh berbagai jenis antara lain: rumput/tumbuh-tumbuhan, lapisan tanah, pasangan batu, atau penutup lainnya. Kesemuanya ini mempunyai nilai hambatan/ kekasaran Manning n yang berbeda. Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan bentuk butiran bahan yang membentuk luas basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Secara teoritis perubahan nilai kekasaran Manning n akan mempengaruhi kepada kapasitas aliran. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan beberapa permasalahan diantaranya adalah: 1) Berapa besar nilai kekasaran Manning pada saluran yang terdiri dari beberapa jenis pembentuk lapisan permukaan saluran. 2) Bagaimana pengaruhnya jika dalam suatu saluran terdiri dari beberapa jenis lapisan pembentuk permukaan saluran, terhadap debit aliran untuk memenuhi kebutuhan air di sawah yang membutuhkan. Penentuan koefisien kekasaran Manning n adalah suatu hal yang sangat sulit dalam pemakaian rumus Manning, karena pada dasarnya memilih suatu nilai kekasaran n adalah memperkirakan hambatan aliran pada suatu saluran tertentu yang benar-benar tidak dapat diperhitungkan, karena belum ada suatu tata cara tertentu untuk memperkirakan nilai n secara pasti. Menurut Chow (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien Manning n antara lain adalah kekasaran permukaan saluran, tumbuh-tumbuhan (vegetation), ketidak teraturan saluran dan lain-lain. Maka untuk memilih nilai n yang sesuai untuk berbagai kondisi perancangan diperlukan pengetahuan dasar tentang faktor tersebut. Kekasaran permukaan dari pembentuk saluran yang ditandai dengan ukuran dan bentuk butiran bahan serta membentuk luas basah akan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran (Ichwana dkk, 2003). Hal ini sering dianggap satu-satunya faktor yang menyebabkan hambatan pada aliran dalam saluran. Secara umum dapat dikatakan bahwa permukaan saluran yang halus /licin mempunyai nilai kekasaran Manning n relatif rendah dan permukaan kasar memiliki nilai kekasaran yang tinggi/besar. Menurut Chow (1985), pada saluran alam dimana butir-butir bahan pembentuk halus seperti lempung atau lanau, efek hambatan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan bahan kasar seperti pasangan batu atau kerikil. Bila bahan pembentuknya halus, maka nilai n rendah dan relatif tidak terpengaruh dengan perubahan taraf aliran, sebaliknya bila bahan pembentuk saluran dari pasangan batu atau kerikil nilai n nya tinggi, biasanya pada saat taraf air tinggi maupun rendah. Karena batu-batu yang lebih besar cendrung terkumpul di dasar saluran, sehingga mengakibatkan dasar saluran lebih kasar dibandingkan pada tepi/tebing dan dapat meningkatkan nilai n pada taraf air rendah. Kondisi ini terlihat jelas pada bidang batas aliran dalam saluran, dimana permukaan dasar saluran tersebut tidaklah halus dan terjadi ketidak teraturan permukaan yang membentuk kekasaran permukaan. Tinggi efektif dari ketidak teraturan permukaan saluran disebut tinggi kekasaran (k) dan tebal lapisan laminar ( L ). Jika tinggi kekasaran lebih kecil dari sub lapisan laminar pada dasar saluran, atau tinggi kekasaran(k) lebih kecil dari tebal lapisan laminar ( L ), maka ketidak teraturan permukaan saluran akan semakin kecil, dengan demikian berarti kekasaran seluruhnya terendam dalam sub lapisan laminar. Dalam hal ini kekasaran pada dasar tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap aliran diluar sub lapisan laminar, sehingga lapisan permukaan saluran tersebut dinamakan dengan hidrolik licin. Sebaliknya jika tinggi kekasaran pada dasar saluran berada diluar lapisan transisi atau berada pada lapisan turbulen, sehingga kekasaran permukaan akan mempengaruhi aliran pada daerah tersebut, dimana permukaannya disebut hidrolik kasar. Hambatan-hambatan yang diakibatkan oleh tumbuh-tumbuhan pada bantaran banjir perlu diperhitungkan tersendiri. Dalam tahun 1996, Freeman mengindikasikan bahwa kekasaran hidrolik dalam saluran yang ditumbuhi tumbuh-tumbuhan /tanaman sangat berhubungan dengan luas tanaman terdepan, tinggi tanaman, kekuatan batang, diameter batang dan kepadatan tanaman secara horizontal. Rahmayer dalam tahun 1998, menyatakan bahwa tumbuhtumbuhan/tanaman dalam saluran dibagi

23 Fauzi A. Gani, Jafar Siddik, Jurnal MANTEKH 2 Vol. 1(2010) 21-25


dalam dua kondisi yaitu: tanaman dalam aliran yang terendam penuh dan tanaman/tumbuhtumbuhan dalam aliran yang muncul sebagian di atas permukaan air. Adapun tanaman yang dimaksudkan terendam penuh dalam air adalah seperti diperlihatkan pada Gambar. 1. Untuk tanaman yang terendam secara penuh seperti gambar. 1 di atas ( Y0 0,8 dari tinggi tanaman), nilai kekasaran Manning total dapat dihitung dengan rumus:
0,183 0,243 0,115

H : tinggi tumpukan daun dalam posisi tegak (ft) Kn : konversi satuan dari persamaan Manning = 1,49 ft1/3/dt (1,0 m1/3/dt) M : kepadatan relatif tanaman atau jumlah batang tumbuh-tumbuhan tiap ft2 nveg :koeffisien kekasaran Manning untuk tumbuh-tumbuhan pada dasar saluran /bantaran saluran Rh : jari-jari hidrolis saluran, dimana diambil Rh = Y0 V : kecepatan aliran rata-rata (ft/dt) Y0 : kedalaman aliran (ft) W : lebar rata-rata daun tumbuh-tumbuhan dari tiap batang (ft) : kekentalan cairan/aliran (ft2/dt) : rapat massa cairan (slug/ft3) Salah satu kelemahan dari penggunaan metoda ini adalah dalam menentukan harga Es untuk berbagai macam tipe tumbuh-tumbuhan /tanaman. Menurut Freeman at. al (2000), variabel yang digunakan untuk mengkalkulasi nilai kekakuan batang tumbuh-tumbuhan adalah H, D dan F45 seperti diperlihatkan pada Gambar. 2 di bawah ini: H/2

E .A .Kn s s n = 0,183 .Ai

H Y0

(M.Ai )0,273
Rh

1 V

1,481

.Rh .S1/ 2

2/ 3

Y0 H Ds Gambar H

1. Tumbuh-tumbuhan yang tenggelam penuh dalam air (Sumber: Freeman et al, 2000) H/2

F45

F45

Sedangkan tumbuh-tumbuhan/tanaman yang muncul di atas permukaan air seperti gambar. 2 (Y0 0,8 dari tinggi tanaman), nilai kekasaran Manning total dapat diperhitungkan dengan rumus:
E .A n = 9,159.105.Kn s s .Ai
0, 207

H/2

Ds

(M.A )
i

x 0,0547

Rh

0, 490

1 . x V

0,924

.Rh .S1/ 2

2/3

keterangan: Ai : luas daun setiap batang tumbuhtumbuhan pada bagian depan yang menghalangi aliran (ft2) As : Total luas penampang batang tumbuhtumbuhan yang diukur pada setiap batang pada jarak H dari dasar batang (ft2) Es : modulus kekakuan dari tanaman/tumbuh-tumbuhan (lb/ft2) G : grafitasi (32,2 ft/sec2) H : tinggi rata-rata tumbuh-tumbuhan dalam kondisi tegak (ft)

Gambar 2. Tekanan aliran pada tumbuhtumbuhan untuk penentuan kekakuan batang. (Sumber: Freeman at. Al, 2000) Perhitungan kekakuan tumbuhtumbuhan dilakukan dengan memperhitungkan ketinggian batang, tinggi untuk menekuk terjadi pada H/2 dari panjang batang seluruhnya. Tumbuh-tumbuhan menekuk 0 akibat tekanan air dan membentuk sudut 45 . Diameter batang diukur pada jarak H/4 dari batang yang menekuk, dengan demikian kekakuan batang tumbuh-tumbuhan dapat diperoleh melalui suatu persamaan sebagai berikut:

24

Fauzi A. Gani, Jafar Siddik, Jurnal MANTEKH 2 Vol. 1(2010) 21-25


Es = F .H 2 F45 .H 2 64 F45 .H 2 = 4 . = 6,791 45 4 3.I 3 Ds Ds

Evaluasi terhadap hasil modulus kekakuan batang, diperlukan sejumlah waktu dan keseriusan melalui suatu hubungan antara luas batang ( .Ds2/4) dan kekakuan yang diperlukan untuk menekuk batang pada posisi 0 45 . Analisa ini telah menghasilkan suatu hubungan linier antara dalamnya aliran dan menekuknya batang (Freeman, 2000). Analisa di atas kemudian dikembangkan kembali oleh Freeman dengan langsung menghubungkan antara tinggi batang dan diameternya, tanpa perlu menghitung kekuatan tekanan air yang membentuk sudud 450. Persamaan ini didasari pada data asli pengujian pada saluran air oleh Freeman pada Utah University. Dimana persamaan ini hanya menghubungkan dua diantara tiga variabel yang terlibat didalamnya, sehingga menjadi suatu persamaan kekakuan batang sebagai berikut:
H H H E s = 160,000 + 454 + 37,8 D D Ds s s
2 3

Untuk menentukan suatu angka nilai n tertentu pada satu jenis penghambat aliran perlu dilakukan pengujian statistik. Pengujian statistik pada batas kepercayaan nilai dan rentangan nilai dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian distribusi t, (Soewarno, 1995), hal ini tergantung pada banyaknya data yang ada. Jika jumlah data dibawah 30 sampel, maka interval kepercayaan untuk nilai rata-rata pada derjat kepercayaan dapat dihitung melalui persamaan berikut ini:
X t S N X + t S N

Deviasi standar dari sampel dihitung dengan rumus:


S=

i =1

(X i X )2 N 1

Keterangan: S : standar deviasi dari sampel Xi : nilai pengamatan i = 1, 2, ,.....N

X : nilai rata-rata hitung N : jumlah sampel t : derjat kepercayaan

Pembahasan Memilih suatu nilai keksaran Manning n sebenarnya adalah memperkirakan hambatan aliran pada saluran tertentu dan membutuhkan sedikit penentuan teknis dan pengetahuan lapangan. Sebagai pemula dalam perencanaan tidak lebih adalah suatu dugaan, karena itu setiap perencanaan memiliki hasil yang berbeda-beda. Salah salah satu tuntunan dalam penentuan nilai kekasaran Manning adalah menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi kecepatan teoritis pada penampang saluran dan data pengukuran kecepatan maupun pengukuran kekasaran. Berdasarkan distribusi kecepatan teoritis pada saluran yang kasar dilakukan dengan metoda pendekatan untuk menentukan nilai n dari Manning. Untuk mendapatkan kecepatan aliran secara langsung dilapangan, maka penampang melintang saluran dibagi menurut beberapa garis vertikal berurutan dengan jarak tertentu. Kecepatan rata-rata bagian vertikal ditentukan dengan mengukur kecepatan pada 0,6 x tinggi setiap bagian atau bila diperlukan hasil yang lebih teliti, maka dilakukan dengan mengambil rata-rata kecepatan pada 0,2 dan 0,8 x tinggi masing-masing ( metoda dua titik) dari penampang yang ditinjau. Rata-rata dari setiap bagian vertikal yang berurutan dikalikan dengan luas bagian vertikal menghasilkan nilai debit yang melalui garis vertikal dari penampang melintang. Jumlah debit yang melalui garis vertikal ini merupakan debit total, karena itu kecepatan rata-rata pada penampang secara keseluruhan adalah sama dengan debit total dibagi dengan luas penampang total. Bila kecepatan pada masing-masing penampang telah diperoleh, maka dengan menggunakan persamaan Manning harga kekasaran n pada masingmasing tanpang dapat diperoleh hasilnya. Pada kondisi debit aliran terlalu besar, maka air akan melimpas ke tebing-tebing saluran dan sebagian aliran akan mengairi bantaran saluran (floodplain). Nilai kekasaran Manning n pada bantaran saluran tergantung pada kondisi permukaan dan tumbuhtumbuhannya. Nuilai n bervariasi sesuai dengan tingkat keterbenaman tumbuhtumbuhan pada taraf air rendah. Tumbuhtumbuhan baru akan menimbulkan efek bila air sudah mencapai ketinggian tertentu. Untuk tumbuh-tumbuhan yang terendam secara penuh (Y0 > 0,8 dari tinggi tanaman) dan yang muncul di atas

: interval kepercayaan

25
Fauzi A. Gani, Jafar Siddik, Jurnal MANTEKH 2 Vol. 1(2010) 21-25
permukaan air (Y0 0,8 dari tinggi tanaman) berbeda perhitungan nilai kekasaran Manningnya, karena pada tumbuh-tumbuhan yang muncul di atas permukaan air perlu dikalkulasikan nilai kekakuan batangnya. Kekakuan batang tumbuh-tumbuhan diperhitungkan dengan memperhatikan ketinggian batang dan tinggi untuk menekuk. Tinggi untuk menekuk terjadi pada tinggi batang seluruhnya. Diameter batang diukur pada jarak dari batang yang menekuk, ada pendapat lain dalam perhitungan kekakuan batang bahwa tidak perlu memperhitungkan kekuatan tekanan air, karena telah didasari pada data asli pengujian pada saluran air dan hannya menghubungkan dua variabel yang terlibat yaitu kedalaman dan diameter batang. setelah diperoleh nilai kekakuan batang, maka nilai kekasaran Manning n langsung didapat. Dari hasil perhitungan nilai kekasaran Manning n pada beberapa kondisi seperti disebutkan di atas, yang diperkirakan dapat membawa efek terhadap aliran air dalam saluran. Maka untuk lebih meyakinkan bahwa nilai keksaran Manning pada masing-masing jenis hambatan air yang telah beberapa kali pengujian perlu dilakukan uji statistika. Untuk masing-masing jenis hambatan aliran air pada saluran dilakukan dengan pengujian distribusi t. Dengan demikian angka kekasaran Manning n untuk berbagai jenis pembentuk permukaan saluran dapat diketahui dengan tingkat kepercayaan tertentu. Kesimpulan 1. Penentuan angka kekasaran Manning n sangat tergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling menonjol dan dianggap berpengaruh besar terhadap efek hambatan air di dalam saluran adalah kekasaran permukaan dari pembentuk saluran. 2. Suatu saluran tidak harus memiliki satu nilai kekasaran Manning n saja, akan tetapi nilai n sangat bervariasi dan tergantung pada jenis pembentuk permukaan saluran. Jika dalam saluran terdiri dari beberapa jenis pembentuk permukaan maka nilai n harus diperhitungkan secara masing-masing, sehingga akan berpengaruh kepada debit yang dialirkan. 3. Pada saluran dimana bahan pembentuknya mempunyai butiran-butiran yang halus seperti lempung atau lanau, efek hambatan jauh lebih kecil, sehingga nilai kekasaran Manning n relatif rendah. Sebaliknya jika pembentuk permukaan butiran kasar nilai kekasaran Manning n dipastikan tinggi. 4. Nilai kekasaran Manning n pada dasar dan bantaran saluran tergantung pada kondisi permukaan dan tumbuh-tumbuhannya. Nilai n bervariasi sesuai dengan tingkat keterbenaman tumbuh-tumbuhan pada taraf air rendah. Tumbuh-tumbuhan akan menimbulkan efek hambatan yang besar , bila ketinggian air pada batang berada di bawah setengah tinggi batang rata-rata. 5 Bila tumbuh-tumbuhan dalam saluran sudah terbenam secara penuh, maka perhitungan nilai kekasaran dapat dihitung dengan pengujian secara langsung dilapangan, akan tetapi bila tumbuhtumbuhan tersebut muncul di atas air dan tetekuk akibat tekanan aliran dan membawa efek yang sangat besar terhadap tahanan aliran, maka hal ini perlu diperhitungkan tersendiri

Daftar Pustaka Chow V T, 1985., hidrolika saluran terbuka, penerbit Erlangga Jakarta Fischenich, C and S. Dudley, 2000., determining drag coefficients and area for vegetation, Freeman, G. E, W. Rahmayer, D. R. Derrick and R. R. Copeland, 2000., manning n values for floodplains with shrubs and woody vegetation, USCID Conference, Park City Soewarno,1995., hidrologi aplikasi metoda statistik untuk analisa data jilid. 2, Penerbit Nova, Bandung. Ichwana, P. Satrio, dan E. Nurrahmi, 2003., flow resistence dan erosi pada beberapa penampang yang ditumbuhi oleh rumput alami, laporan penelitian Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai