Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No.

1, Januari 2007

PENGGUNAAN VEGETASI (RUMPUT GAJAH) DALAM MENJAGA


KESTABILAN TANAH TERHADAP KELONGSORAN

I Nym. G. Santiawan1, I Gusti N. Wardana2, dan I Wayan Redana2

Abstrak: Keberadaan akar tanaman dapat mengurangi tegangan air pori positif dan
memperbesar tegangan air pori negatif. Kemampuan ini meningkatkan kekuatan tanah
khususnya tegangan geser dalam menjaga kestabilan lereng. Akar tanaman
mempunyai kemampuan menyimpan air tanah yang baik dan menjaga kestabilan tanah
terhadap perubahan kadar air akibat proses pembasahan dan proses pengeringan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pada kondisi initial, basah
dan kering terhadap tegangan air pori dan kekuatan geser tanah dengan dan tanpa akar
tanaman rumput gajah. Penelitian ini juga mempelajari peningkatan tegangan air pori
negatif dan kekuatan geser tanah dengan dan tanpa akar tanaman. Lebih lanjut pada
penelitian ini akan mempelajari stabilitas lereng dengan peningkatan parameter geser
tanah yang didapat.
Pengambilan benda uji dilakukan di daerah Bakas-Tohpati, Kabupaten Klungkung.
Lokasi pengambilan benda uji merupakan daerah perbukitan dan dilindungi untuk
mengurangi perusakan seperti perusakan tanaman dan perusakan yang lainnya.
Pengambilan benda uji menggunakan metode undisturbed. Pengujian dilakukan
dengan uji geser langsung (direct shear) dan triaxial CU (condolidated undrained)
pada tiga kondisi benda uji yaitu kondisi initial, kering (Sr  0%) dan basah
(Sr  100%). Dari hasil pengujian didapatkan hubungan antara kadar air (w), angka
pori (e), derajat kejenuhan (Sr), kohesi efektif ( c ' ), sudut geser dalam efektif (  ' ),
tegangan air pori (u) dan kekuatan geser (  ' ).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa, pada proses pembasahan dimana derajat
kejenuhan mendekati kondisi jenuh (Sr  100%), dapat meningkatkan tegangan air
pori negatif dari benda uji dengan akar tanaman sebesar 45,45%. Pada proses
pengeringan dimana derajat kejenuhan mendekati kondisi kering (Sr  0%), dapat
meningkatkan tegangan air pori negatif dari benda uji dengan akar tanaman sebesar
80,0%. Proses pengeringan atau pengurangan kadar air lebih lanjut akan menurunkan
kekuatan geser tanah, karena berkurangnya fase air dalam tanah. Kondisi ini membuat
meniskus air pori menjadi berkurang. Sehingga tanah mengalami kondisi terpisah-
pisah dan sebagian besar pori-pori tanah terisi udara. Akibat kondisi ini, ikatan butiran
tanah menjadi berkurang. Keberadaan akar tanaman dapat meningkatkan nilai kohesi
efektif ( c ' ) sebesar 34,46%, sudut geser dalam efektif (  ' ) sebesar 22,45% dan faktor
keamanan (FK) lereng rata-rata sebesar 33,18%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
keberadaan akar tanaman dapat meningkatkan kestabilan lereng terhadap kelongsoran.

Kata kunci: kekuatan geser, tanah vegetasi, tegangan air pori negatif, kestabilan tanah.

THE SUPPORT OF VEGETATION (RUMPUT GAJAH) IN SLOPE


STABILITY

Abstract: The existence of crop roots is able to decrease positive pore water pressure
and increase negative water pressure. This ability generates an increment of soil
strength especially shear strength which provide more strength to retain slope stability.

1
Alumnus dari Program Magister Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.
2
Dosen Program Magister Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.

11
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

The crop roots have a potential ability in better saving ground water and keeping the
ground more stable due to the variation (drying-wetting cycle) of its moisture content.
The objectives of this research are to determine the change of initial, wetting and
drying of pore water pressure value and soil shear strength with and with out the
presence of crop roots. The research is also aimed to study the increasing of negative
pore water pressure and soil shear strength with and with out crop roots. Moreover, it
is also studied slope stability due to the increasing of soil strength parameters.
The specimens are taken from an area near Klungkung located in Bakas–Tohpati. The
specimens area consist of hilly area and isolated to minimize the disturbances such as
plants deterioration and other possible disturbances. The specimen is obtained by
undisturbed method of sampling. Two tests of direct shear and triaxial CU are carried
out for the three conditions of soil specimen, which are initial, dried (Sr  0%), and
wetted (Sr  100%). The tests are expected to establish a relation of moisture content,
void ratio, degree of saturated, effective cohesion, effective internal friction angle,
pore water pressure and shear strength.
The test results show that the process of soil wetting at the degree of saturation reach
100% shall increase the negative pore water pressure on specimens with crop roots of
45.45%. On drying process at degree of saturation 0%, the negative pore water
pressure increase about 80.00% for specimens with crop roots. The advanced drying
process shall decrease soil shear strength due to the decreasing of water phase in the
soil body. This condition will reduce pore water menisci, so the soil body will crack
and most of soil pores fill with air. The soil bondings also reduce due to this situation.
The existence of crop roots shall increase soil effective cohesion value of 34.46%,
effective internal friction angle of 22.45%, and safety number of 33.18%. It is
concluded that the existence of crop roots are able to increase the slope stability by
slide.

Keywords: shear strength, soil vegetation, negative pore water pressure, soil stability.

PENDAHULUAN tanah. Akibatnya tanah mengalami peru-


bahan kondisi mula–mula (initial state),
Latar Belakang sehingga lapisan tanah ini akan menga-
Curah hujan dengan durasi yang lama lami pengurangan kohesi akibat genangan
disertai intensitas yang tinggi merupakan dan hujan deras yang terjadi dengan peri-
salah satu faktor penyebab terjadinya ode yang cukup panjang serta memicu
bencana tanah longsor pada sebagian kelongsoran tanah pada bidang yang
besar daerah di tanah air. Korban jiwa lemah.
manusia dan kerugian ekonomi akibat Upaya penanganan melalui rekayasa
tanah longsor menggambarkan betapa geoteknik dengan menggunakan teknik–
besar upaya yang harus dilakukan untuk teknik perkuatan tanah menawarkan
mengantisipasi kelongsoran pada lereng penyelesaian dengan biaya yang sangat
yang kritis, baik didaerah perkotaan mau- mahal dan hanya dapat dilakukan pada
pun lingkungan alam terpencil, dimana air lokasi–lokasi yang mudah dijangkau.
memberikan konstribusi terhadap terjadi- Penggunaan sistem soil bioengineering
nya kelongsoran terutama pada tanah seperti vegetasi merupakan salah satu cara
lempung tak jenuh. Air masuk ke dalam alternatif untuk penanganan kelongsoran
tanah tak jenuh melalui: infiltrasi air lanjutan serta kelongsoran jangka panjang
permukaan, rembesan air dalam tanah dan yang perlu dipertimbangkan, mengingat
naiknya muka air tanah. Ketiga peristiwa beberapa keunggulannya.
diatas merubah kondisi tak jenuh menjadi
kondisi jenuh air pada sebagian lapisan

12
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

Rumusan Masalah lereng alam, maka terjadi perpindahan


Berdasarkan latar belakang yang telah massa tanah baik secara alami atau karena
diuraikan sebelumnya, maka yang men- aktivitas manusia. Seperti yang telah kita
jadi rumusan masalah dalam penelitian ini ketahui, penyebab kelongsoran pada
adalah sebagai berikut: umumnya adalah (1) rendahnya kuat geser
1. Bagaimana pengaruh vegetasi (akar tanah pembentuk lereng, (2) peningkatan
rumput gajah) yang belum terganggu beban luar atau kondisi hidrolis dan (3)
(masih hidup) terhadap tegangan air tingginya kadar air untuk tanah lempung
pori dan kekuatan geser tanah dalam (Turnbull dan Hvorslev, 1967).
menjaga stabilitas lereng. Beberapa cara yang dipergunakan
2. Bagaimana pengaruh nilai faktor untuk menjadikan lereng lebih aman dapat
keamanan (FS) lereng dengan/tanpa dibagi dalam dua golongan, yaitu (1)
adanya vegetasi (akar rumput gajah). memperkecil gaya/momen penggerak
seperti membuat lereng lebih datar
Tujuan (mengurangi sudut kemiringan) dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperkecil ketinggian lereng; (2) mem-
mengetahui perubahan tegangan air pori perbesar gaya/momen melawan seperti
dan kekuatan geser tanah yang me- memakai counterweight (tanah timbunan
ngandung akar tanaman rumput gajah pada kaki lereng), mengurangi tegangan
dibandingkan dengan tanpa akar tanaman air pori (membuat drainase, vegetasi),
sehingga dapat menjaga stabilitas lereng. menggunakan cara mekanis (membuat
dinding penahan, memasang tiang) dan
Ruang Lingkup Penelitian menggunakan cara injeksi.
Ruang lingkup penelitian ini adalah Dalam ilmu teknik sipil khususnya
mencakup: bidang geoteknik, dikenal dua terminologi
1. Pengujian sifat–sifat fisik tanah melalui yang lebih spesifik yaitu biotechnical
pengujian indeks properties (kadar air stabilization yaitu kombinasi penggunaan
tanah alami, specific gravity), Batas– material hidup dengan material buatan
batas atterberg, analisis hydrometer (hard structures) untuk memperkuat tanah
dan sieve analysis. serta menstabilkan lereng dan soil
2. Pengujian benda uji dengan dan tanpa bioengineering yaitu penggunaan tanaman
akar rumput gajah terhadap kekuatan hidup dengan bagian–bagian dari tanaman
geser tanah melalui pengujian sifat– seperti akar, cabang dan ranting serta
sifat mekanis tanah yaitu uji direct batangnya yang berfungsi sebagai struktur
shear test (geser langsung CD) dan utama (Redfield, 2000).
triaxial consolidated undrained test Istilah bioengineering secara umum
(CU). dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
3. Pengambilan benda uji dilapangan berkaitan dengan penggunaan material
dalam kondisi tidak terganggu (un- hidup (living material) dalam hal ini
distrub) dengan dan tanpa akar tanam- tanaman rumput gajah (vegetasi) tanpa
an rumput gajah, di daerah Bakas– penggunaan material buatan (nonliving
Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, material) lainnya untuk mengatasi perso-
Klungkung. alan–persoalan teknik tertentu (Redfield,
2000). Akar merupakan bagian terpenting
MATERI DAN METODE karena berkemampuan mengikat tanah
dan berguna untuk sistem konstruksi
Perkembangan Soil Bioengineering penahan lereng disamping akar dapat
Tegangan dalam tanah merupakan menyerap air dari dalam tanah dan dilepas
salah satu bagian penting dalam ilmu ke atmosfir melalui proses transpirasi
geoteknik. Apabila terjadi kelongsoran

13
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

yang dapat menurunkan tegangan air pori kan dengan kenaikan muka air pada suatu
(Gray dan Robbin, 1995). tabung kapiler (Gambar 1).
Pertumbuhan batang tanaman mempe-
ngaruhi pencapaian kedalaman akar d

tanaman. Pada tanaman rumput gajah  
(pennisetum purpureum) dengan tinggi
r (-)
3,5–4m akar dapat mencapai kedalaman B -hcw
4,5 m seperti dikemukakan oleh Rismu- hc -hw
nandar (Indarto dan Hendra, 2004).
h

Mekanisme Keruntuhan Lereng Tanah z


zw
Perlawanan geser tanah akan menurun (+)
akibat terjadi akumulasi air dalam tanah
sehingga menyebabkan ketidakstabilan Gambar 1. Peristiwa Kapilaritas pada
suatu lereng yang dapat dijelaskan berda- suatu Tabung Kapiler
sarkan Teori Mohr Coulomb dengan
memperhitungkan tegangan air pori (u) Pada kondisi setimbang, komponen
adalah vertikal dari gaya tarik sama besarnya
  c' (  u ) tan  ' (1) dengan berat air yang naik, sehingga
dimana persamaannya :
 = kekuatan geser tanah (kN/m2). 2. .r.Ts. cos   .r 2 .hc . w (2)
 = tegangan normal pada bidang maka, ketinggian air hc adalah :
geser (kN/m2). 2.Ts. cos
 ' = sudut geser dalam efektif hc  (3)
r. w
c ' = kohesi efektif (kN/m2).
dimana
u = tegangan air pori (kN/m2).
Ts = tegangan permukaan (surface
Peningkatan tegangan air pori positif
tension).
(u) akan menghasilkan pengurangan te-
 = sudut kontak antara dinding
kanan efektif sampai pada kondisi dimana
tabung kapiler dengan Ts
kesetimbangan terlampaui (FK < 1), se-
hingga terjadi keruntuhan.  w = berat volume air.
Dari persamaan di atas terlihat bahwa
Tegangan Air Pori Negatif harga tekanan air pori (pore-water press-
Pada umumnya tanah berada pada ure) untuk titik B yang terletak di atas
kondisi setengah jenuh (partially satu- muka air adalah berharga negative yang
rated), pada kondisi ini tegangan air pori berarti bahwa tegangan tersebut bersifat
dapat bernilai negatif yang menimbulkan tegangan tarik. Tegangan air pori inilah
terjadinya gaya serap (soil suction atau yang disebut sebagai tegangan air pori
matrix suction) dan berpengaruh terhadap negatif atau suction.
kuat geser tanah (shear strength). Pada Suction maximum terjadi dekat permu-
kondisi tanah kenyang air, seluruh ruang kaan tanah pada akhir musim kering
pori tanah terisi air. Pada kondisi tidak sehingga kapasitas infiltrasi maximum
kenyang air ruang pori tanah sebagian terjadi dekat muka tanah selama musim
terisi udara dan sebagian terisi air yang kering, sebaliknya suction minimum
merupakan matrix suction ua  uw  dan terjadi pada akhir musim penghujan
sehingga keruntuhan lereng sering terjadi
dapat membentuk suatu struktur meniskus
pada saat itu karena kapasitas infiltrasinya
air, yang timbul karena fenomena tegang-
juga mencapai minimum (Najoan dan
an permukaan (surface tension). Prinsip
Soetijono, 2002).
terjadinya efek kapilaritas dapat diterang-

14
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

Kekuatan Geser pada Tanah Tidak antara butiran tanahnya, sedangkan air
Jenuh pori akan terkonsentrasi pada daerah
Pada tahun 1936, Terzaghi telah sekitar bidang kontak antar partikel-
mengemukakan prinsip tegangan efektif partikel padat tanah.
yang berlaku pada suatu tanah jenuh Karena itu, pada kondisi tidak jenuh
sempurna. sempurna, persamaannya dapat ditulis :
Dalam konsep tegangan efektif aa  ac  aw  1 (7)
terdapat 3 (tiga) macam tegangan yang dimana:
bekerja pada suatu massa tanah yang aa = ratio luasan kontak fase udara
mengalami pembebanan, yaitu:
a. Tegangan normal total ( ) pada terhadap luasan total
Karena ac = 0, maka aa  aw  1
bidang di dalam massa tanah, yaitu
tegangan yang dihasilkan dari pembe- Dan  ' dapat didefinisikan sebagai :
banan, yang bekerja pada arah normal  '   u * (8)
bidang. dengan u*  ua aa  uw aw
b. Tegangan air pori ( uw ) disebut juga ua = tegangan udara-pori
tegangan netral yang bekerja ke segala Bila diketahui aa  1  aw , maka dapat
arah sama besar, yaitu tegangan air ditulis :
yang mengisi pori atau rongga di antara
u*  ua (1  aw )  uw aw  ua  aw (uw  ua )
butiran tanah padat.
c. Tegangan normal efektif ( ' ) pada (9)
Sehingga persamaan (8) dapat diubah ke
bidang di dalam massa tanah, yaitu
dalam bentuk:
tegangan yang dihasilkan dari pembe-
banan, dan bekerja pada bidangsentuh  '    [ua  aw (ua  uw )] (10)
antar kerangka tanah. (Bishop et.al., 1962) mengganti faktor
Pada kenyataannya, tegangan air pori aw pada persamaan di atas dengan suatu
bekerja dominan pada aw , sehingga dapat parameter empiris X, sehingga persa-
ditulis : maannya dapat ditulis ke dalam bentuk :
 '    awuw atau (4)  '    [ua  X (ua  uw )] (11)
 '    (1  ac )uw (5) Parameter X dapat ditentukan secara eks-
perimental dan tergantung dengan derajat
Karena ratio antara luasan kontak mineral
kejenuhan suatu tanah. Untuk massa tanah
terhadap luasan total ac , adalah sangat
yang kering sempurna, X = 0 dan untuk
kecil, maka dapat diabaikan sehingga tanah yang jenuh sempurna, harga X = 1.
ac  0 (Lambe dan Whitman, 1969).
Persamaan (5) dapat ditulis menjadi : Pengaruh Tanaman Terhadap Stabi-
 '   u (6) litas Lereng
Dari perumusan di atas, dapat disim- Pengaruh adanya tanaman, dimana
pulkan bahwa besar tegangan efektif pada akar tanaman akan menyerap air hujan
suatu tanah jenuh sempurna sangat yang berinfiltrasi ke dalam tanah melalui
dipengaruhi oleh tegangan air porinya. proses evapotranspirasi oleh tanaman,
Semakin besar tegangan air porinya, maka dapat meningkatkan tegangan pori negatif
harga tegangan efektifnya akan semakin dan membatasi timbulnya tegangan pori
berkurang. positif. Pengaruh ini mnyebabkan peru-
Bila tanah berada pada kondisi tidak bahan pada kedua parameter (tegangan air
jenuh sempurna, maka pori-pori tanah pori dan tegangan udara pori) yang
akan terisi oleh air dan udara. Pori-pori memberikan pengaruh terhadap tegangan
udara akan membentuk saluran-saluran geser serta volume tanah.
yang saling menyambung melalui ruang di

15
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

Peranan tanaman terhadap kelong- penopang dan tiang–tiang angker untuk


soran lereng dapat dilihat melalui melawan gaya geser kearah bawah
pengaruh mekanisme hidrology dan lereng.
mekanik (hydro-mechanical mechanicsm) 4. Pembebanan tambahan (surcharge):
yang terdapat dalam Gambar 2. dan Berat dari tanaman dalam beberapa
penjelasannya dalam Tabel 1. keadaan tertentu dapat meningkatkan
Pengaruh-pengaruh yang menguntung- stabilitas melalui peningkatan tegangan
kan dari tanaman berkayu terhadap stabi- normal pada bidang longsor.
litas massa tanah adalah sebagai berikut:
1. Perkuatan akar (root reinforcement): Angin
Akar tanaman memperkuat tanah
secara mekanik melalui penyaluran 1
tegangan geser tanah menjadi perla-
wanan tarikan oleh akar–akar tersebut.
2. Pengurangan kelembaban tanah (soil
moisture depletion): Proses evapo- 3
transpiration dan penyerapan melalui
daun dari tanaman dapat membatasi 6
timbulnya tegangan air pori positif.
3. Penunjang dan penjangkaran (buttress- Gambar 2. Pengaruh Hidro–Mekanik
ing and arching): Bagian batang tana- Tanaman terhadap Stabilitas Lereng
man yang tertanam didalam tanah (Gray dan Robbin, 1995)
dapat berperilaku sebagai tiang–tiang

Tabel 1. Pengaruh Hidro-Mekanik Tanaman terhadap Stabilitas Lereng (Gray


dan Robbin, 1995)
Mekanisme secara hidrologi Pengaruh
1 Penyerapan dan penguapan oleh daun dapat mengurangi masuknya B
air hujan kedalam tanah
2 Akar dan batang meningkatkan kekasaran dari permukaan dan A
permeabilitas tanah, akan meningkatkan kapasitas penyerapan
3 Akar menyerap air dari dalam tanah dan dilepas ke atmosfir melalui B
proses transpirasi, akan menurunkan tegangan air pori
4 Berkurangnya kelembaban tanah dapat menyebabkan keretakan A
dalam tanah, sehingga akan meningkatkan kapasitas penyerapan
Mekanisme secara mekanik
5 Akar - akar akan memperkuat tanah, sehingga dapat meningkatkan B
kekuatan geser tanah
6 Penjangkaran akar tanaman kedalam lapisan tanah keras B
7 Berat beban tanaman akan meningkatkan gaya normal atau gaya A/B
dorong Kebagian bawah lereng
8 Tanaman yang terbuka terhadap terpaan angin akan menyalurkan A
gaya Gaya dinamik pada lereng
9 Akar mengikat partikel dipermukaan tanah, mengurangi terjadinya B
erosi permukaan.
Keterangan :
A = Berdampak negatif terhadap stabilitas
B = Berdampak positif terhadap stabilitas

16
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

Beberapa metode pendekatan yang  ' = Sudut geser dalam efektif


dipergunakan dalam mengendalikan ke-  ' R = Konstribusi akar terhadap sudut
longsoran dapat dibagi kedalam tiga
geser dalam efektif
kelompok yaitu
1. Metode Vegetatif berfungsi untuk  n = Tegangan normal yang tergan-
melindungi tanah terhadap daya tung kemiringan lereng, tinggi,
perusak butir–butir hujan yang jatuh, berat volume, beban merata
melindungi tanah dari daya perusak u = Tekanan air pori yang tergan-
aliran permukaan tanah dan mem- tung derajat kejenuhan dan
perbaiki kapasitas infiltrasi tanah. muka air tanah
2. Metode Mekanik berfungsi memper-  = Kemiringan lereng
lambat aliran permukaan dan menam- h = Tinggi lereng
pung serta menyalurkan aliran air  = Berat volume
dengan kekuatan yang tidak merusak. ht
3. Metode Kimia berfungsi memperbaiki = kedalaman retak susut terisi air
sifat–sifat fisik tanah sehingga mampu g = beban merata dan a = perce-
memantapkan aggregate-aggregat tanah patan gempa
menjadikan struktur tanah mantap dan Persamaan (13) dipakai untuk meng-
pori tanah dapat terjaga dengan baik hitung stabilitas lereng dengan akar
(Bailey, dkk.,1986). tanaman. Tahanan geser umumnya dihi-
tung dengan menggunakan metode irisan
Metode Analisa Lereng dengan Vege- (segmen) sama seperti metode tanpa akar
tasi tanaman yang akan dijelaskan pada sub
Najoan dan Soetjiono, 2002 mengata- bab berikut.
kan bahwa faktor keamanan lereng seperti
pada Gambar 3 terhadap kelongsoran,
tergantung pada rasio kekuatan geser
tanah  ' dan tegangan geser  m  yang
dapat dinyatakan dalam persamaan:
'
FK  (12)
m
 '  f (c' , ' , n , u )  c' n  u  tan  ' 
 m  f (  , h,  , ht , g , a)
W
Bila ada akar tanaman maka persamaan w
berubah menjadi:
 '  (c'c' R)   n  u  tan( ' ' R) (13)
Gambar 3. Asumsi Vegetasi dalam
dimana:
Analisa Stabilitas Lereng (Najoan
FK = Faktor keamanan terhadap long-
dan Soetjiono, 2002)
soran (>1 stabil,  1 longsor).
 ' = Kekuatan geser tanah
Metode Perhitungan Lereng
 m = Tegangan geser yang bekerja Perhitungan angka keamanan dari
yang tergantung kemiringan sebuah lereng yang direncanakan dapat
lereng, tinggi, berat volume, menggunakan beberapa metode seperti
retak susut, beban merata, dibawah ini.
percepatan gempa.
c ' = Kohesi tanah efektif Metode Fellenius
c ' R = Konstribusi akar terhadap kohe- Perhitungan lereng dengan metode
si tanah efektif Fellenius dilakukan dengan membagi

17
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

massa longsoran menjadi segmen–segmen Metode Bishop


seperti pada Gambar 4, untuk bidang Metode Bishop ini memperhitungkan
longsor circular adalah: komponen gaya–gaya (horisontal dan
W .x   .l.R (14) vertikal) dengan memperhatikan keseim-
bangan momen dari masing–masing
FK 
 .l .R i i
(15) potongan, seperti pada Gambar 5. Metode
W .x i i ini dapat digunakan untuk menganalisa
dimana: dengan tegangan efektif.
Wi = Berat segmen tanah (kN/m).
li = Panjang busur lingkaran pada O X
segmen yang dihitung (m) (R sin )
xi = Jarak horisontal dari pusat ge- b
R
lincir ke titik berat segmen (m)
R = Jari-jari lingkaran keruntuhan
Xn
(m).
 = Tegangan geser (kg/cm2).
W Vn
Xn+1
X
Center O O l
Vn+1


N R N/l
W  

b  u
 W =S/F

Gambar 5. Stabilitas lereng dengan


 metode Bishop
Slip Circle
 l
 
1 {c.b  W (1  ub) tan } sec   (19)
FK   
Gambar 4. Gaya yang bekerja pada  W . sin   tan  . tan  
1
 FK 
longsoran lingkaran
Dimana:
Untuk tanah kohesif (  0) , maka: W = berat segmen tanah
cb = kohesi tanah
Cu.L  = sudut antara bidang horisontal
FK  (16)
Wi .sin i dengan garis kerja kohesi
dimana:  = sudut geser dalam
Cu = kuat geser tanah tak terdrainase
 = kemiringan lereng
 = sudut antara bidang horisontal
dengan garis kerja kohesi
L = panjang total busur gelincir HASIL DAN PEMBAHASAN
R. .
L Hasil Pengujian Sifat Fisik
1800 Hasil pengujian sifat fisik, menun-
 = sudut busur lingkaran gelincir
jukkan bahwa tanah dikatagorikan
Untuk tanah c-  , maka : lempung dengan persen fraksi lempung
C.L  tan  W cos 0,002 mm (2 m) berkisar antara 25,25-
FK  (17)
W .sin 42,98%. Kadar air tanah berkisar antara
43-49%. Secara umum, dengan adanya
dimana:
akar, maka nilai batas cair (LL) akan
C = kuat geser tanah
W = berat segmen tanah

18
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

meningkat disertai peningkatan index negatif bertambah dan dalam pori-pori


plastisitasnya (PI) seperti pada Tabel 2. tanah masih terdapat air yang dapat
menjaga ikatan butiran tanah pada saat
Hasil Pengujian Sifat Mekanis mencapai kondisi kering sempurna.
Proses pembasahan dapat meningkat- Tegangan air pori yang tersisa inilah
kan tegangan air pori tanah dengan dan sering disebut tegangan air pori negatif.
tanpa akar tanaman rumput gajah, dimana

T e g a n g a n A ir Puo (r ki, P a )
dengan peningkatan kadar air yang men- 50
dekati jenuh sempurna, pori-pori tanah 40
akan lebih banyak terisi oleh air sehingga
30
tegangan air pori menjadi meningkat yang
20
dapat dilihat pada Gambar 6. Benda uji
tanpa akar tanaman rumput gajah yang 10

mengalami proses pengeringan cenderung 0


memiliki tegangan air pori yang lebih 0 20 40 60 80 100
kecil. Hal ini disebabkan oleh proses D e r a ja t K e je n u h a n , S r ( % )
penyusutan massa tanah, dimana volume D engan A kar Tanpa Akar
pori-pori tanah cenderung untuk mengecil,
berbeda dengan yang ada akar tanaman, Gambar 6. Hubungan antara derajat keje-
nuhan (Sr) dengan tegangan air pori (u)
dimana akar masih menyimpan air yang
menyebabkan nilai tegangan air pori

Tabel 2.a. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah (Dengan Akar Rumput Gajah)
Persen Persen
Batas
Kedala Berat Isi Specific Kadar Lolos Fraksi Batas Index
Cair Kelas Jenis
Lokasi man Tanah Gravity Air Saringa Lempung Plastis Plastisitas
LL USCS Tanah
(m) (gr/cm ) (Gs) w (%) n 0,075 0,002mm
3
PL (%) PI (%)
(%)
mm (2 m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lempung
1 1.632 2.55 48.250 60.30 33.20 47.12 14.71 32.41 CL
Atas Lanauan
Lempung
3 1.698 2.57 48.240 71.60 40.75 45.55 13.79 31.76 CL
Lanauan
Lempung
1 1.629 2.58 49.290 60.25 35.80 46.03 14.07 31.96 CL
Tengah Lanauan
Lempung
3 1.624 2.56 48.760 65.30 25.25 43.85 13.24 30.61 CL
Lanauan

Tabel 2.b. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah (Tanpa Akar Rumput Gajah)
Persen Persen
Batas Batas
Kedala Berat Isi Specific Kadar Lolos Fraksi Index
Cair Plastis Kelas
Lokasi man Tanah Gravity Air Saringa Lempung Plastisitas Jenis Tanah
LL PL USCS
(m) (gr/cm ) (Gs) w (%) n 0,075 0,002mm
3
PI (%)
(%) (%)
mm (2 m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lempung
1 1.617 2.52 43.790 61.95 37.75 40.87 12.70 28.17 CL
Atas Lanauan
Lempung
3 1.686 2.51 46.230 70.25 36.30 39.74 12.13 27.60 CL
Lanauan
Lempung
1 1.625 2.54 44.460 61.50 37.95 39.90 12.02 27.88 CL
Tengah Lanauan
Lempung
3 1.621 2.52 46.240 62.55 42.98 39.23 11.44 27.80 CL
Lanauan

19
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

Gambar 7 menunjukkan bahwa, proses Pada kondisi mendekati jenuh sem-


pembasahan (Sr mendekati kondisi jenuh purna, akar tanaman mampu menyerap air
sempurna) pada benda uji dengan dan dan menahan air serta butiran tanah.
tanpa akar tanaman rumput gajah akan Sehingga memberikan nilai tegangan air
menurunkan kekuatan geser dari kondisi pori negatif, kohesi dan sudut geser dalam
initial, karena kadar air yang berlebihan lebih besar dibandingkan tanpa akar
akan mengurangi ikatan butiran tanah atau tanaman. Hubungan derajat kejenuhan
kohesi sehingga kekuatan geser tanah juga (Sr) dengan sudut geser dalam (  )
akan menurun. Proses pengeringan benda ditunjukkan pada Gambar 8. Setelah
uji dengan dan tanpa akar tanaman rumput kemampuan sisa tersebut hilang, maka
gajah menyebabkan kenaikan kekuatan nilai sudut geser dalam mendekati benda
benda uji, namun proses pengeringan atau uji tanpa akar tanaman.
pengurangan kadar air lebih lanjut tidak
60
akan menaikkan kekuatan dari benda uji.
Karena pada kondisi derajat kejenuhan 50

(Sr) mendekati kering sempurna, fase air 40

pada massa tanah mulai berkurang, 30


sehingga benda uji mengalami kondisi 20
terpisah-pisah dan luasan meniskus air
10
pori mulai berkurang. Dengan demikian
0
jumlah air yang terkandung dalam pori- 0 20 40 60 80 10 0
pori tanah menjadi kecil dan sebagian D er ajat Kejenuhan, Sr ( %)
besar pori-pori tanah akan terisi udara
Dengan A k ar Ta n p a A k a r
yang menyebabkan ikatan butiran tanah
berkurang serta kekuatan geser tanah Gambar 8. Perubahan Sudut Geser
menjadi menurun. Dalam Effektif(  ' ) terhadap Derajat
Benda uji dengan akar tanaman Kejenuhan (Sr)
mempunyai ketahanan terhadap peruba-
han kadar air akibat proses pengeringan Gambar 9 menunjukkan bahwa, proses
dan pembasahan dibandingkan benda uji pembasahan (Sr mendekati jenuh sem-
tanpa akar tanaman. Karena benda uji purna) benda uji dengan dan tanpa akar
dengan akar tanaman mempunyai kemam- tanaman rumput gajah menurunkan nilai
puan menyimpan air yang lebih baik, kohesi, begitupula pada saat mendekati
sehingga pada saat mencapai kondisi kondisi kering sempurna, dimana nilai
kering sempurna, tanah masih memiliki kohesinya cenderung mengalami penurun-
kemampuan sisa (Sr res) untuk mengikat an. Benda uji dengan akar tanaman
butiran tanah. rumput gajah memiliki nilai kohesi lebih
12 0 0
besar dibandingkan benda uji tanpa akar

10 0 0

800
tanaman. Benda uji tanpa akar tanaman
600 lebih mudah mengalami perubahan nilai
400 kohesi akibat proses pembasahan dan
200
pengeringan. Karena dengan adanya akar,
0
0 20 40 60 80 10 0 air lebih sulit melepaskan ikatan butiran
Der ajat Kejenuhan, Sr ( %) tanah dan pada saat mencapai kondisi
kering sempurna, akar tanaman masih
Dengan Akar Tanpa Akar
menyimpan air sehingga mampu mengikat
Gambar 7. Variasi Kekuatan Geser butiran tanah serta dapat mengurangi
Tanah (  ' ) terhadap Derajat Keje- deformasi yang diakibatkan proses
nuhan (Sr) pembasahan dan pengeringan.

20
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

45 drainase ini dilakukan terhadap benda uji


40 dengan dan tanpa akar tanaman rumput

Kohesi efektif,c ' (kPa)


35 gajah pada kondisi initial, pengeringan
30 dan pembasahan. Hasil uji geser langsung
25
(direct shear) dapat dilihat pada Tabel 3.
20
Pada uji geser langsung (direct shear)
15
10
terlihat bahwa:
5 a. Peningkatan kuat geser maksimum
0 tidak konstan. Hal ini disebabkan oleh
0 20 40 60 80 100 perbedaan prosentase akar rata-rata
D erajat Kejenuhan, Sr (% ) (1m=0,459% dan 3m=0,240%), kemi-
ringan akar (200-900 terhadap hori-
Dengan Akar Tanpa Akar sontal) dan diameter akar rata-rata (0,8-
2,1 mm) dari setiap benda uji.
Gambar 9. Perubahan Kohesi (c’) b. Peningkatan kuat geser maksimum
terhadap Derajat Kejenuhan (Sr) benda uji dengan akar tanaman pada
nilai kohesi efektif ( c ' ) rata-rata
Pengujian geser langsung dilakukan sebesar 45,84% dan sudut geser dalam
untuk memperoleh sudut geser dalam efektif ( ' ) rata-rata sebesar 19,77%,
efektif ( ' ) dan kohesi efektif ( c ' ) dengan dibandingkan tanpa akar tanaman.
suatu kecepatan penggeseran yang lambat.
Uji geser langsung terkonsolidasi dengan

Tabel 3. Hasil Uji Direct Shear


Dengan Akar Tanpa Akar
Lokasi Kedalaman
Kohesi eff. Sudut Geser Kohesi eff. Sudut Geser Kondisi
(m)
c' (kPa) Dalam eff. ( ' ') c' (kPa) Dalam eff. ( ' ')
1 2 3 4 5 6 7
Atas 1 19.900 30.756 12.890 26.679 Basah
30.600 37.737 21.390 30.624 Initial
21.700 43.523 15.790 38.176 Kering

3 20.200 29.568 15.720 24.819 Basah


27.800 29.832 21.520 27.520 Initial
22.800 38.286 16.170 34.390 Kering

Tengah 1 20.500 32.297 12.110 26.962 Basah


29.500 36.043 19.140 29.832 Initial
27.200 40.706 16.880 37.406 Kering

3 19.600 27.660 13.140 23.347 Basah


28.200 28.891 20.230 25.687 Initial
23.100 37.294 16.110 35.343 Kering

Pengujian triaxial CU (consolidated konsolidasi tanpa penje-nuhan (kondisi


undrained) dilakukan dengan kondisi initial dan kondisi pengeringan). Hasil
terkonsolidasi tanpa drainase dan tekanan pengujian triaxial CU (consolidated
balik. Selanjutnya dilakukan penjenuhan undrained) dapat dilihat pada Tabel 4.
dan konsolidasi (kondisi pembasahan),

21
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

Dari uji Direct shear dan Triaxial CU tanpa akar dan dengan akar rumput
diperoleh hasil sebagai berikut: gajah, bila dibandingkan dengan hasil
a. Dari hasil uji triaxial CU dengan akar uji geser triaxial CU mempunyai hasil
tanaman rumput gajah, pening-katan kurang lebih sama. Namun peningkatan
nilai tegangan air pori negatif (-u) pada kohesi efektif ( c ' ) pada uji geser
proses pembasahan rata-rata sebesar langsung dengan akar, lebih besar
45,45% dan pada proses pengeringan (- dibandingkan dengan hasil uji triaxial
u) rata-rata sebesar 80%, nilai kohesi CU. Hal ini disebabkan karena bidang
efektif ( c ' ) rata-rata meningkat sebesar longsor pada uji direct shear dipaksa
34,46% dan nilai sudut geser efektif mele-wati bidang horisontal sehingga
( ' ) rata-rata meningkat sebesar akar yang pada umumnya bersudut 200
22,45% diban-dingkan dengan tidak sampai 900 terhadap horisontal ber-
ada akarnya. fungsi lebih optimal.
b. Sudut geser dalam efektif ( ' ) rata-rata
hasil uji Direct shear untuk benda uji

Tabel 4. Hasil Uji Triaxial CU


Dengan Akar Tanpa Akar
Keda- Sudut Geser Teg. Air Pori Kohesi Sudut Geser Persen
Lokasi laman Kohesi Dalam eff. Dalam eff. Akar Kondisi
(m) eff. Negatif eff. (%)
c' (kPa) ( ' ') -u (kPa) c' (kPa) ( ' ')
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Atas 1 17,11 34,95 8,33 12,19 26,80 0,488 Basah
28,92 39,53 10,00 19,76 30,66 0,498 Initial
19,89 46,24 6,00 13,82 38,83 0,378 Kering

3 16,35 30,12 5,67 13,45 24,93 0,248 Basah


25,82 32,41 6,67 19,87 27,56 0,287 Initial
18,67 40,25 3,67 14,79 34,84 0,207 Kering

Tengah 1 16,14 35,09 9,00 11,43 26,98 0,504 Basah


27,11 38,33 7,33 18,31 29,75 0,481 Initial
22,65 44,26 5,33 15,72 37,59 0,403 Kering

3 14,71 29,18 6,00 12,37 23,74 0,227 Basah


24,85 31,55 4,00 19,48 25,95 0,196 Initial
19,44 41,63 5,33 15,52 35,91 0,274 Kering

SIMPULAN DAN SARAN dimana diameter rata-rata akar pada


benda uji adalah 0,8 - 2,1 mm.
Simpulan 2. Proses pengeringan dan pembasahan
Dari uraian dan pembahasan yang yang mendekati kondisi ekstrim (jenuh
telah dilakukan maka dapat disimpulkan sempurna dan kering sempurna) pada
beberapa hal berikut ini: benda uji dengan dan tanpa akar
1. Persen peningkatan kuat geser tanah tanaman rumput gajah akan menu-
berbeda-beda tergantung prosentase runkan nilai sudut geser dalam tanah.
akar rata-rata (1m = 0,459% dan 3m = Benda uji dengan akar tanaman pada
0,240%), kemiringan akar dan diameter saat mencapai kondisi kering sem-
rata-rata akar dari setiap benda uji, purna, masih memiliki kemampuan sisa
(nilai tegangan air pori negatif) dalam

22
Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam ………..…… Santiawan, Wardana,dan Redana

mengikat butiran tanah yang dapat dapat menyerap dan menyimpan air
memperkuat kontak antar butiran lebih banyak sehingga meningkatkan
sehingga sudut geser dalam akan lebih tegangan air pori negatif yang dapat
besar dan setelah kemampuan sisa meningkatkan kekuatan geser untuk
tersebut hilang, maka nilai sudut geser menahan kelongsoran tanah.
dalamnya akan mendekati benda uji 2. Tanaman rumput gajah pada penelitian
tanpa akar tanaman. ini dapat dipakai untuk menjaga kesta-
3. Kuat geser tanah dengan dan tanpa akar bilan lereng.
tanaman akan menurun pada saat 3. Penelitian penggunaan jenis-jenis tana-
mencapai kondisi jenuh sempurna man untuk menjaga stabilitas lereng
dimana derajat kejenuhan (Sr) mening- sebaiknya dikembangkan lebih lanjut
kat akibat penambahan kadar air, agar diperoleh pemilihan tanaman yang
sehingga ikatan butiran tanah akan tepat.
berkurang atau kohesinya akan ber- 4. Penelitian teknologi soil bioenginering
kurang. (tanaman rumput gajah) lebih lanjut
4. Proses pengeringan benda uji dengan dapat di kombinasikan dengan metode
dan tanpa akar tanaman akan mening- Konvensional (seperti: Geotextile, din-
katkan kekuatan tanah, namun proses ding penahan tanah, dll) untuk lereng
pengeringan atau pengurangan kadar yang dalam.
air lebih lanjut tidak akan menaikkan 5. Penelitian ini hanya melakukan pengu-
kekuatan tanah. Karena pada kondisi jian di laboratorium dan selanjutnya
derajat kejenuhan (Sr) mendekati dapat dilakukan juga dilapangan.
kering sempurna, fase air dalam tanah
mulai berkurang, sehingga tanah UCAPAN TERIMA KASIH
mengalami kondisi terpisah-pisah dan
luas meniskus air pori mulai berkurang Penulis mengucapkan terima kasih
serta sebagian besar pori-pori tanah kepada I Made Dodiek Wirya A., S.T,
akan berisi udara yang menyebabkan MT. sebagai pembimbing akademik atas
ikatan butiran tanah berkurang dan masukan serta bantuannya dalam peneli-
kekuatan geser tanah juga menurun. tian ini.
5. Keberadaan akar tanaman rumput ga-
jah dapat meningkatkan nilai tegangan DAFTAR PUSTAKA
air pori negatif (-u) pada proses
pembasahan rata-rata sebesar 45,45% Bailey, H.H., et al. 1986. Dasar–dasar
dan pada proses pengeringan rata-rata Ilmu Tanah, Edisi Ketiga. Universitas
sebesar 80%, nilai kohesi efektif ( c ' ) Lampung.
rata-rata sebesar 34,46% dan sudut Bishop A.W. and Henkel D.J. 1962. The
geser dalam efektif (  ' ) rata-rata Measurement of Soil Properties in
sebesar 22,45%, dimana parameter- The Triaxial Test, Second Edition,
parameter tanah ini dapat memberikan Edward Arnold, Ltd.
konstribusi terhadap peningkatan faktor Bowles, J.E. 1992. Engineering Proper-
keamanan (FK) stabilitas lereng rata- ties of Soils and Their Measurements,
rata sebesar 33,18%. Jadi keberadaan 4 th. Ed. McGraw–Hill.
akar tanaman dapat meningkatkan Fredlund, D.G. and Rahardjo, H. 1993.
faktor keamanan (FK) dan menjaga Soil Mechanics for Unsatureted Soils,
kestabilan lereng. John Wiley and Sons.
Gerard A. dan Kuncoro I. 2002. Peng-
Saran gunaan Vegetasi sebagai Metode Sta-
1. Tanaman rumput gajah perlu ditanam bilisasi Lereng, Prosiding Seminar
lebih banyak, dimana akar tanaman Nasional Slope 27 April 2002

23
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No. 1, Januari 2007

HATTI, GEC, UNIKA Parahyangan Slope 27 April 2002 HATTI, GEC,


Bandung. UNIKA Parahyangan Bandung.
Gray, D.H. and Robbin B.S. 1995. Rahardjo, P.P. dan Salim, E.F. 1995.
Biotechnical and Soil Bioengineering Manual Kestabilan Lereng, Geotech-
Slope Stabilization, John Wiley and nical Engineering Center, UNIKA
Sons, Inc. Parahyangan Bandung.
Grimshaw D. 2000. Vetiver Grass The Freeze R.A. and Cherry J.A. 1979.
Hedge Against Erosion, The World Groundwater, Prentice-Hall. Inc,
Bank Washington D.C. New Jersey.
Hardiyanto H.C. 1992. Mekanika Tanah, Redfield, E. 2000. Soil Bioengineering
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. and Biotechnical Stabilization, Re-
Holtz R.D. and Kovacs W.D. 1976. An newable Resouces 575 Advanced
Introduction to Geotechnical Engi- Revegetation, University of Alberta.
neering, Prentice-Hall, Inc., New Sandra L.H. and Warren K.W. 1993.
Jersey. Unsaturated Soils, Proceedings Un-
Indarto dan Hendra G. 2004. Pengaruh saturated Soils and Shallow Foun-
Keberadaan Akar Rumput Gajah dations of the Geotechnical Engi-
Terhadap Kelakuan Tanah Lanau neering Division, American Society
Disturbed Yang Dipadatkan Pada of Civil Engineers, ASCE.
Standard Proctor Saat Mengalami Santiawan, 2006. Penggunaan Vegetasi
Siklus Pengeringan - Pembasahan, (Rumput Gajah) Dalam Menjaga
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan- Kestabilan Tanah Terhadap Kelong-
VIII 3–4 Agustus HATTI, Jakarta. soran, Tesis Program Magister
Koerner R.M. 1992. Geosynthetics in Teknik Sipil, Universitas Udayana
Filtration, Drainage and Erosion Denpasar.
Control, Geosynthetic Research Insti- Sirley L.H. 1987. Geoteknik dan Meka-
tute, Drexel University, Philadelphia, nika Tanah, Nova, Bandung.
Pennsylvania, USA. Suhardjito dan Zanussi F.X. 1997. Slope
Ladd, C.C. 1971. Strength Parameters Stability on The Expansive Soils,
and Stress-Strain Behaviour of Satu- Seminar Sehari, Pemda Tk. II Sema-
rated Clays, M.I.T., Boston, Mass. rang, Bhumi Manyar Permai P.T.,
Lambe T.W. and Whitman R.V. 1969. Unika Semarang.
Soil Mechanics Version SI, John Turnbull, W.J. and Hvorslev, M.J. 1967.
Wiley and Sons. Special Problems in Slope Stability,
Mudjihardjo. D. dan Cindarto. 2002. Journal of the Soil Mechanics and
Pengaruh Tekanan Kandungan Air Foundations Division, ASCE, July.
Pori Terhadap Kestabilan Lereng
Tanah, Prosiding Seminar Nasional
Slope 27 April HATTI, GEC,
UNIKA Parahyangan Bandung.
Najoan T.F. dan Soetjiono C. 2002.
Pengaruh Akar Tanaman terhadap
Kekuatan Geser Tanah, Prosiding
Seminar Nasional Slope 27 April
2002 HATTI, GEC, UNIKA Para-
hyangan Bandung.
Nurly G. dan Setiawan, B. 2002. Penga-
ruh Peningkatan Kandungan Air
Terhadap Potensi Keruntuhan Lereng
Tanah, Prosiding Seminar Nasional

24

Anda mungkin juga menyukai