Anda di halaman 1dari 23

2022/2023

ACARA V
KEKASARAN SUNGAI
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung atau menganalisis nilai kekasaran sungai di
suatu daerah
2. Mahasiswa mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
kekasaran suatu sungai serta pengaruhnya dalam kehidurpan sehari-hari
II. Dasar Teori
Menurut Nuri, 2020 Sungai adalah saluran di dataran bumi terbentuk secara
alamiah yang membendung dan meneruskan air hujan dari daerah yang tinggi ke
daerah yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut. Di daerah perkotaan
sungai digunakan sebagai tempat mengalirnya air ketika terjadi hujan, ataupun
pengaruh pasang surut air laut. Karakteristik sungai terdiri dari kemiringan,
kekasaran dasar permukaan, kedalaman air, dan lebar sungai. Karakteristik
tersebut akan menentukan kapasitas sungai dalam mengalirkan air. Apabila
kapasitas aliran sungai terlampaui maka akan terjadi luapan (banjir) di sekitar
aliran sungai. Perubahan morfologi dan permukaan suatu sungai berpengaruh
terhadap nilai koefisien kekasaran sungai dan fungsi sungai dalam mengalirkan
air limpasan atau larian (Montjai, 2015).
Aliran pada saluran terbuka merupakan aliran yang mempunyai permukaan
bebas. Permukaan yang bebas itu merupakan pertemuan dua fluida dengan
kerapatan ρ (density) yang berbeda yaitu udara dan air dimana kerapatan udara
jauh lebih kecil dibanding kerapatan air. Saluran terbuka juga memiliki klasifikasi
yang dibagi menjadi dua yaitu Artificial Channel/Saluran Buatan dan Natural
Channel/Saluran Alami. Artificial Channel/Saluran Buatan merupakan saluran
yang dibuat oleh manusia, contohnya adalah Saluran irigasi, kanal, saluran
pelimpah, kali, selokan, gorong-gorong dll. Saluran buatan umumnya memiliki
geometri saluran yang tetap (tidak menyempit/melebar), dibangun menggunakan
beton, semen, dan besi, memiliki kekasaran yang dapat ditentukan, analisis
saluran yang telah ditentukan memberikan hasil yang relatif akurat. Sedangkan
Natural channel/Saluran Alami merupakan saluran yang memiliki geometri

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

saluran tidak teratur, material saluran bervariasi – kekasaran berubah-ubah, lebih


sulit memperoleh hasil yang akurat dibandingkan dengan analisis aliran saluran
buatan, perlu pembatasan masalah, bila tidak analisis menjadi lebih kompleks
(misal erosi dan sedimen) (Irawan, 2022).
Perubahan kondisi aliran merupakan sesuatu hal yang penting dalam
memprediksi kekasaran hidraulik dalam saluran alluvial. Kekasaran permukaan
adalah suatu kekasaran ukuran dan bentuk butiran bahan yang membentuk luas
penampang basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Kekasaran
hidraulik menyebabkan tahanan aliran lebih dipusatkan pada prediksi nilai
kecepatan aliran dalam saluran, dimana tahanan tersebut merupakan suatu
perilaku dari dasar saluran yang menahan aliran. Perubahan kondisi aliran dan
permukaan dasar sungai sangat erat hubungannya dengan ukuran butir sedimen
dan debit. Kecepatan yang rendah ataupun tinggi tentunya akan mengalami
perubahan bentuk dasar aliran sungai. Keterkaitan hal tersebut akan
mempengaruhi kedalaman dan lebar sehingga diperoleh suatu hubungan
parameter kekasaran hidraulik. Masalah utama selanjutnya adalah mengkaji
hubungan harga koefisien kekasaran terhadap lebar dan kedalaman aliran sungai
(Gani, 2010).
Perhitungan aliran di sungai sering memakai anggapan bahwa aliran dalam
keadaan seragam (Chow, 1988), walaupun dalam prakteknya aliran sungai dan
saluran alam aliran jarang terjadi seragam secara mutlak. Pendekatan umum yang
dilakukan merupakan penyelesaian yang relatif sederhana dan memuaskan untuk
berbagai persoalan teknis. Persamaan dasar aliran pada saluran terbuka
merupakan penyederhanaan Persamaan Reynold (French, 1987; Hicks, 1990) dan
dapat pula dijabarkan dari hukum konservatif yaitu hukum konservatif massa dan
hukum konservatif momentum (Irawan, 2022). Aliran dalam saluran terbuka
dapat diklasifikasikan berdasarkan pengaruh kekentalan fluida (v= viskositas) dan
gaya gravitasi. Sedangkan perbandingan gayagaya yang disebabkan oleh gaya
inersia, gaya gravitasi, dan kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynold (Re).
Nilai Re mempengaruhi jenis aliran air yang mana nilai Re yang kecil
menandakan bahwa aliran akan meluncur di atas lapisan lain yang dikenal dengan
Aliran Laminer, sedangkan aliran-aliran yang tidak terdapat di garis edar yang
dapat terlihat disebut Aliran Turbulen (Irawan, 2022)

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

Keterangan:
Re= Bilangan Reynold
R= Jari-Jari Hidrolik
v= Kecepatan aliran (m/s)
υ= Viskositas kinematik

Gambar 5.1 Penampang bentuk trapesium


Pengaruh faktor-faktor di atas terhadap koefisien kekasaran saluran akan
bervariasi menurut ukuran saluran. Penghalusan permukaan saluran dan menjaga
agar saluran bebas dari vegetasi, pemeliharaan rutin akan sangat berpengaruh pada
koefisien kekasaran dan kapasitas debit, saluran (Direktorat Jenderal SDA, 2010).
Faktor faktor yang mempengaruhi koefisien kekasaran adalah bahan penyusun
permukaan basah saluran, sifat fisik tanah, ketidakteraturan saluran, vegetasi yang
tumbuh di dalam saluran dan faktor pengendapan dan penggerusan di dalam
saluran (Chow, 1997). Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan bentuk
butiran bahan yang membentuk luasan basah yang menimbulkan efek hambatan
terhadap aliran. Secara umum dikatakan bahwa, butiran halus mengakibatkan nilai
N yang relatif rendah dan butiran kasar memiliki nilai N yang tinggi (Irawan,
2022).
Pada sungai alluvial dimana butir-butir bahannya halus, seperti pasir,
lempung, lanau, efek hambatan jauh lebih kecil daripada bila bahannya kasar
seperti kerikil dan kerakal. Bila bahannya halus, nilai N rendah dan relatif tidak
terpengaruh oleh perubahan taraf/debit aliran. Bila bahan terdiri dari kerikil dan
kerakal, nilai N biasanya tinggi terutama pada taraf air tinggi atau rendah (Chow,
1997). Sifat fisik tanah mempengaruhi kekasaran permukaan, dimana dalam hal
ini tanah dipengaruhi oleh faktor pengendapan dan penggerusan. Ketidakteraturan
saluran mencakup ketidakteraturan keliling basah dan variasi penampang, ukuran
dan bentuk di sepanjang saluran (Irawan,2022).

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB II
METODOLOGI
I. Alat dan Bahan

Gambar 5.2 Current Meter Gambar 5.3 Tongkat Bambu


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 5.4 Meteran Gambar 5.5 Kalkulator


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 5.6 Alat Tulis


(Koleksi Pribadi)

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

II. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan dalam percobaan.

Gambar 5.7 Menyiapkan


alat dan bahan
(Koleksi Pribadi)

2. Mengukur lebar sungai menggunakan meteran


dari ujung ke ujung.

Gambar 5.8 Mengukur


lebar sungai
(Koleksi Pribadi)

3. Memasang tongkat dari pinggir kanan sungai


sampai pinggir kiri sungai sebanyak yang
dibutuhkan sebagai segmen.

Gambar 5.9 Menancap


tongkat sebagai segmen
(Koleksi Pribadi)

4. Mengukur kedalaman sungai dengan cara


mengukur panjang tongkat yang tercelup air
tiap masing-masing tongkat. Mengukur
panjang basah pada dasar permukaan sungai
dengan menggunakan meteran.

Gambar 5.10 Megukur


kedalaman
(Koleksi Pribadi)

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

5. Mengukur deras arus sungai menggunakan


current meter untuk mengetahui kecepatan
5.sungai.
Menimbang massa piknometer berisi sampel
fluida air pada timbangan analitik

Gambar 5.11 Mengukur


arus sungai
(Koleksi Pribadi)

6. Mengukur lebar sungai dari titik sati ke titik


lainnya. Melakukan pengukuran pada dua titik
6. Menentukan
yang berbeda.massa jenis fluida isilangkah-
Menngulagi air
menggunakan rumus yang ada
langkahnya untuk mencari data area sungai

Gambar 5.12 Mengukur


volume air keluar
(Koleksi Pribadi)

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB III
ISI

I. Perhitungan
o Diketahui :
• Area 1
Lebar Sungai = 5,9 m
Viskositas kinematik = 0,89 × 10-6 m2/s
a) Tinggi Air
h1 = 0,18 m
h2 = 0,29 m
h3 = 0,49 m
h4 = 0,36 m
h5 = 0,16 m
hrata-rata = 0,29 m
b) Panjang Antar Titik
P1 = 1,8 m
P2 = 1,55 m
P3 = 1,45 m
P4 = 1,1 m
c) Kecepatan
V1 = 0,2 m/s
V2 = 1 m/s
V3 = 0,1 m/s
Vrata-rata = 0,433 m/s
d) Panjang Basah
P0A = 1,82 m
PAB = 1,60 m
PBC = 1,49 m
PCD = 1,23 m
Ptotal = 6,14 m

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

• Area 2
Lebar Sungai = 5,94 m
Viskositas kinematik = 0,89 × 10-6 m2/s
a) Tinggi Air
h1 = 0,17 m
h2 = 0,21 m
h3 = 0,20 m
h4 = 0,12 m
h5 = 0,08 m
hrata-rata = 0,15 m
b) Panjang Antar Titik
P0A = 1,4 m
PAB = 1,6 m
PBC = 1,8 m
PCD = 1,7 m
c) Kecepatan
V1 = 0,5 m/s
V2 = 0,7 m/s
V3 = 0,8 m/s
Vrata-rata = 0,67 m/s
d) Panjang Basah
P1 = 1,41m
P2 = 1,62 m
P3 = 1,80 m
P4 = 1,76 m
Ptotal = 6,59 m
o Ditanya :
a) Luas Penampang sungai (A)…..?
b) Jari-jari hidrolik (R)…...………?
c) Gradien kemiringan (slope) (S)?
d) Kekasaran Sungai (η)………… .?
e) Bilangan Reynold (Re)……….?
o Jawab :

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

• Area 1
a) Luas Penampang sungai (A)

(a+b)
A= ×t
2

(a+b)
A1 = ×t
2
(0,18+0,29)
= ×1,8
2
= 0,04 m2
(a+b)
A2 = ×t
2
(0,29+0,49)
= ×1,55
2
= 0,11 m2
(a+b)
A3 = ×t
2
(0,49+0,36)
= ×1,45
2
= 0,59 m2
(a+b)
A4 = ×t
2
(0,36+0,16)
= ×1,1
2
= 0,29 m2
Atotal = A1 +A2 +A3 +A4
= 0,04+0,11+0,59+0,29
= 1,03 m2
b) Jari-jari hidrolik (R)

∑A
R=
∑P

1,03 m2
=
6,14 m
= 0,167 m

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

c) Gradien kemiringan (slope) (S)


∆h
S=
L
0,29 m - 0,274 m
=
6m
= 0,0016
d) Kekasaran Sungai Rata-Rata (η rata-rata)
2 1
R3 ×S2
η=
v
2 1
0,167 m3 × 0,0016 m2
ηrata-rata =
0,433 m/s
= 0,088
e) Bilangan Reynold (Re)
v×R
Re =
ʋkinematis
0,433 m⁄s ×0,167 m
=
0,89 × 10-6 m2 ⁄s
= 81248,31
• Area 2
a) Luas Penampang sungai (A)
(a+b)
A= ×t
2

(a+b)
A1 = ×t
2
(0,21+0,17)
= ×1,4
2
= 0,266 m2
(a+b)
A2 = ×t
2
(0,21+0,2)
= ×1,6
2
= 0,328 m2
(a+b)
A3 = ×t
2

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

(0,2+0,12)
= ×1,8
2
= 0,128 m2
(a+b)
A4 = ×t
2
(0,08+0,12)
= ×1,7
2
= 0,008 m2
Atotal = A1 +A2 +A3 +A4
= 0,266+0,328+0,128+0,008
= 0,73 m2
b) Jari-jari hidrolik (R)
∑A
R=
∑P
0,73 m2
=
6,59 m
= 0,11 m
c) Gradien kemiringan (slope) (S)

∆h
S=
L
0,29 m − 0,18 m
=
5m
= 0,022
d) Kekasaran Sungai Rata-Rata (ηrata-rata)
2 1
R3 ×S2
η=
v
2 1
0,11 m3 ×0,022 m2
ηrata-rata =
0,67 m/s
= 0,05
e) Bilangan Reynold (Re)
v×R
Re =
ʋkinematis

0,67 m⁄s ×0,11 m


= = 82806,988
0,89 × 10-6 m2 ⁄s

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

I. Pembahasan
Praktikum Mekanika Fluida Acara V membahas mengenai kekasaran
sungai. Praktikum lapangan melakukan pengamatan dan pengambilan data di
Sungai Kalikuning, Kecamatan Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Data diambil dari dua titik, yaitu area 1 yang berada
pada koordinat x = 438824, y = 9144440 area 2 yang berada pada koordinat x =
438782, y = 9144377. Sepanjang sungai dapat ditemukan banyak jenis vegetasi,
diantaranya pohon pisang, bambu, pepohonan dan lain-lain. Pinggiran sungai
hanya sedikit ditemukan sampah-sampah plastik dan dapat terlihat ada tumbuhan
air serta ikan-ikan dalam sungai menunjukan sungai belum tercemar dengan bahan
berbahaya. Pengambilan data diperuntukkan untuk menghitung nilai koefisien
kekasaran sungai dan mengetahui jenis aliran pada sungai. Data yang diperlukan
diantaranya lebar sungai, kedalaman sungai, panjang basah, luas penampang, dan
kecepatan aliran sungai. Pengukuran jarak menggunakan alat meteran dan
pengukuran kecepatan aliran sungai menggunakan alat currentmeter.
Praktikum kekerasan sungai ini mengambil data untuk memperoleh
koefisien kekasaran sungai yaitu lebar sungai, kedalaman sungai, panjang sungai,
luas penampang, kecepatan aliran, dan bilangan Reynold. Data diambil di dua titik
yaitu di bagian hulu sungai dan di bagian hilir sungai. Alat dan bahan yang
digunakan pada acara lapangan ini adalah meteran, bambu, currentmeter,
kalkulator, dan alat tulis. Meteran digunakan untuk mengukur lebar sungai,
panjang bambu, dan panjang basah sungai. Bambu digunakan untuk membatasi
daerah pada sungai dimana terdapat lima bambu untuk membatasi lebar sungai
menjadi enam bagian.currentmeter digunakan untuk mengukur kecepatan arus
sungai, kalkulator dan alat tulis digunakan untuk menghitung serta mencatat data-
data yang diperoleh.
Pada praktikum ini, setelah dilakukan pengambilan data dan perhitungan.
didapatkan hasil rata-rata kekasaran sungai yaitu 0,05. Kekasaran sungai dapat
disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah karena adanya
pengendapan, pada daerah hilir banyak terdapat batuan yang berada diantara
saluran sungai hal ini lah yang menyebabkan ketidakberaturan dan nilai kekasaran
meningkat. Faktor kedua, ukuran dan bentuk butir bahan yang membentuk luasan
basah yang menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Sungai Kalikuning yang

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

digunakan sebagai percobaan memiliki kondisi panjang basah dengan ukuran


material penyusun yang beragam, dari kerikil sampai pasir.
Angka Reynolds yang dihasilkan pada sungai daerah penelitian area 1
adalah 81248,31, dan pada area 2 adalah 82806,988. Berdasarkan klasifikasi jenis
aliran dengan bilangan Reynolds, yaitu Re < 500 merupakan aliran laminer, untuk
Re 500<Re<1000 merupakan aliran transisi dan nilai Re >1000 adalah jenis aliran
turbulen. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Reynolds yang didapatkan sangat
besar, yaitu lebih dari 1000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sungai
Kalikuning ini, memiliki jenis aliran turbulen. Turbulen merupakan jenis aliran
yang alirannya tidak tenang atau tidak tetap. Bilangan Reynolds lebih besar dapat
di akibatkan karena dekat dengan material-material endapan sungai, seperti batu,
pasir, dll yang menjadi faktor kekasaran sungai ditambah lagi kedalamannya yang
mempengaruhi karena semakin dalam kedalaman aliran maka akan semakin
tenang yang mengakibatkan angka Reynolds besar akibat adanya tekanan dari atas.
Hasil perhitungan pada percobaan pertama menunjukkan bahwa luas Area
1 sebesar 1,03 m2 menghasilkan jari-jari hidrolik sebesar 0,167 m dengan slope
0,0016, sedangkan luas Area 2 sebesar 0,73 m2 menghasilkan jari-jari hidrolik
sebesar 0,11 m dengan slope 0,022. Teori menyebutkan bahwa kecepatan aliran
pada permukaan sungai akan cenderung lebih besar dibanding pada bagian dalam.
Kedalaman mempengaruhi kecepatan aliran air sungai. Pada area 1, kecepatan
aliran pada V1;V2;V3 didapatkan kecepatan sebesar 0,2 m/s; 1 m/s; dan 0,1 m/s.
Kecepatan aliran pada area 2 dimulai dari V1;V2;V3 sebesar 0,5 m/s; 0,7 m/s; dan
0,8 m/s. Menurut teori kecepatan selalu berbanding terbalik dengan kekasaran,
apabila kecepatan tinggi maka kekasarannya akan rendah dan begitu pula
sebaliknya. Kekasaran yang dimaksud adalah material-material yang terdapat
pada dasar sungai, apabila material pada dasar sungai sedikit maka kecepatan
dapat mengalir tanpa gangguan, namun apabila terdapat banyak material yang
menutupi sungai maka kecepatan alir menjadi berkurang. Pada tiap bagian ini
kecepatan tiap-tiap benda ketinggian relatif berbeda. Kecepatan pada dasar sungai
idealnya lebih lambat dari kecepatan pada ketinggian dekat dengan permukaan
sungai. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ketidaktelitian dalam
penggunaan alat. Sedangkan kecepatan yang sama berbeda kedalaman dapat
dipengaruhi oleh aliran airnya.

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

Aplikasi kekasaran sungai dapat diaplikasikan pada pembuatan PLTA,


apabila kecepatan air besar akibat kekasaran sungai yang kecil maka wilayah
tersebut dapat dimanfaatkan utuk PLTA yang baik. Kekasaran sungai dapat
memberikan dampak positif seperti halnya menstabilkan kecepatan sehingga
mengurangi perubahan pola sungai. Apabila kecepatan sungai tidak dikontrol
maka aliran terutama pada musim penghujan akan lebih melimpah dan melebihi
daya tampung sungai, hal seperti ini akan membuat sungai mudah meluap
sehingga membentuk dataran banjir. Faktor sedimentasi merupakan salah satu
faktor pengontrol kekasaran sungai, semakin besar sedimentasi maka semakin
besar nilai kekasaran sungai.
Studi kasus yang dapat dipelajari adalah meluapnya asir Sungai Cimanuk
Kecamatan Teragong Kidul, Kabupaten Garut. Air sungai meluap setelah terjadi
guyuran hujan deras yang di mulai pada sore hari sampai malam hari. Banjir mulai
melanda ratusan rumah di Kampung Cimacan, Tarogong Kidul, terjadi sekitar
pukul 20.00 pada hari kamis tanggal 11-04-2013. Air merendam seluruh bagian
rumah dengan ketinggian lutut orang dewasa. Bencana banjir dengan luapan air
Sungai Cimanuk ini, bukan kali pertama terjadi di wilayah Kecamatan Tarogong
Kidul. Setiap kali hujan deras, air sungai terus meluap meski tembok pembatas
sungai telah dibangun cukup tinggi. Namun, kali ini luapan air sungai terbilang
cukup besar, dan merendam sampai ratusan rumah.

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan acara kelima mengenai kekasaran sungai,
dapat disimpulakn sebagai berikut:
1. Praktikum dilakukan di Sungai Kalikuning, Wedomartani, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi
penelitian terdapat di koordinat X = 438824 dan Y = 9144440 pada area 1 dan
koordinat X = 438782 dan Y = 9144377 pada area 2.
2. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai kekasaran sungai.
Faktor yang berpengaruh dalam kekasaran sungai ini adalah sifat fisik tanah,
ketidakteraturan saluran, vegetasi, dan pengendapan.
3. Jika dilihat dari hasil perhitungan yang ada, jenis aliran yang ada pada Sungai
Kalikuning termasuk jenis aliran turbulen karena nilai bilangan reynolds yang
lebih dari 1000 (Re >1000).
4. Perhitungan kekasaran sungai ini dapat diaplikasikan dalam bidang lingkungan
seperti dalam merencanakan sistem aliran terbuka dan melakukan mitigasi
bencana jika melihat dari besarnya potensi yang ada.
5. Kecepatan selalu berbanding terbalik dengan kekasaran, apabila kecepatan
tinggi maka kekasarannya akan rendah dan begitu pula sebaliknya
6. Pemanfaatan nilai kekasaran sungai adalah untuk bahan pertimbangan
pembuatan PLTA.
II. Saran
Berdasarkan praktikum mekanika fluida acara kelima ini, beberapa saran bagi
praktikum selanjutnya, yaitu:
1. Berhati-hati dan teliti dalam mengunakan alat praktikum.
2. Pengambilan data dapat dilakukan dengan cepat sehingga tidak banyak
menghabiskan waktu ketika di lapangan.
3. Sebaiknya seluruh alat yang akan digunakan dalam pengambilan data
dilakukan pengecekan terlebih dahulu.

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

DAFTAR PUSTAKA
Montjai, Adenancy A, Dkk. 2015. Analisis Koefisien Kekasaran Sungai Di Sungai
Sario Dengan Persamaan Manning. Jurnal Garuda. 6 (12), 1-9.
Nuri, Zakius. 2020. Analisa Koefisien Kekerasan Sungai Di Parit Nanas Pontianak
Utara. Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang. 7 (1), 1-7.
Gani, Fauzi A. Analisi Formulasi Kekasaran Hidrolik Terhadap Parameter Lebar Dan
Kedalaman Sungai Kr. Keureuto Aceh Utara. Jurnal Portal. 2 (1), 17-24.
Irawan, Agus Bambang. 2020. Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

LAMPIRAN

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Plug :5
2022/2023

KEKASARAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5

Anda mungkin juga menyukai