Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

TEKNIK BENDUNGAN

OLEH
NANDA YULIANTO
202061122011
E

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2023
1. Cara mencari tinggi jagaan atau freeboard bendungan ?
Freeboard atau Tinggi jagaan adalah jarak vertical antara permukaan air maksimum
dengan tepi atas permukaan bendungan atau dinding penahan. Tujuan utama dari
freeboard adalah untuk memberikan keamanan dan cadangan ruang yang cukup
untuk mengatasi ketidakpastian dalam perhitungan banjir, variabilitas kondisi
hidrologi, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi ketinggian air di
bendungan.

Sumber : Buku Type bendungan Urugan (Suyono Sosrodarsono, 1989)

1
2
Kenaikan Premukaan air yang disebabkan oleh ketidak normalan operasi
pintu bendungan (ℎa). Sebagai standar diambil ℎa = 0.5 m. angka tambahan tinggi
jagaaan yang didasarkan pada tipe bendungan (ℎi).
Mengingat limpasan melalui mercu bendungan urugan sangat berbahaya
maka untuk bendungan tipe ini angka tambahan tinggi jagaan (ℎi) ditentukan
sebesar 1,0 m. apabila tinggi bendungan yang direncanakan, maka standar tinggi
jagaan bendungan urugan adalah :

2. Cara menghitung lebar mercu bendungan ?


Lebar mercu bendungan diperlukan agar bendungan dapat menahan
terhadap hempasan ombak dan tahan terhadap aliran filtrasi yang memalui puncak
tubuh bendungam. Pada penentuan lebar mercu perlu diperhatikan kegunaannya
sebagai jalan inspeksi dan pemeliharaan bendunga. Menurut (Suyono
Sosrodarsono, 1989) penentuan lebar mercu dirumuskan sebagai berikut :

Sumber : Buku Type bendungan Urugan (Suyono Sosrodarsono,


1989)

3
3. Cara menentukan kemiringan lereng hulu dan hilir bendungan ?
Kemiringan rata-rata lereng bendungan (lereng hulu dan lereng hilir) adalah
perbendungan antara Panjang garis vertical yang memalui tumit masing-masing
lereng tersebut.

4. Apa saja komponen pembentuk bendungan urugan ?


Menurut Suyono dan Kensaku (1977), bahan atau material pada bendungan urugan
merupakan material batu atau tanah yang berasal dari sekitar tempat kedudukan
calon bendungan dan tipe dari bendungan biasanya tergantung dari jenis kualitas
serta kuantitas material yang tersedia. Secara umum bendungan urugan biasanya
membutuhkan bahan yang digunakan untuk zona pseralihan dan zona lolos air,
pembagian bahan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
A. Bahan untuk Zona Kedap Air
Bahan-bahan kedap air merupakan bahan yang pasti diperlukan dalam
pembangunan bendungan urugan. Persayaratan utama untuk bahan kedap
air yaitu:
i. Koefisien filtrasi (K) yang digunakan tidak melebihi nilai 1 x 10-5
cm/dt, dengan bahan yang melalui saringan No 300.

4
ii. Kekuatan geser suatu bahan ditentukan oleh daya kohesi (C) dan
sudut geser dalam (Q), pada umumnya digunakan bahan dengan
harga D = 95 – 98 untuk penimbunan tubuh bendungan.
iii. Kondisi kelembaban juga berpengaruh pada saat penimbunan,
kondisi cuaca menjadi faktor utama yang mempengaruhi waktu
penimbunan.
iv. Zat-zat organik pada bahan tidak boleh melebihi 5%.
B. Bahan untuk Zona Filter dan Zona Transisi
Zona timbunan tanah dan zona timbunan batu pada tubuh bendungan,
biasanya dipisah dengan zona peralihan. Zona yang tipis disebut lapisan
filter dan zona tebal disebut zona transisi. Bahan pasir dan kerikil digunakan
untuk lapisan filter atau transisi supaya memiliki kekuatan geser dan
kemampuan lolos air yang memadai. Spesifikasi zona transisi dapat
dikelompokkan berdasarkan uji kompresi tri-sumbu dalam skala yang besar
(Suyono dan Kensaku, 1977). Bahan filter menggunakan bahan dengan
koefisien rembesan antara 20 sampai 100 kali lebih besar dari nilai koefisien
bahan tubuh bendungan. Untuk mengetahui nilai koefisien rembesan untuk
bahan filter menggunakan Tabel 2.1 sebagai berikut:

5
C. Bahan Batu
Bendungan urugan sebagian besar terdiri dari timbunan batu berdiameter
rata-rata 10 – 75 cm disebut bendungan batu. Pesyaratan bahan batu yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Ukuran diameter batu antara 45 – 60 cm dengan berat 250 –
500 kg
b. Batu yang berdiameter < 10 cm tidak deperkenankan
melebihi 5% komposisi
c. Bahan batu tidak mudah pecah
d. Berat jenis tidak kurang dari 2,5
e. Kekuatan tegangan tekan batu tidak kurang dari 700 kg/cm2
. 12
f. Daya tahan terhadap pelapukan tinggi (pada pengujian
dengan cairan Na2SO4, penyusutan tidak melebihi 0,015%)
D. Bahan-bahan lainnya
Bahan lainnya merupakan bahan dengan kualitas lebih rendah yang
digunakan pada penimbunan zona sembarangan (zona random), yaitu
seperti:
a) Bahan batu yang lunak dan mudah lapuk
b) Bahan hasil galian pondasi zona kedap air atau pondasi
c) Bahan hasil galian jalan masuk
d) Bahan yang tidak memiliki karakteristik seragam Zona
sembarang difungsikan untuk mepertahankan kestabilan
tubuh bendungan dan menopang beban pada tingkat
tertentu.

6
5. Stabilitas Bendungan ?
1) Perhitungan Stabilitas Konstruksi Bendungan
1. Harus Aman Terhadap Banjir Rencana

2. Harus Aman Terhadap Geseran

3. Untuk mengetahui stabilitas lereng bendungan terhadap kemungkinan


adanya sliding maka, perlu dihitung keamanannya. Perhitungan sliding
memakai dua metode yaitu:
i. Perhitungan stabilitas lereng dengan menggunakan metode
irisan bidang luncur (Cara Fellenius).

7
ii. Perhitungan stabilitas lereng dengan menggunakan metode
Wedge.

4. Harus Aman Terhadap Penurunan Bendungan

8
Tegangan tekanan tanah yang terjadi pada pondasi harus lebih kecil
dari daya dukung tanah yang diizinkan. Untuk menentukan daya
dukung tanah yang diizinkan harus dihitung berdasarkan hasil-hasil
pengujian mekanika tanah secukupnya.

5. Harus Aman Terhadap Rembesan


Rembesan yang timbul di bawah pondasi dan di kaki kiri (left
abutment) serta kaki kanan (right abutment) tidak boleh melebihi batas
yang telah ditentukan. Perhitungan dapat dilakukan dengan membuat
jaringan aliran air (flow net).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan :
a) Kecepatan kritis dari bahan bangunan tidak dilampaui.
Apabila kecepatan kritisnya dilampaui maka ada butirbutir
kecil yang terbawa aliran yang akan menimbulkan pori-pori.
Dengan demikian lebih menambah kecepatan air dan kalua
dibiarkan akan menimbulkan bahaya piping.
b) Debit air rembesan tidak boleh dilampaui
Hal ini selain membahayakan bendungan juga menyebabkan
pengoperasian waduk tidak efektif. Maka debit air rembesan
harus dibatasi yaitu maksimal 2% - 5% dari debit rata-rata
yang masuk ke dalam

9
DAFTAR PUSTAKA

Budi S; Kukuh Dwi P. Perencanaan Embung Sungai Kreo

Indradi. W.E. Bendungan Urugan I

Sosrodarsono. S, (1989) Bendungan Type Urugan

University Diponegoro, (2017). EVALUASI KAPASITAS YANG ADA (EXISTING)


DAN PERENCANAAN SPILLWAY BENDUNGAN KRISAK BERDASAR
QPMF

10

Anda mungkin juga menyukai