Anda di halaman 1dari 109

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL ST – 1
PEKERJAAN DEWATERING

ST – 1.1. ACUAN NORMATIF


Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-6456.1-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 1 : Pengendalian Sungai Selama Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan.
- SNI 03-6456.2-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 2 : Penutupan Alir Sungai dan Bendungan Pengelak.

ST – 1.2. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


ST – 1.2.1. Toleransi
1) Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
a) Beda tinggi tekan antara ujung hulu dan hilir mulut aliran harus selalu kurang
dari 5 m.
b) Kecepatan aliran yang masuk melalui ruang antara tidak lebih dari 5 m/dt.
2) Pekerjaan Saluran Pengelak
a) Kecepatan rata-rata umumnya kurang dari 10 m/dt.
b) Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m3 dengan
ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Konstruksi tanggul harus cukup lebar, biasanya sekitar 15 m.
b) Elevasi puncak minimal 1 m diatas elevasi muka air hulu setelah penimbunan
selesai.
c) Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material quarry, baik
quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun sebagai batuan urug yang
terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5 ton.
4) Pekerjaan Bendung Pengelak
a) Desain limpasan bendung pengelak 1% atau 2 % dari umur bendungan.
b) Tinggi bendung pengelak semakin bertambah dan sejumlah proyek sekarang
menggunakan tinggi 50 meter sesuai dengan pertambahan kedalaman
kerusakan sungai dan atau sesuai dengan beda tinggi tenaga 20 atau bahkan
30 meter antara elevasi muka air maksimum di hulu dan di hilir.
c) Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih besar dari
material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4) akan memerlukan 60%
lebih berat dari blok granit (ρ = 2,7).
ST.1.2.2. Persyaratan Bahan
1) Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran plastik
kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan untuk bendungan
permanen.
2) Pekerjaan Saluran Pengelak
a) Pasangan Batu
(1) Batu
- Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus
dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
- Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang
dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
- Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

- Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
- Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m dengan
ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu
kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan
batu belah.
- Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang
dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu
setengah kali lebarnya.
(2) Pasir
- Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil
darisungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
- Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan
mutu pasangan batu.
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Penutupan Sungai Secara Vertikal
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material quarry,
baik quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun sebagai batuan
urug yang terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1
sampai 5 ton;
- Material yang digunakan untuk penutupan-penutupan penting adalah
beton, baik yang berbentuk kubus maupun struktur yang lebih kompleks;
- Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih besar dari
material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4) akan memerlukan 60%
lebih berat dari blok granit (ρ = 2,7);
- Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan superkritis dan
bentuk kerakal akan lebih baik untuk kondisi-kondisi lainnya.
b) Penutupan Sungai Secara Horisontal
- Material penutupan horisontal terdiri dari batuan atau beton.
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material quarry,
baik quarry lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun sebagai batuan
urug yang terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1
sampai 5 ton;
- Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus lebih
diperketat, sejumlah besar material lebih sesuai untuk material kuari
daripada untuk beton mana yang lebih ekonomis untuk digunakan blok
beton yang besar;
- Pemilihan material berdasarkan elevasi terandah dan tidak sama dengan
elevasi rata-rata;
c) Pekerjaan Bendung Pengelak
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran plastik
kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan untuk
bendungan permanen.

ST – 1.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


ST – 1.3.1. Pengelakan Tahapan Ganda
1) Urutan Pekerjaan
Untuk metode pengelak dengan dua tahap, urutannya sebagai berikut:
a) Laksanakan pembangunan bendung pengelak yang biasanya diperpanjang
sampai alur sungai untuk menyediakan ruang kerja yang kering agar
konstruksi bangunan pengeluaran permanen dan sebagian dari bendung utama
dapat dikerjaan, penggalian dapat dilakukan pada tebing lainnya untuk
memperbesar penampang sungai dan menaikkan kapasitas pengaliran;
b) Bangunan pengeluaran dan sebagian bendungan dibangun pada lokasi yang
kering di belakang bendung pengelak;
c) Bendung pengelak diperbesar dan diperpanjang ke alur sungai untuk
memperbesar lokasi kerja yang kering sebelum aliran sungai dielakkan ke
bangunan pengeluaran permanen;
d) Sebagian atau seluruh bendung pengelak dibongkar sehingga dapat melalui
bangunan pengeluaran permanen;
e) Dibangun bendung pengelak tahap kedua;
f) Bangunan permanen yang belum dilaksanakan dibangun di belakang bendung
pengelak tahap kedua;
g) Penutup sungai hanya berupa penghentian aliran melalui bangunan
pengeluaran.
2) Tahap Pengelakan
Pengelakan terdiri atas dua tahap sesuai dengan SNI 03-6456.1-2000, sebagai
berikut:
a) Pada tahap pertama, bendung pengelak dibangun dari tiap tebing untuk
pelaksanaan pembangkit tenaga listrik dan pintu air pelayaran, .Kecepatan
permukaan air yang masuk melalui ruang antara tidak lebih dari 5 m/dt yang
merupakan kecepatan maksimum yang dapat diterima untuk lalu lintas air di
sungai dengan kapal motor. Tiga bukaan untuk pelimpah dibuat di belakang
bendung pengelak kanan, digunakan untuk pengelak tahap kedua;
b) Tahap kedua terdiri dari pembuatan bendung pengelak di tengah alur untuk
bangunan pelimpah, bendung pengelak tahap pertama dibongkar untuk
memungkinkan aliran sungai mengalir melalui bukaan pelimpah dan dua
pintu turbin di tebing kanan tempat stasiun pembangkit tenaga listrik yang
dibuat sebelumnya. Pintu air pelayaran digunakan untuk lalu lintas air pada
tahap ini.
ST – 1.3.2. Saluran Pengelak
Saluran pengelak kebanyakan digunakan pada lembah lebar. Saluran alami atau alur
dasar kadang-kadang digunakan, tetapi pada kenyataannya kasus diperlukan
penggalian. Oleh karena kecepatan rata-rata umumnya kurang dari 10 m/dt dan
kebanyakan volume galian sebanyak 200 m3 setiap m3/det aliran. Apabila ada tipe
aliran tidak memungkinkan untuk dihitung, model hidraulik perlu dibuat. Keadaan
aliran pada bagian masuk dn bagian keluar dengan bagian yang meruncing
menggambarkan belokan tajam dengan resiko gerusan lokal yang sangat tinggi sesuai
dengan SNI 036456.1-2000.

ST – 1.3.3. Penutupan Alur Sungai


Berdasarkan SNI 03-6456.2-2000 pekerjaan penutupan alur sungai adalah sebagai
berikut :
1) Penutupan Sungai Secara Vertikal
Kecepatan penutupan dapat mencapai 1000 ton/jam, tergantung kapasitas angkut
serta jalan masuk. Penyelesaian penutupan yang tinggi, digunakan beberapa blok
yang sangat besar (satu diantaranya diletakkan ke hulu untuk menenangkan air)
yang dirangkai dengan kabel sehingga akan sangat membantu dalam tahap yang
sulit. Kajian tentang ketersediaan kuari sangat diperlukan guna menentukan
penutupan.
Penutupan sungai mempunyai dua tahapan yang sangat berbeda, yaitu :
a) Tahap pertama, apabila perbandingan antar kedalaman dan tekanan air cukup
besar, aliran belum mencapai kritis, kecepatannya yang menyinggung material
penutup lebih rendah dari kecepatan rata-rata di alur sungai. Kepadatan serta
lebar tanggul memerlukan diameter material D yang secara kasar sepadan
dengan 1/3 tinggi tekan air dan dapat dikurangi menjadi ¼ jika material yang
dapat diterima hanya sedikit atau untuk beda tekan yang kecil.
b) Tahap kedua atau tahap terakhir penutupan kondisi kritis akan muncul dan
tidak dapat dihindarkan. Biasanya kondisi kritis terjadi pada saat ujung
timbunan mendekati penyambungan. Untuk mempertahankan tampang
melintang yang tetap dengan menggunakan material yang jauh lebih besar atau
tetap dengan menggunakan material kecil dengan memperkenankan banyak
butir yang hilang. Pada penutupan kecil (1,5 m sampai 2 m) dapat dihemat
banyak material jika material penutupan (yang dibatasi sampai beberapa ratus
m3) ditempatkan bulldozer dalam beberapa menit. Selama tahap akhir atau
ketika aliran kritis terjadi dalam tahap pertama, perilaku material akan serupa
dengan dipergunakan sebagai pelindung pemecah gelombang.
Penggunaan dua tanggul mengakibatkan tekanan air hampir selalu terbagi dua
pada masing-masing tanggul. Penutupan ganda lebih mudah dilaksanakan
dibandingkan dengan penutupan tunggal.
2) Penutupan Sungai Secara Horisontal
Penutupan dilakukan dengan membuat tanggul secara merata dan serentak
melintang sungai. Untuk meletakkan material secara serentak diperlukan peralatan
khusus, umumnya terdiri dari jembatan, jembatan layang, derek kabel (untuk blok
sampai 10 ton atau lebih), atau ban berjalan atau kapal keruk (untuk material
ukuran kecil). Tahapan penutupan secara horisontal adalah sebagai berikut :
a) Pada tahap pertama penutupan, ukuran material ditentukan oleh tinggi tekan
air.
b) Pada tahap akhir, ukuran material ditentukan oleh debit per aliran per meter
pada lereng downstream.
c) Pada tahap pertengahan (yang biasanya paling sulit), ditentukan oleh kedua
parameter yaitu oleh tinggi tekan air dan debit per eliran per meter serta
produk yang dihasilkannya misalnya energi per meter.
Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil dengan membuat penutupan
alur sebesar mungkin agar dapat mengurangi debit aliran per meter sehingga
energi maksimum dapat berkurang.
ST – 1.3.4. Pekerjaan Bendung Pengelak
Berdasarkan SNI 03-6465.2-2000 pembuatan bendung pengelak dapat terbuat dari
urugan batu atau urugan tanah. Bendung urugan batu dengan membran di hulu
hampir tidak pernah digunakan karena pemasangannya memakan waktu yang sangat
lama dan kesulitan dalam pelaksanaan kaki pondasi hulu untuk membran.
Penempatan inti lempung atau urugan dengan spesifikasi dan pemeriksaan kadar air
yang tepat akan mengalami kesulitan jika harus dikerjakan dalam waktu singkat.
Untuk mencapai kekedapan pada bendung pengelak urugan sedang sampai tinggi
dilakukan sebagai berikut :
- dengan inti lempung dipasang di bawah air sebagaimana kebanyakan material-
material transisi dan urugan.
- dengan diaphragma sentral yang dibangun di tempat kering atau di bawah air
selama atau setelah pengurugan.
Dinding turap pancang dapat dihubungkan dengan batuan dasar di tempat kering
atau sebagai alternatif di dalam air (kemungkinan dilengkapi dengan grouting).
ST – 1.3.5. Pekerjaan Pengeringan Pondasi
Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala jenis
pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi bebas
dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi untuk setiap jenis pekerjaan.
Metoda yang digunakan kontraktor untuk memindahkan air dari galian pondasi akan
bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Direksi Pekerjaan. Pada penggalian
untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air tanah, bagian tersebut
sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkan proses penggalian.
ST – 1.4. PENGENDALIAN MUTU
ST – 1.4.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang
telah diterima harus sesuai dengan ketentuan Persyaratan Bahan Pada Pekerjaan
dewatering.
ST – 1.4.2. Kondisi Cuaca
Dalam pelaksanaan pekerjaan dewatering harus dilakukan pada saat musim kemarau
atau tidak terjadi hujan.

ST – 1.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


ST – 1.5.1. Pengukuran
Kuantitas pekerjaan dewatering diukur berdasarkan biaya langsung personil, peralatan
dan meterial digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya langsung personil
meliputi keterlibatan tenaga ahli dan tenaga pendukung. Biaya peralatan dihitung
berdasarkan biaya sewa peralatan atau pembelian. Biaya material dihitung
berdasarkan volume pekerjaan yang dilakukan.
ST – 1.5.1. Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan,
perawatan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya
lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam bagian ini.

ST – 1.6. PERSIAPAN
ST – 1.6.1. Base Camp/Direksi Keet
Pekerjaan Base Camp/Direksi Keet untuk fasilitas Kontraktor dan Direksi selama masa
pelaksanaan pekerjaan disiapkan atas perintah Direksi Pekerjaan harus mencakup
tetapi tidak harus dibatasi pada:
- Pekerjaan tanah yang terdiri dari kliring, grubbing, pengupasan, penggalian,
perataan tanah, dan pengisiannya;
- Konstruksi bangunan termasuk finishing, pengecatan.
- Penyediaan sistem penyediaan air termasuk konstruksi sumur dan menyediakan
pompa, tangki air dan pipa untuk suplai;
- Penyediaan sistem pembuangan kotoran termasuk tangki septic dan pipa untuk
suplai;
- Penyediaan drainase dari bangunan;
- Penyediaan pasokan listrik dan fasilitas telekomunikasi
- Menyediakan sarana pendukung berupa paralatan meja, kursi, lemari dan segala
kebutuhan lainnya.
ST – 1.5.2. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan m2, untuk mata pembayaran yang
terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, perawatan,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan serta semua biaya lain yang
perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam bagian ini.

ST – 1.6.3. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan sebagaiman yang tercantum dalam penawaran.
ST – 1.6.4. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak , untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan LS dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, perawatan,
semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang
perlu.

ST – 1.6.5. Pengambaran
Penggambaran berupa gambar Mutul Check dan Asbulidrawing
ST – 1.6.6. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak , untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan lembar dan pembayaran
tersebut akan dilaksanakan dengan jumlah lembar masing-masing apabila : (1)
Gambar MC.0 % selesai dibayarkan 40% (2) Gambar MC.100% selasai dibayarkan
30% dan (3) Gambar Asbuildrawing selesai dibayarkan 30% pembayaran tersebut
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua tenaga kerja
dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlukan

ST – 1.6.7. Dokumntasi
Peyedia jasa harus menyiapakan foto 0% - 50% -100% dan foto memori pelaksanaan
pekerjaan, dokumentasi tersebut dibuat dalam bentuk album foto.
ST – 1.6.8. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan lumsump, untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan
lumsump dibayarkan berdasarkan progres fisik berjalan dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua tenaga kerja dan setiap
peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu.

ST – 1.6.7. Pengukuran / Uitzet trase saluran


Pengukran trase saluran sebagiamana yang ditunjuk dalam gambar desain atau atas
perintah Direksi, penguran memanjang dan melintang saluaran mengunkan alat ukur
waterpass yang telah dikalibarasi terlebih dahulu.
ST – 1.6.8. Pembayaran
Kuantitas dibayar dengan Harga Kontrak per satuan meter lari, untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan
meter lari dibayarkan setalah hasil pengukuran selesai yang dilengkapai dengan back
data (data ukur) dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya
lain yang perlu.
PASAL ST – 2
PEKERJAAN TANAH

ST - 2.1. UMUM
ST - 2.1.1. Perintisan Dan Pembersihan
Selama pelaksanaan pekerjaan, mungkin diperlukan perpindahan pohon tertentu dan
semak belukar, dalam hal ini Penyedia Jasa akan memindahkan seperti pohon dan semak
belukar setelah disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah
dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang
dan tetap berada ditempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapih dan apabila keadaan
mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus
dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko
terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna mungkin sehingga
bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-
langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus
mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana
lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-
tanggul dan saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Luas areal yang akan dibayar untuk
pekerjaan ini adalah bidang tanah yang sebagian besar tertutup oleh tumbuhan semak
belukar dan pepohonan dengan ketinggian diatas 90 cm.
Volume untuk dasar pembayaran diatas dalam harga satuan meter persegi dari luas lokasi
yang ditebang dan dibersihkan sesuai gambar dan spesifikasi atau yang diperintahkan
Direksi, dimana semua konsekuensi yang timbul sudah diperhitungkan.
ST - 2.1.2. Kupasan
Pengupasan terdiri dari pembongkaran dan pembersihan dari semua bahan organik seperti
rumput, lapisan tanah permukaan dan akar-akar tumbuhan dari semua pondasi rencana
pembuatan dasar tanggul atau pada lokasi yang akan ditimbun, pondasi rencana jalan,
daerah borrow yang telah disetujui dan semua lokasi yang diperlihatkan pada gambar
kerja atau sesuai persetujuan Direksi.
Pelaksanaan pengupasan harus dilaksanakan dengan cara sedemikian rupa untuk
menyingkirkan semua bahan-bahan yang tidak sesuai untuk pekerjaan tanggul atau untuk
pondasi dan semua bahan-bahan organik seperti rumput, lapisan tanah permukaan, akar
tumbuhan yang tidak termasuk dalam pekerjaan pembersihan dan penebangan pohon di
lokasi pekerjaan, kedalaman minimum untuk pengupasan lapisan tanah permukaan adalah
20 cm.
Material dari hasil pengupasan harus diatur dan disebar disekitar lokasi yang dijamin tidak
akan mengganggu kegiatan pertanian. Pengaturan dari semua bahan-bahan tersebut harus
berdasarkan dan sesuai petunjuk Direksi.
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pengupasan adalah harga satuan meter persegi
dari total volume lokasi yang dikupas atau digali dari permukaan tanah sampai sedalam 20
cm atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi sampai batas yang wajar. Pembayaran
pengupasan pekerjaan temasuk upah pekerja, harga-harga bahan dan perlengkapan lain
yang diperlukan untuk mengupas dan menebar disekitar lokasi.
ST - 2.1.3. Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah”
sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
a. Galian Tanah Biasa
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai
dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Bila ada galian yang perlu
disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.
Hasil galian diangkut ke lokasi stok material jika material tersebut dapat digunakan sebagai
timbunan, jika tdak dapat digunakan hasil galian dingkut ke disposal área.
Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh
dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih
besar dari 1,00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran
volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan
Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-
garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat
dalam meter kubik untuk item dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu
tempat yang disetujui Direksi, material yang layak / bisa dipakai untuk timbunan dan
dipisahkan dengan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai
untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau ke suatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan. Penyedia Jasa harus menguasai medan
kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada
lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan.
Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan biaya longsor,
pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh
Direksi. Pengaturan, pembuangan tanah yang tak terpakai ataupun yang berlebihan
kecuali ditetapkan lain dalam bagian yang terpisah dalam daftar volume dan biaya
pekerjaan misalnya item pemompaan atau pembuatan dan pemeliharaan penampungan air
yang dilaksanakan dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Pekerjaan Galian Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali
Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan dilaksanakan sesuai
pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan
ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau
dimensi dari penggalian dari yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari
volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.
Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang ada
dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada pekerjaan yang
disebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk hancurnya
material dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia
Jasa. Dengan tujuan atau alasan tertentu, kecuali diperintahkan secara tertulis oleh Direksi
dan apabila disebabkan dengan atau tanpa kesalahan Penyedia Jasa, maka biayanya akan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa, apabila diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut semua galian harus diisi kembali dengan material yang disediakan dan
dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah karena
peledakan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
c. Galian Untuk Bangunan
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah, kerikil,
dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang
paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali ditunjukan dengan
jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi. Pekerjaan galian tanah untuk
bangunan harus dilaksanakan dengan kemiringan dan dimensi sebagai berikut :
Bangunan di atas tanah biasa
Kemiringan Galian 1 V : 0,5 H
Jarak datar dari tepi pondasi 0,50 m
Lebar berm pada saat ketinggian 3 meter 0,50 m
Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi bilamana dianggap perlu
atau diinginkan untuk mengubah kemiringan galian atau dimensi galian dari ketentuan
yang telah ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan dari total volume galian
sebagai akibat dari perubahan tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran dasar dan
kemiringan tepi galian dimana konstruksi akan ditempatkan/harus diselesaikan dengan
rapih dan teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan dalam gambar
atau ditetapkan Direksi, dan permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa, dibasahi
dan dipadatkan atau digilas dengan alat yang cocok untuk menjamin pondasi yang kuat.
Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama
pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan
atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atau beton atas biaya Penyedia Jasa.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga
mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam
gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan disini,
dengan tidak mengindahkan banyaknya galian yang sesungguhnya dilaksanakan.
Dasar perhitungan volume untuk pembayaran akan dihitung sampai mencapai elevasi
yang disebutkan, dan tidak ada pembayaran akan diperhitungkan untuk penggalian dan
pembersihan dari material di luar dimensi / ukuran yang disebutkan, kecuali penggalian
dan pembersihan tersebut ditetapkan oleh Direksi.
d. Luasnya Penggalian
Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi, untuk pekerjaan bangunan.
Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai
gambar atau ditentukan lain oleh Direksi. Perbaikan/pembangunan saluran terbuka dan
saluran tertutup (pipa) harus dibatasi panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi
lebih dahulu secara tertulis. Kecuali persetujuan secara nyata dari Direksi, pekerjaan pada
setiap panjang yang sudah disetujui harus diselesaikan dan memuaskan Direksi, sebelum
pekerjaan selanjutnya dimulai.
ST - 2.1.4. Timbunan Tanah
a. Timbunan Tanah Biasa
Sejauh diatas pertimbangan praktis, sebagaimana ditentukan oleh Direksi, semua material
hasil galian yang sesuai dari hasil pekerjaan galian dasar, saluran-saluran dan saluran
pembuang dan bangunan-bangunan lain dapat digunakan kembali sebagai tanah
timbunan pada tanggul dan bangunan permanen yang memerlukan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi.
Apabila secara praktis tanah yang dapat digunakan kembali harus digali secara terpisah
dari bahan atau material yang akan dibuang, maka tanah galian yang dapat digunakan
kembali tersebut harus dipisahkan selama pelaksanaan pekerjaan penggalian tersebut dan
langsung ditempatkan dahulu pada tempat-tempat sementara untuk selanjutnya
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang ditunjuk sebagaimana yang ditetapkan Direksi.
Tanah galian yang sesuai dapat digunakan kembali setelah cukup kering untuk segera
dipadatkan setelah penggalian, kecuali tanah yang terlalu basah harus diletakan dahulu
ditempat penimbunan sementara yang disetujui oleh Direksi agar kadar airnya berkurang
hingga mencapai batas yang diijinkan untuk tanah timbunan pada tanggul atau dengan
persetujuan khusus dari Direksi pekerjaan. Tanah tersebut diijinkan untuk dipergunakan
kembali apabila ditentukan oleh Direksi pekerjaan lebih praktis untuk mengeringkan tanah
yang basah tersebut ditempat / lokasi pekerjaan hingga kadar airnya berkurang dan cukup
untuk dipadatkan.
b. Timbunan Kembali
Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan kembali adalah pekerjaan
timbunan yang berada disekitar lokasi galian dengan jarak gusur sampai maksimum
sekitar 100 m, sehingga tidak perlu alat angkut.
c. Timbunan Tanah dari Borrow
Semaksimal mungkin bahan untuk timbunan diusahakan dari bahan hasil galian sehingga
keseimbangan antara galian dan timbunan dapat tercapai. Sejauh material dari bahan
galian tidak mencukupi dan/atau kualitas bahan dari galian tidak memenuhi syarat untuk
timbunan maka diupayakan mengambil bahan timbunan dari borrow setelah mendapat
persetujuan dari Direksi. Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan
timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari daerah tanah luar
(Borrow Area) yang disetujui setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.
Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-
tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi, tanah harus dikupas
sampai kedalam 0,25 m untuk sementara ditimbun dan ditempatkan disekitarnya.
Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah tersebut dalam
keadaan rapi sampai memuaskan Direksi termasuk semua pekerjaan tadi yang diperiksa
untuk mencegah penggenangan air didaerah tersebut. Apabila tanah luar pada sawah atau
tegalan yang dipakai untuk timbunan, penggalian tidak boleh lebih dalam dari 0,50 m
kecuali ditentukan lain dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut harus
ditinggalkan dalam keadaan sedemikian sehingga daerah tersebut bisa dipakai kembali
untuk pertanian termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah
itu.
Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang, membentuk dan
memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam gambar. Selama material bahan timbunan bisa diambilkan dari galian yang ada
Penyedia Jasa diharuskan memakai bahan timbunan dari galian.
d. Penyiapan Permukaan Tanah Pada Rencana Timbunan
Permukaan tanah pada lokasi rencana timbunan harus dibersihkan sebagaimana yang
disebutkan pada pasal 2.1.1 dan dikupas sesuai dengan 2.1.2 atau digali hingga mencapai
kedalaman yang ditunjukan dalam gambar.
Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, sebelum pekerjaan timbunan
untuk tanggul saluran maupun tanggul banjir harus dibuat alur-alur terbuka sedalam
20,00 cm dengan jarak antara alur lebih kurang 1,00 meter. Sebelum mulai menimbun,
permukaan tanahnya digaruk sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah
yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air tanah yang digaruk
harus dijaga, baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot.
Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali
dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pekerjaan timbunan atau pemadatan
dilanjutkan.
Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-bekas yang
terjadi pada pengupasan permukaan tanah, harus diratakan termasuk pematang sawah
sampai memuaskan Direksi.
Kecuali seperti yang disebutkan pada pasal 2.1.1, 2.1.2 dalam buku dokumen ini, untuk
pembayaran pengupasan penggalian dari bahan-bahan yang tidak sesuai dibawah rencana
timbunan semua biaya pekerjaan yang diuraikan pada pasal ini akan dimasukan dalam
harga satuan pada penawaran untuk pekerjaan timbunan pada daftar volume dan biaya
pekerjaan.
Untuk semua pekerjaan timbunan harus dibangun hingga mencapai garis elevasi yang
ditunjukan pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Material tanah untuk
timbunan harus bersih dari tunggul-tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus dan
unsur lain yang bisa membusuk.
e. Tambahan untuk Penurunan Tanah pada Timbunan
Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan
penurunan dari timbunan, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang
ditunjuk dalam gambar – gambar.
ST - 2.1.5. Pembuangan Sisa Galian Tidak Terpakai
Material sisa galian dan yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang
disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh Pengguna Jasa
sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi. Penyedia Jasa harus merapihkan dan
mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3,00 m.
Penyedia Jasa harus memelihara tanpa mengganggu aliran air disaluran dan jalan masuk
serta yang berhubungan dengan hal tersebut. Sisa galian dari bendung akan dibuang pada
lokasi sekitar bendung/tanggul diratakan dan dirapihkan dengan tingginya penimbunan
sesuai dengan persetujuan Direksi. Sedangkan sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi
bisa dibuang disekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan dan stabilitas
tanggul/lereng dan material tersebut tidak akan masuk/turun kembali kesaluran yang
mengakibatkan pendangkalan dan penyumbatan saluran. Kalau lokasi setempat tidak
memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang kesuatu tempat diluar daerah
irigasi, diratakan dan dirapihkan. Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi
dan mendapat ijin pemilik tanah. Satuan pembayaran untuk pekerjaan ini sudah termasuk
pembayaran di ítem pekerjaan galian tanah.
ST - 2.1.6. Daerah Pengambilan Tanah Timbunan (Borrow Area)
Apabila secara teknis, bahan timbunan dari hasil galian tidak memungkinkan untuk
dipakai, maka harus diambil dari tanah luar (Borrow Area) sesuai yang ditunjukan dalam
gambar atau atas perintah Direksi. Penyedia Jasa harus membayar ganti rugi kepada
pemilik daerah tersebut dalam memperoleh tanah timbunan sebagaimana yang ditunjukan
oleh Direksi. Biaya ganti rugi tanah timbunan, biaya pengupasan dan penggalian tanah
telah termasuk dalam harga satuan penawaran.
Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga-puluh) hari sebelum Penyedia Jasa memulai
pekerjaan untuk pengadaan tanah timbunan, harus menyerahkan rencana pengadaan
tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan atau detail rencana dan cara-cara
penggalian bahan-bahan timbunan dari Borrow Area. Dengan demikian Penyedia Jasa
tidak diizinkan untuk memulai melaksanakan pekerjaan tersebut sebelum mendapat
persetujuan Direksi.
Lokasi galian pengambilan tanah timbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dan bebas
dari kotoran dan sisa-sisa akar pohon sebagaimana yang disebutkan pada pasal 2.1.1, dan
secara seksama dikupas dan dihilangkan bahan-bahan organiknya seperti rumput, lapisan
tanah permukaan dan akar pohon sebagaimana yang ditunjukan pada pasal 2.1.2, dengan
demikian tanah timbunan tidak mengandung tunggul semak belukar, akar, rumput,
humus, gumpalan-gumpalan tanah dan unsur lain yang mudah membusuk.
Sedapat mungkin kadar air dari bahan tanah timbunan harus diatur dan dijaga sebelum
digali dari lokasi borrow-pit, dengan cara memberi atau menambah air dengan
mengalirkannya (bila kurang basah) atau dengan menggali saluran atau parit pembuang
untuk mengurangi kelebihan air.
Pada akhir penyelesaian dari pelaksanaan pekerjaan timbunan, Penyedia Jasa harus
mengatur dalam Borrow area tersebut dengan suatu cara sedemikian rupa agar elevasi
permukaan tanah disekitarnya dan permukaan tanah borrow area sama tinggi, sehingga
air hujan tidak tergenang di lokasi tersebut kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Kecuali
ditentukan lain, tidak ada pembayaran langsung untuk biaya persiapan, operasi dan
pemeliharaan borrow area termasuk pembersihan, pengupasan, penggalian dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang diperlukan hingga syarat-syarat timbunan tersebut sesuai untuk
digunakan dalam pekerjaan pembuatan tanggul. Akan tetapi biaya tersebut akan
diperhitungkan dalam harga satuan pada sub pasal yang ada sangkut pautnya untuk
pekerjaan timbunan, dimana tanah timbunan diambil dari Borrow Area.
ST - 2.1.7. Penempatan Dan Pemadatan
a. Percobaan Pemadatan Timbunan
Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan timbunan
harus diuji ditempat menurut ketentuan didalam BS.1377 guna mendapatkan karakteristik
dan sifat – sifatnya.
Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan
pemadatan tanah dengan disaksikan oleh Direksi, dan menggunakan peralatan yang sesuai
paling sedikit tiga (3) lapis tanah dihamparkan, dimana percobaan pemadatan di lapangan
akan dilaksanakan berdasarkan hasil dari percobaan pemadatan tersebut, jenis jumlah
perlengkapan serta peralatan untuk pemadatan, jumlah minimum banyaknya lintasan
yang diperlukan, dan ketebalan lapisan tanah yang dihamparkan akan dapat ditentukan
dari hasil percobaan tersebut. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam
segala hal dari kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang
ditentukan dalam kontrak.
Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian
hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu.
Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk timbunan pada bangunan yang
permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan dalam
penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila percobaan tersebut gagal dan tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa
harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang
gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan
pemadatan tanah yang dilaksanakan ditempat lain.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum tanah timbunan untuk lapisan pertama dari suatu pekerjaan timbunan
dihamparkan, permukaan tanah untuk lokasi tanggul harus disiapkan dalam dokumen ini,
dan harus diperiksa kadar airnya sebelum dipadatkan dengan cara yang telah ditentukan
dalam melaksanakan pekerjaan timbunan pada lokasi tersebut.
Tanah timbunan harus dihamparkan lapis demi lapis secara horizontal dengan ketebalan
dari setiap lapisan setelah dipadatkan tidak lebih dari 30 cm, dalam segala hal kecuali
ditentukan lain dari hasil percobaan pemadatan sebagai yang disebutkan di atas atau
diperintahkan oleh Direksi. Dalam melanjutkan pembuatan tanggul tidak diizinkan dengan
cara menuangkan tanah timbunan dari atas. Tanah timbunan yang masih berbentuk
bongkahan atau gumpalan harus dihancurkan dengan seksama dengan memakai alat
pemecah yang sesuai dan kelembamannya harus selalu diawasi dengan teliti sedemikian
rupa agar tercapai kualitas yang cukup tinggi.
Bila tanah timbunan yang memenuhi syarat akan dipadatkan dengan peralatan mekanik
sebagaimana ditentukan dari hasil percobaan pemadatan tanah atau yang diperintahkan
oleh Direksi, maka peralatan atau alat-alat lain yang dioperasikan secara manual tidak
akan diizinkan dipergunakan kecuali ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan akan menggunakan bahan tanah galian dari
hasil pekerjaan yang dilakukan dengan alat-alat besar, pemadatan dengan tangan tidak
diizinkan. Penghamparan tanah timbunan harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dipadatkan tanah timbunan tersebut menjadi homogen dan benar-benar padat.
Kandungan air dari tanah timbunan harus dijaga sedemikian baik secara pengeringan
alami atau dengan pembasahan memakai alat semprot. Pemadatan harus menggunakan
mesin giling, alat pemadat, penggetar atau peralatan lainnya yang disetujui Direksi,
sehingga menghasilkan kepadatan kering (Dry Density) tanah hasil pemadatan tidak
diizinkan kurang dari 95 % dari hasil pemadatan laboratorium BS 1377 Test 11.
Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan kering yang dilaksanakan sesuai
dengan keadaan lapangan lebih kecil dari 95% dari pemadatan kering yang dilaksanakan
menurut BS 1377 test 11 sekalipun Penyedia Jasa telah mengikuti semua langkah yang
tercantum dalam spesifikasi, maka direksi atas pendapatnya dapat menerima tidak kurang
dari 90% dari pemadatan kering maksimum untuk pemadatan khusus pada timbunan ini.
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan selalu dilakukan oleh Direksi selama
pemadatan berlangsung.
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan akan dihitung berdasarkan volume bahan tanah
timbunan berdasarkan dimensi dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar. Pembayaran
untuk pekerjaan timbunan berdasarkan satuan meter kubik dan seluruh biaya termasuk
ongkos angkut dari tempat penimbunan sementara (termasuk biaya rehandling), bila
diperlukan, ke lokasi rencana pekerjaan-pekerjaan pembuatan tanggul, biaya
penghamparan tanah menjadi lapisan tanah, biaya penyediaan air, biaya penyemprotan
atau pengeringan tanah timbunan dan biaya pemadatan tanah. Pekerjaan galian tanah
pada pekerjaan timbunan akan dibayarkan berdasarkan item pekerjaan galian tanah yang
dilaksanakan menurut bab ini.
Untuk harga pekerjaan timbunan, sudah termasuk biaya pengadaan tanah timbunan dan
pengawasan kelembaban tanah timbunan tersebut pada saat berada di lokasi penimbunan
sementara atau di “Borrow Area”, biaya penggalian tanah di borrow area, biaya / ongkos
angkut ke lokasi rencana pembuatan tanggul, biaya penghamparan tanah menjadi lapisan
tanah, biaya penyediaan air, penyemprotan dan pengeringan tanah timbunan, biaya
pemadatan tanah seperti ditentukan dalam pasal ini sudah termasuk upah kerja, biaya
pengadaan alat, dan bahan timbunan.

ST - 2.2. BENDUNG
Bendung Exsting DI. Batujai berjumlah 1 Bendung Batujai.
Atas petunjuk Direksi apabila pelaksanaan rehabilitasi bendung-bendung DI. Batujai ini
dilaksanakan agar diatur pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak mengganggu operasi
bendung selama pelaksanaan kegiatan dikerjakan.
Untuk pekerjaan tanah di Bendung dan bangunan pelengkap bendung berlaku semua pasal
yang termasuk didalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal 2.1.1 sampai
dengan 2.1.6 dan harus memenuhi tata cara / aturan dalam pasal 2.4.1, 2.4.2, 2.4.3,
2.4.5, 2.4.6, dan 2.4.7.
ST - 2.3. SALURAN
Semua pasal yang termasuk didalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari pasal 1.1.1
sampai dengan 1.1.6 berlaku untuk bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal
bertentangan, maka bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
ST - 2.3.1. Penggalian dan Pembuangan
Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuangan harus dibuang diluar
tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan untuk bahan timbunan, kalau menurut
pertimbangan Direksi dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Penyedia Jasa harus
menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan
pada suatu saat, dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang
tanahnya sebagai timbunan.
Penyedia Jasa harus mengajukan metode kerja pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya
14 hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan tanah dari tiap-
tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus berisi
keterangan-keterangan, tentang penilaian Penyedia Jasa terhadap tanah kelebihan yang
harus ditempatkan ditanggul pembuang terpisah. Pembuangan material yang tidak layak
terpakai untuk timbunan dan sisa galian dibuang sesuai dengan Pasal 1.1.5.

ST - 2.3.2. Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-lainnya, apabila tidak
dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah galian dari saluran pembawa atau saluran
pembuang itu, bila memungkinkan. Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan
atau kurang bila diambil dari hasil galian saluran pembawa atau saluran pembuang, maka
kekurangan bahan-diatas harus diambil dari tanah luar seperti yang disyaratkan pada
pasal 1.1.6.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli harus dibuat kedap
air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum
dalam waktu panjang. Tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus
dibentuk seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui
Direksi. Bahan timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata secara berlapis-
lapis, dan setiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan setelah dipadatkan lebih dari 0,30
m.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar
atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90% dari
pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 tess 11.
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pelaksanaan pemadatan berlangsung.
Timbunan di atas tanah asli dibelakang bangunan baru, harus dipadatkan seperti yang
diuraikan diatas untuk tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak
ditentukan lain dalam gambar atau atas perintah Direksi maka acuan tanggul harus
mempunyai kemiringan (slope) 1: 20 kearah luar. Tanggul yang merupakan jalan inspeksi
atau jalan masuk harus dibuat dengan arah dan kemiringan sedemikian rupa sehingga
dapat dilalui dengan aman dan mudah oleh kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara
sampai akhir masa pemeliharaan.
ST - 2.3.3. Ketelitian Dalam Pekerjaan Tanah
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Dasar saluran : + 0,05 m atau – 0,10 m tegak
Level puncak timbunan : + 0,10 m tegak
Dasar kemiringan : + 0,05 m mendatar
Puncak kemiringan timbunan : + 0,10 m mendatar
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas. Semua permukaan harus diselesaikan dengan
rapi dan halus.
ST - 2.3.4. Peralihan
Pada setiap perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan talud
saluran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga perubahan kearah tegak atau mendatar
tidak lebih dari 1 : 10.
ST - 2.3.5. Celah – Celah Pada Tanggul
Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan, Penyedia Jasa
harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul, kemudian membangun
kembali seperti semula setelah selesai bangunan tersebut.
ST - 2.3.6. Longsoran di Talud
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan, yang diperlukan, untuk mencegah
terjadinya longsoran dari talud dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran, Penyedia Jasa
harus memperbaiki semua pekerjaan dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan
setiap perubahan yang diperlukan sampai memuaskan Direksi.
ST - 2.3.7. Kelebihan Penggalian dan Tanah – Tanah Longsoran
Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan dalam gambar,
Penyedia Jasa harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.
ST - 2.4. BANGUNAN
ST - 2.4.1. Pekerjaan Pengeringan
Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan
dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu
adanya peralatan yang baik dan cukup dilapangan guna menghindari terputusnya
pekerjaan pengeringan.
ST - 2.4.2. Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan metode kerja untuk penggalian, termasuk detail dari
konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi secara
tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan
penggaliannya terjamin.
ST - 2.4.3. Penggalian Pada Bangunan
Penggalian harus dilaksanakan sedemikian hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik,
dapat membuat penyokong bagi tebing galian, dan masih cukup ruangan untuk
pembuatan acuan, pengecoran beton, memasang pasangan batu dan melaksanakan
timbunan, termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya.
ST - 2.4.4. Penggalian Untuk Pipa
Dasar galian untuk pipa / buis beton harus dirapikan dengan tangan atau dengan metoda
lain yang disetujui atau diperintahkan Direksi, secepatnya sebelum pipa diletakkan.
ST - 2.4.5. Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang diperintahkan
Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana
yang dikehendaki Direksi.
ST - 2.4.6. Perapian Permukaan Galian Dengan Tangan
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0,15 m
yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin
dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua
lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.
ST - 2.4.7. Pemilihan dan Pemadatan Tanah Isian
Dimana pengisian kembali di bawah muka tanah dan dekat dengan bangunan diperlukan,
bahan yang akan dipakai harus disetujui oleh Direksi dan dipadatkan sesuai pasal 2.1.4.

ST - 2.5. GEBALAN RUMPUT


ST - 2.5.1. Umum
Dimana diharuskan atau ditunjukkan dalam gambar, lereng dari saluran, dan saluran
gendong harus digebal dengan rumput. Sebelum gebalan rumput dipasang, permukaan
harus diratakan dan digemburkan bila perlu dan dilapisi dengan humus 2 cm. Permukaan
gebalan rumput harus rata dengan permukaan lereng saluran.
ST - 2.5.2. Daerah Yang Harus Digebal
Daerah yang harus digebal adalah sebagai berikut:
a. Selebar 0.30 m pada kedua tepi tanggul bagian atas.
b. Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.20 m di bawah muka air rencana
untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan untuk saluran pasangan.
c. Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
ST - 2.5.3. Gebalan Rumput dan Cerucuk
a. Persyaratan gebalan rumput
- Rumput gebalan tebal 4 cm dan bersama akar – akarnya
- Bukan berasal dari tanah yang susut besar
- Ukuran – ukuran 25 cm x 25 cm
b. Cerucuk untuk Gebelan
Cerucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput. Ukuran
dari cerucuk tadi paling tidak panjangnya 15 cm dengan diameter 2-3 cm dan
dipasang 2 buah cerucuk untuk setiap gebalan ukuran 25 cm x 25 cm x 4 cm.
Harga satuan pekerjaan dihitung tiap satuan luas (m2) terpasang sudah termasuk
bahan, upah, angkut, penempatan dan penyiraman.

ST - 2.6. JALAN INSPEKSI


ST - 2.6.1. Umum
Jalan inspeksi yang dibangun disalah satu tepi saluran digunakan untuk memeriksa,
mengeksploitasi dan memelihara jaringan irigasi dan pembuang, yakni saluran dan
bangunan pelengkap.
Sepanjang tepi saluran pada umumnya dibuat jalan inspeksi. Jalan inspeksi ini biasanya
ditempatkan diatas salah satu tanggul dari saluran tetapi kadang-kadang pada jalur jalan
yang sudah ada yang dekat dengan saluran. Konstruksi perkerasan permukaan jalan
inspeksi akan mempergunakan material dari sirtu yang dipadatkan.
ST - 2.6.2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah untuk jalan inspeksi dikerjakan sama dengan pekerjaan tanah pada
saluran. Tubuh jalan dibentuk dengan kemiringan 1: 20 keluar dari sisi saluran. Apabila
konstruksi jalan tidak dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus
digaruk dan dipadatkan kembali secepatnya sebelum jalan dilaksanakan.
ST - 2.6.3. Bahu / Berm Jalan
Bahu/berm jalan dibentuk dari tanah timbunan dipadatkan, digebal sesuai Pasal 2.5.1
sampai 2.5.3. Setiap jarak 10 m pada bagian yang rendah dari bahu jalan diberi drain
pengeringan dari krikil sepanjang bahu jalan.
Ukuran dari drainase pengeringan krikil ini adalah dalam 0,20 m dan lebar 0,50 m dan
bahan yang dipakai harus merupakan bahan kasar dengan ukuran maximum 20 mm dan
dibungkus dengan lapisan krikil. Ketinggian bahu jalan sesudah digebal dimana-mana
harus sama dengan ketinggian muka jalan.
ST - 2.6.4. Formasi
Persiapan dari formasi dan konstruksi jalan selanjutnya dimulai setelah bahu jalan selesai.
Selama persiapan formasi dan konstruksi jalan, bagian yang lebih rendah dari jalan diberi
celah (bukaan) untuk memberikan efek pengeringan.
Setelah pembentukan seperti diatas dan yang dimaksud dalam pasal 2.5.2 dari Spesifikasi
ini, formasi harus digilas dengan mesin gilas sebanyak tidak kurang dari 4 kali atau dengan
cara lain yang disetujui oleh Direksi. Bagian formasi yang belum rata harus diperbaiki
sampai permukaan formasi halus dan rata dan digilas lagi paling tidak satu kali dengan
mesin gilas
ST - 2.6.5. Lapisan Permukaan Sirtu
Dimana dipakai lapisan permukaan kerikil, maka setelah pekerjaan formasi selesai,
material sirtu dihampar, dan digilas dengan mesin gilas paling tidak mencapai kepadatan
95% Modifikasi AASHO.
Bila digunakan lapisan Kelas B (Base course Tipe B) harus terdiri dari campuran krikil atau
batu pecah yang sama dengan berat jenis pasir lumpur dan lempung yang harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Diameter Saringan Prosentase Lolos (%)
2” 100
1.5” 70-100
1” 55-85
3/4" 50-80
3/8” 40-70
No. 4 30-60
No. 10 20-50
No. 40 10-30
No. 200 5-15
Prosentase Agregat yang lolos dari beberapa macam saringan, harus mendapat koreksi
dengan pengawasan Direksi dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Liquit Limit (AASHO T89) 25 max
- Plasticity Index (AASHO T91) 6 max
- Sand Equivalent (AASHO T176) 25 max
- Loss by Abrasion of Particles retained on ASTM No 12 (AASHO T96) 40 max
- Soaked CBR at the required density (100% of
the maximum dry density according to AASHO T180) 60 max
Pada tempat-tempat yang permukaanya terlepas karena kekurangan bahan harus dibuang
dan diganti dengan bahan yang baik dan digilas kembali.
Setelah material untuk setiap lapis ditempatkan, material tersebut harus dihamparkan
dengan peralatan motor-grader atau peralatan lain yang disetujui sampai campuran
menjadi seragam seluruhnya. Bila material tersebut tidak mengandung material pengikat
alami dalam jumlah yang cukup yang siap mengikat selama penggilasan, maka bahan
pengikat yang terdiri dari batu-batu gunung yang disaring harus ditambahkan, atau
material pengikat lain yang diperoleh dari sumber-sumber yang disetujui. Setelah material
pengikat ditambahkan, gradasi gabungan dari campuran harus memenuhi gradasi yang
ditentukan.
Pengikat mungkin dicampurkan ke dalam material di tempat material tersebut dihasilkan
atau dicampur secara merata diatas lapis bawah selama pelaksanaan pekerjaan dan dalam
jumlah yang diperintahkan oleh Direksi.
Material lapis bawah harus dihamparkan dan dipadatkan dalam lapisan dengan ketebalan
sedemikian rupa, sehingga derajat kepadatan yang ditentukan dapat dicapai dengan
peralatan pemadat yang memadai, dan dalam segala hal ketebalan lapisan setelah
pemadatan tidak boleh lebih dua puluh (20) cm. Bila dikehendaki lebih dari satu lapisan,
setiap lapis harus dibentuk dan dipadatkan sebelum lapis berikutnya ditempatkan.
Penempatan material harus dimulai dari tempat yang ditentukan oleh Direksi. Penempatan
harus dilaksanakan dengan kotak-kotak penghampar atau dengan kendaraan-kendaraan
yang dilengkapi dengan peralatan yang mampu menghampar material dalam suatu lapis
yang seragam. Lapis harus berukuran sedemikian rupa sehingga ketika dihamparkan dan
dipadatkan, memberikan peluang untuk material campuran yang akan ditambahkan diatas
jalan, tebal lapis yang sudah selesai harus memenuhi ketebalan normal seperti tampak
pada gambar.
Apabila pengangkutan dilakukan melewati material yang sebelumnya telah dihamparkan,
alat-alat pengangkut harus disebar merata diatas seluruh permukaan lapisan konstruksi
terdahulu, untuk membatasi bekas tapak roda dan pemadatan yang tidak merata.
Segera setelah penghamparan dan perataan terakhir, setiap lapis harus dipadatkan pada
seluruh lebar lapisan dengan peralatan smooth wheel power roller, pneumatic tyred rolles
atau alat pemadat lain yang disetujui Direksi. Penggilasan harus berlangsung berangsur-
angsur dari tepi ke tengah, sejajar dengan garis tengah jalan, dan harus terus-menerus
sampai semua permukaan telah digilas.
Setiap ketidakteraturan atau lekukan yang terjadi harus diperbaiki dengan membongkar
material di tempat tersebut dan menambahkan atau membongkar material sampai
permukaan menjadi merata dan halus. Di tempat-tempat yang tidak dilalui alat penggilas
material harus dipadatkan dengan seksama dengan tamper atau compactor yang disetujui.
Material harus dicampur dan digilas sampai dapat dicapai permukaan yang halus dan rata.
Direksi akan melakukan pengukuran pada lubang-lubang uji secara acak selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menentukan kedalaman lapisan yang tidak terpadatkan
yang diperlukan untuk menghasilkan kedalaman nominal yang ditentukan dari lapis
bawah setelah pemadatan untuk mencapai kepadatan yang ditentukan. Pemotongan
lubang-lubang uji dan pengisian kembali dengan material yang dipadatkan dengan
seksama harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi tanpa biaya
tambahan.
Pengukuran untuk pembayaran sub-base course harus didasarkan pada jumlah volume
jadi meter-kubik pada garis dan ketebalan seperti pada gambar atau atas perintah Direksi.
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter kubik (m3) yang diukur seperti tersebut
diatas pada masing-masing harga satuan setiap meter kubik yang dimasukkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
tenaga kerja, material, peralatan, plant, alat-alat kerja, dan sebagainya, untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan tersebut dalam spesifikasi ini.
ST - 2.6.6. Jalan Inspeksi Pada Jalan Yang Telah Ada
Dimana jalur jalan inspeksi diatas jalur dari jalan kerikil / batu atau jalan tanah yang ada,
bila diperintahkan jalan itu harus ditingkatkan atau dibangun kembali secukupnya sampai
sesuai dengan Pasal 2.6.3 sampai 2.6.5. Kemiringan tanjakan tidak boleh lebih dari 7%.

ST - 2.7. PASIR URUGAN ALAS PONDASI PASIR


Pasir urugan alas pondasi adalah suatu lapisan pasir yang ditempatkan diantara lapisan
tanah dengan pondasi bangunan, seperti pondasi pier dan abutment Jembatan dan Talang
sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sesuai persetujuan Direkasi. Pasir urugan alas
pondasi harus bersih dari lumpur atau material kotoran lain.
Kecuali ditentukan lain, semua material pasir urugan alas pondasi harus mengacu pada
spesifakasi untuk pekerjaan beton dalam buku spesikasi ini.
Ukuran untuk pembayaran pasir urugan alas pondasi ditentukan dari hasil pengukuran
hingga mencapai garis elevasi yang diperlihatkan pada gambar. Dasar pembayaran
pekerjaan pasir urugan alas pondasi adalah harga satuan meter kubik. Dimana harga
satuan sudah termasuk biaya peralatan, transportasi, semua pekerja dan material.
PASAL ST – 3
PEKERJAAN BETON

ST - 3.1. UMUM
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi Teknis ini,
Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan
beton harus melalui persetujuan dari Direksi.
TIdak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton,
Penyedia Jasa Pelaksana harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk
pekerjaan dan penempatan beton / mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa Pelaksana
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk
yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul
karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di Sungai
Baliase, Lumpuawa atau Uraso dengan membangun kolam-kolam tampungan atau
bangunan lainnya. Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang
diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi dan penempatan beton
sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.

ST - 3.2. BAHAN – BAHAN


ST - 3.2.1. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu setara Semen
Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang dipakai harus produksi
dalam negeri dan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya
yaitu contoh dari gudang Penyedia Jasa dilapangan dan dari pabrik, atau Penyedia Jasa
harus menguji semennya menurut SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus membangun fasilitas yang akan melindungi beton dari kondisi basah,
lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu dari semen yang akan
dipergunakan. Untuk menghindari semen tidak mengeras, maka semen harus diletakkan
minimum 30 cm diatas lantai dan penumpukannya tidak boleh melebihi 13 zak semen
pada arah vertikal dan jumlah ini harus dibatasi hingga 7 zak semen yang diperbolehkan
waktu penyimpanannya lebih dari 60 hari kalender. Semen yang telah disimpan selama
lebih dari satu (1) bulan pada musin hujan, atau lebih dari tiga (3) bulan pada musin
kering tidak diperbolehkan dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang dilakukan
menunjukkan masih baik. Bilamana Semen Portland telah mengeras, maka tidak boleh
dipakai untuk campuran.
Penyedia Jasa harus menginformasikan secara periodik setiap bulan pada laporan bulanan
data-data sebagai berikut :
a. Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai sat itu.
b. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
c. Jumlah semen yang dipakai periode 1 (satu) bulan.
Data lain yang dianggap perlu oleh pihak Direksi.
ST - 3.2.2. Bahan Additive
Penyedia Jasa diperbolehkan memakai bahan additive dalam pelaksanaan untuk
mempercepat proses konstruksi, apabila dianggap perlu. Penyedia Jasa harus memberi tahu
kepada pihak Direksi, sumber pabrikasi bahan additive dan alasan pemakaian penggunaan
additive.
Semua biaya pemakaian bahan additive ini, bila ada, harus sudah termasuk dalam
penawaran harga satuan dalam BOQ untuk item pembetonan. Penyedia Jasa tidak akan
meminta biaya tambahan untuk pemakaian bahan additive tersebut dalam pelaksanaan
konstruksi beton.
Test pemakaian bahan additive dalam campuran harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri dan hasilnya dikirim ke Direksi. Apabila lebih dari satu jenis bahan additive
yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembetonan, maka bahan additive tersebut harus
dicampur dulu dengan air sebelum dicampur dalam Alat Pencampur (Molen, Car Mix,
Batching Plant atau alat lainnya). Bahan minimum atau maksimum slump yang diijinkan
pada beton akibat adanya pemakaian bahan additive, bisa diubah oleh Direksi ketika ada
ijin penggunaan pemakaian bahan additive.
a. Additive Pengurang Udara (Air – Entraining Admixture)
Additive jenis ini bisa dipergunakan dengan catatan berikut. Bahan additive yang dipakai
akan sesuai dengan ASTM C260 atau ekuivalennya. Bahan additive harus mempunyai
konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan dari setiap pengirimannya.
Estimasi jumlah pemakaian bahan additive ini dalam campuran beton adalah sebagai :
Ukuran maksimum Total Bahan Additive
Kerikil Kasar (mm) (persentase dari volume beton)
20 6,0 + 1
40 4,5 + 1
Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat. Pencampuran
bahan additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur dalam air secara proportional.
b. Bahan Additive Untuk Pengurang Air (Water Reducing Admixtures)
Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau ekuivalennya.
Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan
dari setiap pengirimannya.
Pemakaian bahan additive harus mempunyai pengaruh yang sejalan dengan additive diatas
dan pencampurannya dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum dicampur dalam
campuran beton. Jumlah pemakaian bahan additive ini harus melalui persetujuan pihak
Direksi.
c. Tempat Penyimpanan Bahan Additive
Bahan - bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air. Penyimpanan
harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini langsung dipakai. Bahan additive
yang telah habis masa berlakunya, harus ditandai dan tidak dipakai untuk campuran
beton.
ST - 3.2.3. Aggregat
a. Umum
Pengadan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split dan kerikil) yang
berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan Direksi. Material yang
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik minimum 1 (satu)
minggu sekali atau setiap pengecoran 1,000 m3 beton atau setiap penggantian sumber
material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.
Apabila Penyedia Jasa akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain daerah
Quarry (Borrow Area) yang telah disepakati sebelumnya, maka Penyedia Jasa harus
mengadakan pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi. Biaya
seluruh pengujian akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa. Pada
areal dimana material diambil untuk dipakai, maka Penyedia Jasa harus membersihkan
areal tersebut dari tanaman, akar, sampah, rumput, lempung, dan sebagainya. Proses
pengadaan material mulai dari penyaringan, pencucian, dan lain – lain sampai dengan
tersedianya material kerikil / split yang memenuhi spesifikasinya akan dikerjakan dengan
sepengetahuan dan persetujuan dari pihak Direksi.
Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk dalam
analisa harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan beton dimana material
agregat yang akan dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah mencakup semua biaya
pembayaran royalti galian C, penggalian, penanganan, tahap prosesing, transportasi
sampai dengan penyimpanan material. Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan
batu harus disimpan dalam petak terpisah dan terpelihara dan aman dari hal –hal yang
merusak.
b. Aggregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5
mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya.
Apabila tidak ditentukan / disarankan pada Trial-Mix Design, maka gradasi kelolosan
saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai berikut :
Ukuran Saringan (mm) Prosentase yang lolos
10 100
5 90 - 100
2,5 80 - 100
1,2 50 - 90
0,6 25 - 65
0,3 10 - 35
0,15 2 – 10

Disamping hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus mempunyai
modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2,30 atau tidak lebih besar dari
3,10. Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0,20 dari harga yang ditetapkan
untuk beton, bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk mengimbangi perbedaan
dalam tingkatan ukuran bahan dalam bagian beton.
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai sebagai
berikut :
Item Persentase terhadap Berat
Kandungan Lumpur 1,0
Material lolos saringan 0,088 mm 3,0
Material diatas saringan 0,297 mm dan 0,5
mengambang di air atau berat jenis
(SG) < 1,95
Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut diatas atau apabila
debu batu yan bebas dari lempung atau lanau, maka persentasenya bisa mencapai 5% dari
berat.
c. Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar
dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik.
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter
maximum tergantung dari klas betonnya.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan
harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Disamping itu Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
PBI 1971 atau ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta
mengirimkan kepada Direksi setiap copy laporan test.
Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG) lebih
besar dari 1,95 dan kadar Lumpur harus kurang dari 1% apabila diuji menurut PB1 1971
atau ekivalennya yang disetujui oleh Direksi.
Ukuran maksimum aggregat kasar harus 40 (empat puluh) mm pada bangunan struktur
dan 20 (dua puluh) mm dalam bangunan tipis lainnya, kecuali untuk beton cyclop sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi.
Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran yang
telah ditetapkan, atau mengacu pada kelolosan sebagai berikut :
Ukuran aggregat kasar (mm)
Ayakan (mm)
40 – 5 25 - 5 20 - 5 15 - 5
50 100 - - -
40 90 – 100 - - -
30 - 100 - -
25 - 95 – 100 100 -
20 35 – 70 - 90 – 100 100
15 - 30 – 70 - -
10 0 – 10 - 25 – 35 -
5 0–5 0 – 10 - -
2.5 - 0-5 - -
Bahan – bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh lebih
dari batas yang ditentukan di bawah ini :
Item Persentase terhadap Berat
Gumpalan tanah liat 0,25
Partikel lunak 5,0
Bahan yang hilang dengan pencucian 1,0
Bahan mempunyai berat jenis (SG) lebih
kecil 1,95
1,0

ST - 3.2.4. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia.
Apabila diperlukan pengujian oleh Direksi, Penyedia Jasa harus melakukan hal tersebut
tanpa menuntuk pembayaran karena biaya pengujian material untuk pekerjaan beton
sudah termasuk pada item pekerjaan uji laboratorium.

ST - 3.2.5. Tulangan
a. Umum
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos atau ulir, digilas
panas, sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang lebih
tinggi yang disetujui oleh pihak Direksi, dan harus memenuhi ketentuan standar serta
ketentuan-ketentuan dibawah ini :
Besi Polos Besi Ulir
Kekuatan Tarik, kg/mm2 29 – 53 49 – 63
Titik Leleh, kg/mm2 24 atau lebih 30 atau lebih
Penambahan panjang, % 20 atau lebih 14 atau lebih
Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan ukurang
yang sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari diameter yang
ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik, minyak, kotoran dan kerusakan-
kerusakan struktur.
Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia
Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan
pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana
kiriman itu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan
atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan
bentuknya.
b. Penempatan Tulangan
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti / tetap sesuai yang
ditunjukan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa
pergeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat kait sebagaimana
ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus
menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk
memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan, atau
sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga tulangan-tulangan benar-benar
kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar dimana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-
tulangan harus diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang
atau alat lain yang dapat memperkuat lilitan. Ujung kawat ikat yang bebas harus dilipat
kedalam.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran, maka harus
diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton
disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan selambat-
lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan
atas penulangan yang telah disiapkan.
c. Penyiapan Gambar Tulangan Beton
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan beton
berdasarkan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi tugas. Gambar-gambar
tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan tulang, gambar pembengkokan
tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin diperlukan
untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua gambar
penulangan yang direncanakan oleh Penyedia Jasa harus diajukan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan.
d. Sambungan Tulangan
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada
yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi. Dalam hal sambungan
lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel di bawah ini :
Diameter Tulangan (mm) 10 12 16 19 22 25 28 32
Panjang sambungan lewatan
60 60 60 65 75 85 95 100
min. (cm)
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan dengan
menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau pengikat yang
cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan polos dan kait
tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir.
e. Selimut Beton Bertulang
Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau permintaan
Direksi.
Selimut beton bertulang (cm)
Jenis Pekerjaan Tidak
Dalam Luar
kelihatan
1. Plat 1,0 1,5 2,0
2. Dinding 1,5 2,0 2,5
3. Balok 2,0 2,5 3,0
4. Kolom 2,5 3,0 3,0
5. Bangunan yang masuk dlm tanah
atau nampak atau terpengaruh 5,0
cuaca atau kena goresan

ST - 3.3. ACUAN DAN PEKERJAAN PENYELESAIAN


ST - 3.3.1. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Penyedia Jasa harus menyerahkan
rencana dan penjelasan tentang-acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk
mendapat pengesahan Direksi.
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan yang
akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh
lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada
permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 1.
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-
bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan
oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa
sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan
terputus.Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan acuan yang telah dipasang.
Untuk pembetonan pada cuaca panas atau kering, Penyedia Jasa harus membuat rencana
acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk
dimulai perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk membuka acuan
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya,
maka Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda pembukaan acuan dan
Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk beton dengan Semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan
harus menurut daftar dibawah ini :

• Muka sisi balok, lantai dan dinding 2 hari


• Bagian bawah 21 hari
ST - 3.3.2. Perancah
Tiap – tiap cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah distel.
Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan yang tidak disokong
kearah samping.
Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan terhadap stabilitas
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama
pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain – lain.
ST - 3.3.3. Toleransi
Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga memenuhi
batas-batas toleransi pergeseran acuan / perancah yang diijinkan seperti tercantum
berikut atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Bagian / Partisi Toleransi
Arah vertikal (Jembatan, Talang, 1,0 cm per 50,0 m bentang
dan lain-lain)
Arah sisi utk pek. Saluran/Lining 0,50 ~ 1,0 cm per 40,0 m bentang
dinding
Arah sisi (Dinding Penahan bagian 0,50 ~ 2,0 cm per 30,0 m bentang
depan / belakang) dinding
Apabila terjadi kondisi, dimana setelah pelaksanaan pengecoran untuk bagian exposed
mengakibatkan pergeseran lebih dari batas toleransi atau yang diperintahkan oleh Direksi,
maka segala biaya perbaikan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
ST - 3.3.4. Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan sebagai
berikut :
a. Penyelesaian Kasar
Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian permukaan yang dicakar-cakar dengan
alat yang tidak dapat memperngaruhi mutu dan kekuatan beton.
Permukaan beton yang diaci dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari tonjolan
tapi tetap agak kasar. Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan
penyelesaian kasar, harus digaruk rata dengan lis tetapi dengan mutu yang sama seperti
muka beton yang diaci dan dengan penyelesaian kasar.
b. Penyelesaian Halus
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan kayu yang
rata, plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton diselesaikan dengan halus harus
bebas dari tanda-tanda kayu; lekuk-lekuk dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari
papan cetak harus teratur, muka beton yang diacu dengan penyelesaian halus harus
digaruk kemudian digosok halus dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan
dengan mutu yang sama seperti yang diaci. Kecuali ditentukan lain, maka penyelesaian
halus harus dituntut untuk permukaan beton yang tetap kelihatan.
Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan penggosok baja sampai
halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok/lepa kayu
sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton mulai mengeras yang dianggap tidak
mempengaruhi mutu dan kekuatan beton agar tidak terjadi timbulnya air dengan butiran
halus dipermukaan.
Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.
Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan
ukuran 2 cm x 2 cm.
ST - 3.4. KELAS BETON DAN MUTU PEKERJAAN
ST - 3.4.1. Kelas – Kelas Beton
Kelas – kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-bahan
pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia SK SNI - T15 - 1991 – 03.
Beton terdiri dari campuran semen, pasir, air dan bahan tambah (jika diperlukan) dan
dipadatkan untuk mendapat kuat tekan seperti yang diharapkan dalam spesifikasi ini.
Beton dikelompokkan berdasarkan kuat tekan pada 28 hari pada ukuran maksimum
agregat seperti berikut :
Kuat Tekan Ukuran Pendekatan Maksimum
Agregat 28 Maksimum Kandungan Perbandingan
Klas Beton hari Agregat Semen Air / Semen
(mm) (mm) (Kg/m3) (%)
K350 300 40 (20) 450 40
K300 300 40 (20) 350 40
K225 225 40 (20) 330 (350) 40
K175 175 40 (20) 300 50
K125 125 80 250 55
K100 100 20 200 60
Bila dipandang perlu oleh Direksi, perbandingan campuran beton akan ditentukan
/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa tidak merubah perbandingan
campuran beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih
dahulu oleh direksi.
ST - 3.4.2. Perbandingan Campuran
Penyedia Jasa harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya
sampai mendapat persetujuan Direksi. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai
dengan petunjuk SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Penyedia Jasa tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah disetujui
tanpa persetujuan dari Direksi lebih dahulu.
Persetujuan dari Direksi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum
Penyedia Jasa mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap kelas
beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil percobaannya tentang mutu
pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi untuk
persetujuannya.
Penyedia Jasa tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut
disetujui
ST - 3.4.3. Campuran Percobaan (Trial Mix)
Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan untuk setiap klas beton dengan
memakai alat alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan.
Campuran percobaan akan diijinkan, apabila kekuatan tekan dari uji kubus yang diambil
dari tiap kelas beton memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas beton.
Pembuatan contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SKSNI
T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.
ST - 3.4.4. Pengujian Beton
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan,
dalam Standar Nasional Indonesia SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau
lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran percobaan
dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
menyerahkan kepada staf Laboratorium untuk diuji sesuai diperintahkan. Kubus harus
dibuat dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti disyaratkan dalam SKSNI T-15-
1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.
Penyedia Jasa harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian.
Selama pengecoran Penyedia Jasa harus selalu melakukan slump Test pada saat memulai
pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 atau standar
lain yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain.
Penyedia Jasa harus membuat laporan sesuai hasil tes, yang menjelaskan hasil-hasil
tersebut dalam satuan metrik. Penyedia Jasa diwajibkan membuat laporan itu dengan
format yang disetujui Direksi dan penyerahannya dilakukan dalam rangkap tiga tidak lebih
dari 3 hari setelah pengetesan dilaksanakan.
Penyedia Jasa harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan
bahan-bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Penyedia Jasa harus
menyediakan peralatan dan tenaga dilapangan untuk melaksanakan pengambilan sampel
kubus, slump test dan juga mencatat temperatur.
ST - 3.4.5. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton
Penyedia Jasa harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
agregat kasar, pasir dan semen didalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus
menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar
secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah cukup untuk dialirkan kedalam
campuran. Dan kemudian apabila beton kelas K-125 diijinkan dilakukan dengan tenaga
manusia, maka semen, agregat kasar dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang
rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling
sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna dan
kekentalan yang sama / merata. Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat
pencampur dan tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini
harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan
bahan-bahan ditempatkan.
ST - 3.4.6. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai ditempat penuangan, beton masih
merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tidak terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,50 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m
untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan
kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari
jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan
jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan
persetujuan Direksi.
ST - 3.4.7. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran.
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan
menurut Direksi pelaksanaannya lebih praktis, maka Penyedia Jasa harus mengatur
rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan
menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan
yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan,
pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan
biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping
beton yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh
penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih
semen.Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak
lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan lebih dahulu dari Direksi.
ST - 3.4.8. Beton Pracetak
Beton pracetak harus memenuhi semua ketentuan spesifikasi sejauh itu memungkinkan
setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan tanggal cetakan yang tak bisa hilang dan
setelah acuan dibuka maka selama 28 hari tidak boleh ada gangguan terhadap beton.
ST - 3.4.9. Pembetonan di atas Permukaan Yang Tidak Kedap Air
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air
sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit / membran kedap air atau kedap lainnya
yang disetujui oleh Direksi.
ST - 3.4.10. Pembetonan Dalam Keadaan Yang Tidak Menguntungkan
Kontraktor tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, Kontraktor
harus meyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum
pengecoran.
Apabila suhu udara melebihi 35 derajat Celcius Penyedia Jasa tidak boleh mengecor tanpa
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga
supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat
Celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari
matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.
ST - 3.4.11. Melindungi dan Merawat Beton
Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Penyedia Jasa
harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah
pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya lendutan atau
tumbukan dan air tanah yang merusak.
Jika ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus basah
sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan Semen Portland, atau 3 hari
untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah
dibuka acuannya maka harus segera ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau pasir
atau lain-lain bahan yang mungkin disetujui Direksi. Penyedia Jasa harus membuat
perlengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang
dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran beton.
ST - 3.5. TULANGAN
Penggunaan baja tulangan mengacu kepada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 13/SE/M/2019 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Baja Tulangan Beton sesuai dengan Standar Nasional Indonesia di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
ST - 3.5.1. Daftar Bengkokan
Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar
dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Penyedia Jasa harus
diperiksa dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang
yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi.
Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971
kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja
harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan
Direksi.
ST - 3.5.2. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu
akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan
adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-
tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton
yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan
bahan tulangannya. Kecuali ditentukan lain dalam gambar atau persetujuan Direksi.
ST - 3.5.3. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam perencanaan
berat jadi / terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi. Satuan berat jadi,
kecuali ditentukan lain selama pelaksanaan, maka standard berat besi adalah sebagai
berikut :
Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25
Berat Besi Polos (kg/m)
0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85
(Kode Ø)
Berat Besi Ulir (kg/m)
0,560 0,995 1,56 2,25 3,04 3,98
(Kode D)
ST - 3.6. SAMBUNGAN GERAK
ST - 3.6.1. Penahan Air (Waterstop)
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahan air pada tempat sambungan
gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum separti didalam gambar tersebut
harus kedap air.Apabila tidak diminta lain, penahan air (Waterstop) dibuat dari karet
seperti tercantum dalam gambar. Bahan penahan air diatas harus didapatkan dari pabrik
yang disetujui Direksi dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik.
Penahan air harus dicetak sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan
bagian yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan
bangunan-bangunan di bawah air secara menerus atau seperti yang tercantum didalam
gambar. Usul dari Penyedia Jasa untuk menyambung penahan air di lapangan harus
disetujui Direksi lebih dahulu, dan semua sambungan harus rapat. Ukuran penahan air
(waterstop) sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan atas persetujuan Direksi atau
setidaknya seperti daftar di bawah
Diameter Diameter Diameter
Bahan Lebar Tebal Lingkaran Lingkaran Lingkaran
Ujung Tengah Tengah
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
225 9,5 25 38 19
Karet
150 9,5 19 - -

ST - 3.6.2. Karet Penahan Air


Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan dibawah ini apabila
bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada BS 903.
Kuat tarik minimum 2 kg/mm2
Pertambahan panjang sebelum putus minimum 500 %
Kekerasa 60o – 65o
Kepadatan max pada methode deflection secara tetap 20% dari defleksi asli
Penyerapan air max setelah 2 hari pada 20o C 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70o dalam zat asam dalam tekanan
0.20 kg/mm2)
(1) Kuat tarik minimum 80 % dari nilai asli
(2) Pertambahan panjang sebelum putus 80 % dari nilai asli
ST - 3.6.3. Pengisi Sambungan
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan pada semua
sambungan apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus Fibre Board yang direndam
bitumen atau bahan sejenis yang disetujui.
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan harus
disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan dan
ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam daftar banyaknya harus
dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk mengisi seluruh ruang antara muka beton,
kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan.
Lembaran – lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga menutupi pada sisi-
sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat uji
dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang dikirimkan kelapangan pekerjaan dan
macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan methode pengujian standar.
ST - 3.6.4. Batang Dowel
Bila batang Dowel menembus sambungan salah satu bagian harus dibungkus dengan pipa
PVC yang didalamnya dilumuri grease (gemuk) atau dengan bahan lain yang disetujui
Direksi.
ST - 3.6.5. Penutup Sambungan
Penyedia Jasa harus membuat alur pada sambungan gerak dan sambungan kontraksi pada
kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari pekerjaan beton
yang ada penyangganya. Alur tersebut harus dibuat lurus dan berukuran sesuai yang
ditunjukkan oleh gambar – gambar.
Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan penutup
sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan di atas. Penutup sambungan
harus dari bahan semacam bitumen seperti dijelaskan di dalam daftar banyaknya, kecuali
ditentukan lain. Bahan-bahan di atas harus didapatkan dari pabrik yang telah disetujui
oleh Direksi dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Pemasangan penutup
sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penyedia
Jasa harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud yang dikirim ke
lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi harus
ST - 3.6.6. Sambungan Dengan Cat Bitumen
Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan beton.
Penyedia Jasa harus membersihkan dan mengeringkan permukaan – permukaan tersebut
sebelum pengecetan bitumen dilaksanakan, dan pengecetan dengan bitumen dilaksanakan
dalam 2 lapisan. Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40/50 atau lainnya yang
mendapat persetujuan dari Direksi.

ST - 3.7. LINING BETON


Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada gambar.
Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi 3.4.1 sampai 3.4.3 dari Bab
ini. Lining beton dikerjakan dengan cor ditempat (insitu) ketebalan 10 cm dari beton K-
175. Pengecoran lining diatur per 4,00 (empat) meter memanjang merupakan satu blok.
Untuk blok berikutnya dibatasi dengan alur tegak lantai ukuran ( 2 x 2 ) cm kedalaman 2
cm.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan beton dilakukan berdasarkan volume beton
dalam meter kubik (m3) sesuai garis batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam
gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) beton yang telah dicor sesuai hasil
pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas untuk masing-masing harga
satuan kontrak per meter kubik seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi untuk pembayaran semua
tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan
pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.
ST - 3.8. BEKESTING
Bekisting harus digunakan jika diperlukan, ditampilkan pada gambar, atau diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, untuk membatasi beton ke batas garis yang diperlukan, nilai dan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar. Bentuk dan setiap perancah atau pendukungnya
harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan yang dihasilkan dari
penempatan dan getaran dari beton, dan harus menyediakan permukaan beton yang
mulus.
Bekisting harus bersih, kaku, dan cukup ketat untuk mencegah hilangnya mortir dari
beton. Dimana bekisting dapat digunakan kembali, kelancaran kekuatan, kekakuan, dan
bentuk permukaan asli harus dipertahankan selama penggunaannya.
Permukaan kontak bekisting dengan beton harus diperlakukan atau dilindungi untuk
menghindari reaksi kimia atau discoloring dipermukaan beton.
Penggunaan bekisting yang penyok, lubang, penyimpangan dan tidak rata tidak
diperbolehkan. Penyangga bekisting harus sedemikian sehingga tidak terjadi lendutan
akibat berat beban beton atau beban lainnya.
Jika ada unsur menunjukkan tanda-tanda deformasi selama penuangan, maka penyangga
segera ditambah atau diganti, untuk memastikan penyelesaian akhir yang memuaskan dari
pekerjaan.
Bekisting harus ditempatkan sehingga tanda gabungan pada permukaan beton adalah
sebanyak mungkin, sejalan secara horisontal dan vertikal.Pengukuran untuk pembayaran
pekerjaan beton dilakukan berdasarkan volume beton dalam meter kubik (m3) sesuai garis
batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh
Direksi.
Pembayaran dilakukan untuk jumlah meter bujur sangkar (m2) bekesting yang telah
selesai dipasang dan sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas
untuk masing-masing harga satuan kontrak per meter bujur sangkar seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk
semua kompensasi untuk pembayaran semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan,
alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari
Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.
Pembayaran bekesting pada Benton precatak bekesting yang telah selesai dipasang dan
sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas untuk masing-masing
harga satuan kontrak per meter bujur sangkar seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi untuk
pembayaran semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya
untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat
dalam spesifikasi.
ST - 3.9. BETON PRACETAK
ST - 3.9.1. Persyaratan Panel Beton Pracetak:
Persyaratan panel beton pracetak adalah sebagai berikut:
a. Panel-panel beton pracetak yang dibuat dari beton K.225
b. Campuran beton normal mengacu pada SNI;
c. Bila panel ditempatkan pada daerah tikungan, dimensi/bentuk panel perlu
disesuaikan dengan geometri yang ada dan diperinci dalam gambar.
Bahan Panel Beton Pracetak
- Bahan Beton
Campuran beton disesuaikan dengan SNI 03-2834 tentang Tata cara pembuatan
rencana campuran beton normal.
- Bahan Tambah Campuran (Admixtures) Untuk Beton
a. hanya digunakan untuk tujuan kemudahan pengerjaan, pengikatan beton
pracetak lebih cepat atau lebih lambat;
b. Penggunaan bahan tambah harus didasarkan pada hasil uji dalam masa 24 jam
pertama setelah pengecoran beton pracetak. Hal ini dikarenakan bahan tambah
tertentu dapat memperlambat setting dan perkembangan kekuatan campuran
beton pracetak.
c. Bahan tambah yang mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.
ST - 3.9.2. Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak, bahan-bahan organik lainnya,
karat, kerak, atau gabungannyan yang mempengaruhi ukuran serta sifat fisik harus
dibersihakan sesuai yang disyaratkan SNI 03-6812 tentang Spesifikasi anyaman kawat
baja polos yang dilas untuk tulangan beton.
b. Batang pengikat (tie bar) mempunyai persyaratan:
1) Harus terbuat dari batang baja polos/ulir dengan diameter minimum sesuai dengan
SNI 03-6812 tentang Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk
tulangan beton;
2) Tie bar harus dilapisi bahan perekat beton sesuai dengan ketentuan;
3) Batang pengikat dipasok dalam bentuk ikatan dengan panjang tertentu sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan, dalam kondisi baik dan bebas dari bahan
pengotor, misal : karat, kotoran, bahan lain yang lepas, minyak, gemuk, cat,
lumpur, atau bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki;
ST - 3.9.3. Bahan Untuk Perawatan Beton Pracetak
Bahan yang berbentuk lembaran untuk menutup permukaan panel beton pracetak sesuai
dengan SNI 4817.
ST - 3.9.4. Bahan Untuk Penutup Sambungan
Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus dapat dituangkan dalam keadaan panas,
dapat menutup seluruh celah dan kedap air. Tata cara pemrosesan dan pelaksanaan harus
sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik;

ST - 3.10. CETAKAN PANEL BETON PRACETAK


Cetakan untuk mencetak panel beton pracetak harus kaku dan terbuat dari besi dengan
tebal (minimum 5 mm) agar tidak terjadi deformasi serta mempunyai tinggi sesuai dengan
tebal panel yang direncanakan. Dinding cetakan harus dilengkapi dengan penyangga besi
yang dilaskan pada dinding luar cetakan. Tepi cetakan bagian atas harus rata dan
memudahkan untuk meratakan permukaan panel. Bentuk lidah-alur, penirusan, dan
bentuk lainnya harus disesuaikan dengan cetakannya.

ST - 3.11. PENCAMPUR DI LAPANGAN UNTUK MEMBUAT PANEL


BETON PRACETAK
ST - 3.11.1. Kapasitas Alat Pencampur
Kapasitas alat pencampur harus sesuai dengan kapasitas alat pengecoran beton pracetak
agar tidak terjadi keterlambatan pengecoran dan tidak terjadi waktu tunggu di tempat
pengecoran melebihi 30 menit.
ST - 3.11.2 Alat Pengangkat Panel Beton Pracetak (Crane)
Kapasitas alat pengangkat panel beton pracetak harus sesuai dan lebih besar sekitar 1,5 kali
beban panel yang akan diangkat. Pengangkatan panel dapat dilengkapi dengan pin yang
sesuai yang dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan kait pengangkat yang telah
disiapkan pada panel dalam lubang yang tersedia.
ST - 3.11.3. Pengangkut Adukan Beton Untuk Pembuatan Panel Pracetak
Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran harus menggunakan antara lain: truk
mixers atau truk agitators (pengaduk putar), sesuai dengan pertimbangan ekonomis dan
jumlah adukan beton yang diangkut. Pengangkutan harus dapat menjaga campuran beton
tetap kohesif, tidak segregasi, dan tidak menyebabkan perubahan konsistensi beton.
Apabila digunakan truk mixers atau truk agitators, rentang waktu pengangkutan dapat
diizinkan hingga 60 menit untuk adukan beton normal. Akan tetapi, waktu pengangkutan
harus lebih pendek lagi untuk adukan beton yang mengeras lebih cepat atau temperatur
beton ≥30°C.
ST - 3.11.4 Alat Pemadat
Pemadat Adukan Beton
Adukan beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis. Ada dua pilihan, yaitu:
1) Vibrator yang dioperasikan dengan tangan (Hand-operated vibrators atau dikenal
dengan nama vibrator spud) adalah batang panjang yang bergetar dan dioperasikan
oleh kompresor udara atau motor listrik dengan daya kecil sekitar (1,5 - 3,0) kW, dan
dengan kekuatan sekitar (2 - 4) tenaga kuda.
2) Penempa bergetar (screed vibration), adalah peralatan seperti rangka batang yang
bergetar yang akan menggetarkan beton segar yang sudah dituangkan dan
ditempatkan. Getaran biasanya dioperasikan dengan tenaga mekanis atau kompresor
udara.
ST - 3.11.5. Alat Pengukur Kerataan
Alat pengukur kerataan permukaan panel pada saat pembuatan panel beton pracetak
pracetak, dapat menggunakan, benang atau kawat (string) yang direntangkan.
Kerataan (levelling) permukaan panel dihaluskan dengan alat pelepa mengambang
(floating) dan dikontrol dengan mistar perata (straightedge) yang berukuran panjang yang
sesuai untuk mengetahui bagian agregat yang menonjol.
ST - 3.11.6 Alat Perawatan Panel Beton Pracetak
Perawatan panel beton pracetak dapat dilakukan dengan pembasahan menggunakan
geotextile, karung goni, atau lainnya yang dapat dibasahi dengan air, sesuai SNI 4817
tentang spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton.
Untuk mempercepat produksi panel beton pracetak di pabrik, alat steam curing, termasuk
blower dan termometer, merupakan peralatan utama yang harus disiapkan. Peralatan
termasuk bahan pelindung permukaan panel beton pracetak yang kedap air, serta
penyangga agar bahan pelindung permukaan panel beton pracetak tidak bersentuhan
langsung dengan permukaan panel beton pracetak.
ST - 3.11.7 Alat Pembongkar Cetakan
Peralatan untuk membongkar cetakan adalah yang tidak merusak permukaan panel beton
pracetak.
ST - 3.11.8 Alat Penandaan
Peralatan untuk menandai identitas setiap panel dapat menggunakan cat berwarna
mencolok yang kuat, kuas ukuran 1,25 cm (½ inci), atau bila menggunakan cat semprot
dapat menggunakan cetakan huruf atau angka yang cukup besar. Penandaan dapat pula
dibuat menggunakan batang besi diameter 8 mm, dengan cara menuliskan identitas yang
diperlukan yang ditulis dengan rapi dan jelas, pada saat beton dalam kondisi plastis dan
belum mengeras,
ST - 3.11.9 Pengangkut Panel Beton Pracetak
Alat angkut panel beton pracetak harus menggunakan truk flat-bed berukuran panjang
yang sesuai dengan dimensi panel.
Panel beton pracetak yang diambil dari tumpukan, dapat dipindahkan dengan bantuan alat
pengangkat manual atau mekanis (Crane).
ST - 3.11.10 Penyimpanan Panel Beton Pracetak
Balok kayu ukuran (5 x 7) cm yang kuat dan lurus dengan panjang minimal sama dengan
lebar panel, untuk dua tumpuan pada penyimpanan panel beton pracetak di gudang atau
di lapangan.

ST - 3.12. PERANCANGAN DAN PERSYARATAN CAMPURAN


BETON
ST - 3.12.1. Rancangan Campuran
Persyaratan rancangan campuran beton dan persyaratan jumlah semen harus sesuai
dengan SNI 2834.
ST - 3.12.2. Persyaratan Sifat Campuran
Beton pracetak harus mempunyai suatu kuat lentur dan kuat tekan karakteristik minimum
sesuai dengan SNI 1972 tentang Cara uji slump beton, SNI 1974 tentang Cara uji kuat
tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak dan SNI 4431 tentang Cara uji kuat
lentur.
ST - 3.12.3. Campuran Percobaan (Trial Mix)
Sebelum melakukan pengecoran, harus dibuat campuran percobaan (trial mix) sesuai
dengan rancangan campuran yang dihasilkan oleh laboratorium. Apabila hasil kuat tekan
beton pracetak pada umur 7 hari menghasilkan kuat tekan lebih kecil dari 85% terhadap
nilai kuat tekan yang disyaratkan, maka harus dilakukan penyesuaian campuran dan dicari
penyebab ketidaksesuaian tersebut yang dipersyaratkan.
ST - 3.13. TAHAP PELAKSANAAN
ST - 3.13.1. Umum
Pada tahap pelaksanaan, beton pracetak akan dibuat sesuai dengan langkah-langkah yang
telah ditetapkan dan menentukan lokasi pencetakan beton pracetak, pelaksanaan produksi
beton pracetak, penangangan, pengangkutan dan penyimpanan, dan percobaan
penempatan di lapangan
ST - 3.13.2. Cetakan Untuk Beton Pracetak (Formwork)
a. Cetakan dapat dibuat dari pelat baja dan rangka baja yang dilas atau papan dan rangka
kayu yang diperkuat dan terbuat dari bahan nonabsorben serta harus cukup kedap
untuk mencegah kebocoran mortar. Cetakan dari pelat baja tebal minimum 5 mm.
b. Cetakan harus dibuat rata, datar dan halus;
c. Dinding cetakan harus memiliki lebar dasar flens (flange braces) yang cukup untuk
menjaga kestabilan.
d. Batang flens (flange braces) harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3
tinggi cetakan. Bagian dasar cetakan harus melekat pada dasar atau fondasi dengan
cara dipasak pada setiap jarak (1 – 2) m, untuk mencegah kemungkinan bagian dasar
bergerak dari tempatnya.
e. Bagian atas cetakan harus lurus dan rata. Kerataan bagian atas tidak boleh berbeda
lebih dari 3 mm untuk setiap panjang 3 m. Acuan ini harus dilengkapi dengan
pengunci di ujung-ujung bagian yang bersambungan.
f. Bagian ujung cetakan harus terkunci sehingga kaku, untuk mencegah agar cetakan
tidak terpisah ketika beton segar ditempatkan.
g. Beton dicorkan dalam cetakan yang kaku dan mampu menjaga toleransi dimensi yang
ditentukan sesuai dengan gambar.
h. Cetakan untuk beton pracetak harus kuat terhadap pendistribusian beton segar ke
seluruh cetakan sehingga tulangan, ruji, angkur dan panel tidak bergeser atau lepas.
i. Semua cetakan yang rusak, yang menyebabkan penyimpangan atau kerusakan pada
beton pracetak akibat pemindahan cetakan atau hal lainnya harus diperbaiki atau
diganti sebelum digunakan kembali.
j. Cetakan harus dikontrol setiap saat akibat pembongkaran cetakan selama
mengeluarkan panel beton pracetak dari cetakan
ST - 3.13.3. Pelaksanaan Produksi Panel Pracetak
1. Toleransi Dimensi Panel Pracetak
Pelaksanaan produksi panel pracetak harus sesuai dengan dimensi dan detail sesuai
dengan dimensi serta mengikuti persyaratan dalam Tabel 1.

Pemeriksaan Panel Toleransi dimensi


Deviasi akhir panjang (paralel ke long axis dari panel) ± 1,0 mm
Deviasi akhir lebar (normal ke long axis dari panel) ± 1,0 mm
Tebal nominal ± 1,0 mm
Diagonal (perbedaan ukuran dari sudut ke sudut di atas permukaan panel) ± 1,0 mm
Toleransi dimensi sambungan lidah-alur (keyway) ± 0,5 mm
Tabel 1 - Toleransi Dimensi Panel Beton Pracetak
Pelaksanaan juga harus memenuhi persiapan termasuk persetujuan kekuatan beton
pracetak dan prosedurnya.
2. Titik Angkat (Lifting Point)
Pada setiap panel harus disediakan minimal 2 titik angkat yang terdiri atas perkuatan
baja dan ditempatkan sesuai detail gambar rencana.
3. Pengecoran Beton Pracetak
a. Persiapan sebelum pengecoran
Pengawasan dan pengendalian pengecoran beton pracetak harus disiapkan dalam
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sebelum memulai suatu pengecoran.
b. Penakaran dan pencampuran beton
Penakaran dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai SNI 2834 tentang
tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Apabila digunakan beton
siap campur (ready-mixed concrete), campuran beton harus sesuai dengan
persyaratan dalam SNI 4433 tentang Spesifikasi beton siap pakai. Pencampuran
bahan beton dan bahan tambah harus dilakukan sebagai berikut:
1) Beton harus dicampur di bawah penerangan yang memadai, baik penerangan
alamiah maupun buatan;
2) Bahan tambah yang berupa cairan harus dicampur ke dalam air sebelum
dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh air campuran harus sudah
dimasukkan ke dalam mesin pengaduk sebelum seperempat masa pengadukan
selesai;
3) Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara lain
tidak diperkenankan. Bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk
pengaduk dengan perbandingan air-semen lebih rendah daripada
perbandingan air- semen rencana, penambahan air dimungkinkan untuk
mencapai slump rencana, dengan catatan bahwa perbandingan air-semen
rencana tidak boleh dilampaui dan operasi pencampuran dilakukan tidak lebih
dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat dan semen.
c. Penempatan beton dalam cetakan
1) Beton harus ditempatkan ke dalam cetakan di bawah penerangan yang
memadai, baik penerangan alamiah maupun buatan;
2) Beton harus dicorkan sekaligus dan disebarkan sehingga seluruh cetakan terisi
merata.
d. Pemampatan dan pemadatan beton
1) Vibrator tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton ke dalam cetakan;
2) Sebuah penempa bergetar (screed vibrasi) harus digunakan untuk memberikan
kerataan yang tepat di permukaan panel;
3) Untuk mengisi bidang yang rendah, tambahan mortar beton setinggi minimal
25 mm harus disediakan di atas permukaannya sehingga setelah screed vibrator
melintasinya akan membentuk permukaan yang merata;
4) Perataan permukaan harus dilakukan sebelum lelehan air mengumpul di
permukaan panel. Semua tepi panel harus dihaluskan untuk mencegah
terkelupas selama pemasangan panel;
5) Pemampatan atau pemadatan dan penyelesaian beton pracetak harus
memperhatikan kerataan permukaan, kerataan tepi dan tebal bagian tengah.
4. Permukaan Beton
a. Selimut Beton
Tebal selimut beton dari baja tulangan minimum 3,0 cm. dan harus ditambah 1,5
cm untuk beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah.
b. Pekerjaan Penyelesaian Akhir
- Sebelum dilakukan pekerjaan penyelesaian akhir, pada waktu beton dalam
cetakan masih plastis, harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerataan tepi,
kerataan dan tebal bagian tengah. Bila kerataan tidak memenuhi persyaratan
maka harus segera diperbaiki;
- Semua permukaan beton harus bebas dari penyimpangan dan warnanya
seragam;
- Permukaan bawah, samping dan atas harus halus;
- Produsen panel pracetak harus membuat dua contoh tekstur yang identik
(minimal ukuran 0,6 m x 0.6 m) akan disimpan untuk jaminan mutu seluruh
proses produksi.
c. Perawatan
Perawatan permukaan beton mulai dilakukan segera setelah perapihan selesai.
- Kondisi dan perawatan selama pengecoran
1) Panel-panel beton pracetak harus dilindungi dari sinar matahari langsung,
kondisi angin yang dapat mengeringkan panel selama perawatan, baik di
dalam ruangan atau di bawah atap;
2) Produsen panel harus menyediakan termometer untuk memonitor
temperatur beton dan untuk menjamin kondisi berikut dipenuhi:
a) Segera setelah penempatan campuran beton, permukaan yang tidak
dilindungi harus terhindar dari kecepatan angin lebih besar dari 15
km/jam;
b) Segera setelah penempatan campuran beton, panel pracetak harus
dipelihara di bawah kondisi perawatan yang diperlukan.
- Perawatan dengan penutup
Bahan penutup dapat terbuat dari plastik, karung goni basah, atau geotekstil.
1) Penutupan dengan lembaran plastik, harus tertambat kokoh terhadap tiupan
angin di permukaan serta mempunyai sambungan tumpang tindih
sekurang-kurangnya 300 mm dan dipasang hingga kadar air di bawahnya
tidak menguap ke luar;
2) Karung goni atau geotekstil yang digunakan sebagai penutup harus lembap;
3) Perawatan harus dimulai segera setelah beton cukup mengeras untuk
mencegah kerusakan permukaan oleh bahan penutup yang lembap;
4) Bahan penutup harus terjaga tetap dalam keadaan lembap paling tidak
sampai 70% kekuatan beton yang disyaratkan tercapai.
5. Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan
Penanganan (penandaan, pembongkaran cetakan, pengangkatan panel dan perbaikan).
Pelaksanaan penanganan meliputi penandaan panel beton pracetak, pembongkaran
cetakan (form removal), pengangkatan panel dan perbaikan.
ST - 3.13.4. Penandaan
Setiap panel beton pracetak harus diberi tanda di sisi panel dengan label yang jelas
menunjukkan:
a. Nomor identitas pekerjaan;
b. Tanggal cetak;
b. Tanda nomor unit secara berurutan seperti yang ditunjukkan pada gambar
pelaksanaan, dan
c. Semua tanda-tanda lain yang diperlukan dengan memperhatikan posisi panel yang
akan dipasang di lapangan.
ST - 3.13.5 Pembongkaran Cetakan (Formwork Removal)
Untuk beton pracetak menggunakan cetakan permanen, cetakan tidak boleh dibongkar dan
diangkat sampai beton yang baru dicor telah mengeras dan sesudah dilakukan
pemindahan. Cetakan tersebut harus dibongkar secara hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton
ST - 3.13.5. Pengangkatan Panel
Panel diangkat dari cetakannya menggunakan kait yang ada pada alat pengangkat
(mekanik ataupun manual) melalui titik angkat yang tersedia. Sudut antara permukaan
atas panel dan garis pengangkatan atau sling pengangkat harus tidak kurang dari 60°.
ST - 3.14. PELAKSANAAN PEMASANGAN PANEL BETON
PRACETAK
ST - 3.14.1. Persiapan Pelaksanaan
1. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum pelaksanaan pemasangan panel beton pracetak ,
harus dilakukan pemasangan fondasi dan atau lapis perata;
2. Satu hari sebelum memulai pekerjaan semua peralatan yang diperlukan harus sudah
siap dilapangan dan dapat dioperasikan dengan baik.
ST - 3.14.2. Penerimaan Panel-Panel
Penerimaan panel-panel dilakukan di lokasi pekerjaan dan setiap panel yang tidak
memenuhi persyaratan strukturalnya harus ditolak.
ST - 3.14.3. Persiapan Penempatan Panel
a. Penempatan panel pracetak di atas fondasi harus diturunkan secara perlahan diatur
sehingga tidak terjadi kontak antara permukaan bidang panel untuk menghindari
rusaknya tepi panel beton;
b. Setiap panel harus ditempatkan pada garis akhir dan garis tepi terdepan yang
ditetapkan. Ujung panel terdepan adalah ujung dengan batang ruji melintang yang
menonjol. Sebelum menempatkan panel, slot terbalik untuk batang ruji dan batang
pengikat harus diperiksa untuk memastikan bahwa keduanya bebas dari kotoran,
minyak, atau bahan lainnya;
c. Sebelum menempatkan panel berikutnya, batang ruji harus dilapisi dengan pemutus
ikatan (bond breaker) untuk mencegah ikatan antara batang ruji dengan beton;
d. Untuk menghindari chipping atau spalling tepi panel pracetak baru, harus digunakan
pasak kayu atau perangkat sejenis untuk membimbing panel ke posisi yang benar;
e. Pembongkaran serpihan di tepi panel tidak diperkenankan menggunakan batang baja.
Daerah yang terkelupas, gompal atau spalled harus diperbaiki.
ST - 3.14.4. Penempatan Panel
a. Penempatan panel-panel harus sejalan dengan arah longitudinal dan mengacu pada
centerline panel. Centerline setiap panel harus ditandai di tepi atas permukaan. Tepi-
tepi panel tidak digunakan untuk menyelaraskan panel pada saat perakitan.
b. Centerline panel harus disesuaikan dengan garis pada permukaan tanah dasar yang
diatur oleh Teknisi Surveyor sebelum pemasangan panel.
b. Truk pengangkut panel diposisikan di depan mobil Crane. Panel diangkat
menggunakan Crane kemudian dipindahkan ke lokasi panel di atas fondasi yang sudah
disiapkan.
c. Posisi Crane dapat ditempatkan di disamping permukaan saluran yang sudah disiapkan
untuk operasi pemindahan panel-panel dari atas truk ke atas permukaan dasar yang
rata dan stabil untuk penyimpanan sementara atau ke atas permukaan dasar saluran
yang akan ditempati panel-panel.
d. Jalan kerja yang sudah disiapkan harus kuat menahan beban Crane
e. Bila panel-panel diambil dari atas truk, posisi truk pengangkut dapat diletakkan di
samping-belakang mobil Crane. Bila panel-panel sudah siap di lokasi pekerjaan, Crane
dapat langsung diposisikan di samping-belakang panel-panel tersebut.
f. Panel diangkat menggunakan Crane kemudian dipindahkan ke lokasi panel di atas
fondasi yang telah disiapkan.
g. Bila panel mempunyai lidah atau alur yang harus dipasangkan sebagai sambungan
melintang, permukaan bidang yang mempunyai lidah dan alur harus diberi bahan
pengisi.

ST - 3.15. SAMBUNGAN (JOINT)


ST - 3.15.1. Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)
a. Untuk panel yang dipasang secara memanjang, Sambungan memanjang di tengah
(longitudinal centre joint) harus berupa lidah alur (shear key) dan ujungnya
berhubungan dengan sambungan melintang (transverse joint), atau dengan tie bars,
atau kombinasi keduanya.
b. Pada panel yang dipasang secara melintang, sambungan memanjang hanya terdapat
pada sambungan antara panel-panel dan caping beton yang dicor di tempat.
Sambungan ini dapat diisi dengan bahan penutup (sealant).

ST - 3.16. SAMBUNGAN MUAI (EXPANSION JOINTS)


ST - 3.16.1. Sambungan Muai Melintang Dan Sambungan Peringan (Transverse
Expansion Joints Dan Relief Joints)
a. Lebar celah sambungan muai harus diperpendek menjadi sekitar 13 mm untuk
memberikan ruang bagi celah sambungan muai sehingga tidak mempengaruhi tata
letak rencana panel;
b. Bahan penutup sambungan muai harus dapat mengakomodasi pergerakan
mengembang dan menyusut;
c. Sambungan muai harus diisi bahan penutup (sealant) minimum sebesar 1/3 tebal
panel. Dua per tiga tebal panel diisi dengan bahan pengisi (joint filler);
d. Bahan pengisi untuk sambungan muai (expansion joint filler) harus menerus, hingga
mencapai lapisan perata atau lapisan fondasi. Bahan pengisi yang rusak tidak boleh
digunakan;
e. Bahan pengisi harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau penahan yang
disetujui harus digunakan untuk menjaga agar bahan pengisi tetap pada elevasi dan
alinyemen yang semestinya, selama penghamparan dan penyelesaian beton. Bila bahan
pengisi dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara bagian-bagian yang
berdekatan tidak boleh ada celah;
f. Pada sambungan muai tidak boleh ada gumpalan-gumpalan beton, agregat atau pasir
dan bahan lain yang akan merusak fungsi sambungan.
ST - 3.16.2. Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse Contraction Joints)
a. Sambungan ini terdiri atas bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan
pada permukaan sisi panel sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana;
b. Pada lining beton pracetak, sambungan antarpanel yang dipasang secara memanjang
harus rata dan seragam dan bila celahnya tidak rata harus dicor dengan mortar tahan
susut. Sambungan harus dibersihkan dan diisi dengan bahan penutup;
ST - 3.16.3 Sambungan Berupa Takikan/Aluran (Formed Joint)
Pada panel yang dipasang secara memanjang, takikan pada sambungan yang baru dicor
dengan mortar tahan susut dapat dibuat dengan menekankan alat misalnya tripleks atau
yang sejenis dengan kedalaman 1/3 tebal panel dan panjang selebar panel, ke dalam
mortar tahan susut yang masih plastis. Alat tersebut harus tetap ditempat sekurang-
kurangnya sampai beton mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa
merusak sambungan, kemudian segera diisi dengan joint sealant, kecuali bila alat tersebut
sebagai sealant yang dirancang tetap terpasang pada sambungan.

ST - 3.17 PEMBAYARAN
ST - 3.17.1. Pembayaran Pengdaan Beton Pracetak
Pembayaran pengadaan beton pracetak dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) sudah
termasuk bekesting , penulangan, trasportasi dan sambungan join, beton yang siap
dipasang dilapangan, harga satuan kontrak per meter kubik seperti yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi
untuk pembayaran semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan
sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan
syarat-syarat dalam spesifikasi.
ST - 3.17.2 Pembayaran Pemasangan Beton Paracetak.
Pembayaran Pemasangan beton pracetak dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) yang
telah terpasang dipasang dilapangan, harga satuan kontrak per meter kubik seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk
semua kompensasi untuk pembayaran semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan,
alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari
Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.
PASAL ST – 4
PASANGAN BATU

ST - 4.1. UMUM
ST - 4.1.1. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama
dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda,
lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari
sumber yang disetujui Direksi.
ST - 4.1.2. Bata
Semua bata harus memenuhi Standar Nasional Indonesia NI -10, baru dan bermutu paling
baik dari masing-masing jenis, bata harus keras, utuh dan dibakar dengan baik, sama
ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya, harus diperoleh dari pabrik yang
disetujui oleh Direksi.
Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Tiap-tiap
kiriman yang diantar ketempat kerja harus sama mutunya dengan contoh yang sudah
disetujui dan disimpan oleh Direksi. Bata yang diantar ketempat kerja harus dibongkar
dari kendaraan dengan tangan dan dijaga supaya tidak patah, tumpukan bata maximum
tingginya 1 m supaya tidak pecah akibat berat sendiri.
ST - 4.1.3. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari semen
portland dan pasir dengan pernbandingan isi 1 : 4 atau seperti ditentukan dalam gambar
untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk Semen Portland, Psr
untuk pasir dalam kode perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pasal 3.2.3 Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah Portland Semen seperti yang dimaksud
pada pasal 3.2.1 dari spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup / sesuai
untuk menghasilkan adukan yang baik.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah
dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan
Direksi. Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih
dahulu didalam mesin selama paling tidak 1 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan
tangan, bahan adukan harus dicampur didalam semacam kotak diaduk dua kali secara
kering dan akhirnya tiga kali setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata.
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak
dipakai selama satu (1) jam harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak
diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari kerja.
ST - 4.1.4. Penyimpanan dari Bahan – bahan
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung yang bisa
mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan juga harus dilindungi
dengan atap atau penutup lain yang tahan air.

ST - 4.2. PEKERJAAN BATA


ST - 4.2.1. Pasangan
Kecuali ditentukan lain, pekerjaan bata harus dipasang menurut ikatan teknis yang
disetujui Direksi. Bata harus dipasang dengan benar menurut garis-garis dengan arah
mendatar tegak dan ukuran sesuai yang diperlihatkan dalam gambar.
Sesaat sebelum dipasang, bata dicelupkan lebih dahulu kedalam air dan sebelum
meneruskan sisa pekerjaan yang belum selesai, permukaan sambungan yang kelihatan juga
harus disiram air. Umumnya tebal sambungan siar mendatar tidak boleh lebih dari 0,60
cm dan tegak 1,0 cm atau dengan ukuran lainnya yang disetujui oleh Direksi dan seluruh
sambungan harus penuh diisi dengan adukan.Jika tidak ditentukan lain, adukan yang
dipakai menurut perbandingan isi 1 PC : 3 Psr untuk pasangan kedap air dan, 1 Pc : 4 Psr
untuk pasangan biasa atau lainnya yang diperintahkan Direksi.
Pemasangan bata harus diselenggarakan secara teratur lapis demi lapis dan tidak boleh ada
lapisan yang 1 meter lebih tinggi terhadap lainnya, bagian akhir harus bertangga (bukan
bergigi). Pemasangan dan perlindungan pekerjaan bata harus dilakukan dengan hati-hati
pada waktu cuaca panas dan cara perawatan pekerjaan yang telah selesai, sama dengan
yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
ST - 4.2.2. Penyelesaian Sambungan
Kecuali ditentukan lain, sambungan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang kelihatan harus
disiar rata dan halus, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung harus dijaga supaya ada
keseragaman warna. Semua sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan
adukan.
ST - 4.3. PASANGAN BATU
ST - 4.3.1. Ukuran Batu
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus mempunyai
berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas
persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, tetapi harus
memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas. Sebagai contoh : sebuah batu
berukuran 0,20 x 0,20 x 0,25 m3 akan mempunyai berat kira-kira 25 kg.
Pasangan batu kali menggunakan adukan 1 PC : 4 Psr. Satuan pembayaran adalah m3
yang harga satuannya dibedakan antara pekerjaan pasangan batu kali pada umumnya dan
pasangan batu kali khusus untuk bangunan-bangunan tersier yang memerlukan tenaga
kerja lebih besar untuk mengangkut material karena lokasinya umumnya berada ditengah
sawah dan tidak bisa dimasuki kendaraan / mobil.
Pengukuran untuk pembayaran pekerajaan pasangan batu harus didasarkan pada volume
per meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan dan atau / atas
perintah Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu harus berdasarkan harga satuan setiap meter
kubik (m3), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan
prasarana, alat kerja dan sebagainya. Untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua ketentuan dalam spesifikasi
ST - 4.3.2. Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan
harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan utama. Setiap batu
harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu
pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh
ada batu berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
ST - 4.3.3. Siaran
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siaran tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu)
b. Siaran rata (rata dengan permukaan batu).
c. Siaran timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar rata.
Pengukuran untuk pembayaran siaran akan didasarkan pada luas bidang (m2) yang
diperoleh dari gambar dan / atau atas perintah direksi.
Pembayaran untuk siaran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m2) yang
dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk
semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan,
prasarana, alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi.
ST - 4.3.4. Plesteran
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun yang
baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr. Pekerjaan plesteran dikerjakan dengan
ketebalan 2 cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian
atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0,10 m dibawah tepi atas atau
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm
untuk bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak
selebar 10 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering,
kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.
Pengukuran untuk pembayaran plesteran akan didasarkan pada luas bidang (m2) yang
diperoleh dari gambar dan / atau perintah direksi.
Pembayaran untuk plesteran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m2) yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material. Perlengkapan peralatan, prasarana,
alat-kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat
dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
dalam spesifikasi.
ST - 4.3.5. Pipa Peresapan (Suling – suling)
Tembok – tembok penahan, melebihi dari 1.50 m pasangan miring dan tembok-tembok
kepala harus dilengkapi dengan suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter
50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2,0 m2 luas permukaan. Setiap ujung
pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-suling dipasang
bersamaan dengan pasangan batu dan disisakan 0,20 m keluar sisi belakang pasangan batu
guna pasangan saringan sebelum diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga
dibuat bersama dengan pasangan batu
Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar sisi
belakangan pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15
cm. Saringan krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari
tanah asli atau tanah urug.
Pengukuran untuk pembayaran lubang-lubang drainase harus didasarkan pada panjang
yang diperoleh dari gambar dan atau atas perintah Direksi.
Pembayaran untuk lubang-lubang drainase harus berdasarkan pada harga satuan setiap
meter panjang (m) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
sudah termasuk penutup ijuk dan isian krikil dan semua kompensasi untuk penyediaan
tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan, prasarana, alat-kerja dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam spesifikasi.
ST - 4.3.6. Sambungan Gerak Sederhana
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat satu
penyambungan dengan bangunan lama dan bangunan baru serta bangunan lama akan
mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan yang
terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu pada
bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini harus terdiri dari batu dan krikil
terpilih dan baik. Untuk menahan longsornya saringan ini harus diberi lapisan penutup
ijuk setebal 3 cm atau geotextile membrane.
ST - 4.3.7. Contoh Pekerjaan
Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang panjang,
Penyedia Jasa harus membangun contoh tampang tembok, sehingga mutu dan wujudnya
disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik
dari contoh yang disetujui.
ST - 4.3.8. Perlindungan dan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong
yang belum mantap.
ST - 4.3.9. Urugan Kembali
Sebelum melaksnakan "Urugan Kembali" pada muka pasangan batu yang tak kelihatan,
pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1PC : 4Psr setebal 2 cm (berapen).
Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur ukurannya
sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada akhir lubang pembuang
air.

ST - 4.4. PEKERJAAN PERLINDUNGAN


ST - 4.4.1. Penyiapan Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah pondasi dengan lapisan lantai
kerja menurut ukuran yang ditentukan.
ST - 4.4.2. Lantai Kerja Batu Kosong
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu kasar sedemikian sehingga semuanya
cocok satu sama lain. Tiap batu mempunyai panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20
cm dan tebal yang tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi
landasan pasir dan diletakkan pada dasar alamiah sedemikian, sehingga permukaan yang
telah selesai merupakan bidang benar-benar rata.
ST - 4.4.3. Bronjong dan Matras
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat bronjong
kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan dibawah ini.
Batu – batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dalam pasal 4.1.1 dengan
ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai dipilih
berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan
bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian
sehingga membentuk matras berukuran 2,00 m x 0,50 m. Hubungan antara bronjong atau
matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan
dengan tanah diberi lapisan filter ijuk. Pekerjaan bronjong harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia PBUI 1982. Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka
harus dikerjakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus
diikat kawat dengan erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya.
Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan didalam gambar atau diperintahkan oleh
Direksi, dengan anyaman bentuk segi 6 beraturan yang jarak sisi-sisinya 13 - 15 cm, serta
sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi,
maka ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 4 mm.
Pengukuran untuk pembayaran pekerajaan beronjong harus didasarkan pada volume per
meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan dan atau / atas perintah
Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan beronjong harus berdasarkan harga satuan setiap meter
kubik (m3), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan
prasarana, alat kerja dan sebagainya. Untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua ketentuan dalam spesifikasi.

ST - 4.5. PEKERJAAN BONGKARAN


Semua bagian yang rusak atau mengalami peubahan pada pasangan batu yang ada
diperlihatkan pada gambar atau persetujuan Direksi akan direhabilitasi dengan pasangan
batu. Penggunaan material pasangan batu disesuaikan dengan spesifikasi pada Bab ini.
Pekerjaan bongkaran dilakukan dengan menggunakan alat yang tidak mempengaruhi
pasangan yang tidak diperintahkan untuk dibongkar atau bangunan yang ada disekitarnya.
Kesalahan pembongkaran yang dilakukan Penyedia Jasa yang menyebabkan penambahan
volume bongkaran yang tidak sesuai yang diperlihatkan dalam gambar atau tidak
persetujuan Direksi, kelebihan bongkaran tidak dibayar.
Kecuali ditentukan lain, pekerjaan pasangan batu pada lokasi yang telah dibongkar harus
mengacu pada pasal 4.3.1 dalam bab ini. Sebelum melakukan pekerjaan pasangan batu
terlebih dahulu dibersihkan permukaan yang akan disambung pada pasangan yang tidak
dibongkar sehingga terjadi sambungan yang kuat antara pasangan baru dan pasangan
lama.
Pengukuran untuk pembayaran pekerajaan bongkaran pasangan batu harus didasarkan
pada volume per meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan dan
atau / atas perintah Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan bongkaran pasangan batu harus berdasarkan harga satuan
setiap meter kubik (m3), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
perlengkapan prasarana, alat kerja dan sebagainya. Untuk menghasilkan pekerjaan yang
lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam spesifikasi.

ST - 4.6. LINING
Pekerjaan lining pasangan batu kali harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
Gambar Kerja. Lining pasangan batu kali akan memakai spesi campuran 1 PC : 4 Psr
dengan ukuran batu antara 15 ~ 30 cm
Pengerjaan lining diatur per – 5,0 (lima) meter dalam arah memanjang dan dibatasi
dengan alur tegak dinding.
PASAL ST – 5
PEKERJAAN LOGAM DAN KAYU

ST - 5.1. BAHAN – BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN


ST - 5.1.1. Spesifikasi Standar
Kecuali ditentukan lain semua bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi persyaratan
dari Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Spesifikasi Standar lain yang sama sebagai
pengganti dapat ditambahkan sesuai dikehendaki oleh Direksi.
Semua bahan yang belum termasuk dalam Spesifikasi di atas macam bahan klas I. Apabila
Penyedia Jasa mengajukan bahan berbeda dengan standar diatas, ia harus menyertakan
penjelasan dari standarnya di dalam Penawarannya.
ST - 5.1.2. Pengadaan / Perbaikan Pintu Air
Dimensi dari pintu air yang diperlukan ditunjukkan pada gambar. Untuk pintu sorong,
dan Romijn, dipakai standar pintu kayu / besi, dimensi dan tipe pintu sorong dan Romijn
sebagai yang ditunjukkan pada Gambar Standar Pintu air dari Direktorat Jenderal
Pengairan Dep. PU 1988, ditunjukkan pada ALBUM GAMBAR-GAMBAR.
Untuk Pebaikan pintu air tebagai atas tiga kategori yaitu perbaikan ringan, sedang dan
berat dinana pengertiannya sebagai berikut :
a. Perbaikan Ringan adalah membongkar dan memasang kembali pintu dengan
mengganti plat dan mur, baut, nipple, spie, gembok, splite pan/pengunci NAF + ring,
seal, gigi tengah termasuk pemutar/strir serta pembersihan dan pengecetan.
b. Perbaikan sedang adalah membongkar dan memasang kembali pintu dengan
mengganti plat termasuk plat strip, mur, baut, nipple, spie, gembok, splite
pan/pengunci NA F + ring, seal, gigi tengah termasuk pemutar/stir serta
pembersihan dan pengecetan.
c. Perbaikan berat adalah membongkar dan memasang kemabali pintu dengan
mengganti plat termasuk plat strip, stang, bronze, roda gigi, mur, baut, nipple, spie,
gembok, splite pan/pengunci NA F + ring, seal, gigi tengah termasuk pemutar/stir
serta pembersihan dan pengecetan.
Perbaikan daun pintu air yang terbuat dari kayu harus dilakukan dengan hati – hati
sehingga pada saat pembongkaran daun pintu yang rusak tidak mempengaruhi bagian-
bagian lain pintu serta bagian yang dibuka seperti klem besi pengapit daun pintu,
mur/baut dan bagian-bagian lain yang berhubungan dengan daun pintu tersebut,
sehingga bagian-bagian tersebut bisa digunakan lagi dengan baik, kecuali bila Direksi
Pekerjaan memberikan perintah yang lain.
Pintu air direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya, hanya oleh suatu
pabrik yang sudah disetujui dan namanya tercantum dalam daftar Prakualifikasi Penyedia
Jasa untuk pembuatan pintu-pintu. Pembuatan dan pengadaan pintu harus dilaksanakan
atas dasar Sub-Kontrak oleh Penyedia Jasa Utama, yang harus bertanggung jawab atas
pemesanan dan administrasinya. Penyedia Jasa harus memberikan salinan dari semua
surat-menyurat yang menyangkut Sub-Kontrak tersebut kepada Direksi.
Pelaksanaan pemasangan pintu air hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga pelaksana yang
sudah berpengalaman terhadap pemasangan pintu air, Penyedia Jasa mengajukan surat
untuk melakukan pemeriksaan kepada Direksi. Apabila dari hasil pemeriksaan Direksi
masih dianggap belum sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka pintu tersebut tidak
diperkenankan dikirim ke lokasi pekerjaan.
ST - 5.1.3. Pengadaan Pekerjaan Logam dan Kayu oleh Sub – Kontraktor
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Daftar semua pekerjaan logam dan kayu
yang diusulkan untuk di Sub-Kontrakkan. Sebelum melakukan pesanan harus didapatkan
persetujuan tertulis lebih dahulu perihal Sub-Penyedia Jasa yang akan ditugaskan. Penyedia
Jasa harus bertanggung jawab dalam pemesanan pekerjaan logam dan kayu kepada Sub-
Penyedia Jasa dan semua administrasinya. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi tembusan semua surat-menyuratnya.
ST - 5.1.4. Rencana, Perhitungan dan Gambar
Gambar-gambar Penyedia Jasa dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang
dibutuhkan dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub Penyedia Jasa harus merencanakan semua
bangunan-bangunan dan pintu-pintu dan dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan
perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi dari semua
peralatan yang akan didatangkan sebelum pabrik melaksanakannya.
Gambar rangkap tiga harus dibuat, dan setiap perubahan yang dilakukan oleh Direksi
harus dibuat tanpa pembayaran extra.
Pabrik dilarang memulai pelaksanaan pembuatan sebelum menerima persetujuan Direksi
secara tertulis dengan telah memberi tanda pada setiap set gambar satu untuk Direksi, atau
untuk Penyedia Jasa, dan satu untuk sub- Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar
kerja yang menunjukkan usulan dari metode yang akan digunakan dan gambar-gambar
harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar yang akan dikerjakan pabrik diatas,
sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaannya pada bangunan-bangunan yang
bersangkutan.
Apabila ukuran dan ketebalan dari bagian-bagain pintu tercantum didalam gambar kerja,
ukuran dan ketebalan diatas dianggap sebagai ukuran dan ketebalan minimum yang
diperkenankan.
ST - 5.1.5. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal fire welding) yang
bersinggungan terus, dan Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh untuk
pemeriksaan atau pengujian, sesuai Spesifikasi, bila diperlukan oleh Direksi.
ST - 5.1.6. Pipa Galvanis untuk Sandaran
Pipa besi galvanis harus memenuhi syarat BS 1387. Sambungan-sambungan ulir sesuai
dengan BS 21 dan dipasang menurut persetujuan Direksi. Sambungan ulir harus besi tuang
yang digalvanisir sesuai dengan BS 143.
Setelah semua penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap dan bangunan yang
berhubungan selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari sisa-sisa beton atau
pembersihan dengan sikat kawat.
ST - 5.1.7. Sambungan Baut dan Paku Keliling
Penyedia Jasa harus menyediakan semua paku keling, baut, mur, ring dan sebagaimana
yang diperlukan untuk memasang pekerjaan baja, disamping sebagai cadangan.
Sambungan baut yang menahan getaran harus terpasang kokoh. Semua lobang paku keling
dan baut harus dibor dan bagian ujung luar yang kasar harus dihaluskan. Paku keling
harus tepat memenuhi lobangnya sewaktu dimasukkan dan menurut ukuran sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia PUBI-1982 atau seperti berlaku untuk pekerjaan kelas utama.
Sebelum dikirim ketempat pekerjaan, semua baut hitam kecuali baut Lewis dan baut-baut
yang digalvanis harus dipanaskan dan dicelup kedalam minyak pelumas (linseed) atau
cairan serupa yang disetujui. Didalam penyimpanannya harus hati-hati untuk menjamin
ulirnya tidak rusak dan tetap bersih.
ST - 5.1.8. Penyambungan di Tempat Pekerjaan
Penyambungan besi ditempat pekerjaan sedapat mungkin harus sambungan dengan baut,
apabila tidak memungkinkan bisa dipakai sambungan dengan las, dengan syarat penyiapan
permukaan yang akan dilas dikerjakan di Pabrik dan dijaga agar tetap bersih sewaktu
pengirimannya ketempat pekerjaan.

ST - 5.2. PENGECATAN
ST - 5.2.1. Bidang – bidang Yang TIdak Dicat
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-bidang baja
yang setelah pemasangan lokasi akan bersentuhan secara putar atau geser, dan juga tali-
tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan dilokasi. Selimut plastik ini harus dilepas, sebelum
peralatan itu dipasang
ST - 5.2.2. Bahan Cat
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-
1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan contoh
dari tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang harus dikirim ketempat
pekerjaan dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai bahan cat seperti itu
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk di bawah
pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi
dan tak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak
seperti diperintahkan oleh Direksi dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat
variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat
ST - 5.2.3. Mencat Pekerjaan Baja
A. Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan baja yang akan
selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan di pabrik harus
dibersihkan dan di cat dengan satu lapis cat dasar kecuali permukaan yang akan dilas.
B. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus di bersihkan dan dikerjakan atau
dicat sebagai berikut :
a. Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih dan lilin
atau dengan vernis tahan karat atau cat plastik yang disetujui
b. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di lapangan,
dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.
c. Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, makadam atau bitumen penahan air
tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
d. Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan batu, satu lapis cat dasar.
e. Semua permukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat dasar
sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi.
C. Sebelum pemasangan, permukaan yang diterangkan dalam B (b) di atas, harus
dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, segera dilaksanakan
penyambungannya.
a. Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan kemudian
dibersihkan dan digosok mengkilap.
b. Bila kontak beton, dibersihkan dengan cara dikerok dan disikat dengan sikat baja,
sesaat sebelum diselubungi beton.
c. Bila kontak dengan aspal, termakadam atau pengedap air dari bitumen :
dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
d. Bila kontak dengan pasangan batu atau bila tertutup oleh beton setebal kurang
dari 4 cm : dicat satu kali dengan cat bitumen.
e. Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam B (e) di atas yang sebelumnya sudah
diberi cat dan menjadi rusak karena pemasangan, maka harus diperbaiki dengan
cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai disetujui Direksi. Bila perlu
sampai mencapai logamnya. Kemudian tepi cat masih utuh digosok dengan
amplas dan dicat dengan cat dasar satu kali.
Tiap lapis penambal harus melampaui cat yang semula dan tidak rusak selebar minimum 5
cm. Kecuali ditentukan lain, maka semua permukaan yang sudah diberi cat dasar, akan
dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2 lapis cat penutup.
ST - 5.2.4. Tata Cara Pengecatan Pekerjaan Baja
Kecuali disyaratkan dalam Pasal 5.2.3, maka pekerjaan baja konstruksi dan alat-alat
pengatur air dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan
dalam pasal 5.2.3 dengan tata cara sebagai berikut :
1. Terbuka terhadap pengaruh iklim baik terlindung atau tidak :
a. Dibersihkan
b. Dua lapis dasar timah meni
c. Dua lapis cat oksida besi atau dua cat lapis aluminium
2. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk semua
pintu.
a. Dibersihkan dengan sikat kawat baja
b. Dicat dasar dua lapis
c. Dua lapis cat bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida
Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi harus dilapisi
dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

ST - 5.3. PEMERIKSAAN DAN PERAKITAN


ST - 5.3.1. Pemeriksaan di Pabrik
Direksi atau pejabat yang diberi tugas harus mengadakan pemeriksaan terhadap bahan-
bahan: mutu pekerjaan, Pabrik dan percobaan perakitan di Pabrik.
Pemeriksaan ini meliputi :
a. Pemeriksaan baja atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan-bahan di atas dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika dari bahan-
bahan yang dipakai harus ditunjukkan
b. Memeriksa ukuran – ukuran
c. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
d. Memeriksa pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja
e. Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
f. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman
ST - 5.3.2. Pembangunan di Pabrik
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan baja harus dipasang untuk sementara ditempat
pembuatannya untuk diperiksa oleh Direksi dan jika dianggap perlu diuji sebelum dikirim.
ST - 5.3.3. Pemasangan di Tempat Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memasang pekerjaan baja selengkapnya dan harus menyediakan dan
membangun semua panggung sementara dan persiapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan. Sebelum satupun pemasangan dimulai di lapangan,
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan cara-cara
yang dia usulkan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan baja dan harus dilaksanakan
pengaturan dan pencegahan yang ditunjukkan oleh Direksi.

ST - 5.3.4. Permukaan – permukaan Yang Bersentuhan


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada logam atau permukaan
lainnya, maka permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat
bitumen, segera sebelum pemasangan.
Alumunium tidak boleh didirikan pada beton yang basah atau dipasang tetap pada beton
yang masih muda. Dimana perlu untuk menghubungkan aluminum dengan baja atau besi
tuang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui, tebalnya,
tidak kurang dari 1,5 mm. Dimana batang-batang bangunan dari aluminium dipasang
batu atau beton, permukaan-permukaan yang bersentuhan, bahan sambungan harus diberi
seng berchrom.
ST - 5.3.5. Pengamanan Dalam Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengamankan semua peralatan di dalam pengangkutan,
pembongkaran, pemasangan, penyimpanan diruang terbuka dan perjalanan ke lapangan
pekerjaan.
ST - 5.3.6. Pemasangan Bagian – bagian
Untuk pemasangn bagian-bagian yang masuk dalam pekerjaan beton atau pasangan batu
yang permanen, maka bagian-bagian di atas seperti angkur, plat perletakan dan lain-lain
harus dikirim lebih dahulu dari pada bagian lain.
ST - 5.3.7. Pengujian Setalah Dipasangan di Lokasi
Setelah selesai dipasang dilokasi, harus diadakan uji coba terhadap semua perlengkapan,
sampai mendapat persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur air harus digerakkan secara
penuh untuk keperluan pengoperasian, dengan menggunakan semua peralatan yang
disediakan dan dengan persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan kecuali Direksi
menentukan lain.
ST - 5.3.8. Penyerahan dan Pembayaran
Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama periode tertentu yang akan
disetujui bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa, dengan perkiraan satu minggu,
pelaksana diminta untuk tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama dari
bangunannya, dan untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada Staf Pengguna Jasa
dalam cara yang benar guna pengoperasian dari bangunan tersebut.
Pembayaran dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% yang dinyatakan dengan berita
acara uji coba operasi pintu air.
PASAL ST – 6
PEKERJAAN PINTU MEKANIKAL

ST - 6.1. PERSYARATAN UMUM


ST – 6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini untuk pekerjaan hidro-mekanik meliputi dan mencakup perencanaan
(desain), fabrikasi, pengujian sebelum pengiriman, finishing, pekerjaan lapisan pelindung
pada bagian yang ditentukan, kemasan untuk ekspor, asuransi, pengiriman ke pelabuhan
tujuan, pengiriman, bea cukai, transportasi dari pelabuhan tujuan ke lokasi, pengiriman ke
lokasi, penyimpanan di lokasi, distribusi ke lokasi masing-masing pekerjaan, pemasangan,
pengujian di lokasi, tes komisioning, perbaikan bagian yang cacat dan semua hal-hal
berikut:
a. Pintu penguras dan Intake bendung
b. Pintu bangunan-bangunan Bagi dan Bagi Sadap
dapat dioperasikan dengan manual dan elektrik termasuk kelengkapan dan aksesoris yang
diperlukan.
Uraian spesifikasi diatas merupakan informasi yang umum dan tidak terlepas dari gambar
struktur lainnya yang terkait dengan pekerjaan hidromekanikal dan Kontraktor harus
membuat desain rinci untuk setiap bagian peralatan dan mengusulkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi dan Engineer sebelum dilanjutkan ke tahap pabrikasi.
Spesifikasi untuk pekerjaaan hidro-mekanik juga harus meliputi penyediaan dan
pemasangan semua peralatan listrik dan kontrol yang terkait dengan lingkup tersebut di
atas pekerjaan, dan penyediaan peralatan pemeliharaan dan peralatan, dan jasa instruksi
kepada stat proyek dan pemilik proyek. Semua harus sesuai dengan spesifikasi, yang
menyertai gambar untuk tender, Daftar Kuantitas dan jadwal tender.
ST – 6.1.2. Buku Pedoman Untuk Staf Direksi Pekerjaan
Selama periode dari dimulainya pekerjaan pemasangan di lapangan dan sampai dengan
satu (1) buIan setelah tanggal penerbitan sertifikat FHO, Kontraktor wajib dari waktu ke
waktu membuat buku pedoman untuk Direksi dan/atau stafnya, yang kemudian akan
bertanggung jawab untuk operasi dan pemeliharaan nanti. Jalannya instruksi harus
dilakukan untuk kepuasan Direksi dan harus diberikan dalam bahasa Indonesia. Buku
pedoman disampaikan kepada Direksi untuk diteliti dan mendapatkan persetujuan.
Biaya dan pengeluaran yang timbul untuk layanan tersebut akan dianggap untuk
dimasukkan dalam harga kontrak yang sesuai.
ST – 6.1.3. Satuan Pengukuran
Dalam semua korespondensi, dalam semua jadwal teknis dan pada semua gambar,
digunakan pengukuran dalam satuan metrik. Pada gambar atau pamflet yang dicetak di
mana unit-unit lainnya telah digunakan, pengukuran metrik setara harus ditandai di
sampingnya.
ST – 6.1.4. Desain Dan Batas Tegangan
Desain, dimensi dan bahan dari semua bagian harus sedemikian sehingga mereka tidak
akan mengalami kerusakan di bawah kondisi yang paling buruk atau mengakibatkan
defieksi dan getaran yang mungkin berpengaruh buruk terhadap pengoperasian peralatan
pintu. Mekanisme harus dikonstruksi sedemikian untuk menghindari kerusakan karena
karat atau korosi.
Semua bagian yang harus dibongkar atau yang mungkin dibongkar, untuk tujuan
penggantian harus disimpan dengan sebelumnya diberikan anti-korosif. Jenis, bahan dan
ukuran dari semua material harus dipilih dengan aman untuk menahan beban maksimum,
beban kinetik dan termal dan semua beban yang disebabkan oleh pekerjaan saat memasang
atau melepaskan material selama masa operasional peralatan.
Semua desain harus sedemikian sehingga instalasi, penggantian dan perawatan umum
dapat dilakukan dengan waktu dan biaya yang minimal. Toleransi yang digunakan untuk
dimensi dan selesai harus dipilih dengan pertimbangan karena sifat tertentu dan fungsi
dari bagian-bagian dan akurasi yang sesuai yang diperlukan untuk memperoleh operasi
yang tepat dan seal yang ketat.
Bila mungkin, semua bagian yang sama, termasuk suku cadang, harus dilakukan
pengukuran sebelumnya atau dapat dipertukarkan. Bagian tersebut harus dari bahan yang
sama dan pengerjaan dan harus dikonstruksi dengan toleransi yang sama untuk
memungkinkan substitusi atau pengganti dari suku cadang yang akan dibuat dengan
mudah dan cepat.
Baja struktural atau frame harus disediakan jika diperlukan untuk dapat mengirimkan ke
pondasi beton semua beban yang diterima oleh berbagai bagian yang tanaman. Baja atau
frame harus disediakan lengkap dengan anker baut yang cocok dan harus proporsional
sehingga beban bantalan yang terjadi pada pondasi beton tidak akan melebihi 60 kg/cm2.
Semua bagian harus dirancang untuk meminimalkan risiko kebakaran dan kerusakan
konsekuensial, untuk mencegah masuknya hama, debu dan kotoran, dan kontak tidak
disengaja dengan bagian listrik saat hidup atau bagian yang bergerak. Pintu harus mampu
terus beroperasi dengan perhatian minimal dan pemeliharaan dalam kondisi yang sangat
parah yang mungkin terhadap iklim tropis.
Informasi lengkap mengenai asumsi desain, pemuatan dan kondisi operasi, defieksi dan
unit tegangan digunakan dalam desain harus dilengkapi dengan gambar-gambar yang
sesuai yang disiapakan oleh Kontraktor untuk Direksi.
Kontraktor harus dianggap telah meneliti spesifikasi dan gambar untuk tender ini dan telah
setuju dengan desain dan tata letak Pekerjaan, sebagai yang memadai untuk menjamin
kehandalan dan keamanan dalam operasi, bebas dari tekanan yang tidak semestinya,
drainase yang memadai dan kebutuhan lainnya untuk memudahkan operasional pintu.
Perlu dicatat bahwa gambar desain dalam tender hanya menampilkan jenis umum dari
pintu dan dimensi pokok dan tidak dimaksudkan untuk menentukan rincian yang tepat
dari pintu yang harus disediakan. Rincian Alternatif dan pengaturan dapat
dipertimbangkan, tetapi harus terdaftar dan jelas ditunjukkan dalam proposal saat tender.
Gambar menunjukkan garis besar struktur di mana pintu tersebut akan dipasang,
perhatian khusus harus diberikan kepada pengaturan pintu sehingga memanfaatkan secara
optimal ruang yang sesuai. Setiap relung diperlukan dalam struktur untuk keselarasan dan
untuk grouting bagian yang tertanam harus ditentukan oleh Kontraktor.
ST – 6.1.5. Perlengkapan Listrik
Daya listrik yang masuk untuk operasional pintu harus dalam arus (AC) terdiri dari:
- 3-fase,: 50 Hz
- Tegangan antara fase: 400V
- Tegangan antara fase dan netral: 230V
- Variasi tegangan: + 10%
- Variasi Frekuensi: + 5%
Pasokan daya 3-fase harus digunakan untuk sirkuit listrik dan pasokan fase tunggal untuk
penerangan, indikasi, kontrol motorik dan sejenis sirkuit listrik kecil.
AC I DC unit 24 V sumber melalui AC / DC komutator dan pengisi baterai harus
digunakan jika diperlukan.
ST – 6.1.6. Kondisi Tropis
Dalam memilih bahan dan penyelesaian harus memperhatikan kondisi tropis lembab di
mana pintu dan peralatan akan digunakan. Kontraktor harus menyerahkan rincian dari
praktek yang telah terbukti memuaskan dan yang direkomendasikan untuk aplikasi pada
bagian yang mungkin akan terpengaruh oleh kondisi tropis dan lokal. Bahan dan
finishingnya digunakan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua control kabinet
harus kuat dan ketebalan minimum pelat baja dari harus 2.3 mm.
ST – 6.1.7. Penangkal Petir/Grounding
Semua peralatan listrik tersebut harus substansial dan sesuai untuk sistem yang disediakan
oleh pekerjaan sipil di sekitar struktur masing-masing. Pemasangan grounding,
berdasarkan arus gangguan tanah maksimum dan perlindungan di sirkuit, akan digunakan
untuk koneksi dan ukuran minimal kawat harus 8.0 mm2.
ST – 6.1.8. Perubahan Material Dan Peralatan
Kontraktor tidak boleh membuat perubahan material atau bahan yang akan digunakan
dari yang ditentukan atau tersirat oleh spesifikasi ini tanpa persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Direksi. Perubahan tersebut atau pergantian tersebut sama sekali tidak akan
merugikan Pemilik Pekerjaan dan tidak akan menghasilkan perubahan harga dalam Harga
kontrak.
ST – 6.1.9. Label Dan Plat Nama
Kontraktor harus menyediakan dan memasang setidaknya satu plat nama terbuat dari baja
perunggu atau anti korosi dengan ukuran sekitar 500 mm lebar 400 mm tinggi, untuk
setiap pintu yang akan diberikan di bawah spesifikasi ini. Label yang dipasang pada cabinet
dan peralatan, termasuk plat nama, harus dalam bahasa Indonesia. Kontraktor harus
mengusulkan kalimat dan huruf dalam bahasa Indonesia dari semua label berdasarkan
instruksi untuk Direksi.
ST – 6.1.10. Gambar Dan Dokumen Yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor
Pemberian kontrak tidak berarti persetujuan gambar dan dokumen dipersiapkan dan
disampaikan dalam dokumen Tender. Desain harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
berpengalaman, kualifikasi yang telah lulus dalam prosedur pra-kualifikasi sebelumnya.
Kontraktor juga harus bertanggung jawab atas manajemen rekayasa secara keseluruhan
dalam laporan selama periode kontrak.
Dalam satu (1) bulan setelah tanda tangan Perjanjian kontrak, Kontraktor terlebih dahulu
harus menyerahkan program kerja dan daftar master gambar dan dokumen yang akan
diberikan di bawah kontrak untuk persetujuan Direksi, jelas menunjukkan judul (berisi
nama Pemilik Proyek, nama proyek, No kontrak, Divisi Kerja, dll), metode penomoran,
ukuran dan jumlah gambar, dimensi dan bentuk blok judul dan daftar pustaka, dll
Kontraktor harus memasukkan dalam tender dan dalam harga kontrak yang sesuai semua
biaya untuk desain, dan persiapan berikutnya dari, dokumen gambar dan lain-lain yang
akan diberikan di bawah kontrak ini.
1) Gambar dan Dokumen untuk Persetujuan
Sebelum dimulainya pembuatan peralatan hidromekanik, Kontraktor harus
menyerahkan kriteria desain, perhitungan, spesifikasi, ukuran dan gambar detail dan
diagram menunjukkan rincian untuk bagian utama dari tanaman termasuk bahan
mereka untuk digunakan serta semua argumen dan/atau persyaratan terkait dengan
bagian dari pekerjaan sipil dan lainnya, untuk persetujuan Engineer. Gambar-gambar
dan data dengan cap "UNTUK PERSETUJUAN". "TANGGAL PENGAJUAN" dan "NAMA
KONTRAKTOR" diserahkan dalam waktu yang disebutkan dibawah ini diperhitungkan
dalam bulan kalender dari tanggal mulainya. Kontraktor harus memberikan tenggang
waktu sekurang-kurangnya enam (6) minggu untuk prosedur persetujuan tersebut dan
satu (1) minggu untuk surat kembali setelah penerimaan oleh Direksi Pekerjaan. Satu
salinan dari Kontraktor diserahkan akan dikembalikan kepada Kontraktor oleh Direksi
Pekerjaan dengan salah satu tanda tentatif direncanakan sebagai "DISETUJUI" atau
"DISETUJUI DENGAN CATATAN" (otorisasi Kontraktor untuk dapat melanjutkan
pekerjaan dengan mempertimbangkan Catatan yang ada) atau "DIKEMBALIKAN
UNTUK KOREKSI DAN DIKIRIM KEMBALI ".
Dalam setiap kasus ini diajukan secara penyisihan waktu yang cukup untuk
memungkinkan modifikasi yang akan dibuat, jika dianggap perlu dan/atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tanpa menunda penyelesaian Pekerjaan. Klaim
atau perpanjangan waktu tidak akan diizinkan karena keterlambatan penyampaian
gambar dan dokumen untuk Direksi atau keterlambatan yang disebabkan oleh gambar
dan dokumen yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Hal ini dapat dipahami, bagaimanapun, bahwa persetujuan gambar dan dokumen tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab apapun sehubungan dengan Pekerjaan.
Semua gambar dan dokumen yang akan diajukan untuk disetujui atau dikirim untuk
Direksi untuk alasan lain dapat dikirimkan melalui pos udara terdaftar atau dengan
kurir.
Judul gambar, tanda tangan personal Kontraktor yang bertanggung jawab, tanggal
gambar disiapkan, nomor gambar, dll akan muncul di sudut kanan bawah gambar.
Ukuran gambar adalah sebagai berikut:
- A1: 594 mm x 841 mm;
- A3: 297 mm x 420 mm;
- A4: 210 mm x 297 mm.
Sebuah kolom kosong ukuran 200 mm lebar 100 mm tinggi harus harus disiapkan di
atas blok judul menggambar untuk komentar Direksi.
2) Untuk Gambar Kerja
Setelah persetujuan gambar dan dokumen oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan salinan gambar yang telah disahkan dengan cap "UNTUK GAMBAR
KERJA", "TANGGAL PERSETUJUAN" dan "ARSIP KONTRAKTOR" ke Direksi Pekerjaan.
3) Gambar Final dan Dokumen
Setelah semua item dari Pekerjaan telah dipabrikasi, dipasang dan dioperasikan, satu set
lengkap gambar-gambar yang sebelumnya telah disetujui dan/atau diperbaiki selama
pekerjaan lapangan harus diserahkan kepada dan Pekerjaan.
Negatif dari gambar-gambar yang akan disampaikan kepada Engineer harus dari
"kertas Mylar" atau disetujui dari bahan transparan permanen dan satu (1) set
microfiche. Alternatif lain seperti ke dalam Compact Disc atau Extertal hardisk seperti
yang disetujui oleh Direksi. Mengurangi ukuran gambar menjadi ukuran A3 akan
terikat dengan hard cover, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
4) Jumlah Gambar dan Dokumen yang Diperlukan
Jumlah gambar dan data yang akan disampaikan kepada Direksi adalah sebagai
berikut:
a) Dalam waktu Pelaksanaan Pekerjaan

• Gambar dan data untuk persetujuan: 5 eksemplar


• Untuk gambar kerja: 3 eksemplar
b) Dua (2) bulan setelah Penyelesaian Pekerjaan

• Copy gambar dan dokumen: 1 set (A1)


• Copy Gambar dan dokumen Ukuran A3: 3 sets
Tambahan gambar tertentu dan data yang harus disediakan dengan biayai oleh
Kontraktor jika diminta oleh Direksi Pekerjaan.
ST – 6.1.11. Manual Operasi Dan Pemeliharaan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan instruksi mengenai cara yang
benar operasi dan pemeliharaan dari semua peralatan yang disediakan di bawah spesifikasi
ini dengan referensi khusus untuk setiap fitur baru yang dikembangkan.
Instruksi manual ini harus disiapkan untuk setiap sistem pembangkit seperti diuraikan
dalam “Lingkup Pekerjaan", dan harus diajukan untuk disetujui dengan cara yang sama
seperti gambar. Bentuk penggunaan harus seluruhnya satu bagian dan uraian untuk semua
peralatan, tidak langsung melampirkan manual yang disiapkan oleh masing-masing
subkontraktor dan/atau pemasok, dll dan harus sudah selesai sebelum pengiriman dari
pabrik ke lokasi, dan ketika akhirnya disetujui, sepuluh (10) salinan dan dua (2) salinan
harus disiapkan dan diteruskan ke Direksi Pekerjaan, masing-masing.
Kontraktor harus memastikan bahwa pengawas pemasangan memiliki salinan di kantor
proyek. Instruksi manual harus mencakup klausul dipisahkan dan lengkap
menggambarkan prosedur operasi untuk kontrol peralatan, dan harus mencakup dengan
mudah untuk membaca gambar diagram peralatan untuk memfasilitasi pemahaman
informasi yang ada.
Manual Instruksi harus menjelaskan dan menggambarkan secara rinci metode dan
prosedur untuk perakitan, menyesuaikan, operasi dan pembongkaran setiap sistem,
komponen dan mesin dan penggunaan perangkat peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut. Pemeliharaan setiap komponen harus diuraikan, termasuk frekuensi
yang direkomendasikan serta inspeksi dan pelumasan.
Kontraktor harus, menyusun instruksi manual, dengan memperhitungkan kurangnya
pengalaman dari personil operasi dengan jenis peralatan yang ada.
Manual harus mencakup daftar lengkap dari semua gambar disusun berdasarkan
spesifikasi ini, spesifikasi yang dibutuhkan untuk pengecatan, daftar alat, daftar suku
cadang, daftar bagian untuk masing-masing komponen item peralatan dengan katalog
yang diperlukan, dll daftar bagian harus mencakup produsen kode dan nomor seri dan
instruksi pesanan. Daftar bagian yang rinci hanya peralatan yang disediakan dan tidak
termasuk referensi umum atau deskripsi peralatan serupa yang dari model yang sama
tetapi berbeda secara rinci. Panduan ini disusun dalam bahasa Indonesia.
ST – 6.1.12. Petunjuk Untuk Pekerjaan Pemasangan/Erection
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuannya dalam satu (1) buIan
setelah persetujuan gambar untuk komponen utama dan instruksi manual untuk pekerjaan
pemasangan peralatan yang akan dipasang di lokasi.
Manual Pemasangan disampaikan untuk disetujui dalam cara yang sama seperti gambar-
gambar dan, untuk manual yang sudah disetujui tiga (3) salinan disampaikan kepada
salinan Direksi. Kontraktor harus memastikan bahwa pengawas pemasangan memiliki
salinan di kantornya di lokasi.
Instruksi manual harus menjelaskan dan menggambarkan secara rinci metode dan
prosedur untuk instalasi peralatan, penggunaan fasilitas konstruksi dan perangkat
pengukuran bersama-sama dengan kapasitas dan jumlah yang diperlukan,
lapangan/pabrik yang akan diberikan untuk pekerjaan instalasi.
ST – 6.1.13. Standar Dan Pengerjaan
1) Umum
Semua bahan harus baru, yang terbaik dari masing-masing jenis dan cocok untuk
karakteristik pekejaan ini. Semua bahan harus sesuai dengan Standar terbaru SNI
kecuali ditentukan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua pengerjaan harus dari kelas tertinggi sepanjang untuk memastikan operasi
bebas halus dan getaran dalam semua kondisi operasi yang mungkin, dan desain,
dimensi dan bahan dari semua bagian harus sedemikian sehingga tekanan yang mereka
dapat dikenakan tidak akan membuat distorsi, kerusakan tidak semestinya, atau
kerusakan di bawah kondisi yang paling parah ditemui dalam opersional pelayanan.
Semua bagian harus sesuai dengan dimensi ditampilkan pada dan akan dibangun
sesuai dengan gambar yang disetujui. Semua sambungan, permukaan dan komponen
yang cocok akan di buat oleh mesin presisi. Semua sekrup, baut, plat, dan untuk pipa
harus sesuai dengan standar terbaru dari Standar Organisasi lnternasional untuk
Standardisasi (ISO) yang meliputi komponen-komponen dan dengan standar untuk
ukuran metrik. Kontraktor harus menggunakan secara eksklusif dalam standar dan
sistem ukuran disajikan dalam tender dan diterima dan dimasukkan dalam kontrak.
2) Spesifikasi dan Standar
Standar Nasional Indonesia dan Standar lndustri lnternasional lainnya seperti (JIS) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Standar Jepang Jepang telah digunakan di seluruh spesifikasi
ini. Standar internasional lainnya dapat diterima asalkan persyaratan di dalamnya
adalah, menurut pendapat Engineer, setara dengan edisi terbaru dari Standar lndustri
Nasional.
Kecuali ditentukan lain, desain dan fabrikasi peralatan harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dari "Standar Teknis untuk Air dan Gates Penstocks" terbaru yang
dikeluarkan oleh Gerbang Hidrolik dan Penstock Asosiasi Jepang. Namun Kontraktor
dapat mengadopsi lima perenam (5/6) dari tegangan yang diijinkan sebagaimana
dihitung dengan prosedur yang tertuang dalam American Institute of Steel Construction
(AISC) "Spesifikasi untuk fabrikasi desain dan pemasangan struktur baja untuk
bangunan", dan AISC "kode praktek standar untuk bangunan baja dan jembatan".
Jika dokumen kontrak konflik dengan cara apapun dengan salah satu atau semua dari
standar di atas, dokumen kontrak harus didahulukan dan akan mengikat.
Semua peralatan listrik, bahan dan rincian instalasi harus memenuhi persyaratan dan
revisi terbaru dari standar berikut dan kode mana yang berlaku:
- Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Industrial Jepang Standar (JIS);
- Standar Komite Elektroteknik Jepang (JEC);
- International Electrotechnical Commission (IEC);
- International Organization for Standardization (ISO);
- Standar Nasional Indonesia (SNI, SLI, S II, SPLN), dan
- Standar badan pengatur lokal yang memiliki yurisdiksi atas instalasi.
3) Inspeksi Bahan dan Pengujian
Bahan, bagian dan rakitannya, masuk ke dalam Pekerjaan harus diuji, kecuali
dinyatakan diarahkan, sesuai dengan metode komersial yang terbaik untuk tipe tertentu
dan jenis pekerjaan. Ketika produsen keinginan untuk menggunakan bahan saham
tidak diproduksi khusus untuk tanaman yang akan dilengkapi bukti-bukti yang
memuaskan bahwa bahan tersebut sesuai dengan persyaratan disini menyatakan, harus
dilengkapi, dalam hal ini tes pada bahan-bahan bisa dicabut. Laporan pengujian
bersertifikat pabrik dan klausa akan diterima. Selain uji mekanis yang dibutuhkan oleh
spesifikasi, semua bahan harus diperiksa dalam sebelumnya di pabrik untuk
keterbatasan dan ketidaksempurnaan sebelum digunakan dalam Pekerjaan dan bahan
cacat harus ditolak.
Saksi dalam pelaksanaan tes dan pemeriksaan bahan dapat dibuat di tempat pembuatan
oleh perwakilan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan, kecuali dinyatakan khusus.
Seperti pemeriksaan yang akan dilakukan sehingga mengganggu sesedikit operasional
pabrikasi. Namun Kontraktor harus memenuhi setiap permintaan yang masuk akal
yang dibuat oleh Direksi mengenai metode pengujian atau koreksi dari pengerjaan
yang rusak.
Semua material baja dengan berat minimum 226.8 kg (500 pon) atau lebih wajib
memiliki sertifikat uji terpasang dari mana benda uji dapat dibuat. Jumlah tersebut,
ukuran dan lokasi sertifikat uji harus dengan persetujuan dari Direksi. Material yang
rusak atau bahan yang ditemukan kurang dari yang ditentukan akan ditolak dan
sekaligus dibuang, dan tidak boleh digunakan dalam setiap bagian dari Pekerjaan.
Uji potongan bahan struktural lainnya harus disediakan seperti yang disyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan.Kekuatan utama, batas elastisitas, kekerasan daktilitas, dll, akan
ditentukan dari potongan uji tersebut.
Kontraktor harus memberikan secara gratis, semua potongan bahan uji, dll, dan
memotong dengan mesin dengan ukuran, bentuk dan dimensi yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Pengujian spesimen akan dilakukan oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri, dan harus dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Salinan dari semua laporan uji harus dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan.
Hasil pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan tidak akan membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab untuk memasok material dan pengerjaan sampai diterima Direksi.
4) Pemasangan di Pabrik
Semua item peralatan akan dirakit di pabrik sebelum pengiriman dan pengujian harus
dilakukan oleh Kontraktor yang mungkin diperlukan untuk menunjukkan kepada
kepuasan Direksi tentang kecukupan peralatan dan bagian komponennya. Semua tes
harus disimulasikan untuk kondisi operasional semaksimal mungkin.
Casting tidak akan diperbaiki, dipasang, atau dilas tanpa izin dari Direksi. lzin tersebut
akan diberikan hanya ketika cacat kecil dan tidak mempengaruhi kekuatan,
penggunaan atau machinability dari casting. Segregasi yang berlebihan dari kotoran
atau paduan pada titik titik kritis dalam casting akan menyebabkan kerusakan akan
ditolak.
5) Cetakan Logam
Tempat dimana penempaan akan dibuat dalam cetakan logam, penge aan harus dari
kelas terbaik dalam segala hal dan tempaan harus bebas dari segala cacat yang
mempengaruhi kekuatan dan daya tahan, termasuk cacat, pipa, kelemahan, retak,
timbangan, sirip, porositas, bintik-bintik keras, inklusi non-logam yang berlebihan dan
segregasi.
6) Besi Plat, Pipa dll.
Pelat baja, bar, pipa, dll untuk peralatan harus dari bahan baja atau lebih baik sesuai
dengan standar yang ditentukan.
7) Plat Lantai/Grating
Jenis plat lantai kotak-kotak harus dari pola yang disetujui. Semua tepi pelat harus
direncanakan dan sambungan harus dipotong sehingga dapat menjaga kelangsungan
pola.
8) Tangga, Pegangan Tangan dan Jalan Memadai
Jalan yang memadai, tangga, dan pegangan tangan keamanan dan penjaga harus
disediakan di dan sekitar setiap unit, di mana perlu, untuk membuat akses dan
perlindungan dari semua bagian yang bergerak dan dari listrik. Item tersebut harus
dirancang untuk memudahkan untuk memungkinkan akses ke berbagai bagian dari
unit
9) Pekerjaan Dengan Mesin
a) Umum
Semua toleransi, dan alat pengukur untuk logam cocok antara bagian-bagian
silinder polos harus sesuai dengan Standar lndustri Jepang atau standar setara
disetujui untuk kelas atau cocok seperti yang ditunjukkan atau diperlukan. Stok
mesin yang cukup harus diizinkan pada lokasi bantalan untuk memastikan
permukaan bahan yang padat. Bantalan permukaan harus benar dan tepat untuk
mengamankan kelancaran dan ketepatan yang cukup untuk menjamin operasi yang
tepat saat dirakit. Bagian memasuki setiap mesin harus hati-hati dan akurasi mesin.
Semua lubang dibor untuk baut harus akurat dan terletak pada posisi yang pasti.
b) Finishing Permukaan
Permukaan harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar Kontraktor dan
harus sesuai dengan Standar lndustri Jepang atau setara yang disetujui lainnya.
Kepatuhan dengan permukaan tertentu akan ditentukan dengan inspeksi visual dari
pekerjaan dibandingkan dengan spesimen kekasaran standar yang beralu, sesuai
dengan ketentuan standar yang dinyatakan di atas.
c) Permukaan Tanpa Finishing
Permukaan Unfinished harus tepat pada garis dan dimensi yang ditunjukkan pada
gambar dan akan terkelupas atau digiling bebas dari semua proyeksi dan bintik-
bintik kasar. Depresi atau lubang tidak mempengaruhi kekuatan atau kegunaan
dari bagian bagian dapat diisi dengan cara yang disetujui.
d) Pin dan Lubang Pin
Lubang pin harus dilubangi dengan ukuran yang tepat, halus dan lurus, dan di
sudut terhadap sumbu dari cara tersebut. Pemboran akan dilakukan setelah
bagiannya yang terpasang erat di posisinya. Pin harus dari baja yang keras dan
tepat jika dimasukkan pada posisinya. Roda atau rol untuk pintu yang digunakan
harus dipasang pada pin dan memiliki self-pelumas bushing atau bantalan rol
untuk menyelaraskan posisi dan bantalan kuningan.
e) Lubrication
Sebelum perakitan, permukaan semua bantalan, jurnal, dan gemuk dan alur
minyak harus hati-hati dibersihkan dan dilumasi dengan minyak atau lemak yang
disetujui. Setelah perakitan, setiap sistem pelumas harus diisi dengan pelumas yang
disetujui. Self-pelumas bantalan harus dibersihkan dengan kain bersih, dan
berminyak dengan pelumas disetujui sebelum perakitan. Pelarut tidak boleh
digunakan pada pelumas bantalan. Spesifikasi dari semua pelumasan disetujui akan
disebutkan dalam Manual Operasi dan Pemeliharaan.
f) Keseimbangan
Semua bagian bagian pintu harus benar-benar seimbang baik statis dan dinamis
sehingga ketika berjalan pada kecepatan normal dan pada setiap beban sampai
dengan maksimal, tidak ada getaran yang berlebihan karena kurangnya
keseimbangan tersebut dan beroperasi dengan sedikit mungkin kebisingan.
10) Pengelasan
Pengelasan semua akan dilakukan baik secara manual dengan proses metal terlindung
atau secara otomatis oleh gas inert terlindung atau metode busur terendam. Kontraktor
harus mengembangkan dan menyampaikan Prosedur Pengelasan untuk persetujuan
Direksi dan dapat dilakukan setelah prosedur pengelasan telah disetujui, Kontraktor
wajib merekamnya pada gambar khusus yang kemudian akan menjadi salah satu
gambar dari kontrak. Ukuran dan jenis las akan ditampilkan pada gambar Oleh
Kontraktor dimana pengelasan diperlukan. Pemeriksaan Non-destruktif seperti
radiografi X-ray atau ultrasonik, atau magnaflux atau dye-penetran harus dilakukan
oleh Kontraktor bila diperlukan oleh standar, spesifikasi ini atau kriteria desain
pekerjaan. Semua titik las yang penting harus ditampilkan dalam Gambar dan
Dokumen penting yang, menurut pendapat Direksi, tampaknya tidak sesuai dengan
standar pengelasan, harus diuji non-destruktif bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Meter yang cocok harus disediakan untuk menunjukkan arus pengelasan dan tegangan
busur setiap saat selama operasi pengelasan. Kecuali dinyatakan secara khusus lain,
bagian dilas membutuhkan mesin harus benar-benar dilas sebelum selesai.
Pelat yang akan digabung dengan pengelasan harus akurat dipotong sesuai ukuran dan
oleh tekanan untuk kelengkungan yang tepat yang akan terus menerus dari tepi.
Merata di sepanjang tepi kelengkungan dan koreksi oleh pukulan tidak akan diizinkan.
Dimensi dan bentuk tepi yang akan digabung harus sedemikian rupa untuk
memungkinkan fusi menyeluruh dan penetrasi lengkap dan tepi lempeng harus benar
dibentuk untuk mengakomodasi kondisi berbagai pengelasan. Permukaan plat untuk
jarak 25 mm dari ujung yang akan dilas harus dibersihkan dari semua karat, lemak dan
skala.
a) Kualifikasi dan Prosedur Pengelasan
Teknik pengelasan yang digunakan, penampilan dan kualitas lasan dibuat dan
metode yang digunakan dalam meminimalkan pekerjaan yang rusak, harus sesuai
dengan Welding American Society (AWS) Standar 0.1.1, atau setara standar lain
yang disetujui.
b) Kualifikasi Tukang las dan Metode Las
Semua tukang las dan operator las ditugaskan untuk pekerjaan harus telah lulus tes
kualifikasi, dalam enam sebelumnya (6) bulan, untuk tukang las dan operator las,
sesuai dengan JIS Z 3801 dan / atau AWS 0.1.1 atau setara standar lain yang
disetujui. Kontraktor harus memberikan Oireksi dengan salinan resmi dari laporan
hasil tes fisik spesimen dilas dalam tes kualifikasi. Jika, menurut pendapat Engineer,
karya tukang las setiap saat perlu dipertanyakan, ia harus wajib lulus uji ulang-
kualifikasi yang sesuai. Semua biaya tes kualifikasi wajib ditanggung oleh
Kontraktor.
c) Kawat Las
Elektroda las harus sesuai dengan JIS, Z 3212 meliputi jenis hidrogen rendah atau
setara yang disetujui lainnya.
Jenis logam las baja stainless, di mana digunakan dalam bagian aliran air untuk
perlindungan terhadap pitting, harus dari jenis kromium baja nikel. Jenis,
komposisi kimia dan nomor JIS batang las untuk tujuan ini akan sesuai dengan
persetujuan dari Engineer.
ST – 6.1.14. Tindakan Pengamanan Dan Pencegahan Kebakaran
1) Tindakan Pengamanan
Sebelum salah satu pekerjaan dimulai, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memasok dan memperbaiki di posisi yang menonjol dekat setiap item Kerja yang
bersangkutan, perlu dipasang tanda-tanda sementara multibahasa memberikan
peringatan yang jelas dari bahaya di daerah-daerah yang sebelumnya mungkin telah
dianggap aman.
Selama pemasangan dan commissioning, Kontraktor wajib menyediakan semua
perancah sementara, tangga, platform dengan papan kaki dan pegangan tangan
penting untuk akses yang aman dan nyaman dari pekerja, inspektor, dan orang-orang
yang berwenang lainnya yang bekerja dilokasi ini. Semua bukaan berbahaya atau
lubang di lantai harus dilengkapi dengan pegangan tangan atau penutup; tindakan
pencegahan harus diambil untuk melindungi pekerja dari kegagalan bahan.
Keamanan maksimum yang mungkin harus diberikan kepada personel secara langsung
terlibat pada kontrak atau mereka yang sering berada di wilayah kerja atau mereka
yang dalam kegiatan normal keamanan mereka merasa perlu untuk dilakukan
pencegahan oleh Kontraktor.
2) Proteksi Kebakaran
Kontraktor harus bertanggung jawab atas perlindungan kebakaran dari aset bangunan
dan peralatan dan harus menyediakan peralatan pemadam kebakaran portable yang
telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu satu (1) bulan dimulainya
kontrak tersebut. Peralatan tersebut harus tersedia di lokasi setiap saat dan harus dijaga
dan selalu tersedia. Kontraktor harus menjaga peralatan pemadam kebakaran dalam
kondisi yang memuaskan untuk Direksi dan harus mengisi ulang setelah penggunaan
alat pemadam selesai digunakan. Peralatan pemadam kebakaran harus ditinggalkan di
lokasi untuk periode penuh dari dimulainya kontrak selesainya Pekerjaan (PHO).
ST – 6.1.15. Pembersihan Dan Proteksi Dengan Cat
1) Umum
Pengecatan peralatan meliputi penyusunan permukaan logam, pengecatan,
perlindungan dan pengeringan lapisan cat, serta pasokan semua, tenaga, alat dan
bahan yang diperlukan untuk pekerjaan seluruh pengecatan.
Warna akhir peralatan semua harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan bawah konfirmasi
Pemilik Proyek. Kontraktor wajib mengusulkan skema warna untuk peralatan dan
harus menyerahkan sampel dicat warna atau brosur. Sebuah contoh wama harus
disertakan dengan jadwal warna disetujui untuk setiap jenis peralatan. Semua warna
dasar harus sesuai dengan wama akhir setealh selesai.
Cat harus dari produk dari produsen terkemuka. Cat disampaikan dalam kaleng disegel
produsen, disimpan di bawah penutup dan digunakan dalam jangka dijamin keabsahan
dan dengan metode yang direkomendasikan oleh produsen.
Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan spesifikasi Pengecetan untuk
persetujuan Direksi dengan cara sebagaimana ditetapkan dalam Sub-Bagian 10.1.10
(gambar dan dokumen yang harus diberikan oleh Kontraktor). Spesifikasi cat meliputi
jadwal cat, pernyataan produsen dari karakteristik fisik dan kinerja untuk bahan cat
yang akan dipilih, dan prosedur rekomendasi produsen untuk aplikasi persiapan
permukaan, penanganan petunjuk, kondisi peralatan, instruksi pencampuran,
keselamatan dan instruksi penyimpanan, dll prosedur ini juga. harus mencakup
persyaratan khusus untuk perbaikan lapangan ke lapisan yang rusak dan untuk
melapisi kembali lapangan.
Semua bagian yang pada akhirnya akan tanam dalam beton harus dibersihkan dan
dilindungi, sebelum meninggalkan pabrik, dengan pengecetan semen portland atau
metode lain yang disetujui. Sebelum diinstal mereka akan benar-benar dibersihkan dari
semua karat dan materi cat semen.
2) Persiapan Permukaan
Semua minyak, parafin, minyak dan kotoran harus dihilangkan dari permukaan yang
akan dicat, dengan menyeka permukaan dengan kain bersih yang dicelupkan ke dalam
pelarut mineral. Setelah pembersihan pelarut, semua percikan las, terak, bekas Gerinda,
karat lepas dan zat asing lainnya harus dihilangkan dengan baik dengan sand blasting
atau pasirpeledakan di bawah "Sa 2 1/2" ISO 8.501-1 (Swedish Standard SIS 055.900)
atau SSPCSP10 Dewan Struktur Baja Volume manual 2. Mesin permukaan hoist, dll
harus dari ISO 8501-1 SA2 atau kelas yang sama dengan alat-alat listrik, dll Perhatian
khusus harus diberikan untuk membersihkan sudut dan sudut konvergen.
Setelah pembersihan dengan sand blasting, permukaan akan dibersihkan dengan atau
kompresi udara sehingga bebas dari minyak dan air. Semua permukaan yang akan
dicat harus dalam keadaan kering, bersih dan bebas dari kelembaban sesaat sebelum
dan selama pengecatan.
3) Prosedur/Aplikasi
Penerapan lapisan pelindung harus dilakukan di pabrik/ bengkel Kontraktor, bila
memungkinkan. Pengecetan dilokasi setelah pemasangan akan terbatas untuk lapisan
untuk daerah yang rusak selama transportasi dan lapisan untuk bagian yang dilakukan
pengelasan lapangan.
Semua cat bila digunakan, akan memberikan sebuah lapisan yang memuaskan dan
permukaan bahkan halus. Cat harus diaduk secara menyeluruh, kental, dan disimpan
pada konsistensi seragam selama aplikasi. Cat tidak akan diterapkan ketika temperatur
logam atau udara sekitarnya bawah 5°C dan logam di atas 50°C, atau ketika
kelembaban di atas 90%, atau ketika ada ancaman hujan sebelum dicat. Setiap bagian
harus dilindungi selama periode pengecatan awal terhadap kemungkinan kondensasi
uap air atau kontaminasi dengan benda asing.
Ketika bahan pelapis diterapkan oleh penyemprotan, alat yang sesuai harus disediakan
untuk mencegah pemisahan selama operasi pelapisan. Bebas minyak dan kelembaban
harus dihapus dari jalur pasokan udara dari semua peralatan penyemprotan. Setiap
lapisan harus seragam dan bebas dari gelombang, sags dan ketidaksempumaan lainnya.
Waktu antara lapisan berurutan harus tidak kurang dari minimum atau lebih dari
waktu re-coating maksimum yang ditentukan oleh produsen.
Cat harus diterapkan sehingga ketebalan pada titik apapun tidak kurang dari yang
ditetapkan dalam spesifikasi pengecatan yang disetujui. Permukaan tidak diperlukan
yang akan dilapisi, namun berdekatan dengan permukaan yang harus dibersihkan dan
dilapisi, harus dilindungi secara memadai selama pembersihan dan pelapisan.
Perbaikan ke daerah-daerah yang rusak dari sistem pelapisan harus dilakukan secara
ketat sesuai dengan spesifikasi yang disetujui.
Karena sifat mudah terbakar dan beracun dari bahan pelapis, Kontraktor harus
mengambil tindakan pencegahan untuk menghilangkan bahaya yang mungkin timbul
selama penerapan lapisan. Merokok dan pengelasan tidak akan diperbolehkan dalam
jarak 10 m dari tempat ketika pengecatan sedang berlangsung.
Pada bagian yang akan dilas, hanya dilakukan pengecatan dasar di atas daerah las.
Bagian selanjutnya harus disiapkan dengan jarak 100 mm dari lasan dan selesai setelah
pengelasan.
4) Permukaan yang Tidak Dicat
Perunggu, kuningan, mesin permukaan bagian gigi gear, permukaan besi, di rolling
atau geser kontak setelah perakitan lapangan dan tali hoist tidak akan dicat.
Semua permukaan baja tahan korosi untuk bantalan dan bagian mesin tidak akan dicat.
Pada saat penyelesaian pembersihan, permukaan tidak akan dicat harus dilapisi dengan
bahan pelapis disetujui pencegahan karat atau film plastik perekat untuk melindungi
permukaan dari kerusakan mekanis kecil dan korosi selama pengiriman dan
penyimpanan di lokasi.
Fitting belum dirakit, pin, baut dan mur harus diminyaki dan dibalut dengan kertas
tahan kelembaban atau dilindungi dengan cara lain yang disetujui.
5) Skedul Pengecatan
Satu (1) jenis epoxy resin kaya seng anorganik untuk lapisan dasar dan dua (2) atau
tiga (3) lapisan cat resin epoksi, total ketebalan film kering 0,45-0,60 mm, harus
diterapkan pada item berikut:
- Permukaan semua frame panduan dan frame tertanam yang tidak terbuat dari
tahan korosi pelat baja;
- Semua bagian terus menerus terendam air.
- Satu (1) epoxy resin anorganik kaya seng lapisan dasar, dua (2) lapisan non-tar
epoxy resin jenis cat, satu (1) lapisan dr mika cat epoxy resin besi oksida sebagai
lapisan menengah dan dua (2) lapisan cat karet terklorinasi sebagai lapisan akhir,
total ketebalan film kering 0.45-0.60 mm, harus diterapkan ke item berikut:
- Semua gerbang dan daun stoplog termasuk balok angkat dan aksesoris, dan
- Permukaan struktur baja untuk kerekan dan crane monorel.
Semua permukaan yang dari logam besi kecuali yang di atas harus ditentukan sehingga
diberi satu (1) primer kaya seng dan empat (4) lapisan cat karet diklorinasi (dua (2) di
lapisan dasar, satu lapisan menengah dan satu lapisan akhir) memiliki film total
ketebalan kering 0.15-0.18 mm.
Peralatan komersial selain yang ditentukan di atas dapat dicat sesuai dengan praktek
standar pabrikan, tunduk pada persetujuan Engineer.
6) lnspeksi/ Pemeriksaan
Semua pekerjaan harus tunduk pada pemeriksaan oleh Kontraktor. Pemeriksaan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur tes disetujui ditentukan dalam Sub-Bagian 10.1.20
"lnstruksi Prosedur Tes".
Setelah inspeksi visual pada permukaan yang telah dilapisi, ketebalan film kering
lapisan harus diperiksa di tempat-tempat mungkin mungkin untuk membuktikan
ketebalan yang ada sesuai dengan ketebalan minimum yang ditentukan oleh meteran
ketebalan elektromagnetik. Selanjutnya, untuk tujuan mengukur kelangsungan pelapis,
daerah dilapisi harus diperiksa oleh detektor lubang pin (detektor Holiday).
7) Perbaikan Setelah Tes Komisioning
Segera setelah tes angkat (tes commissioning), semua permukaan cat harus diperiksa
dan dibersihkan dan dilakukan pengecatan perbaikan di mana rusak selama tes uji.
ST – 6.1.16. Pengemasan/Packing
Setiap item akan dikemas dengan benar atau dilindungi untuk pengiriman dari tempat
pembuatan ke lokasi pekerjaan.
Setiap peti atau paket akan berisi daftar kemasan dalam amplop tahan air dan salinan
dalam rangkap tiga akan diteruskan ke Direksi sebelum pengiriman. Semua item bahan
harus secara jelas ditandai untuk memudahkan identifikasi terhadap packing list.
Semua paket, dll, harus ditandai dengan jelas di luar untuk menunjukkan berat total, untuk
menunjukkan di mana berat badan adalah bantalan dan posisi yang benar dari sling, dan
dikenakan tanda identifikasi mengaitkannya dengan dokumen pengiriman yang sesuai.
Kontraktor harus sepenuhnya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kemasan
cocok untuk transit dan pemeriksaan tersebut tidak akan membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan karena kemasan rusak.
Semua bahan kemasan harus tetap menjadi milik Kontraktor dan harus dibuang setelah
sampai dilokasi pada kesempatan pertama dan dibuang di tempat/daerah yang akan
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Tanda pengiriman terdiri dari informasi berikut secara berurutan dan dalam bingkai yang
sepadan dengan ukuran paket:

Judul Paket : Hidromekanikal DI. Batujai BWS Nusa


Tenggara I
1. No Kontrak :
2. No Item, No Paket, Jumlah per :
Paket
3. Uraian Isi Paket :
4. Berat Kotor dan Berat Bersih dan :
Ukuran Kemasan
ST – 6.1.17. Pengiriman
Kontraktor harus memberikan semua bahan dan peralatan termasuk peralatan Kontraktor
harus diberikan di bawah kontrak ke lokasi dalam waktu yang cukup untuk persiapan dan
pemassangan sesuai dengan Program Kerja Disetujui.
Modifikasi penyerahan tersebut harus diberikan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengiriman aktual untuk setiap
peralatan yang akan dikirim.
Setiap pemberitahuan harus mencakup daftar pengiriman lengkap isi dari setiap paket
yang akan dikirim dan harus menunjukkan tanggal diantisipasi pengiriman dan nomor seri
untuk setiap komponen yang akan digunakan untuk identfiikasi dan bukti biaya asuransi
diatur untuk itu.
Kontraktor harus di tanggung jawabnyamemeriksa kargo di lokasi pada saat kedatangan
kargo dan wajib melaporkan secara tertulis ihwal, jumlah, kondisi, kerusakan, jika ada,
dari kargo untuk Direksi dalam waktu tiga (3) hari setelah kedatangan.
ST – 6.1.18. Penyimpanan Di Lapangan
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai untuk penyimpanan yang aman
tertutup untuk semua bahan dan peralatan yang didatangkan ke lapangan, untuk
menghindari kerusakan dan kehilangan atau kerusakan selama waktu penyimpanan
sampai pemasangan.
Metode penyimpanan dan perlindungan harus mendapat persetujuan Direksi, sehingga
memudahkan pemeriksaan berkala ke berbagai item atau barang-barang tersebut. Apabila
setelah pemeriksaan berkala oleh Direksi terdapat kerusakan, maka Kontraktor wajib
memperbaikinya.
ST – 6.1.19. Besi Tertanam Bukaan Blackout Dll.
Kecuali ditentukan lain, setiap pondasi, dinding dan bukaan atap dan penutup, mengisi
lantai beton dan lengan di dasar dan dinding akan disediakan oleh sektor peke aan sipil.
Kontraktor harus merancang, memasok dan memasang, sebagai bagian dari kontrak ini,
semua jangkar, pengencang, baut pondasi dan pin, kawat, posting, dukungan, shims, pipa,
saluran, lengan, tangga akses dan platform, pegangan tangan, pelat penutup, gantungan,
kait, kisi-kisi, perangkap dan logam lain-lain untuk peralatan, dan semua baja untuk
pekerjaan mungkin diperlukan untuk dukungan sementara atau akhir dari pekerjaan ini,
yang sangat diperlukan untuk, berhubungan dan diperlukan untuk peralatan yang akan
disediakan dan dipasang di bawah kontrak ini, kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi
dan gambar untuk tender.
Item berikut ini pada prinsipnya disediakan dan dipasang oleh pekerjaan sipil sesuai
dengan dimensi, lokasi dan nomor ditampilkan pada gambar Kontraktor jika mereka
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor namun bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa berada dalam posisi yang benar.
a. Blackouts dalam beton utama untuk bagian tertanam seperti yang ditunjukkan pada
gambar untuk Tender.
b. Anchor bar dan plat pad yang diperlukan untuk embedding ke dalam beton utama
untuk memperbaiki bahan jangkar peralatan, seperti dicatat dengan "oleh bagian
lain" pada gambar untuk Tender.
c. Anchor bar dan U-berbentuk kait yang diperlukan untuk pemasangan tertanam ke
dalam beton utama.
Kontraktor harus menunjukkan pada gambar rincian dan informasi dari bukaan, blokout
dan komponen besi anker semua yang diperlukan dalam struktur beton baik beton primer
dan sekunder dan bertanggung jawab untuk penyediaan tepat waktu, kelengkapan dan
keakuratan dari gambar itu dan lainnya terkait informasi yang akan disediakan dan/atau
diberikan kepada nomor katalog, ukuran, dan semua data teknis lainnya terkait yang
diperlukan untuk referensi dan persetujuan dari Direksi.
Gambar-gambar rincian dan detail, spesifikasi, dan daftar jumlah didasarkan pada
informasi seperti yang diberikan pada gambar kontrak dan dalam Spesifikasi Teknis, yang
akan, setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, menjadi bagian dari dokumen kontrak.
Rincian desain, spesifikasi, dan gambar disampaikan kepada Direksi Pekerjaan, sebelum
dimulainya jadwal pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan Bagian 7 dari
Spesifikasi Umum, dengan kebutuhan waktu yang cukup untuk memungkinkan modifikasi
desain harus dibuat, jika dianggap perlu dan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Setelah persetujuan gambar dan dokumen oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan
untuk Direksi dan Pemilik Pekerjaan salinan gambar yang sudah disetujui termasuk
dokumentasi desain, dan spesifikasi.
Salinan tambahan dari gambar desain yang dipilih, dokumen dan data, gambar tambahan,
dan desain rinci tambahan dan gambar instalasi harus disiapkan dan disediakan oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan, sebagai dan bila perlu, atau seperti yang diarahkan oleh
Direksi selama pekerjaan konstruksi dan instalasi.
Setelah selesai pemasangan, Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pemilik Proyek dan
Direksi terkait cetakan gambar "seperti yang dibangun" yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, serta salinan, inspeksi dan pengujian catatan, rekaman foto, dan negatif
mikrofilm semua gambar desain disetujui dan gambar konstruksi.
ST – 6.1.20. Standar Dan Satuan Pengukuran
Kecuali jika dinyatakan dan ditentukan ditentukan lain atau diarahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, standar yang berlaku dan satuan pengukuran harus sesuai standar
ASTM dan sistem metrik pengukuran, sesuai dengan Pasal 6 dari Spesifikasi Umum.
Semua kelengkapan untuk pipa, baut, mur, kancingan, dan sekrup harus sesuai dengan
standar terbaru dari Organisasi lnternasional untuk Standardisasi (ISO) yang meliputi
komponen tersebut, dan semua harus sesuai dengan standar untuk ukuran metrik.
Standar nasional atau internasional lainnya dapat disetujui oleh Direksi untuk pembenaran
kesetaraan substansial dengan standar yang disebutkan di atas dan dengan ketentuan
bahwa perhitungan dan spesifikasi yang disampaikan sesuai dengan sistem metrik.
Kontraktor harus mengusulkan standar yang relevan diterapkan, untuk semua item dan
komponen, dalam semua gambar, perhitungan desain, dan spesifikasi diajukan untuk
disetujui.

ST - 6.2. BAHAN DAN PERLENGKAPAN


ST – 6.2.1. Umum
Semua bahan kelengkapan dan aksesoris untuk pipa harus baru dan dari kelas dan kualitas
terbaik yang digunakan, dan semua komponen manufaktur harus dari produk komersial
dan standar produsen terkemuka.
Semua bahan, pipa, katup, kelengkapan dan aksesoris harus sesuai pada persetujuan dari
yang direkam dengan penjelasan kepada Direksi. Kontraktor harus menyediakan sendiri
akses yang diperlukan untuk Pekerjaan dan fasilitas sementara untuk memotret setiap
bagian dari pekerjaan pada setiap tahap konstruksi atau pembuatan. Pengambilan foto
dilakukan pada posisi yang sama.
ST – 6.2.2. Suku Cadang
Kontraktor dalam dokumen tender harus mengusulkan untuk melengkapi suku cadang,
mengelompokkan menjadi dua kategori seperti suku cadang mekanik dan listrik untuk
operasi dan pemeliharaan dalam 2 tahun setelah selesai, dan mereka harus
memperhitungkan dala tender tersebut. Catatan harus detail tentang suku cadang wajib
seperti harga, jenis ukuran, dan rating, dll dalam proposal harga Pemilihan suku cadang
wajib dan direkomendasikan tenderer harus berada di opsi Direksi Dengan demikian harga
yang diusulkan suku cadang harus disesuaikan.
Setiap suku cadang yang diberikan harus dikemas atau diperlakukan sedemikian rupa
untuk dapat sesuai disimpan dalam iklim di lokasi untuk jangka waktu tidak kurang dari
dua (2) tahun, dan setiap bagian harus jelas ditandai dengan deskripsi dan tujuan pada
bagian luar kemasan.
ST – 6.2.3. Peralatan Pemeliharaan dan Peralatan Khusus
Kontraktor harus menyediakan salah satu dari peralatan pemeliharaan dan alat khusus
yang cukup untuk pemeliharaan yang tepat dari semua peralatan yang disediakan oleh
Kontraktor. Peralatan pemeliharaan dan peralatan khusus harus mencakup, tetapi tidak
akan terbatas pada:
a. Tali baja/sling dan empat (4) ton kapasitas chain blok;
b. Dua kunci pas ukuran masing-masing yang sesuai untuk mur segi enam dari semua
baut dengan diameter sekitar 25 mm dan lebih;
c. Dua pompa gemuk sesuai masing-masing ukuran nipple;
d. Kunci pas khusus, alat dan peralatan, jika diperlukan, untuk memungkinkan setiap
kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan, termasuk pembongkaran besar, dan
e. satu instrumen dan peralatan listrik dari tiap jenis yang diperlukan untuk pengujian
dan pemeliharaan peralatan listrik.
Peralatan pemeliharaan dan peralatan khusus disampaikan dengan peralatan, di dikunci
dalam kabinet secara internal sehingga peralatan dan alat-alat dapat dengan aman
disimpan secara tertib.
Pemeliharaan peralatan dan alat-alat khusus akan dijelaskan secara rinci dalam Tender.
Namun biaya pasokan tersebut akan dianggap untuk dimasukkan dalam harga kontrak
mana yang sesuai.
ST – 6.2.4. Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan hidromekanik dengan aksesoris dan barang-barang lainnya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, bersama dengan pekerjaan listrik harus
dibuat pada tingkat satuan masing-masing atau kontrak lump sum dinyatakan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana satuan tingkat atau lump sum harus merupakan
kompensasi penuh untuk semua biaya tenaga kerja, bahan, peralatan dan perlengkapan
termasuk furnishing, fabrikasi, pengujian/pemeriksaan sebelum pengiriman,
pengangkutan, pemasangan, penyetelan, pengujian/pemeriksaan dalam kondisi
kering/dan kondisi ada air, pengecatan, komisioning dan perbaikan yang cacat dari
peralatan.
Pembayaran untuk peralatan hidromekanik bersama dengan pekerjaan listrik terkait akan
dilakukan dengan cara berikut.
a. Sepuluh persen (10%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat
Gambar detail desain dan dokumennya disetujui oleh Direksi dengan ditandai
dokumen:
- Surat persetujuan detail desain oleh Direksi
- Surat tanda terima copy gambar dan dokumen desain
b. Sepuluh persen (10%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat
penyediaan /pembelian material sesuai dengan jumlah kebutuhan material untuk
masing masing peralatan yang ditandai dengan dokumen-dokumen berikut:
- Bukti pembelian yang dikeluarkan oleh produsen
- Berita acara Pemeriksaan dan inspeksi ke pabrik tentang kesiapan material yang
telah ada
c. Tiga puluh persen (30%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada
saat selesainya Pabrikasi peralatan dan material siap di kirim ke lokasi pekerjaan yang
ditandai dengan dokumen:
- Sertifikat Fabrikasi dari Produsen;
- Berita Acara Pemeriksaan dan pengujian di pabrik untuk peralatan yang selesai
dipabrikasi
d. Dua puluh persen (20%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada
saat kedatangan barang di lokasi, dan dengan penyerahan dokumen-dokumen
berikut:
- Sertifikat Fabrikasi;
- Bukti pembelian yang dikeluarkan oleh produsen;
- Sertificate inspeksi yang dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan, dan
- Berita Acara pemeriksaan kedatangan peralatan termasuk lampirannnya.
e. Sepuluh persen (10%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat
peralatan selesai dipasang dan siap dilakukan pengujian lapangan.
f. Sepuluh persen (10%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat
selesainya pelaksanaan uji lapangan (komisioning tes) yang ditandai dengan:
- Berita acara pelaksanaan komisioning dan perbaikan yang dilakukan setelah
komisioning
- Penyerahan semua dokumen manual operasi dan pemeliharaan peralatan.
g. Lima persen (5%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat
selesainya semua pekerjaan dan sudah dilakukan serah terima pekerjaan awal (PHO)
dan sudah diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Lima persen (5%) dari unit atau harga lumsump kontrak keseluruhan pada saat selesainya
semua pekerjaan dan sudah dilakukan serah terima pekerjaan akhir setelah masa
pemeliharaan (PHO) dan sudah diterima oleh Direksi Pekerjaan. Dan atau dapat digantikan
dengan Sertifikat Jaminan Pemeliharaan yang sesuai dengan kontrak ini.
PASAL ST – 8
PERLENGKAPAN OPERASIONAL

ST - 8.1. UMUM
Perlengkapan yang disyaratkan pada pasal-pasal 8.1 sampai 8.7 harus disediakan oleh
Penyedia Jasa sesuai dengan yang tertera dalam daftar volume pekerjaan, untuk tiap jenis
baik ditunjukkan dalam detail atau tidak dalam gambar.
Ukuran bahan dan warna yang harus dipakai dan penjelasan secara umum dinyatakan
dalam Album Standar Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pengairan, Desember 1986 seperti diterangkan dibawah. Detail lain yang sesuai akan
ditunjukkan dalam gambar kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan bentuk
konstruksi atau detail tanpa pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu.

ST - 8.2. PATOK HEKTOMETER / KILOMETER


Patok Hektometer dari beton harus dipasang sepanjang tiap saluran pada jarak 100 m, dan
Patok Kilometer dipasang setiap 10 Patok Hektometer pada waktu semua pekerjaan tanah
selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan Pintu Pengambilan
Saluran sekunder pada bangunan bagi.
Patok ditempatkan pada lokasi yang tidak mudah diganggu dan mudah dilihat/ dibaca atau
atas petunjuk Direksi. Patok dibuat dari beton bertulang klas K-175 ditandai dengan angka
hektometer dan keterangan tentang saluran sesuai dengan gambar pada album gambar
standar Perencanaan Irigasi, atau seperti ditunjuk pada gambar. Patok harus di cat sesuai
dengan standar PU, yaitu biru, kuning dan hitam mengkilat menurut petunjuk pada
gambar.

ST - 8.3. BENCH MARK


Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Kontraktor untuk memenuhi pasal
1.3.4.4 harus dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan ukuran 0,20 x 0,20 x 1,00
m sesuai dengan gambar dari album Standar Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk
lain dalam gambar.
Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari marmer
ukuran 0,12 x 0,12 m pada satu sisi.Patok – patok BM harus dipasang vertikal dalam
galian, kemudian dengan hati-hati diurug kembali sampai tinggal 0,20 m diatas
permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan Kontraktor sesuai dengan
petunjuk Direksi.

ST - 8.4. PAPAN OPERASI


Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada setiap bangunan pengambilan dan
bangunan bagi. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari kayu klas satu dan harus
dipasang pada beton cor klas K125, papan harus sesuai dengan penjelasan dari album
Gambar Standar Perencanaan Irigasi atau sesuai dengan pentunjuk Direksi.

ST - 8.5. SKALA DUGA (PEILSCHAL)


Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu harus
dipasang pada sisi hulu tiap bangunan bagi atau sadap.
a. Skala duga dibuat dari plat baja berlapis email dengan pembagian 0.10 meter, sesuai
dengan penjelasan dari album Standar Perencanaan Irigasi atau menurut ketentuan
lain dalam gambar, dan pemasangannya menggunakan baut – baut.
b. Skala duga yang dipasang dihulu bangunan pengukur dibuat dari plat aluminium
dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada dasar
campuran 1 PC : 3 Psr dengan tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso
putih pada dasar campuran 1 PC : 3 Psr dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis
dan angka-angka 3 mm seperti dijelaskan pada gambar.
c. Skala duga harus dipasang vertikal pada dinding atau dalam lekukan pada
terowongan, panjangnya menurut standar dari 0,50 m atau 1,00 m atau kelipatan
dari itu.
d. Skala duga untuk pintu Sorong disediakan termasuk penyediaan pintu-pintu dan
harus terbuat dari kuningan sesuai dengan album Standar Bangunan-bangunan
Irigasi atau secara lain seperti ditunjukkan pada gambar.

ST - 8.6. TANDA PETUNJUK DUGA


Untuk skala duga seperti yang disyaratkan dalam pasal 6.5.A dan 6.5.B, disamping tiap
skala duga harus dipasang suatu plat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai
dengan suatu alur yang menunjukkan garis teratas pada skala duga. Apabila karena
sesuatu hal skala duga menjadi rusak/hilang, plat baja ini dapat menolong untuk
pemasangan skala duga baru. Plat-plat itu harus sama dengan penjelasan yang
ditunjukkan pada gambar.

ST - 8.7. TANDA DUGA MUKA AIR SALURAN


Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan sadap dan
bangunan bagi dalam saluran dan terbuat dari ubin dengan ukuran 0,20 x 0,20 m
dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Psr seperti ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka
air dan huruf dinyatakan dengan membuat alur.

ST - 8.8. NOMENKLATUR
Nomenklatur dibuat pada setiap bangunan utama, bagi, sadap dan pelengkap untuk
memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia Jasa terlebih dahulu harus
mengajukan desain dan spesifikasi teknik pekerjaan ini kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
PASAL ST – 9
BANGUNAN

ST - 9.1. UMUM
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah pembangunan Kantor UPT (Aula) 1
(satu) unit, Rumah Juru 3 (tiga) unit, saung tani 1 (satu) unit.
Lingkup pekerjaan pembangunan adalah sebagai berikut :
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
- Pekerjaan Lantai
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Pengecetan
- Pekerjaan Listrik
- Pekerjaan Sanitair
- dan Pekerjaan lainnya yang tercakup dalam sepesifisai ini
Sarana Penunjang antara lain :
Penyediaan pick up 1 (satu) unit, sepeda motor 1 (satu) unit, komputer 1 (satu) unit,
printer canon pixma IP-7270 +kertas + tinta 1 (satu) unit, meja computer steel 15 type
CDS – 1505 1 (satu) buah, Lemari type 2 P Cermin Seri Diamond – LCS010380 1 (satu)
buah, meja dan kursi 1 (satu) Lumpsum, Kipas angin 1 (satu) buah.

ST - 9.2. PAPAN BOUWPLANK


• Semua bouwplank menggunakan kayu kelas kuat II/terentang diserut rata dan
terpasang waterpas dengan peil + 0,00 setiap jarak 2 meter papan bouwplank
diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus
dicatat sumbu–sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
• Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
• Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, penyedia wajib memintakan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari Direksi.
ST - 9.3. PEKERJAAN PONDASI
ST - 9.3.1 Pondasi Bangunan Yang Dipakai
Pondasi lajur batu kali / gunung, terdiri dari :
• Alas, pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm, ditimbris dan disiram air
sampai kepadatan maksimum.
• Lantai kerja pondasi / aanstamping adalah 10 cm ditimbris pasir atau batu pecah
hingga kokoh.
• Material batu kali / belah yang keras, bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu
kapur, batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan dipakai.
• Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1Pc : 5Ps.
• Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat
merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
• Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pondasi, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu
diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10mm.
ST - 9.3.2 Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay
out, titik as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui
Direksi.
ST - 9.3.3 Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian, sebelum pemasangan
pondasi dimulai izin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
ST - 9.3.4 Penyedia harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan
ke sloof dan sparing pipa plumbing yang menembus pondasi.
ST - 9.3.5 Karena adanya cut and fill, Penyedia harus memperhatikan kedalaman
pondasi terhadap tanah dasar / keras.

ST - 9.4. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI, DINDING DAN


PLESTERAN
ST - 9.4.1 Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah:
- Pekerjaan dinding bata ½ batu.
- Plesteran dinding bata.
- Pekerjaan lantai menggunakan pondasi batu bata dan diatasnya dipasang kramik
ukuran 30x30 kwalitas A
- Plesteran / aferking permukaan beton.
- Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk kedalam pekerjaan
ini.
ST - 9.4.2 Bahan yang dipakai adalah:
- Batu merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak,
minimum belah menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan bahan –
bahan PUBI 1970.
- Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dulu
diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10mm.
- Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I 8 type I menurut ASTM dan
memenuhi S 400 standard Portland Cement.
ST - 9.4.3 Adukan / Campuran:
- Adukan trasraam 1Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
• Semua pasangan bata setinggi 20 cm diatas sloof dan diatas lantai pada semua
dinding yang berhubungan dengan air setinggi 150 cm.
• Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat – tempat
lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding.
• Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruhnya pasangan trasraam,
plint plesteran, aferking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1Pc : 3 Ps
tersebut diatas.
- Adukan 1PC : 5Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak
trasraam seperti tercantum diatas.
ST - 9.4.4 Pelaksanaan Pekerjaan:
- Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horisontal. Setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi dari kolom. Pelaksanaan
pasangan dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
- Sebelum dinding diplester harus dikamprot dahulu dengan campuran 1Pc : 3Ps dengan
ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik. Kelembaban
plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plesteran stabil dan kemudian
diperhalus dengan acian semen.
- Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari. Untuk itu
plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
- Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus / afwerking permukaan beton perlu
dikasarkan / dikamprot terlebih dahulu dengan campuran 1Pc : 3Ps dengan ketebalan
lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
- Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak –
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya penyedi.
ST - 9.5. PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK
BERTULANG
ST - 9.5.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Pekerjaan beton bertulang terdiri dari sloof beton, kolom struktur dan kolom praktis,
ringbalk.
- Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
• Neut – neut dibawah kusen setinggi 10 cm.
• Rabat beton tumbuk lantai samping bangunan
ST - 9.5.2 Bahan / Material
- Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organis, lumpur
dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3 cm dan dapat
memenuhi persyaratan PBI 71 NI-2.
- Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat – zat kimia yang merusak
beton.
- Tulang besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas
dan lain – lain yang dapat merusak. Semua tulangan menggunakan tulangan baja
U.24 PBI 1971 dengan ukuran sesuai dengan gambar.
ST - 9.5.3 Bekisting
- Bahan bekisting dipakai kayu terentang / kelas II yang cukup kering dan keras serta
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Direksi.
- Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk.
- Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar memberikan bidang – bidang yang rata.
- Celah – celah antara papan harus rapat agar pada waktu mengecor air tidak tidak
merembes keluar. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari
kotoran.
ST - 9.5.4 Adukan
- Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1PC : 2Ps : 3 Kr harus dilaksanakan
pada kolom-kolom sloof, ringbalk, meja beton, penutup bak kontrol dan segala
sesuatu yang masuk pekerjaan beton bertulang.
- Adukan dengan perbandingan 1Pc : 3Ps : 5 Kr digunakan untuk beton tidak bertulang
seperti rabat sekeliling bangunan kantor (tebal 5cm), neut dibawah kusen dan lainnya
ST - 9.5.5 Pelaksanaan Pekerjaan
- Penyetelan dan pemasangan besi tulangan semua tulangan harus dipasang pada posisi
yang tepat hingga tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan.
Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut beton terhadap
ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof dengan pondasi batu kali dan kolom dengan
dinding harus dipasang besi angker (stek) setiap jarak 75 cm sesuai dengan gambar.
- Pengecoran:
• Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan,
baik arah vertikal maupun horisontal.
• Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dengan
diselingi pengetokan bekisting secara perlahan – lahan.
• Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan, sisa
adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
• Pembongkaran bekisting baru dibolehkan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan PBI 1971 / seijin Direksi.
• Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya penyedia.
• Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas dari
segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.

ST - 9.6. PEKERJAAN LANTAI


ST - 9.6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
- Lantai untuk semua bangunan memakai keramik.
ST - 9.6.2 Bahan / Material
- Lantai keramik 30x30 kwalitas A, kualitas baik, tidak retak, rata dan mempunyai
daya lekat aduk minimal 25 kg/cm2, digunakan untuk seluruh ruangan, selasar dan
teras bangunan.
- Lantai keramik ukuran 20x20 cm warna cream dan keramik ukuran 20x25 cm
berkualitas baik seperti diatas, dipergunakan untuk KM/WC.
- Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, penyedia harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi lapangan. Bahan tersebut harus
disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.
- Semua keramik tersebut dari keramik kualitas A (baik.)
ST - 9.6.3 Adukan
- Adukan dengan perbandingan 1Pc : 5 Ps dipakai untuk pemasangan lantai dengan
ketebalan adukan maksimal 3cm.
- Lantai beton rabat memakai adukan beton 1Pc : 3 Psr : 5Krl.
- Rabat beton dipasang sekeliling bangunan kantor.
ST - 9.6.4 Pelaksanaan Pekerjaan
- Pemasangan lantai keramik diatas pasir urug padat setebal 13 cm terlebih dahulu
diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir urug dibawahnya serta ketepatan
pada peil yang ditentukan.
- Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air. Pengisian siar–siar
harus cukup merata / padat. Setelah dibersihkan dari kotoran, pemolesan lantai dapat
dilakukan dengan semen warna sesuai warna keramik.
- Pekerjaan lantai yang tidak lurus / waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun
naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya penyedia.
Lantai yang sudah terpasang harus dipel dan dibersihkan.
- Lantai rabat beton dipasang diatas pasir urug (5 cm),. Satu elemen dengan elemen
lainnya harus dipisah. Ketebalan rabat beton minimal 5 cm diratakan dengan
pukulan sapu lidi.

ST - 9.7. PEKERJAAN KAYU


ST - 9.7.1 Pekerjaan konstruksi atap
Terdiri dari kuda-kuda, gording, ikatan angin tahan gempa, papan lisplank dan
sebagainya
Lingkup Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pintu panil, jendela panel, rangka plafon,
plafon dan lisplank dan segala sesuatu yang temasuk dalam pekerjaan ini.
ST - 9.7.2 Persyaratan Bahan
- Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak
bengkok serta mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1971 – NI.5
- Semua kayu harus terlebih dahulu cat dengan bahan anti rayap.
- Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
ST - 9.7.3 Pekerjaan Konstruksi Atap
- Semua kayu yang digunakan untuk konstruksi atap adalah kayu kelas kuat II dengan
ukuran jadi sesuai gambar kerja.
• Balok kuda – kuda batang tarik dan tekan, kayu kelas kuat II.
• Gording 6/12 cm kayu kelas kuat II.
• Balok gapit, ikatan angin = 2 x 6/12 cm kayu kelas kuat II.
- Pelaksanaan Pekerjaan:
• Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
• Pemasangan sambungan gording harus diletakkan pada jarak 80 cm (1/4
bentang) dari tumpuan dan tiap sambungan harus diperkuat dengan plat besi.
Besi beugeul 40.40.4 harus dipasang pada kaki kuda –kuda antara balok tarik dan
tekan. Tumpuan kuda-kuda harus diikat pada besi kolom dengan menekuk besi
tersebut pada balok tarik.
• Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank) harus diserut rata dan licin.
Setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang
berfungsi pengunci.
• Pekerjaan kayu yang tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan
diperbaiki atas biaya penyedia.
ST - 9.7.4 Pekerjaan Pintu dan Jendela
- Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan pintu dan jendela adalah kayu kelas I (kayu
bayam). Dengan ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi. Untuk
kusen ukuran 6/12 cm dengan toleransi 0,5 cm (sesuai gambar) sedangkan ukuran
kayu lainnya sesuai gambar.
- Penyambungan pada sudut kusen daun pintu / jendela, list kaca dengan tiang kusen
harus betul – betul rapih, tegak lurus dan tidak terdapat celah – celah.
- Rangka Daun Pintu dan Jendela
• Papan harus diserut dan menghasilkan bidang yang rata.
• Rangka harus betul – betul kaku, lurus, kokoh dan rata agar dapat dengan mudah
ditutup / dibuka.
• Bahan penutup dari panel papan kayu kelas kuat II (kamper Samarinda) untuk
pintu luar.
• Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak dan lem kayu.
• Pekerjaan kayu yang tidak rapi, kasar, bengkok, retak dan tidak menggunakan
bahan yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti.
ST - 9.7.5 Pekerjaan Rangka Langit-Langit dan Penutupnya
- Rangka langit-langit dipakai kayu kelas II yang kering, lurus tidak bengkok dengan
ukuran 4/6 bidang permukaan harus diserut rata.
- Pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan adanya pekerjaan elektrikal yang
sudah terpasang sebelum melaksanakan penutupan langit – langit.
- Pelaksanaan rangka langit – langit adalah 100 x 100 cm, dan gantungan plafond kayu
4/6 cm harus dipasang, sehingga langit– langit benar – benar kaku.
- Permukaan rangka langit – langit bagian bawah harus diserut halus dan rata dan
sebelum dipasang penutup langit – langit, rangka harus benar – benar rata dan
waterpass secara keseluruhan.
- Semua langit – langit bangunan termasuk selasar digunakan bahan triplex 100x100
cm dengan ketebalan 3 mm dengan permukaan rata licin tidak berombak.
- Pertemuan antara langit – langit dan dinding tembok memakai list ukuran 1x3cm.

ST - 9.8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


- Bahan penutup atap seng gelombang BJLS, 0,22 mm standar SII dan memenuhi
persyaratan PUBI 1971.
- Bahan penutup atap digunakan dari satu produk. Sebelum dipesan / kirim ke
pekerjaan, penyedia terlebih dahulu mengajukan contoh kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan penutup atap yang cacat tidak dibenarkan untuk
dipakai.
- Sebelum pemesangan penutup atap dilaksanakan, harus di cek kemiringan dan
kerataan rangka atap.
- Pemasangan bubungan digunakan seng plat yang sejenis dengan penutup atap.
Pekerjaan yang tidak rapih, rata dan berombak harus diperbaiki kembali

ST - 9.9 PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG


- Semua kunci yang digunakan adalah kualitas Yale panjang 20 cm/8”, dua putaran,
finish stainless, tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci.
- Untuk pintu dua daun harus dipasang grendel sendok tanam besar, panjang 25cm
pada bagian pinggir / tebal atas bawah. Untuk pintu satu daun cukup dipasang sloof
panjang 1” pada bagian tengah, sedangkan untuk tiap daun jendela dipasang 1”.
- Engsel pintu dipakai engsel nylon kupu – kupu 3 x 4 setaraf arch dipasang 2 buah tiap
daun pintu.
- Hardware kunci gantungan, engsel harus diminyaki agar berfungsi baik. Semua
contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan Direksi. Kunci dan alat
penggantung yang terpasang, ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar / diganti.

ST - 9.10 PEKERJAAN KACA


- Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, flat glas, bening
dan tidak bergelombang serta dapat menahan angin 122 kg/m2.
- Penggunaan kaca : Kaca bening 5 mm, digunakan untuk jendela kaca, pintu kaca,
jendela sesuai dengan gambar kerja. Kaca bening 3mm, digunakan untuk bouvenlicht
dan sesuai gambar.
- Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya, setiap pemasangan kaca
harus diberi list, didempul dan difinish rapih dan tidak menimbulkan bunyi bila
tertiup angin.
- Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih dan kokoh, kaca
yang telah terpasang harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada goresan
harus diganti.

ST - 9.11 PEKERJAAN PENGECATAN


ST - 9.11.1 Pekerjaan pengecatan kayu dan besi:
- Pekerjaan cat kayu harus dilaksanakan pada semua kusen – kusen, list kaca, list langit
– langit, papan jalusi, dan seluruh permukaan kayu yang diexpose.
- Cat kayu yang dipakai adalah setaraf Glotex, bahan cat yang akan digunakan terlebih
dulu Penyedia harus mengajukan contoh untuk disetujui Direksi, warna cat ditentukan
kemudian.
- Pelituran dilaksanakan untuk semua daun pintu panel diulang ulang sampai halus
(sampai 4 kali kalau perlu). Sedangkan pekerjaan pengecatan kayu dan logam
dilaksanakan minimal 3 kali, cat dasar meni 2 kali.
- Pekerjaan yang ternyata retak, belang dan tidak rata harus diulangi dan diperbaiki.
ST - 9.11.2 Pengecatan Tembok dan Langit-Langit
- Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak, permukaan beton yang
tidak dilindungi bahan lain dan langit – langit.
- Cat yang digunakan adalah setaraf Wintex. Semua contoh cat terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi.
- Semua dinding, langit – langit yang akan dicat harus dibersihkan dengan ampelas
hingga licin dan rata. Pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah dapat izin dari Direksi.
- Khusus pendempulan langit – langit yang dicat harus dijaga terhadap neut yang telah
terbentuk sehingga tetap lurus dan rata.
- Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller.
- Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah – pecah serta masih tipis harus
diulang dan dipebaiki kembali.

ST - 9.12 PEKERJAAN SANITAIR


- Untuk pembuangan air kotor dari WC dan air cuci disalurkan ke rembesan ditampung
pada septictank dengan dilengkapi rembesan (peresapan).
- Pembuangan air kotor tersebut disalurkan mempergunakan saluran pipa PVC ukuran
diameter 2,5” yang dipasang dengan kemiringan yang cukup.
- Ukuran septictank adalah (1 x 2) m dengan kedalaman 1 meter dan ukuaran
rembesannnya (2 x 0,8) m , septictank dihubungkan dengan rembesan dengan
mengugunakan pipa PVC.
- Material rembesan adalah terdiri dari pasir, kerikil halus dan kerikil kasar dan dilapisi
dengan ijuk.
- Septictank dibuat dari pasangan batu bata dengan penutup plat beton.

ST - 9.13 SALURAN PEMBUANGAN AIR KOTOR DAN


SEPTICTANK
- Untuk pembuangan air kotor dari WC dan air cuci disalurkan ke rembesan ditampung
pada septictank dengan dilengkapi rembesan.
- Pembuangan air kotor tersebut disalurkan mempergunakan saluran pipa PVC ukuran
diameter 2,5” yang dipasang dengan kemiringan yang cukup.
- Ukuran dan konstruksi septictank dan rembesan dapat disesuaikan dengan gambar
detail.
- Septictank dibuat dari pasangan batu bata dengan penutup plat beton

ST - 9.14 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


ST - 9.14.1 Lingkup Pekerjaan
Seperti pada gambar rencana, penyedia pekerjaan listrik harus melakukan
pengadaan dan pemasangan instalasi listrik.
Adapun lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Penyambungan daya 900 watt dari PLN
- Pembuatan shop drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan
- Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
- Panel penerangan dan instalasinya.
- Pekerjaan pengecatan dan perapihan.
- Pengujian / test / keer dan percobaan.
- Pembuatan as built drawing dan segala pekerjaan yang termasuk kedalam pekerjaan
ini.
ST - 9.14.2 Persyaratan Umum
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan listrik yang memiliki surat
ijin dari PLN yang masih berlaku.
- Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan
yang dikeluarkan oleh PLN dan instalasi berwenang lainnya (PUTL 1977, peraturan
Menteri PUTL No.023 & 024 PRT 1978, PUIPP DPMB dan Depnaker).
- Penyedia listrik harus membuat gambar – gambar revisi (as built drawings) dan
menyerahkan ke Direksi dalam rangkap 5.
- Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik harus bekerja sama dengan penyedia bidang
lainnya.
ST - 9.14.3 Bahan / Material
- Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dahulu
mengajukan contoh untuk disetujui Direksi.
- Panel penerangan terbuat dari plat besi, tebal 1,0 mm dicat anti karat atau panel yang
terbuat dari fiber glass yang dilengkapi dengan kunci. Panel penerangan harus
ditanahkan (grounding) dengan tahanan 5 ohm, merk yang dipakai setaraf Mitsubishi,
BBC, MG atau Siemen.
- Kabel Instalasi Listrik
• Kabel instalasi penerangan dan stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM dan NYY
dengan diameter sesuai gambar, merk Kabelindo, Sucoco, kabel metal atau
Suprin.
• Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus dipasang
inbouw. Untuk memasang instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan
conduit / pipa beng / PVC dengan diameter 3/8” atau sesuai keperluan.
Demikian juga dengan sambungan listrik antar bangunan.
- Saklar dan Stop Kontak
• Saklar dan stop kontak harus dipasang inbouw merk bruco. Saklar dan stop
kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
• Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak kurang lebih 150 cm dari muka
lantai, kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang kurang lebih 30 cm dari
muka lantai.
- Lighting Fixture
Lighting fixtures yang memakai TL ditentukan sebagai berikut:
• TL (flourescent tubes), balast dan stater buatan philips atau setaraf.
• Kode TL adalah 33 (white) atau 54 (coal daylight).
• Capasitor colder (fitting) buatan Phillips, Nasional / setaraf.
• Faktor daya minimal 0,85.
• Kap buatan lokal dengan kualitas baik, Lampu pijar dipakai merk phillips atau
setaraf.
• Lampu pijar yang digunakan merk Phillips dengan kapasitas sesuai gambar.
ST - 9.15 PEKERJAAN PAGAR
Pagar Kantor Pusat Kontrol, Kantor Pengamat Rumah Juru , Sanggar Tani dan Rumah
Generator Listrik menggunakan pagar BRC.

ST - 9.16 PEKERJAAN LAIN - LAIN


- Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas penyedia diwajibkan pula
mengadakan pengurusan – pengurusan antara lain:
• Pembuatan Ijin Bangunan (IMB) dari Pemda setempat. Surat IMB ini harus
sudah diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pekerjaan
Pertama.
• Surat Bukti Keer Listrik / Pengetesan dari PLN dan Pengetesan lainnya yang
diperlukan.
- Sebelum penyerahan pertama, penyedia wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari
proyek.
- Meskipun telah ada pengawas dan unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
- Selama masa pemeliharaan, penyedia wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan
benar – benar telah sempurna.
- Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing).

ST - 9.17 METODE PEMBAYARAN


Pembayaran dilakukan berdasarkan unit bangunan apabila bangunan telah selesai
dilaksanakan termasuk sarana penunjang yang diadakan dan disertai dengan Berita Acara
Pemeriksaan yang disetujui oleh Direksi.

ST - 9.18 KETENTUAN TAMBAHAN


- Selain spesifikai teknik ringkas ini, maka semua ketentuan–ketentuan administrasi
pemeriksaan bahan dan mutu pekerjaan serta ketentuan-ketentuan lain dari
Pemerintah yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan pembangunan termasuk pula
sebagai pedoman penyelenggaraan pekerjaan yang harus ditaati oleh kontraktor.
- Satu dan lain hal menurut petunjuk unsur teknis yang tidak bertentangan dengan
uraian dan syarat – syarat ini.
PASAL ST – 11
PENYELENGGARAAN SMK3

ST - 11.1. Umum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 yang mengatur Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) maka akan tercipta kondisi
lingkungan kerja yang sehat, aman dan produktif sehingga akan menjamin keselamatan
dan kesehatan bagi tenaga kerja yang terlibat.

ST - 11.2. Cara Pelaksanaan


a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan
SMK3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara berkesinambungan dengan
tujuan meningkatkan kinerja K3

ST - 11.3. Cara Pengukuran Prestasi dan Pembayaran


1. Cara pengukuran prestasi sebagai berikut:
a. Prestasi pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dihitung 50% (lima puluh
per seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai minimal 50%
(lima puluh per seratus).
b. Prestasi pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dihitung 100% (seratus per
seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 100% (seratus per
seratus).

2. Pembayaran pekerjaan penyelenggaraan SMK3 dilakukan sebagai berikut:


a. Pembayaran prestasi penyelenggaraan SMK3 dapat dibayarkan 50%
(lima puluh per seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai
minimal 50% (lima puluh per seratus).
b. Pembayaran prestasi penyelenggaraan SMK3 dihitung 100% (seratus per
seratus) apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 100% (seratus per
seratus).
Pembayaran didasarkan atas satuan Lump sum (Ls) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

Anda mungkin juga menyukai