Sn = Koreksi Simpangan
Yt = Koreksi varians
YN = Rata-rata nilai Yn
Untuk analisis curah hujan rencana jam-jaman, nilai curah hujan ini
dipengaruhi oleh waktu konsentrasi yang akan berpengaruh terhadap tingkat sirkulasi
debit air limpasan dan kecepatan pengaliran saluran yang ada pada kurun waktu
hujan tertentu. Analisis intensitas curah hujan dapat dilakukan dengan menggunakan
jam (mm/hari)
seperti dump, settling pond, dan lain-lain. Dalam merancang dimensi saluran perlu
dilakukan analisis pada daerah lokasi penambangan sehingga saluran air tersebut
dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut yaitu dapat mengalirkan debit air yang
direncanakan, kecepatan airnya yang tidak merusak saluran dan tidak menyebabkan
yaitu :
1. Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
2. Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
drainase air non hujan yang tidak membahayakan kesehatan atau yang
dangkal. Saluran bentuk ini tidak mudah digerus oleh air. Kelemahannya
Gambar 3.6
Penampang Segitiga
2. Bentuk penampang persegi panjang, bentuk saluran ini digunakan untuk debit
air yang besar kelebihannya yaitu mudah dalam pembuatannya dan biasanya
dibangun pada bahan yang stabil misalnya kayu, batu dan lain-lain.
3.7 berikut :
Gambar 3.7
Penampang Persegi Panjang
penampang trapesium :
ini sering digunakan pada daerah tambang karena sifat alirannya terus
menerus dengan fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada
daerah yang cukup tersedia lahan. Adapun bentuk dari penampang trapesium
Gambar 3.8
Penampang Trapesium
areal;
kecepatan (v) atau debit aliran (Q). Dalam hitungan praktis, persamaan yang banyak
penampang basah. Akan tetapi debit (Q) di sini tidak bisa ditentukan terlebih dahulu
karena nilai v dan A bisa berapapun nilainya karena semakin besar nilai v maka nilai
Debit (Q) di sini dipengaruhi oleh nilai kemiringan dasar paritan (S) dimana
nilai tersebut dipengaruhi oleh kecepatan aliran air (v) yang melewati paritan. Di
lapangan sendiri bila kemiringan dasar paritan tersebut landai maka kecepatan aliran
50
akan lambat yang dapat menimbulkan banyak endapan di dasar paritan. Sedangkan
bila kemiringan dasar paritan tersebut terlalu miring maka kecepatan aliran akan
menjadi cepat yang dapat menimbulkan pengerosian pada dinding paritan karena
paritan didesain dari tanah. Dengan demikian, maka harus ditentukan terlebih dahulu
nilai kecepatan aliran mana yang sesuai dengan debit pada paritan.
Oleh karena itu untuk penentuan dimensi paritan dapat dihitung dengan
A5 / 3 S 1/ 2 …………………….....….……….………….…..(Persamaan 3.19)
Q
n.P 2 / 3
Keterangan :
Q : Debit (m3/detik)
paritan karena harus dilakukan simulasi perhitungan (try and error) terhadap
kecepatan agar nilai debit rencana pembuangan (Qr) dan debit yang bisa ditampung
disesuaikan dengan parameter yang telah dibuat oleh Chow, Ven. Te (1964) dalam
bukunya Handbook of Applied Hydrology). Berikut pada Tabel 3.4 adalah nilai
kecepatan izin aliran pada berbagai jenis material, dan pada Tabel 3.5 adalah nilai
Tabel 3.4
Koefisien Material dan Kecepatan Izin Aliran
Nilai Kecepatan Aliran (m/det)
No Material
n Air Jernih Air Keruh
1 Pasir halus koloida 0,020 0,457 0,672
2 Lanau kepasiran non koloida 0,020 0,534 0,762
3 Lanau non koloida 0,020 0,610 0,914
4 Lanau alluvial non koloida 0,020 0,610 1,067
5 Lanau kaku 0,020 0,672 1,067
6 Debu vulkanis 0,020 0,672 1,067
7 Lempung kompak 0,025 1,143 1,524
8 Lanau alluvial, koloida 0,025 1,143 1,524
9 Kerikil halus 0,025 0,672 1,524
10 Pasir sedang non koloida 0,030 1,143 1,524
11 Pasir sedang koloida 0,025 1,129 1,829
12 Batuan D 20 mm 0,028 1,340 1,9
13 Batuan D 50 mm 0,028 1,980 2,4
14 Batuan D 100 mm 0,030 2,810 3,4
15 Batuan D 200 mm 0,030 3,960 4,5
16 Tanah berumput 0,030 - 2
17 Pasangan batu 0,017 - 5
18 Tembok diplester 0,010 - 5
Sumber : Chow, Ven. Te (1964), Handbook of Applied Hydrology.
Tabel 3.5
Kemiringan Dinding Saluran yang Sesuai untuk Berbagai Jenis Bahan
Bahan Kemiringan Dinding Saluran (z’’)
Batu / cadas Hampir tegak lurus
Tanah gambut (peat) ¼:1
Tanah berlapis beton ½:1
Tanah bagi saluran yang lebar 1:1
Tanah bagi parit kecil 1,5 : 1
Tanah berpasir lepas 2:1
Lempung berpori 3:1
Sumber : Chow, Ven. Te (1964), Handbook of Applied Hydrology.
Divisions of Highway Formula (Seyhan, 1997). Waktu konsentrasi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh air untuk mengalir dari titik tertinggi menuju ke dalam paritan yang
L 0,385
3
Keterangan :
L : Panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km)
Kemudian tentukan nilai jari-jari hidrolis (R). Jari-jari hidrolis adalah bagian dari
pipa maupun penampang aliran lain yang terkena air. Jadi, jika misalnya pipa hanya
terisi setengah, maka radius hidrolisnya hanya setengah dari jari-jarinya. Kalau pipa
teraliri penuh, maka jari-jari hidrolisnya sama dengan jari-jarinya. Selanjutnya dalam
penentuan dimensi paritan maka perlu direncanakan kemiringan saluran dari paritan.
Setelah itu hitung nilai kekasaran Manning (n) pada saluran juga sama. Berikut
adalah parameter kekasaran Manning menurut Manning & Delp (1991) yang
tercantum pada Tabel 3.6. Adapun untuk menghitung nilai n dengan menjumlahkan
n = n0 + n1 + n2 + n3 + n4 + n5…….….…….…………….....(Persamaan 3.22)
53
Tabel 3.6
Parameter Kekasaran Manning
Keadaan Saluran Harga
Tanah 0,020
Batu 0,025
Material dasar n0
Gravel halus 0,024
Gravel kasar 0,028
Halus 0,000
Tingkat ketidak seragaman Agak halus 0,005
n1
saluran Sedang 0,010
Kasar 0,020
Lambat laun 0,000
Variasi penampang melintang
Berubah (kadang-kadang) n2 0,005
saluran
Sering berubah 0,010 - 0,015
Diabaikan 0,000
Pengaruh adanya bangunan,
Agak berpengaruh 0,010 - 0,030
pemyempitan, dll pada n3
Cukup berpengaruh 0,020 - 0,015
penampang melintang
Terlalu berpengaruh 0,040 - 0,060
Rendah 0,000 - 0,010
Menengah / sedang 0,010 - 0,025
Tanaman n4
Tinggi 0,025 - 0,050
Sangat tinggi 0,050 - 0,100
Rendah 0,000
Tingkat dari pada liku-liku
Menengah n5 1,150
saluran (meander)
Tinggi 1,300
Sumber : Manning & Delp, 1991
Keterangan :
menggunakan persamaan :
Y = 1 / v …….………...….……....………….…..……………...(Persamaan 3.24)
54
persamaan:
y = (Y . v)3/2….….………….….….……......….………………...(Persamaan 3.25)
Setelah semua data tersebut didapat maka kita bisa mengetahu dimensi dari
saluran yang akan dibuat. Adapun untuk menghitung nilai-nilai tersebut dengan
tambang :
a. Seri
Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai head akan
pemompaan tetap.
55
b. Pararel
untuk kebutuhan pompa ada dua hal yang perlu untuk diperhatikan.
2. Batas kapasitas pompa, batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya
a. Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan;
pemeliharaannya.
Penentuan titik optimal pompa digunakan dua jenis kurva yaitu kurva resistan
dari sistem dan kurva karakteristik pompa. Kurva resistan sistem adalah nilai head
dari sistem untuk sejumlah variasi debit pemompaan. Sedangkan kurva karakteristik
pompa menyatakan kemampuan pompa untuk mengatasi head untuk berbagai nilai
debit pemompaan atau sebaliknya. Kurva dikeluarkan oleh pabrik pembuat pompa.
digabungkan sehingga diperoleh titik perpotongan yang merupakan titik optimal kerja
dibutuhkan, dapat dilakukan dengan cara menghitung total dynamic head pada
pompa. Total dynamic head atau total head pompa adalah kemampuan tekanan
56
maksimum pada titik kerja pompa, sehingga pompa tersebut mampu mengalirkan air
dari satu tempat ke tempat lainnya. Untuk menghitung nilai total dynamic head pompa
Static head adalah tekanan yang disebabkan oleh hilangannya energi akibat
pembuangan. Static head terdiri dari static head sisi masuk / statis hisap
(suction head) dan sisi ke luar / head statis hisap (discharge head). Adapun
Keterangan :
Velocity head adalah tekanan yang disebabkan oleh hilangannya energi akibat
oleh kecepatan air yang melalui pompa. Adapun persamaan yang digunakan
Keterangan :
Q
V= ……………………..…….…………………….……......(Persamaan 3.35)
A
Keterangan :
1
A : π r2. ..................................................................... ...(Persamaan 3.36)
4
Keterangan :
π : Konstanta (3,14)
Friction head adalah nilai yang disebabkan oleh hilangnya energi akibat
gesekan air yang melalui pipa dengan dinding pipa yang dihitung berdasarkan
sebagai berikut :
f x L x v²
HF = …………………….…………………………..(Persamaan 3.37)
Dx2xg
Keterangan :
Untuk nilai diameter dalam pipa dapat dilihat pada Tabel 3.7 seperti berikut :
58
Tabel 3.7
Diameter Dalam Pipa
Diameter Pipa Diameter Dalam Pipa
Jenis Pipa
(Inch) (Inch)
adalah tentukan density slurry yang mengalir di dalam air. Persamaan yang
100
ρm = ……………….……………...…………..(Persamaan 3.38)
100 - Cw Cw
+ ρs
ρl
Keterangan :
Nilai skala ukuran material, viskositas air, densitas air, serta densitas material
terdapat dalam Tabel 3.8, Tabel 3.9 Tabel 3.10, dan Tabel 3.11 seperti berikut :
59
Tabel 3.8
Klasifikasi Skala Ukuran Material
Ukuran
Nama Butir Sediment Rock Tipe
Butir (mm)
Bongkah Boulder > 256
Couble Rudites
Berangkal 64 - 256
Gravel (Konglomerat,
Kerakal Pebble 4--64 Breccia)
Kerikil Granule 2--4
Pasir sangat kasar Very Coarse Sand 1--2
Pasir kasar Coarse Sand 1/2--1
Pasir sedang Medium Sand 1/4 - 1/2 Sand Sandstones
Pasir halus Fine Sand 1/8 - 1/4
Pasir sangat halus Very Fine Sand 1/16 - 1/8
Lanau Silt 1/256 - 1/16 Lutites
Mud
Lempung Clay < 1/256 (Mudrocks)
Sumber : K Wentworth ,1922
Tabel 3.9
Nilai Viskositas Air
Temp Absolute Viscosity Kinematic Viscosity
°C Kg/m.s Centistokes SSU ft²/sec
0 1,79 1,79 33,0 0,00001931
15,56 1,12 1,12 31,2 0,00001217
21,11 0,98 0,98 30,9 0,00001059
26,67 0,86 0,86 30,6 0,00000930
29,44 0,81 0,81 30,4 0,00000869
37,78 0,68 0,69 30,2 0,00000739
48,89 0,56 0,57 30,0 0,00000609
60 0,47 0,48 29,7 0,00000514
71,11 0,40 0,41 29,6 0,00000442
82,22 0,35 0,36 29,5 0,00000385
100 0,28 0,29 29,3 0,00000319
Sumber : Merle C. Potter dan David C. Wiggert ,2008
60
Tabel 3.10
Densitas Air
Temperature Density Specific Weight
-t- -ρ- -γ-
(oC) (kg/m3) (kN/m3)
0 999,8 9.806
4 1000 9.807
10 999,7 9.804
20 998,2 9.789
30 995,7 9.765
40 992,2 9.731
50 988,1 9.690
60 983,2 9.642
70 977.8 9.589
80 971,8 9.530
90 965,3 9.467
100 958,4 9.399
Sumber : Engineering Tool Box, Dirt Mud And Density, 2003
Tabel 3.11
Massa Jenis Material
Density
Material
(lb/ft3) (kg/m3)
Dirt, loose dry 76 1220
Dirt, loose moist 78 1250
Clay, dry 100 1600
Clay, wet 110 1760
Gravel, dry 105 1680
Gravel, Wet 125 2000
Limestone 160 2560
Loam 80 1280
Mud, flowing 108 1730
Mud, steady 115 1840
Rock, well blasted 155 2480
Sand, dry 97 1555
Sand, wet 119 1905
Sumber : Engineering Tool Box, Dirt Mud And Density, 2003
Apabila menghitung nilai densitas pada suhu yang tidak terdapat di dalam
sebagai berikut :
61
dkI - dkmin
I = tmin – (tmin – tmax) ….…..………………(Persamaan 3.39)
dkmax - dkmin
Keterangan :
tidak, dengan cara membaca diagram Hjulström. Diagram Hjulström adalah grafik
yang menunjukkan hubungan antara kecepatan aliran air dan ukuran butir (Gambar
3.9).
Untuk pipa halus (e = 0) seperti glass, tembaga dan plastik dengan aliran
0.3164
f= …………………....……….…………..……….….....(Persamaan 3.40)
Re⁰᾿²⁵
Sementara untuk pipa yang kasar dengan aliran turbulen maka untuk
berikut :
Gambar 3.10
Grafik Diagram Moody
dan nilai kekasaran relatif pipa (relative pipe roughness). Untuk menghitung Bilangan
vDρ
Re = ……….….….…………………………………….(Persamaan 3.41)
μ / 1.000
Keterangan :
Re : Bilangan Reynold
μ : Viskositas (Ns/m2)
menggunakan persamaan :
ɛ
Relative pipe roughness = ….……….…….…………...…..(Persamaan 3.42)
D
Keterangan :
Untuk nilai relative pipe roughness dapat dilihat pada Tabel 3.12 dan 3.13 di
bawah ini :
Tabel 3.12
Kekasaran Pipa Absolut Berdasarkan Bahan
Absolute Roughness, e
Tabel 3.13
Kekasaran Pipa Berdasarkan Bahan
Roughness
Pipe Material
mm Inches
Drawn tubing 0,0015 0,00006
Plastic tubing 0,0015 0,00006
Stainless steel 0,015 0,0006
Commercial steel 0,05 0,002
Rusted steel 0,1 to 1,0 0,004 to 0,04
Galvanised iron 0,15 0,006
Cast iron 0,26 0,01
Sumber : Binder Raymond C, 1973
64
Selanjutnya bilangan Reynold dan nilai relative pipe roughness yang telah
didapatkan di plot ke dalam diagram Moody (Gambar 3.10) untuk mendapatkan nilai
friction factor.
Shock loss head adalah tekanan yang disebabkan oleh hilangnya energi pada
jaringan pipa akibat adanya perubahan mendadak dari geometri pipa seperti
berikut :
K x v²
HI = …….…….….….…...…...……...…..…………..…..(Persamaan 3.43)
2xg
dan
Keterangan :
diameter pipa dan sudut yang dibentuk antara pipa dan bidang datar
(Tabel 3.14).
n : Jumlah belokan
Tabel 3.14
Minor Loss Coefficient (K)
Fitting Minor Loss Coefficient Gambar
k = 0,08 x 9 x D0,69
(diameter 10 hingga 101 mm)
Flange Couping
k = 0,08
(diameter 76 hingga 565 mm)
Selanjutnya untuk menghitung total dynamic head pompa atau total head
HT = HC + HV + HF + HI ……………….….…...………....………………...(3.45)
Keterangan :
6. Debit Pemompaan
Head Kuantitas :
H2
Q2 = Q1 x√ …….…….….….………………….…….………………….(3.46)
H1
Keterangan :
yang harus dipertimbangkan antara lain berat dan volume padatan, kecepatan
Berat dan volume padatan yang masuk dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Keterangan :
2. Kecepatan Pengendapan
dan hukum Newton. Hukum Stokes berlaku bila padatannya kurang dari
40%, sedangkan bila persen padatan lebih dari 40% berlaku hukum Newton. Adapun
Keterangan :
adalah :
67
vt = ..……………………………..………...……………………....(3.50)
Keterangan :
sebagai berikut :
Qtotal
A= …………………………..……………..………….………………....(3.51)
vt
Keterangan :
dihitung berapa panjang dan lebar yang diinginkan. Untuk kedalaman kolam
garuk dari alat berat yang digunakan. Kolam penampungan nantinya dapat penuh
dan tidak bisa menampung air lagi apabila terlalu banyak material endapan yang
menumpuk di dasar kolam. Untuk itu diperlukan perhitungan waktu penuh dari kolam
kolam pengendapan yang akan dibuat dapat berfungsi untuk mengendapkan partikel
perhitungan waktu pengendapan partikel (tv) dan waktu yang diperlukan oleh material
keluar dari kolam (th). Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung waktu
h
tv = ..…………………………….…………….………….………………....(3.52)
vt
Keterangan :
Keterangan :
Qtotal
vh = ..……………………………...……….………….……………….....(3.54)
bxh
69
Keterangan :
Setelah diketahui nilai waktu pengendapan partikel dan waktu yang diperlukan
oleh material keluar dari kolam maka nilai persentase pengendapan solid dapat
th
% Pengendapan = x 100%..………………………………………....(3.55)
th + tv
Keterangan :
berikut :
Keterangan :
Vk
Wp = x 100%..……………..……….………….………………….……....(3.57)
Vst
Keterangan :