Anda di halaman 1dari 43

PENYALIRAN PERTEMUAN 10

DIMESNI SALURAN &


TAMBANG SUMURAN UTAMA

TTA 364 Rully Nurhasan Ramadani, S.T., M.T.


PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Menurut konstruksi untuk perencanaan saluran drainase terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
air yang kotor (air yang menganggu kesehatan / lingkungan).
2. Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup ataupun untuk
drainase air non hujan yang tidak membahayakan kesehatan atau yang
mengganggu lingkungan. Efektifitas penggunaan dari berbagai bentuk
penampang saluran drainase yang dikaitkan dengan fungsi saluran.
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Adapun macam-macam bentuk penampang saluran terbuka dibagi menjadi 3 macam (Chow,1964), di
antaranya :
1. Bentuk penampang segitiga, bentuk ini biasanya dipergunakan untuk saluran dangkal. Saluran
bentuk ini tidak mudah digerus oleh air. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam pembuatannya. Adapun bentuknya seperti pada Gambar
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Adapun macam-macam bentuk penampang saluran terbuka dibagi menjadi 3 macam (Chow,1964), di
antaranya :
2. Bentuk penampang persegi panjang, bentuk saluran ini digunakan untuk debit air yang besar
kelebihannya yaitu mudah dalam pembuatannya dan biasanya dibangun pada bahan yang stabil
misalnya kayu, batu dan lain-lain. Kelemahannya adalah mudah terjadi pengikisan sehingga terjadi
engendapan pada dasar saluran. Adapun bentuknya seperti pada Gambar
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Adapun macam-macam bentuk penampang saluran terbuka dibagi menjadi 3 macam (Chow,1964), di antaranya :
3. Bentuk penampang trapesium, merupakan salah satu bentuk saluran yang sering digunakan pada perusahaan
tambang. Keuntungan dari bentuk penampang trapesium :
a. Dapat mengalirkan debit air yang besar;
b. Tahan terhadap erosi;
c. Tidak terjadi pengendapan di dasar saluran;
d. Mudah dalam pembuatan.
Bentuk penampang ini adalah bentuk kombinasi antara segitiga dan segiempat. Biasanya digunakan untuk saluran
yang berdinding tanah dan tidak dilapisi sebab stabilitas kemiringan dinding dapat disesuaikan. Bentuk ini sering
digunakan pada daerah tambang karena sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini
dapat digunakan pada daerah yang cukup tersedia lahan. Adapun bentuk dari penampang trapesium ini seperti
pada Gambar
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Ada beberapa tahapan dalam merencanakan dimensi saluran yaitu :
a. Tentukan pembagian water devide untuk setiap kemungkinan kondisi areal;
b. Tentukan daerah tangkapan hujan didasarkan pada peta topografi daerah yang akan diteliti;
c. Buat jalur saluran dari masing-masing water devide;
d. Hitung waktu konsentrasi dengan menggunakan persamaan Kirpich;
e. Hitung intensitas curah hujan rencana;
f. Tentukan koefisien material yang sesuai dengan kondisi lapangan;
g. Hitung debit rencana dengan menggunakan persamaan rasional;
h. Dimensi saluran menggunakan persamaan Manning.
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Di dalam praktiknya, faktor penting dalam studi hidraulika adalah kecepatan (v) atau debit aliran (Q). Dalam
hitungan praktis, persamaan yang banyak digunakan adalah persamaan kontinuitas yaitu Q = vA, dengan A
adalah luas penampang basah. Akan tetapi debit (Q) di sini tidak bisa ditentukan terlebih dahulu karena nilai v
dan A bisa berapapun nilainya karena semakin besar nilai v maka nilai A akan kecil untuk nilai Q tetap begitu
juga sebaliknya.

Debit (Q) di sini dipengaruhi oleh nilai kemiringan dasar paritan (S) dimana nilai tersebut dipengaruhi oleh
kecepatan aliran air (v) yang melewati paritan. Di lapangan sendiri bila kemiringan dasar paritan tersebut landai
maka kecepatan aliran akan lambat yang dapat menimbulkan banyak endapan di dasar paritan. Sedangkan bila
kemiringan dasar paritan tersebut terlalu miring maka kecepatan aliran akan menjadi cepat yang dapat
menimbulkan pengerosian pada dinding paritan karena paritan didesain dari tanah. Dengan demikian, maka
harus ditentukan terlebih dahulu nilai kecepatan aliran mana yang sesuai dengan debit pada paritan.
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Oleh karena itu untuk penentuan dimensi paritan dapat dihitung dengan persamaan Manning (Sulistyana, 2010).
Secara teoritis, dimensi paritan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Sehingga tidak bisa dilakukan sekali perhitungan untuk menghitung dimensi paritan karena harus
dilakukan simulasi perhitungan (try and error) terhadap kecepatan agar nilai debit rencana
pembuangan (Qr) dan debit yang bisa ditampung saluran (Qs) sama, sehingga didapat dimensi
paritan yang tepat

Beberapa parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan dimensi paritan disesuaikan dengan
parameter yang telah dibuat oleh Chow, Ven. Te (1964) dalam bukunya Handbook of Applied
Hydrology). Berikut pada Tabel 1 adalah nilai kecepatan izin aliran pada berbagai jenis material, dan
pada Tabel 2 adalah nilai kemiringan dinding saluran menurut jenis bahannya.
Tabel 1 Koefisien Material dan Kecepatan Izin Aliran
Tabel 1 Kemiringan dinding saluran yang sesuai untuk berbagai jenis
bahan
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Setelah parameter-parameter tersebut diketahui, selanjutnya lakukan perhitungan waktu konsentrasi (TC)
menggunakan persamaan The California Divisions of Highway Formula (Seyhan, 1997). Waktu konsentrasi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh air untuk mengalir dari titik tertinggi menuju ke dalam paritan yang
direncanakan. Adapun persamaan yang digunakan adalah
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Selanjutnya nilai Intensitas curah hujan yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya digunakan untuk
menghitung debit rencana yang masuk ke dalam saluran. Untuk menghitung debit rencana maka dapat
menggunakan Persamaan Rasional.

Kemudian tentukan nilai jari-jari hidrolis (R). Jari-jari hidrolis adalah bagian dari pipa maupun penampang aliran
lain yang terkena air. Jadi, jika misalnya pipa hanya terisi setengah, maka radius hidrolisnya hanya setengah
dari jari-jarinya. Kalau pipa teraliri penuh, maka jari-jari hidrolisnya sama dengan jari-jarinya. Selanjutnya dalam
penentuan dimensi paritan maka perlu direncanakan kemiringan saluran dari paritan. Adapun persamaan
menghitung kemiringan saluran adalah :
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Setelah itu hitung nilai kekasaran Manning (n) pada saluran juga sama. Berikut adalah parameter kekasaran
Manning menurut Manning & Delp (1991) yang tercantum pada Tabel. Adapun untuk menghitung nilai n dengan
menjumlahkan semua parameter yang ada seperti berikut:
Tabel Parameter kekasaran Manning
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Selanjutnya tentukan kecepatan optimum aliran dalam paritan. Kecepatan optimum aliran dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
Kemudian hitung nilai kedalaman basah (Y) pada saluran dengan menggunakan persamaan :

Untuk menghitung nilai kedalaman aliran (y) maka dapat menggunakan persamaan:

Setelah semua data tersebut didapat maka kita bisa mengetahu dimensi dari saluran yang akan dibuat. Adapun
untuk menghitung nilai-nilai tersebut dengan menggunakan persamaan Chow, Ven, Te (1964) sebagai berikut:
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN
DISAIN SUMURAN UTAMA
(MAIN SUMP)
Prinsip Pemahaman Dewatering
Ada tiga aspek pemahaman yang
dibutuhkan dalam desain dan implementasi
Dewatering tambang, yaitu pemahaman
tentang:
• Hidrogeologi;
• Teknologi Dewatering;
• Kepekaan dan regulasi lingkungan.
Untuk sump, kita belum perlu melakukan
pemrosesan/penjernihan, sehingga titik berat
pemahamannya adalah mengenai Volume
Sump.
MAIN SUMP
Dua pendekatan utama untuk
dewatering tambang
Dua pendekatan utama untuk dewatering tambang:
1) Pemompaan:
a) Pemompaan dalam di dalam pit (Inpit) →baik airtanah maupun air
limpasan sudah masuk ke dalam pit atau
b) Saluran Pengelak (paritan perimeter) dan Pemompaan eksternal→
memompa airtanah melalui jaringan sumur di bench maupun di luar
pit (outpit);
2) Pencegahan: jika dilakukan pencegahan secara fisik
dengan cara memblokade aliran→ seperti membuat
dinding untuk memblock aliran airtanah, dilakukan grouting
dan pembekuan tanah buatan untuk mengurangi aliran
airtanah masuk ke dalam pit.
Main Sump
• Main Sump umumnya diletakkan di dasar pit;
• Transit sump, dibangun di jenjang tambang→
biasanya untuk pemompaan bertingkat (serial
pumping);
• Main sump digunakan untuk menampung seluruh:
(a) air limpasan (QAL) dan
(b) rembesan airtanah (QAT)serta
(c) material atau sedimen (QS) yang terbawa aliran
limpasan;
• Di main sump hanya menampung air (dan sedimen)
→ tidak ada proses penjernihan atau penetralan →
nanti dilakukan di settling pond.
Kapasitas Main Sump
• Dengan demikian pertimbangan utama dalam mendisain
main sump adalah kapasitas sump → seberapa banyak
volume air (dan sedimen yang terbawa) yang akan
tertampung dalam periode tertentu ( jam, hari, bulan, tahun,
dst);
• Sehingga perhitungan awal :
QT = (QAL + QAT ) → murni air saja
Menjadi:

QT = (QAL + QAT ) + Qsedimen

Atau secara volumetrik:

VT = VAL + VAT + VSedimen


SEDIMENTASI
• Sedimen merupakan material atau fragmen yang
terangkut melalui proses suspensi oleh air maupun oleh
angin;
• Banyaknya sedimen (sediment yield) adalah besarnya
sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di
catchment area yang diukur pada periode dan area
tertentu;
• Sedimen terjadi → proses erosi (terbawa bersama air
limpasan permukaan) oleh air yang meliputi tiga tahap,
yaitu:
• tahap 1 → pemecahan bongkah-bongkah atau agregat tanah
membentuk butir-butir kecil,
• tahap 2 → pemindahan atau pengangkutan butir-butir kecil
tersebut, dan
• tahap 3 →pengendapan partikel-partikel di tempat yang lebih
rendah melalui permukaan tanah atau saluran menuju sump
atau waduk.
• Sedimen yang terbawa aliran ada 2 jenis:
• TDS → Sedimen yang melarut/melayang ~(Total Dissolved Solids);
• TSS → Sedimen yang mengendap ~(Total Suspended Solids).
Perhitungan Model Erosi MUSLE
• Pengembangan dari persamaan Universal Soil
Loss Equation (USLE) → US Agricultural
Handbook No. 282 (1965) dan 587 (1978):

❑Sy = Volume sedimen (ton/hari);


❑a,b = konstanta Williams, masing-masing 11,8 dan 0,56;
❑Vq = limpasan permukaan (mm/hari);
❑QR = debit maksimum (m3/s);
❑K = faktor erodibilitas tanah;
❑LS = faktor panjang dan kemiringan lereng;
❑C = faktor tanaman penutup lahan dan pengelolaan
tanaman;
❑P = faktor tindakan konservasi praktis oleh manusia.
Estimasi volume sedimentasi
• Volume sedimen yang terbawa aliran diestimasi
menggunakan persamaan SCS (Soil Conservation
Service; Chow, 1964):

❑ Vq = volume limpasan permukaan (mm/hari);


❑ CN = curve number (angka kurva limpasan);
❑ P = curah hujan (mm/hari).

• Nilai CN berkisar antara 0–100. Indeks CN mencerminkan


kombinasi tiga faktor hidrologi, yaitu : jenis (tekstur) tanah,
tutupan tanah, dan kelembaban tanah awal.

• Buku di atas bisa diunduh di sini:


http://ponce.sdsu.edu/Applied_Hydrology_Chow_1988.pdf
Variabel CN dan Kondisi Tutupan Lahan
Variabel erodibilitas tanah (K)

• Faktor indeks topografi (L dan S) :


Faktor tutupan Lahan (C)
Faktor P

Faktor P adalah perbandingan antara tanah tererosi rata-rata dari lahan yang
mendapat perlakuan konservasi tertentu.
Perhitungan volume sedimen
• Hitung volume sedimentasi yang terbawa aliran
permukaan → berasosiasi dng QAL

Persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE)


Ada Cara Lain?
• Lakukan pengukuran langsung di lapangan;
• Pengambilan sampel pada aliran air limpasan
pada saluran (lebih representatif dilakukan di
musim hujan);
• Gunakan wadah berukuran minimum 1 liter →
wadah ditimbang
• Ambil sampel air keruh dari aliran paritan → air
sampel ditimbang;
• Ukur volume sampel (air + sedimen);
• Diendapkan→ dikeringkan, dipisahkan (filter) antara air
dan sedimen→ Filter ukuran lanau (lempung <
oversized);
• Timbang sedimen dalam wadah → berat sedimen;
• Lakukan pengambilan sampel minimum 10 X.
Sedimen Sedimen Air Jernih
mengendap melarut (TDS)
(TDS)
Pengukuran % Solids
Total Padatan (dlm air)
(mg/L) = {(A-B) / C}
• A = berat sampel kering + piring evaporasi/wadah (mg);
• B = berat piring penguapan/wadah (mg);
• C = volume sampel yang diukur (liter).

% Solids = {100*(A-B)
/ C}
Perhatikan:
• Air yang kita hitung dengan menggunakan persamaan RATIONAL
adalah air hujan (air jernih)!!!
Pertanyaan:
Berapa volume total (air + sedimen), jika TSS pada debit air limpasan
pada saluran 500m3/jam adalah 30%?
Upaya mengurangi Sedimentasi?
• Geo membrane / geotextile
Penempatan Pompa dan Pemompaan
• Pompa Slurry, didisain mampu 40-70% Solids (%
Volume);
• Beberapa pompa air merk tertentu memiliki
kemampuan menghisap padatan (TSS) ukuran lanau
max. 40% solids;
• Penempatan pompa akan mempengaruhi volume
padatan yang terhisap.
Kasus: PT Berau Coal Site Sambarata Mine Operation
Afia Risca Warna Putri (2015)
PT Berau Coal Site Sambarata Mine
Operation, 2015
Memasang geotextile pada saluran

Anda mungkin juga menyukai