Anda di halaman 1dari 8

Jurnal STABILITA Vol. 6 No.

3 (November 2018) Civil Engineering

PENGARUH BENTUK KRIB TIPE TIANG


TERHADAP POLA ALIRAN

1
Ahmad Syarif Sukri, 2Riswal K.
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
2
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Koresponden Author : ahmad.syarif.sukri@uho.ac.id

ABSTRACT

The Impact of Post Crib types on the flow pattern, This laboratory research was conducted at the meander shape
canal flowing furrow. The research objective to study the cribs type Post to the flow pattern,and flow rate as the results
of crib setting with hydraulic parameter interaction ( velocity, depth,and discharge ),and the interaction of Post cribs.
The length variation of the research segments namely segment I 50o (s)=0,785 m, and segment II 90o (s)=1.884 m. the
discharge was determinet at the depth of Thomson gate with interval Q1=0,00601435 m3/second, Q2=0,00748878
m3/second, Q3=0,00896734 m3/second, and Q4=0,01044860 m3/second; whereas, the measurement of velocity was done
by Current Meter.
The results of the flow transformation study indicate that before the instalation of cribs, the flow velocity is
outside the segment of the Q1, Q2, Q3 and Q4 discharge. After the installation of crib types Post, the change of flow
pattern is towerd the middle of the segment on the Q1, Q2, Q3 and Q4 flow. The change of the velocity flow outside,
inside, and in the middle of the segment occurs at the placement of ackmon crib type; therefore, the size of wet section
on each side changes accordingly.

Keywords : Crib, Post, Discharge, Meander

PENDAHULUAN maka diadakan usaha pengaturan sungai


(rivertraining), salah satu alternatif pemecahan
Dari Dia-lah yang menciptakan langit dan masalah ini adalah pengerukan alur sungai secara
bumi dalam enam masa, dan adalah ‘Arsy-Nya berkala, yang tentunya akan memakai biaya yang
(sebelum itu) diatas air, agar Dia menguji sangat besar.Tulisan ini mencoba menampilkan
siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya, kemungkinan mencegah atau mengurangi
dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah); pendangkalan sungai akibat sedimentasi secara
”sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah hidrolik, artinya dengan mengarahkan pola arus
mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan sedemikian rupa sehingga proses sedimentasi
berkata;’ini tidak lain hanyalah sihir yang dapat dicegah dengan menempatkan krib engan
nyata”. (HUUD ; 7) konfigurasi tertentu ditebin sungai. Dengan
Sungai adalah suatu saluran drainase yang pemasangan krib ini diharapkan akan terjadi
terbentuk secara alamiah, dimana disamping pendidtribusian kecepatan aliran dan alur sungai
berfungsi sebagai saluran drainase dan dengan yang seragam sehingga tidak terjadi pengerusan.
adanya air yang mengalir didalamnya, sungai Dengan pola pemikiran tersebut diatas,
akan mengerus sepanjang massa existensinya maka perlu diadakan penelitian terhadap pola
sehingga terbentuklah lembah-lembah, maka aliran pada saluran terbuka yang menikung dari
sungai tersebut mengalami proses pengendapan tanah dengan pemasangan krib tiang melalui
yang sangat intensif sehingga menyebabkan alur kajian secara fisik dilaboratorium. Adapun
sungai berpindah atau sungai dapat bertambah permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai
lebar dan dangkal, sehingga erosi pada dasar dalam penelitian ini adalah;
sungai terjadi tidak stabil, dan apaila sungai 1. Mengkaji pengaruh krib tiang terhadap pola
membentuk belokan, maka terjadi erosi tebing aliran.
yang berlangsung sangat intensif akibat keadaan 2. Mengkaji pengaruh kecepatan aliran akibat
aliran, sehingga terbentuk suatu daerah meander. penempatan krib.
Fenomena yang terjadi pada tikungan Batasan penelitian ini adalah :
sungai yang menarik untuk diamati adalah 1. Mengamati pola aliran akibat adanya
perubahan distribusi kecepatan aliran. Untuk pemasangan krib tiang.
mengatasi adanya gerusan pada tikungan sungai,

1
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

2. Mengamati dan mengukur kecepatan aliran b. Krib impermeable (Impermeable type)


sebelum dan setelah penempatan krib tiang, c. Krib semi-permeable (Combined of both the
pada tikungan 50o dan tikungan 90o. permeable type and the impermeable type)
3. Berdasarkan formasinya, krib dapat
METODE PENELITIAN diklasifikasikan menjadi :
a. Krib silang (Transversal type) dipasang
Saluran kecil prismatis berbentuk empat arah melintang aliran
persegi panjang yang terbuat dari tanah aluvial b. Krib memanjang (longitudinal type) di-
dengan lebar 0.50 m dan kedalaman 0.50 m. pasang arah sejajar aliran
Saluran terdiri dari kombinasi tikungan 50˚ dan 4. Berdasarkan letak pemasangan terhadap tinggi
90˚, yang dirangkaikan dengan saluran lurus, total muka air, krib dapat diklasifikasikan menjadi :
panjang saluran adalah 23.47 meter, dengan a. Krib yang tinggi mercunya setinggi batas
kemiringan dasar saluran 0.00588 dengan bantaran sungai
menggunakan alat : b. Krib yang diletakkan pada dasar sungai
a. Alat pengukur kecepatan aliran (Current yang berfungsi sebagai penahan arus yang
Meter) tipe A.O.T.T.C2 No. 6-35492 dengan lazim disebut panil dasar
baling-baling 3 cm. 5. Berdasarkan usia dan tujuan pemasangannya,
b. Pintu thomson, untuk mengukur debit aliran. krib dapat diklasifikasikan menjadi :
c. Mistar taraf, untuk mengukur kedalaman air. a. Krib permanen
d. Pompa, untuk menaikkan air dari saluran b. Krib semi permanen
kekolam penampungan. c. Krib darurat
e. Benang, untuk membentuk segmen dan jari – 6. Berdasarkan susunan dan deretan, krib dapat
jari tikungan. disusun satu deret atau lebih
f. Patok, untuk penempatan segmen. 7. Berdasarkan pelaksanaannya dan pembuatan-
g. Mall, untuk mencetak bentuk krib tiang. nya, krib dapat diklasifikasikan menjadi :
h. Alat dokumentasi, untuk publikasi dan a. Dibuat dilapangan (langsung)
gambar-gambar. b. Dibuat dipabrik
Istilah Krib (Groyne, Spur, atau tanggul Fungsi krib, secara garis besar krib
tangkis) berasal dari bahasa Belanda yang dibangun untuk bertujuan mengarahkan aliran
didefenisikan sebagai konstruksi tanggul yang sungai, tujuan krib mengarahkan aliran sungai
dibangun tegak lurus tepian sungai, menjorok adalah :
kearah tengah, dengan kegunaan secara spesifik 1. Mengatur arah arus sungai sehingga pada saat
adalah mengubah atau membelokkan arah aliran banjir air dapat mengalir dengan cepat dan
dan mengubah pola dan sifat aliran untuk suatu aman dalam hal ini tebing sungai tidak
tujuan tertentu. bergerak.
Pemilihan jenis krib harus mempertimbang- 2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang
kan data dan informasi tentang tujuan dibuatnya tebing sungai, mempercepat sedimentasi
suatu krib, yang dapat meliputi : fungsi krib danmenjamin keamanan tebing sungai
merupakan suatu pelindung tebing tidak langsung, terhadap gerusan.
yang bertujuan secara aktif mengatur arus sungai 3. Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada
dan mempunyai efek positif yang berfungsi untuk alur sungai, mengarahkan aliran ketegah alur
memperbaiki alinemen sungai. Dalam pemilihan sungai agar tebing sungai tidak dapat terkikis.
jenis krib, dapat dibedakan berdasarkan beberapa 4. Mengkonsentrasikan arus sungai dan
hal, yang meliputi : memudahkan penyadapan.
1. Berdasarkan bahan pembuatanya, material krib Untuk mendapatkan hasil yang optomal,
dapat dibagi menjadi : yang sesuai dengan kondisi sungai, maka arah
a. Krib beton bertulang penempatan dapat ditempatkan dengan tiga cara
b. Krib pasangan batu yaitu :
c. Krib bronjong, dan 1. Penempatan tegak lurus terhadap sisi sungai
d. Krib kayu atau aliran yang disebut krib normal (normal
2. Berdasarkan sifat hidrolisnya, krib dapat groyne)
dibagi menjadi beberapa type, yaitu ;
a. Krib permeable (Permeable type)

2
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

2. Penemptan miring kearah hulu sungai Ls = 2 x Lb sampai dengan 5 x Lb


(inklinasi) yang disebut krib elak (repelling Dimana :
groyne) Ls = Jarak antara krib, m
3. Penempatan miring kearah hilir sungai Lb = Panjang krib, m
(deklinasi) yang disebut krib pikat (actacting Penentuan debit dengan pintu Thomson,
groyne) besarnya pengaliran yang melalui pintu Thomson
Menurut penelitian Akikusa yang dilakukan ini apabila tinggi air diatas pintu ( h ) diketahui,
pada sekitar 250 buah krib di 44 situasi sungai di sehingga debit dapat dihitung dengan rumus:
Jepang bahwa arah penempatan krib ada tiga cara: (Yuwono, Nur 1997)
1. Penempatan tegak lurus arah aliran (krib
bersudut nol) Q  1,34 H 2, 47 ................ (2)
2. Penempatan krib menghadap aliran kehulu
dengan sudut positif ( + ) antara, ( 0˚ sampai Debit pada suatu penampang saluran untuk
+30˚) sebarang aliran dinyatakan dengan rumus,
3. Penempatan krib menghadap aliran kehilir (Triatmodjo, Bambang, 1993)
engan sudut negatif ( - ) antara, ( -10˚ sampai
0˚) Q  V .A ................ (3)
4. Panjang krib diambil kurang dari 20% dari
lebar sungai Dimana :
Penentuan jarak krib, dapat dilakukan Q = Debit aliran , m3/dt
dengan beberapa cara, diantaranya : V = Kecepatan Aliran rerata, m/dt
a. Penentuan jarak krib ( Ls ) pada sisi belokan A = Luas Penampang, m2
jarak diambil 2 – 2.5 kali panjang krib dan H = Tinggi Air diatas pintu Thomson, m
pada sungai lurus Ls = 1.5 x Lb sedangkan Pada dasarnya prilaku aliran dipengaruhi
pada tikungan sebelah luar diambil Ls = Lb. kekentalan dan gravitasi yang mempunyai
( Lb= panjang krib ). hubungan dengan kecepatan aliran, viskositas
b. Menurut Schroder jarak pemasangan krib yang dapat bersifat aliran laminer, transisi dan
untuk sisi cembung belokan diambil jarak turbulen. Pengaruh kekentalan relatif dapat
1.5 x b sampai 2 x b, sedangkan pada peralihan dinyatakan dalam bilangan Reynolds, yaitu
diambil jarak 0.5 x b sampai 0.75 x b. (Chow, Ven Te, 1997)
( b = lebar muka air sungai )
c. Menurut Junaidi A. (1999) dengan V .L
menggunakan rumus empiris bahwa : Re  ................ (4)

R 1,33 ................ (1) Dimana : Re = Bilangan Reynolds
Ls <
2gn 2 V = Kecepatan aliran , m/dt
L = Panjang karakteristik, atau
Dimana : jari-jari hidrolis ( r ), m
Ls = Jarak antara krib, m Ν = Kekentalan kinematik, m2/dt
α = Parameter empiris ( 0.60 ) Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
R = Jari-jari hidrolis, m bilangan reynolds untuk saluran terbuka adalah
n = Koefesien kekasaran Manning (Kodoatie J.Robert, 2002)
g = Percepatan gravitasi • Re < 500 adalah aliran laminer,
d. Menurut penelitian terhadap sungai Tone di • 500 < Re < 12.500 aliran adalah transisi, dan
Jepang, Tominaga berpendapat bahwa : • Re > 12.500 aliran adalah turbulen.
1. Untuk bagian cekung tikungan sungai Pengukuran kecepatan aliran, data hasil
dipergunakan Ls/Lb = 1.4 – 1.8 pengukuran kecepatan aliran berupa jumlah
2. Untuk bagian lurus sungai dipergunakan putaran baling-baling Current Meter per 50 detik,
Ls/Lb = 1.7 – 2.6 dengan pembacaan sebanyak 3 (tiga) kali
3. Sedangkan untuk bagian cembung tikungan berturut-turut, kemudian dari jumlah putaran
sungai dipergunakan Ls/Lb = 2.8 – 3.6 tersebut dapat diketahui kecepatan dengan
e. Rumus lain untuk menentukan jarak antara menggunakan rumus :
krib adalah:

3
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

n < 1.2 maka V= 0.0990 N + 0.0280 m/dt ... (5) b. Alirkan air dari sumber debit sesuai dengan
kapasitas yang akan diteliti
n > 1.2 maka V= 0.1035 N + 0.0220 m/dt ... (6)
c. Lakukan pengukuran kecepatan sebelum
dimana : penempatan krib tiang disaluran pada grid
N = Jumlah putaran baling-baling/waktu yang ditentukan
putaran d. Lakukan pemasangan krib tiang pada jari – jari
V = Kecepatan aliran tikungan 0.90 m dan 1.20 m dengan sudut 50˚
Penentuan kecepatan aliran dapat dianalisa dan 90˚
dengan rumus semi empiris, Antoine Chezy, dan e. Selama pengaliran atur keseragaman
Manning-Strickler dengan bentuk yang umum kedalaman aliran
sebagai berikut : (Maryono, Agus, 2003) f. Lakukan pengukuran kedalaman, kecepatan
aliran pada setiap grid, baik sebelum adanya
krib maupun setelah penempatan krib tiang.
V  CR x S y ................ (7)
Sebagai langkah awal percobaan pola aliran
V  C RI ................ (8) pada saluran, terlebih dahulu dilakukan percobaan
pendahuluan untuk mengetahui sifat aliran yang
V  K .R 2 / 3 I 1 / 2 ................ (9) dilakukan sesuai dengan debit yang akan diamati.
Untuk menetapkan jenis aliran dianalisa dengan
Dimana : Bilangan froude ( Fr ) dengan rumus :
V = Kecepatan aliran, m/dt (Triatmodjo, B., 1993)
C = Koefesien Chezy
R = Jari – jari hidrolis, m V
S = Kemiringan energi Fr  ................ (12)
I = Kemiringan dasar saluran gh
K = Koefisien kutter
Dalam penentuan koefesien Chezy Dimana :
digunakan rumus Ganguillet Kutter dan H. Bazin, Fr = Bilangan Froude
sebagai berikut: (Suripin, 2001) V = Kecepatan aliran, m/dt
g = Percepatan gravitasi
0.00155 1 h = Kedalaman aliran, m
23   Jika aliran berada pada Fr < 1 berarti V <
C S n ................ (10)
 0.00155  n gh maka aliran adalah subkritis, Fr > 1, berarti
1  23  
 S  R V> gh aliran adalah superkritis dan jika Fr = 1,

157.6 berarti V = gh maka aliran kritis.


C ................ (11)
m SKALA MODEL, Analisa dimensional
1 merupakan bentuk dasar untuk suatu keperluan
R perencanaan dan penggunaan model skala fisik
yang dipakai untuk meninjau bangunan
Dimana :
sesungguhnya yang disebut Prototype. Skala
C = Koefesien Chezy
model yang dipakai pada penelitian ini adalah
R = Jari – jari hidrolis, m
skala model distorsi yaitu, skala horizontal dan
S = Kemiringan dasar saluran
vertikal berbeda dan keadaan dimensi prototype
n = Harga dari Kutter
besar. Skala horizontal dikonotasikan kedalam nL
m = Koefesien kekasaran Bazin diambil 2.36
dan skala vertikal dikonotasikan kedalam nH
untuk tanah sedang
dimensi yang lain dapat diperoleh, dalam
Tahapan percobaan secara garis besar dapat
penelitian ini digunakan skala model nL = 50 dan
dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
nH = 25 (Triatmodjo, B., 1993).
1. Penetapam karakteristik aliran
Keadaan model krib yang digunakan dalam
2. Pengukuran kecepatan aliran tanpa krib dan
penelitian ini adalah krib lolos air (permeable
dengan Krib tiang
groyne) atau krib tiang.
Langkah-langkah percobaan adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan titik pengamatan

4
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

HASIL DAN PEMBAHASAN A = 0.1358 x 0.50


= 0.0679 m2
A. Analisa Krib
P = ( 2 x 0.1358 ) + 0.50
1. Panjang Krib = 0.7716 m
Perhitungan panjang krib ( Lb ) yang R = 0.0679 / 0.7716
dilakukan dengan pendekatan praktis yaitu, bahwa
= 0.087999 m
panjang krib kurang dari 1/3 lebar saluran atau
sungai dari penelitian diketahui, jadi panjang krib 157.6
maksimum adalah: C =
2.36
Lebar saluran ( b ) = 0.50 m 1
0.087999
Panjang krib ( Lb ) = 1/3 x 0.50 = 0.16667 m,
Sedangkan menurut Akikusa, dimana = 17.589
panjang krib kurang dari 20 % dari lebar saluran, 1 1/ 6
maka panjang minimim dari krib ( Lb ) adalah : n = R
C
Lb = 0.20 x 0.50 = 0.10 m
Dalam penelitian ini digunakan panjang =
1
0.0879991 / 6
krib ( Lb ) = 0.15 m 17.589
= 0.0379
2. Jarak Antara Krib
0.60.087999 
1.33
Jarak anatara krib digunakan rumus ( 1 ),
Ls 
untuk pkoefesien C digunakan rumus ( 10 ), untuk 2.9,810.0379 
2

debit 0.01045 m3/dt untuk mendapatkan jarak


= 0.84 m
antara krib dijabarkan sebagai berikut :
Diketahui :
Adapun hasil perhitungan jarak antara krib
h = 0.1358
pada berbagai debit dapat dilihat pada tabel
b = 0.50 berikut :

Tabel 1. Perhitungan Jarak Antara Krib


Jari-jari
Tinggi Lebar Luas P.basah Nilai Jarak
Debit Hidrolis Nilai C Nilai n
(h) (b) (A) (P) m Ls <
(R)
m3/dt m m m2 m m (bazin ) (Chezy) (manning) m
1 2 3 4=2x3 5 =(2)x2+3 6=4/5 7 8 9 10
0.010449 0.1358 0.06790 0.77160 0.087999 17.589 0.0379 0.840
0.008967 0.0846 0.04232 0.66926 0.063226 15.175 0.0416 0.450
0.50 2.36
0.007488 0.0728 0.03642 0.64568 0.056405 14.409 0.0438 0.350
0.006014 0.0584 0.02920 0.61678 0.047334 13.303 0.0452 0.260
Sumber : Hasil perhitungan

Pada penelitian ini jarak antara krib B. Hasil Transpormasi Data Pengaliran
dipasang pada segmen I (50˚) adalah 0.3925 m
dan pada segmen II (90˚) adalah 0.3133 m. Dilihat Pengukuran besarnya debit pada peneliti ini
dari hasil analisa jarak yang digunakan pada ditentukan dengan menggunakan persamaan ( 2 ),
segmen I dan Segmen II tersebut dapat hasil perhitungan seperti terlihat pada tabel
memenuhi syarat dengan menggunakan rumus berikut :
Ls = 2 x Lb sampai 5 x Lb, jika diketahui panjang
krib ( Lb ) = 0.15 maka : Tabel 2. Variasi Debit Aliran Pada Pintu Thomson
Ls Minimum = 2 x 0.15 = 0.30 m
Ls Maksumum = 5 x 0.15 = 0.75 m

Sumber : Hasil perhitungan

5
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

Perhitungan parameter kecepatan aliran segmen, yang diakibatkan kecepatan aliran


untuk masing – masing titik pengamatan sesuai berangsur-angsur menurun baik pada Q1, Q2, Q3,
dengan rumus ( 5 ) dengan hasil sebagai berikut : dan Q4, perubahan kecepatan aliran dipengaruhi
Diketahui : oleh perubahan luas penampang basah dan
n = 68 / 50 = 1.36 perubahan arah aliran akibat adanya penempatan
V = ( 0.1035 x 1.36 ) + 0.0220 krib tiang.
= 0.16 m/dt Pengaliran pada segmen II dengan debit
Untuk parameter kecepatan aliran untuk yang bervariasi, terlihat bahwa pada sebelum
masing – masing titik pengamatan dapat pula adanya penempatan krib kecepatan aliran terbesar
ditentukan dengan rumus ( 3 ), diketahu : mengarah pada sisi luar segmen, kecepatan aliran
Q = 0.00601435 m3/dt berangsur-angsur menurun kearah sisi dalam
H = 0.075 m segmen dan setelah penempatan krib tiang aliran
b = 0.50 m pada sisi – sisi saluran melambat dan kecepatan
A = 0.50 x 0.075 maksimum pada setiap debit (Q1, Q2, Q3, dan Q4)
= 0.0375 m2 mengarah ketengah segmen saluran sebagai mana
0.00601435 yang diperlihatkan pada hasil analisa yang
Maka : V =  0.16 m/dt dituangkan kedalam bentuk grafik tersebut diatas.
0.0375
Berikut diperlihatkan hasil transpormasi
pengukuran kecepatan aliran rerata dengan C. Karaketeristik Pola Aliran
menggunakan alat Current Meter pada
penampang melintang dengan beberapa titik Untuk mengetahui dan menetapkan jenis
pengukuran dengan debit yang bervariasi. aliran yang terjadi dalam proses pengaliran dalam
Pengaliran pada segmen I dengan debit saluran dapat dijabarkan dengan menggunakan
yang bervariasi, terlihat bahwa aliran sebelum rumus ( 11 ), hasil perhitungan Bilangan Froude
penempatan krib tiang aliran terbesar berada pada untuk berbagai debit dalam penelitian ini dapat
sisi dalam segmen dan setelah penempatan dilihat pada tabel berikut :
ackmon aliran terbesar berada pada sisi tengah
Tabel 3. Perhitungan Bilangan Froude
Debit Kedalaman, (h ) Lebar ( b) Luas ( A ) Kecepatan
No. Froude
m3/dt m m m2 m/dt
1 2 3 4 5=3x4 6 = 2/5 7
1 0.00601435 0.0584 0.0292 0.205 0.3001
2 0.00748878 0.0728 0.0364 0.206 0.2769
0.50
3 0.00896734 0.0846 0.0423 0.210 0.2667
4 0.01044960 0.1358 0.0679 0.154 0.1658
Sumber : Hasil perhitungan

Hasil perhitungan terlihat bahwa bilangan Bilangan Reynolds sesuai dengan rumus ( 4 )
froude adalah lebih kecil dari satu ( Fr < 1 ) yang dengan nilai Viscositas kinematik ( μ ) adalah
berarti kedalaman aliran menghasilkan suatu 0.829375 . 10-6 m/det, yang ditentukan berdasar-
aliran sub-kritis yang sesuai dengan kondisi aliran kan suhu air pada penelitian ini dengan suhu
yang didapatkan. 27.5˚C. Hasil perhitungan Bilangan Reynolds
Pengaruh kekentalan relatif terhadap dapat dilihat pada tebel berikut :
kelembaban dapat dinyatakan dengan rumus
Tabel 4. Perhitungan Bilangan Reynolds
Debit Kedalaman (h) Lebar (b) Luas ( A ) P.Basah (P) Jari-jari Hidrolis (R) Kecepatan (V)
Reynolds
m3/dt m m m2 m m m/dt
1 2 3 4= 2x3 5= (2).2+3 6 = 4/5 7 = 1/4 8
0.00601435 0.0584 0.0292 0.6168 0.0473 0.205 11691.333
0.00748878 0.0728 0.0364 0.6456 0.0564 0.206 14008.621
0.50
0.00896734 0.0846 0.0423 0.6692 0.0632 0.210 16002.411
0.01044960 0.1358 0.0679 0.7716 0.0879 0.154 16321.447
Sumber : Hasil perhitungan

6
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

Hasil analisa diperoleh bilangan Reynolds Gregory, K.J., 1997. River Channel Changes.
lebih besar ( > ) dari 12.500, jadi aliran yang John Wiley and Sons, Chichester. Now
digunakan dalam penelitian ini adalah aliran York, Brisbone,Toronto.
Turbulen Re > 12.500 . Junaidi, A., 1999. Aplikasi Krib Untuk
Memperbaiki Gerusan dan Pengendapan
KESIMPULAN serta Aliran di Sekitar Tikungan. Tesis
tidak diterbitkan. Bandung. Program
Berdasarkan hasil pembahasan pada Pascasarjana. Teknik Sipil. Institut
penelitian ini, maka dikemukakan beberapa Teknologi Bandung.
kesimpulan : Kodoatie., J. Robert., 2005. Pengelolaan Sumber
a. Pengaruh terhadap pola aliran yang terjadi Daya Air Terpadu. Andy. Yogyakarta.
sebelum adanya krib, pola aliran mengarah Legowo., Sri., 1996. Study Kinerja Hidroulik Krib
kebagian luar segmen yang dapat Terhadap Pola Arus Disaluran Yang
mengakibatkan terjadinya gerusan dinding Dipengaruhi Pasang Surut. Makalah
pada segmen I dan Segmen II. Pada saat Disajikan Dalam Pertemuan Ilmiah
penempatan krib tiang terjadi perubahan pola Tahunan. PIT-XIII. Himpunan Ahli
aliran yang beralih kearah tengah segmen yang Teknik Hidraulik Indonesia. HATHI.
diakibatkan oleh jenis krib tiang yang Medan, 9-11 Desember.
berfungsi untuk mengarahkan aliran ketengah Loebis, Joesron., 1992. Banjir Rencana untuk
saluran sehingga tebing pada sisi luar segmen I Bangunan Air. Departemen Pekerjaan
dan II aman terhadap gerusan baik pada debit Umum. Jakarta.
Q1, Q2, Q3, dan Q4. Linsley, K. Ray, 1989. Teknik Sumber Daya Air.
b. Kecepatan aliran yang terjadi pada saat Jilid I. Edisi Tiga. Erlangga. Jakarta.
penempatan krib tiang terjadi perubahan Linsley, K. Ray, 1989. Teknik Sumber Daya Air.
kecepatan aliran pada sisi luar, sisi Jilid II Edisi Tiga. Erlangga. Jakarta.
pertengahan dan sisi dalam segmen, sehingga Maryono, Agus., 2001. Hidrolika Terapan.
terjadi perubahan luas penampang basah pada Pradnya Paramita. Jakarta.
masing – masing sisi. Pada sisi luar segmen Nugroho, Joko., 2001. Optimasi Pemasangan
terjadi penurunan kecepatan akibat Krib Disaluran Menikung. Makalah
penempatan krib tiang,baik pada saat Q1, Q2, disajikan Dalam Kongres VII dan
Q3, dan Q4 sehingga luas penampang basah Pertemuan Ilmiah Tahunan. PIT XVII.
bertambah dan kecepatan aliran berkurang. Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Indonesia. HATHI. Malang, 22-24
DAFTAR PUSTAKA Oktober.
Oehadijono., 1993. Dasar – DasarTeknik Sungai.
Angrahini, 1997. Hidrolika Saluran Terbuka, Universitas Hasanuddin, Makassar.
CItra Media. Surabaya.
Asdak, Chay, 2001. Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Chow, V.T., E.V., Nensi Rosalina, 1997.
Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga,
Jakarta.
Featherstone, R.E, Nalluri, C., 1982. Civil
Engineering Hydraulics Assential Theory
With Worked Examples. Collins. London.

7
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 3 (November 2018) Civil Engineering

Halaman ini sengaja di kosongkan

Anda mungkin juga menyukai