Anda di halaman 1dari 10

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

BAB I
PENDAHULUAN

I. Analisa Scouring
Jembatan merupakan suatu faktor pendukung utama dalam menghubungkan suatu
wilayah yang terputus. Suatu jembatan juga harus memiliki kriteria dan spesifikasi yang kuat
sehingga mampu menahan segala kemungkinan kerusakan yang akan terjadi pada jembatan
tersebut.
Gerusan air atau scouring merupakan salah satu faktor yang menimbulkan kerusakan
bagi bangunan jembatan tersebut, secara alamiah gerusan dihasilkan sebagai bagian dari
perubahan morfologi sungai dan hasil bangunan buatan manuusia.

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

BAB II
ISI
I. Pengertian Scouring Pada Jembatan
Jembatan merupakan suatu struktur yang meneruskan jalan melewati suatu
rintangan dibawahnya yag dapat berupa sungai,jalan,selat maupun jurang. Pada
jembatan yang dibawahnya terdapat arus air dengan bentang yang relatif lebar,
umumnya memerlukan struktur pilar untuk menopangnya. Pilar yang ditanam pada
dasar sungai memerlukan kriteria disain sedemikian sehingga bila dasar saluran
disekitar pilar jembatan tersebut tergerus, maka gerusan tersebut tidak mencapai
kedalaman yang membahayakan kestabilan pilar.

Saluran yang dijumpai di alam mempunyai beberapa macam morfologi sungai
yaitu, sungai lurus, sungai dengan tikungan, dan sungai yang menganyam. Sungai
lurus terjadi pada daerah yang belum stabil dan untuk menyalurkan energinya sungai
ini akan memperpanjang aliran dan membentuk meander memperpanjang aliran
dan membentuk meander . Sungai dengan tikungan dapat terjadi pada daerah
aluvial atau tanah keras. Sudut tikungan yang dibentuk bisa berbagai macam,
misalnya 90 atau 180. Tipe sungai dengan tikungan pada umumnya diakibatkan
karena adanya usaha sungai untuk mencapai

Sungai yang menganyam biasanya terjadi pada daerah yang terjal dengan
butiran seragam dan mempunyai alur yang berpindah - pindah. Jadi setiap musim,
sungai ini dapat berubah bentuk. Terdapat berbagai macam jenis pilar yang
digunakan sebagai penyalur beban jembatan. Pemilihan jenis pilar umumnya
ditentukan dari analisis kekuatan analisis ekonomi, analisis lingkungan.

Pada kenyataannya banyak terdapat keruntuhan pada jembatan. Hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain yaitu:
1. Beban yang dipikul jembatan melebihi batas maksimum yang telah ditentukan.
2. Bencana alam seperti gempa, erosi, banjir dan lain-lain.
[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

3. Perubahan morfologi sungai akibat adanya bangunan dalam usaha sungai untuk
mencapai kestabilan. Salah satu fenomena yang terjadi adalah gerusan lokal (local
scouring).

II. Tujuan Mengetahui Scouring Pada Jembatan
Dengan mengetahui fenomena scouring maka perencana dapat melakukan
investigasi terhadap saluran sehingga dapat ditentukan letak , posisi ,kedalaman dan
tipe pilar maupun abutemen sehingga kecacatan dan kegagalan pada jembatan yang
disebabkan scouring dapat dihindarkan. Apabila bangunan sudah beridiri maka dapat
dibuatkan pengaman untuk mereduksi efek scouring tersebut agar kekuatan struktur
jembatan secara keseluruhan tetap mantap.

III. Jenis - Jenis Scouring :
Gerusan yang terjadi pada sungai dapat digolongkan menjadi:
Gerusan adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena interaksi
antara aliran dengan dasar sungai. Scouring dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Gerusan umum (general scour)
Gerusan umum ini merupakan suatu proses alami yang terjadi pada sungai
sehingga akan menimbulkan degradasi dasar. Gerusan Umum disebabkan oleh
energi dari aliran air.
2. Gerusan akibat penyempitan di alur sungai (contraction scour)
3. Gerusan lokal (local scour)
Gerusan lokal ini pada umumnya diakibatkan oleh adanya bangunan air,
misal, tiang atau pilar jembatan. Gerusan local disebabkan oleh sistem pusaran air
(vortex system) karena adanya gangguan pola aliran akibat rintangan.

Ada dua macam gerusan lokal, yaitu :
Clear water scour
Pergerakan sedimen hanya terjadi pada sekitar pilar. Ada dua macam:
A. Gerusan lokal tidak terjadi dan proses transportasi sedimen tidak terjadi.
B. Gerusan lokal terjadi menerus dan proses transportasi sedimen tidak terjadi.

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

Live bed scour
Terjadi karena adanya perpindahan sedimen. Yaitu jika:
Gerusan terlokalisir terjadi karena adanya penyempitan penampang sungai
oleh adanya penempatan bangunan hidraulika.

Gerusan Total (Total Scour)
Merupakan kombinasi antara gerusan lokal (local scour) dan gerusan umum
(general scour). Bisa juga kombinasi antara gerusan lokal, gerusan umum dan
gerusan terlokalisir (localized scour/ constriction scour).
Berdasarkan pengamatan tentang analisa ini, maka tipe scouring yang terjadi
pada struktur bawah jembatan dapat dibedakan menjadi:
A. Gerusan yang terjadi pada pilar yang terletak pada saluran lurus adalah gerusan
local.
B. Gerusan yang terjadi pada pilar yang terletak pada bagian tikungan saluran adalah
gerusan local ditambah dengan gerusan umum akibat tikungan saluran.
C. Gerusan yang terjadi pada abutmen jembatan adalah gerusan total, yaitu
kombinasi antara gerusan local, gerusan umum dan gerusan penyempitan

IV. Proses Terjadinya Scouring
Pada Abutemen dan Pilar
Gerusan akibat aliran air menyebabkan erosi dan degradasi di sekitar bukaan
jalan air (water way openning) suatu jembatan. Degradasi ini berlangsung secara
terus menerus hingga dicapai keseimbangan antara suplai dan angkutan sedimen
yang saling memperbaiki.

Apabila suplai sedimen dari hulu berkurang atau jumlah angkutan sedimen
lebih besar daripada suplai sedimen, maka bisa menyebabkan terjadinya
kesenjangan yang begitu menyolok antara degradasi dan agradasi di lokasi dasar
jalan air jembatan. Sehingga lubang gerusan (scour hole) pada abutmen maupun
pilar jembatan akan lebih dalam bila tidak terdapat atau kurangnya suplai sedimen.

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

Demikian juga apabila tidak terdapat bangunan pengendali gerusan di sekitar
abutmen ataupun pilar, maka dalamnya gerusan tidak bisa direduksi, se-hingga
kedalaman gerusan bisa mencapai maksimum. Hal ini bisa menyebabkan rusaknya
abutmen maupun pilar jembatan.

Pada Abutemen
Menurut Yulistianto dkk. (1998), Gerusan yang terjadi di sekitar abutmen
jembatan adalah akibat sistem pusaran (vortex system) yang timbul karena aliran
dirintangi oleh bangunan tersebut. Sistem pusaran yang menyebabkan lubang
gerusan (scour hole), berawal dari sebelah hulu abutmen yaitu pada saat mulai
timbul komponen aliran dengan arah aliran ke bawah, karena aliran yang datang dari
hulu dihalangi oleh abutmen, maka aliran akan berubah arah menjadi arah vertikal
menuju dasar saluran dan sebagian berbelok arah menuju depan abutmen
selanjutnya diteruskan ke hilir.

Aliran arah vertikal ini akan terus menuju dasar yang selanjutnya akan
membentuk pusaran. Di dekat dasar saluran komponen aliran berbalik arah vertikal
ke atas, peristiwa ini diikuti dengan terbawanya material dasar sehingga terbentuk
aliran spiral yang akan menyebabkan gerusan dasar. Hal ini akan terus berlanjut
hingga tercapai keseim-bangan.

V. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Scouring
Variabel-variabel yang berpengaruh pada gerusan lokal, meliputi :
A. Kondisi fluida,antara lain :
- Kerapatan ( )
- Kekentalan / viskositas kinematis ( )
- Gravitasi ( g )
- Kecepatan ( U )
- Kedalaman aliran ( do )

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

B. Kondisi dasar sungai, yaitu :
- Diameter butiran sedimen ( Ds )
- Kerapatan massa ( s )
- Distribusi butiran
- Bentuk butiran

C. Faktor geometrik pilar, yaitu :
- Tebal pilar ( b )
- Panjang pilar ( L )
- Bentuk muka pilar
- Sudut arah aliran ( a )
- Jarak antar pilar ( )

VI. Upaya-Upaya Untuk Mengendalikan Scouring
Menempatkan sebuah pelat pada bagian tubuh abutmen.
Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan pelat bisa terbuat dari
beton/baja. Metode ini dapat mengendalikan gerusan total yang terjadi di sekitar
abutmen jembatan. Proteksi gerusan menggunakan pelat, dengan variasi jarak pelat
terhadap dasar, variasi lebar pelat dan variasi sudut pelat. Posisi pelat yang optimal
adalah pelat yang berada di dasar saluran dan kemiringan 120 terhadap vertikal,
posisi tersebut mampu mereduksi kedalaman gerusan sebesar 24,75%.

Kedalaman gerusan total dengan proteksi pelat tergantung kepada lebar
pelat, jarak pelat terhadap dasar saluran dan bentuk pelat. Semakin jauh jarak pelat
terhadap dasar saluran akan menghasilkan kedalaman gerusan yang semakin besar
atau nilai reduksi yang kecil, juga semakin kecil dan semakin lebar pelat menunjuk-
kan reduksi kedalaman gerusan yang jelek. Bentuk pelat yang mengelilingi tubuh
abutmen menunjukkan nilai reduksi yang baik dibandingkan dengan pelat yang
mengelilingi sebagian tubuh abutmen.


[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

Menggunakan Grouted Riprap
Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan batuan pada dasar sungai di
sekitar pilar atau abutmen, seperti yang direkomendasikan Bonasoundas (1973,
dalam Breuser dan Raudkivi, 1991). Chiew (1992).

Proteksi gerusan menggunakan collar
Metode ini dilakukan dengan cara memasang collar pada dasar mengelilingi
pilar silinder dengan diameter sisi luar sebesar dua kali diameter pilar (2D),
menunjukkan reduksi 20%. (Melville dan Hadfield .1999).

Menggunakan tiang-tiang kecil (sacrificial piles)
Metode ini dilakukan dengan cara memasang tiang-tiang kecil sebagai
pengendali, tiang-tiang kecil berjumlah 3 dan 5 yang disusun dalam bentuk segitiga
di hulu pilar. Hasil penelitian bahwa untuk pilar silinder pada kondisi clear-water
dapat mereduksi gerusan sebesar 48%. Sedangkan pada kondisi live-bed untuk pilar
silinder dapat mereduksi sebesar 17,5%, dan untuk pilar persegi dapat mereduksi
sebesar 26,5%.

Mengunakan metode perbaikan dinding sungai
Turap baja Bronjong ( Pasangan batu kosong dengan ikatan kawat )
Dinding penahan (pasangan batu kali, beton) Dinding pelindung ( pasangan
batu kali , lempengan plat beton ). Perbaikan Dasar sungai Pasangan batu kali Beton
Pasangan Batu kosong dengan tiang cerucuk.

Ringkasan Penjelasan
Gerusan (Scouring) adalah proses semakin dalamnya dasar sungai karena
interaksi antara aliran dengan dasar sungai. Pada Jembatan denganPilar/Abutemen
yang ditanam pada dasar sungai memerlukan kriteria disain sedemikian sehingga
fenomena scouring tidak menyebabkan kecacatan/kegagalan pada struktur
jembatan secara keseluruhan.


[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

Gerusan (Scouring) dapat dikelompokan menjadi :
- Gerusan Umum (General Scour)
- Gerusan Akibat Penyempitan Di Alur Sungai (Contraction Scour)
- Gerusan Lokal (Local Scour)
- Gerusan Terlokalisir
- Gerusan Total (Total Scour)

Gerusan (Scouring) dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat
mempengaruhinya ,antara lain :
- Kondisi fluida,antara lain :
Kerapatan ( )
Kekentalan / viskositas kinematis ( )
Gravitasi ( g )
Kecepatan ( U )
Kedalaman aliran ( do )

- Kondisi dasar sungai, yaitu :
Diameter butiran sedimen ( Ds )
Kerapatan massa ( s )
Distribusi butiran
Bentuk butiran

- Faktor geometrik pilar, yaitu :
Tebal pilar ( b )
Panjang pilar ( L )
Bentuk muka pilar
Sudut arah aliran ( a )
Jarak antar pilar ( )



[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

Gerusan (Scouring) pada pilar/abutemen jembatan dapat dikendalikan dengan :
- Menempatkan sebuah pelat pada bagian tubuh abutmen.
- Menggunakan Grouted Riprap
- Proteksi gerusan menggunakan collar
- Menggunakan tiang-tiang kecil (sacrificial piles)
- Mengunakan metode perbaikan dinding/dasar sungai

Dengan mengetahui fenomena scouring maka perencana dapat melakukan
investigasi terhadap saluran sehingga dalam merencanakan abutemen/pilar jembatan
: Metentukan letak , posisi ,kedalaman pilar maupun abutemen. Menentukan
tipe,bentuk dan ukuran pilar/abutemen yang sesuai sehingga tidak menghambat arus
sungai. Melakukan pencegahan scouring dengan perbaikan dasar sungai / maupun
melakukan perbaikan alinyemen sungai terutama pada meander. Dengan melakukan
hal tersebut maka kecacatan dan kegagalan pada pilar/abutemen jembatan yang
terletak pada sungai/laut yang disebabkan oleh scouring dapat dihindarkan.

[SCOURING DAN KOMPOSIT] June 11, 2014

Civil Engineering

BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&
ved=0CD4QFjAE&url=http%3A%2F%2Fetd.ugm.ac.id%2Findex.php%3Fmod%3Ddownload%2
6sub%3DDownloadFile%26act%3Dview%26typ%3Dhtml%26file%3D286342.pdf%26ftyp%3D
potongan%26tahun%3D2014%26potongan%3Ddiploma-2014-286342-
abstract.pdf&ei=TmgXVNelL4iwuASGwoAI&usg=AFQjCNGJW4OX2SmBs-
PZNc6oEqD0eTZHhQ&sig2=TnOv79sjLsUi6XH39WYZBw&bvm=bv.75097201,d.c2E
z-abidin.blogspot.com/2011/10/analisa-scouring-pada-jembatan.html

Anda mungkin juga menyukai