Anda di halaman 1dari 26

2022/2023

ACARA IV
SEDIMENTASI MELAYANG
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan
Mengetahui besarnya laju sedimentasi pada badan sungai dengan
menggunakan rumus empiris.
II. Dasar Teori
Sungai adalah saluran alamiah dipermukaan bumi yang menampung dan
menyalurkan air hujan dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan
akhirnya bermuara di danau atau di laut. Arus air di daerah yang tinggi atau biasa
disebut dengan daerah hulu sungai biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus
sungai di bagian yang lebih rendah atau biasa disebut dengan daerah hilir sungai
(Purwadi, 2016). Sungai merupakan salah satu bagaia dari siklus hidrologi, air
yang ada pada sungai umumnya terkumpul dari presipitasi seperti hujan, embun,
mata air serta limpasan bawah tanah. Debit adalah julah aliran air ( Volume ) yang
mengalir melalui suatu penampang dalamwaktu tertentu, umumnya dinyatakan
dalam satuan volume/waktu yaitu (m3/detik). Semakin banyak pengukuran yang
dilakukan maka akan semakin teliti data yang dihasilkan. Data debit atau aliran
sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air
(Irawan, 2022).
Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai
fenomena hidrologi (hydrologic phenomena). Data hidrologi merupakan bahan
informasi yang sangat penting dalam pelaksanaan inventarisasi potensi sumber-
sumber air, pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber air yang tepat dan
rehabilitasi sumber- sumber alam seperti air, tanah, dan hutan yang telah rusak.
Proses hidrologi sangat mempengaruhi proses erosi dan sedimentasi. Erosi tanah
mempengaruhi produktivitas lahan kering yang biasanya mendominasi daerah
aliran sungai bagian hulu dan juga akan memberikan dampak negative di daerah
aliran sungai bagian hilir. Secara umum, terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-
faktor iklim (terutama intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi
penutup tanah, dan tataguna lahan (Purwadi, 2016).
Menurut Ponce (1989) dalam Hambali (2016) menyebutkan bahwa

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

sedimen adalah produk disintegrasi dan dekomposisi batuan. Disintegrasi


mencakup seluruh proses dimana batuan yang rusak/pecah menjadi butiran-
butiran kecil tanpa perubahan substansi kimiawi. Dekomposisi mengacu pada
pemecahan komponen mineral batuan oleh reaksi kimia. Dekomposisi mencakup
proses karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi. Karakteristik butiran mineral dapat
menggambarkan properti sedimen, antara lain ukuran (size), bentuk (shape), berat
volume (specific weight), berat jenis (specipfic gravity) dan kecepatan jatuh/endap
(fall velocity). Menurut Anwas (1994) dalam Hambali (2016) Sedimentasi adalah
peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau
angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai,
danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya
berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran air. Sedimentasi terjadi
apabila banyaknya sedimen yang terangkut lebih besar daripada kapasitas
sedimen yang ada. Sungai selalu berubah-ubah baik bentuk, aliran, pengangkutan
sedimen dan kekasaran dasar sungai, hal ini disebabkan karena faktor sifat-sifat
aliran air, sifat-sifat sedimen, dan pengaruh timbal balik (interaction) (Arifin,
2016).
pembagian angkutan sedimen, menurut sumber asal dan mekanisme
pengangkutannya dibedakan menjadi tiga yaitu muatan bilas ( wash load ), muatan
sedimen melayang ( suspended load ), dan muatan sedimen dasar ( bed load ).
Muatan sedimen melayang dapat dipandang sebagai maerial dasar sungai yang
melayang di dalam aliran sungai dan terdiri dari butiran – butiran pasir halus.
Selain dilihat dari segi ukura partikel, partikel sedimen melayang juga dapat
bergerak melayang di dalam aliran sungai yang memiliki airan turbuen, tetapi
apabila aliran sungai itu cenderung laminer maka konsentrasi sedimen yang
melayang akan berkurang dan akhirnya mengendap (Irawan, 2022)

Gambar 6.1 Ukuran Partikel Jenis Sedimen

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

Cara pengambilan sampel atau muatan sedimen suspensi menggunakan


teknik depth integrating yang merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk penentuan pengambilan sampel. Metode Integrasi Kedalaman ( Depth
Integrating Method ) merupakan teknik pengambilan sampel sedimen dengan cara
memasukkan langsung alat pengambilan sampel kedalam aliran sungai dengan
gerakan kebawah dan ditarik kembali keatas dengan kecepatan gerak yang sama
(Irawan, 2022).
Menurut Asdak ( 2007) rumus yang digunakan untuk menghitung besar
debit pada aliran sungai adalah sebagai berikut :

Q = debit aliran sungai


A = luas penampang sungai
V = Kecepatan aliran sungai
Kadar muatan suspensi menurut Pramono (2000) dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
Cs = kadar muatan suspensi (mg/lt
g1 = Berat filter kering kosong (mg)
g2 = Berat filet kering dan sedimen (mg)
V = Volume air contoh suspensi
Setelah diketahui kadar muatan suspensi dan debit aliran, maka debit suspensi
dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :
Qs = Debit muatan suspensi ( kg/dt)
Ci = Kadar muatan suspensi pada-i ( mg/lt)
Qi = Debit aliran pada-I (m3/dt)
(Irawan, 2022)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB II
METODOLOGI
I. Alat dan Bahan
1. Lapangan

Gambar 6.2 Current Meter Gambar 6.3 Tongkat Bambu


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.4 Meteran Gambar 6.5 Kalkulator


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.6 Alat Tulis Gambar 6.7 Botol Sampel


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

2. Laboratorium

Gambar 6.8 Gelas Ukur Gambar 6.9 Sampel


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.10 Kertas Saring Gambar 6.11 Timbangan


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

Gambar 6.12 Oven Gambar 6.13 Stopwatch


(Koleksi Pribadi) (Koleksi Pribadi)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

II. Langkah Kerja


1. Lapangan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan


digunakan dalam percobaan.

Gambar 6.14 Menyiapkan


alat dan bahan
(Koleksi Pribadi)

2. Mengukur lebar sungai menggunakan meteran


dari ujung ke ujung.

Gambar 6.15 Mengukur


lebar sungai
(Koleksi Pribadi)

3. Memasang tongkat dari pinggir kanan sungai


sampai pinggir kiri sungai sebanyak yang
dibutuhkan sebagai segmen.

Gambar 6.16 Menancap


tongkat sebagai segmen
(Koleksi Pribadi)

4. Mengukur kedalaman sungai dengan cara


mengukur panjang tongkat yang tercelup air
tiap masing-masing tongkat. Mengukur
panjang basah pada dasar permukaan sungai
dengan menggunakan meteran.

Gambar 6.17 Megukur


kedalaman
(Koleksi Pribadi)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

5. Mengukur deras arus sungai menggunakan


current meter untuk mengetahui kecepatan
5.sungai.
Menimbang massa piknometer berisi sampel
fluida air pada timbangan analitik

Gambar 6.18 Mengukur


arus sungai
(Koleksi Pribadi)

6. Mengukur lebar sungai dari titik sati ke titik


lainnya. Melakukan pengukuran pada dua titik
6. Menentukan
yang berbeda.massa jenis fluida isilangkah-
Menngulagi air
menggunakan rumus yang ada
langkahnya untuk mencari data area sungai

Gambar 6.19 Mengukur


volume air keluar
(Koleksi Pribadi)

7. Mengambil sampel air sesuai ketentuan SNI


menggunakan botol pada tiap-tiap titik.

Gambar 6.20 Mengambil


sampel air
(Koleksi Pribadi)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

2. Laboratorium

1. Menyaring sampel air berisi sedimen


melayang menggunakan kertas saring.

Gambar 6.21 Menyiapkan


alat dan bahan
(Koleksi Pribadi)

2. Memasukkan hasil saringan tadi ke dalam


oven lalu dipanggang dengan suhu dan waktu
tertentu.

Gambar 6.22 Memasukkan


kertas saring ke oven
(Koleksi Pribadi)

3. Mengeluarkan kertas saring dari oven dan


mendinginkannya. Lalu, menimbang kertas
saring gosong dan kertas saring berisi sedimen
agar dapat mengetahui massa sampel sedimen.

Gambar 6.23 Mendinginkan


dan menimbang kertas saring
(Koleksi Pribadi)

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB III
ISI

I. Perhitungan
1. Diketahui
Lebar sungai total = 5,94 m
Lebar sungai
a. Area A = 1,40 m
b. Area B = 1,60 m
c. Area C = 1,80 m
d. Area D = 1,76 m
Panjang Basah
a. Panjang Basah A = 1,41 m
b. Panjang Basah B = 1,62 m
c. Panjang Basah C = 1,80 m
d. Panjang Basah D = 1,76 m
e. Panjang Basah Total = 6,59 m
Panjang bambu basah
a. Bambu 1 = 0,17 m
b. Bambu 2 = 0,21 m
c. Bambu 3 = 0,20 m
d. Bambu 4 = 0,12 m
e. Bambu 5 = 0.08 m
Kecepatan
a. Kiri = 0,5 m/s
b. Tengah = 0,7 m/s
c. Kanan = 0,8 m/s
Berat kertas filter kosong = 0,853 g
Berat kertas filter berisi sedimen
a. Kiri = 1,139 g
b. Tengah = 1,158 g
c. Kanan = 1,174 g

SEDIMENTASI MELAYANG Nama : Ardiray Gussa Djundiarto


NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

2. Ditanyakan
a. Rata-rata kecepatan
b. Luas Penampang (A)
c. Debit (Q)
d. Berat Muatan Suspensi (Cs)
e. Debit Muatan Suspensi
f. Debit Muatan Suspensi Tahunan
3. Jawab
a. Rata-rata kecepatan
v1 + v2 + v3 + v4
V=
3

0,5 m/s + 0,7 m/s + 0,8 m/s


=
3
= 0,67 m/s
b. Luas Penampang (A)
(a+b)×t
A=
2
(a+b)
A1 = ×t
2
(0,21+0,17)
= ×1,4
2
= 0,266 m2
(a+b)
A2 = ×t
2
(0,21+0,2)
= ×1,6
2
= 0,328 m2
(a+b)
A3 = ×t
2
(0,2+0,12)
= ×1,8
2
= 0,128 m2
(a+b)
A4 = ×t
2
(0,08+0,12)
= ×1,7
2
SEDIMENTASI MELAYANG Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

= 0,008 m2
Atotal = A1 +A2 +A3 +A4
= 0,266+0,328+0,128+0,008
= 0,73 m2
- Rata – rata luas permukaan
0,266 m2 + 0,328 m2 + 0,128 m2 + 0,008 m2
=
4
= 0,183 m2
c. Debit (Q)

Q=A×v

= 0,183 m2 × 0,67 m/s


= 0,123 m3/s
= 12,3 × 10-2 m3/s
d. Berat Muatan Suspensi (C)
g2 - g1
R=
V

- Kiri
1,165 g - 0,853 g
=
0,600 L
= 0,520 g/L
- Tengah
1,142 g - 0,853 g
=
0,600 L
= 0,481 g/L
- Kanan
1,17 g - 0,853 g
=
0,600 L
= 0,528 g/L
- Rata – rata berat muatan suspensi
0,520g/L +0,481 g/L + 0,528 g/L
=
3
= 0,509 g/L

SEDIMENTASI MELAYANG Nama : Ardiray Gussa Djundiarto


NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

e. Debit Muatan Suspensi (Qs)

Qs = 0,0864 × C × Q

= 0,0864 × 0,509 g/L × 12,3 × 10-2 m3/s


= 5,4 × 10-3 g/s
f. Debit Muatan Suspensi Tahunan

M = Qs × 365 × 24 × 3600

= 5,4 × 10-3 g/s × 365 × 24 × 3600


= 170294,4 g/tahun
= 170,2944 ton/tahun

SEDIMENTASI MELAYANG Nama : Ardiray Gussa Djundiarto


NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

II. Pembahasan
Praktikum mekanika fluida pada acara keenam ini membahas mengenai
sedimentasi melayang. Sedimen melayang sendiri termasuk dalam salah satu
mekanisme pengangkutan di mana material-material yang dibawanya cenderung
berukuran kecil. Tempat yang digunakan untuk mengukur besarnya sedimen
melayang ini haruslah mempunyai aliran yang relatif lurus, berpenampang regular
dan stabil, tidak terdapat vegetasi, dan tidak ada pengaruh dari air balik, serta jauh
dari cabang. Praktikum sedimentasi melayang dilakukan untuk membuktikan
proses transportasi sedimen pada suatu alitan. Sedimen melayang adulah sedimen
yang bergerak melayang di atas permukaan dasar sungai. Pengambilannya
berlawanan arah dengan arah aliran sungai. Untuk pengukuran pada acara keenam
ini dilakukan pada sungai Kalikuning, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kondisi air dari sungai tersebut terlihat cukup keruh, serta
memiliki arus yang cukup deras.
Pelaksanaan dari pengukuran sedimen melayang dilakukan di dua tempat,
yang pertama dilakukan di lapangan guna mengukur panjang penampang,
kedalaman, dan kecepatan arus sungai dan yang kedua dilakukan di laboratorium
untuk mendapatkan data dari material sampel sedimen melayang. Percobaan
labolatorium dimaksudkan untuk menghitung jumlah nilai kadar muatan suspensi
dan kadar muatan suspensi. Nilai kadar suspensi yaitu perbandingan antara berat
sedimen dengan volume air yang bernilai . Nilai debit muatan suspensi adalah
debit dari sedimen yang teangkut yang bernilai. Nilai kadar muatan suspensi (Cs)
dan debit muatan aliran(Qs) berbanding lurus semakin tinggi nilai kadar muatan
suspensi akan menaikkan nilai debit muatan aliran. Semakin banyak sedimen pada
aliran maka sedimen yang terpindahkan akan semakin tinggi, namun jumlah
sedimen yang terpindahkan juga dipengaruhi oleh debit aliran. Jumlah sedimen
yang banyak namun debit aliran yang kecil bisa saja menyebabkan sedimen
tersebut tidak dapat terangkut dan mengalami pengendapan ataupun sedimentasi.
Sedimen yang tidak terangkut dapat menyebabkan pendangkalan sistem aliran dan
menyebabkan mengecilnya nilai luas penampang.
Di lapangan didapatkan hasil luas penampang sebesar 0,73 m2 dan
kecepatan arusnya 0,67 m/s sehingga diketahui debitnya sebesar 12,3 x 10-2 m3/s.
Setelah itu, dilakukan perhitungan di laboratorium yaitu berat muatan suspensi

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

(Cs) yang di dapat sebesar 0,520 g/L, 0,481 g/L, dan 0,528 g/L. Perhitungan debit
muatan suspensi (Qs) yang di dapat sebesar 5,4 x 10-3 g/s. Debit muatan suspensi
dalam tahun (M) yang di dapat hasil 170,2944 ton/tahun.
Hubungan ukuran partikel dengan proses sedimentasi yakni berkaitan
dengan kemampuan aliran air untuk menghancurkan dan memindahkan bahan
sedimen. Proses perpindahan dan pengendapan material sedimen dapat berjalan
dengan mudah apabila ukuran partikel sedimennya kecil karena lebih mudah
berpindah akibat aksi gelombang atau pergerakan arus dibandingkan dengan
partikel sedimen dengan ukuran butir yang lebih besar. Partikel yang berukuran
besar akan jatuh di dasar aliran sedangkan partikel yang lebih ringan akan
terangkut oleh aliran sungai menuju tempat yang lebih rendah. Kondisi ini dapat
digambarkan dengan klasifikasi mekanisme pengangkutan sedimen, pertama
menurut Soewarno (1991) yakni muatan bilas (wash load) yang berarti partikel
partikel halus berupa lempung (silt) dan debu (dust) akan terbawa oleh aliran dari
hulu menuju muaranya. Kedua menurut Irawan (2020), muatan sedimen melayang
(suspended load) berupa material dasar sungai yang dapat bergerak melayang di
dalam aliran sungai karena ukuran materialnya pasir halus, terakhir menurut
Asdak (2010) yakni muatan sedimen dasar (bed load) dengan ukuran partikelnya
lebih besar dari pasir, seperti kerikil (gravel) yang bergerak dengan cara merayap
di dasar sungai.
Faktor - faktor yang mempengaruhi banyaknya sedimen melayang di suatu
aliran saluran diantaranya lokasi saluran , kecepatan aliran , jenis aliran , adanya
hujan atau tidak , dan jenis saluran alami atau buatan. Bagian hulu umumnya
memiliki kemiringan lereng yang besar, mengakibatkan kecepatan aliran tinggi
dan kemungkinan terjadinya pengikisan material pada saluran lebih besar. Saluran
tempat pengambilan data tidak terletak di hulu sehingga material sedimen yang
terangkut dalam aliran tidak terlalu besar dan cenderung halus . Hal tersebut
karena perbedaan ketinggian di saluran yang kecil, menyebabkan
pengangkutannya dibagi menjadi muatan bilas, muatan sedimen melayang, dan
muatan sedimen dasar. Muatan sedimen melayang termasuk partikel yang berada
di dalam aliran sungai berupa partikel dengan berbagai ukuran , tergantung dari
kecepatan aliran dan jenis aliran . Sedimen dihasilkan oleh proses erosi , dimana
sedimen dapat terbawa aliran dan terendapkan. Bila kecepatan aliran tidak besar

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

maka aliran tidak dapat membawa partikel sehingga terendapkan pada dasar
saluran dikenal dengan proses sedimentasi . Sebaliknya bila kecepatan aliran besar
, maka partikel – partikel tersebut akan terbawa aliran mengikuti saluran. Selain
itu jenis aliran juga mempengaruhi banyaknya muatan sedimen melayang dalam
suatu saluran . Jenis aliran turbulen memberikan arus besar untuk mengikis
material dan membawa muatan sedimen . Sementara jenis aliran laminer lebih
tenang dengan kecepatan aliran rendah tidak cukup untuk mengikis material dan
meningkatan kemungkinan material mengalami pengendapan di dasar saluran.
Salah satu faktor semakin besarnya muatan sedimen suspensi ialah debit
suatu aliran, Semakin besar debit aliran, maka semakin banyak pula sedimen
suspensi yang akan terangkut. pada proses ini dapat terpengaruh seperti adanya
sampah maupun vegetasi yang ada pada sungai menyebabkan proses transportasi
material terganggu, sehingga material yang seharusnya masih bisa terbawa alıran
air mengalami pengendapan. Jumlah limpasan air hujan juga berpengaruh
terhadap banyaknya sedimen, hal ini dikarenakan hujan menyebakan erosi pada
tepian sungai sehingga material tersebut ikut tertansportasi bersama dengan aliran
lain atau material yang berukuran besar akan jatuh di dasar sungai sedangkan
material yang lebih ringan akan terbawa oleh aliran sungai. Hujan juga
menyebabkan kenaikan tinggi muka air dan bertambahnya debit aliran.
Aplikasi dari acara keenam mengenai sedimen melayang ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya daerah yang rawan banjir. Dengan
mengkaitkan faktor-faktor yang memengaruhi dengan keadaan yang sebenarnya
di lapangan kita dapat mengetahui besar kecilnya material sedimen yang terangkut
serta bagaimana proses terjadinya sedimentasi. Jika di suatu tempat terdapat curah
hujan yang tinggi, laju intensitas erosi yang tinggi, resistensi batuan yang lemah
maka dapat dianalisis bahwa nantinya akan terdapat endapan-endapan material
sedimen pada akhir proses sedimentasi. Kemudian dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya jumlah angkutan sedimen di mana hal ini merupakan salah
satu tujuan dari berbagai keahlian seperti ahli teknik (engineers), ahli hidrologi
(hydrologist), ahli sedimen (sedimentologist).
Studi kasus yang dapat diambil adalah bencana banjir di
Jalan Mahar Martanegara, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi
Tengah, Kota Cimahi. banjir yang menerjang sekitar Jalan Mahar Martanegara

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

tersebut akibat aliran Sungai Ciputri meluap, hal tersebut


dikarenakan hujan deras yang mengguyur Kota Cimahi dengan intensitas tinggi
dan waktu yang lama menyebabkan debit air meningkat. Sungai tersebut sering
meluap ketika hujan deras dengan durasi hujan yang lama dikarenakan lebar
sungainya sempit oleh bangunan dan sedimen dan ditambah ada limpasan air dari
daerah atas.

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum mekanika fluida acara keenam mengenai
sedimentasi melayang dapat disimpulkan, bahwa :
1. Praktikum dilakukan di Kalikuning, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui luas penampang dan debit air
dari lapangan, berat muatan suspensi, debit muatan suspensi, dan debit muatan
suspensi dalam tahun pada laboratorium.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi, antara lain curah hujan, resistansi batuan,
serta vegetasi sekitar sungai.
4. Aplikasi dari acara keenam ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah
yang rawan banjir berdasarkan tingkat hasil pengendapan sedimentasinya,
dapat digunakan untuk memprediksi besarnya jumlah angkutan sedimen, dan
memprediksi masa pakai dari sebuah bendungan di sungai, serta untuk
mempelajari laju erosi dan perubahan lingkungan.
II. Saran
Berdasarkan praktikum mekanika fluida acara keenam ini, beberapa saran
bagi praktikum selanjutnya, yaitu:
1. Sebaiknya saat praktikum lapangan, alat yang dibutuhkan disiapkan terlebih
dahulu.
2. Pengambilan sampel agar sesuai dengan ketentuan agar data sesuai dengan
yang dibutuhkan.
3. Berhati - hati dan teliti dalam menggunakan alat praktikum agar bisa berjalan
sesuai fungsinya.

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Inan Najiah, Dkk. 2016. Analisis Profil Sedimen Melayang Dan Pendugaan
Laju Sedimentasi Pada Saluran Sekunder Lonrong Daerah Irigasi Bissua Kab.
Gowa. Jurnal AgriTechno. 9 (2), 92-99.
Hambali, Roby, Dkk. 2016. Studi Karakteristik Sedimen Dan Laju Sedimentasi Sungai
Daeng – Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Fropil. 4 (2), 165-174.
Irawan, Agus Bambang. 2022. Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Purwadi, Ofik Taufik, Dkk. 2016. Analisis Sedimentasi di Sungai Way Besai. Jurnal
Rekayasa. 20 (3), 167-178.

KEKERASAN SUNGAI
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

LAMPIRAN

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5
2022/2023

SEDIMENTASI MELAYANG
Nama : Ardiray Gussa Djundiarto
NIM : 114210023
Kel :5

Anda mungkin juga menyukai