Anda di halaman 1dari 12

“VOLUME DAN GENANGAN”

ACARA 5

Dosen Pengampu:

Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Asisten Praktikum:

Gunawan Triyono; Nur Afifah

Disusun Oleh :

Kelompok : Lima (5)

Nama : Izha Tun Nisa Suparno

NIM : 220721600271

Mata Kuliah : Hidrologi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

DEPARTEMEN GEOGRAFI

2022
1. TUJUAN
Mahasiswa dapat menghitung luas dan volume genangan

2. DASAR TEORI
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam laporan-laporan
teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran.
Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respons adanya perubahan
karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya
kegiatan pengelolaan DAS) dan/atau adanya perubahan (fluktuasi musiman
atau tahunan) iklim lokal. Berikut ini akan dikemukakan cara pengukuran
debit, alat, atau bangunan yang digunakan untuk mengukur besarnya debit serta
metode prakiraan besarnya debit berdasarkan persamaan-persamaan empiris.
Cara pengukuran debit aliran akan dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran
debit untuk sungai-sungai yang berukuran kecil hingga sedang dan untuk
sungai-sungai besar yang banyak dijumpai di pulau-pulau di luar Jawa.(Asdak,
2022)
Lahan tertutup pada suatu kawasan tidak bisa meresapkan air hujan yang turun,
sehingga air hujan langsung melimpas menjadi limpasan permukaan (run off)
dan menyebabkan genangan pada kawasan tersebut. Kondisi saluran drainasi
yang tidak mampu menampung debit banjir rancangan suatu kawasan juga
menyebabkan terjadinya genangan. Kondisi tersebut menyebabkan airtanah
kekurangan pasokan dan jika keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
akan terjadi penurunan muka airtanah dan juga penurunan debit sumbersumber
mata air di suatu kawasan selain terjadinya genangan air. Studi ini bertujuan
untuk merencanakan suatu sistem drainasi yang berwawasan lingkungan yaitu
berupa teknologi sumur-sumur resapan yang berfungsi ganda, selain mereduksi
genangan yang terjadi, juga meresapkan air hujan, sehingga dapat mengisi
airtanah secara buatan (artificial recharge)(Bisri & Prastya, 2019).Salah satu
teknik konservasi air dikawasan pemukiman adalah dengan "sistem
drainasi air hujan berwawasan lingkungan" yaitu yang dalam
implementasinya adalah dengan sistem resapan (Sunjoto, 1988). Pada
umumnya teknik resapan ini adalah berupa sumur yang berfungsi bukan
sebagai sumur eksploitasi namun sebagai sumur pengisian (recharge
well). Namun, metode ini kurang efektif pada beberapa kawasan. Oleh sebab
itu, perlu digunakan teknik lain yang berupa saluran porus dimana
kedalaman minimal air tanah adalah 3 m. Teknik ini merupakan suatu
konstruksi yang berfungsi menampung serta meresapkan air kedalam tanah
melalui media porus. Konsep perhitungan resapan pada saluran porus
adalah selain air yang masuk tertampung di dalam saluran juga sekaligus
terjadi resapan ke dalam tanah.(Andawayanti & Prasetyorini, 2012).

3. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1) Laptop
2) Spidol OPF
3) Papan ujian
4) Selotip
5) Gunting
6) Handsanitizer(sebangai penghapus)
B. BAHAN
1) Kertas HVS
2) Plastik transparan
3) Kertas milimeterblok
4. LANGKAH KERJA
1) Siapkan peta kontur yang sudah di print sebelumnya;
2) Menyalin peta kontur yang sudah di print ke plastik transparan
3) Setelah itu menjiplak peta kontur pada plastik transparan ke kerta
Milimeterblok
4) Menentukan skala angka pada peta kontur
5) Menghitung luas genangan;
6) Menghitung volume genangan
5. DIAGRAM ALIR

Peta kontur
genangan air

menyalin pada menyalin pada


plastik kertas
transparan milimeterblok

menentukan
menentukan menentukan
volume
skala angka luas genangan
genangan

7. PEMBAHASAN
Genangan adalah sebuah kandungan cairan kecil, biasanya air, di sebuah
permukaan. Genangan dapat terbentuk lewat pengisian air dalam sebuah cekungan
permukaan, atau oleh tegangan permukaan di atas permukaan datar. Genangan
umumnya bersifat dangkal untuk dilangkahi, dan terlalu kecil untuk dilewati
perahu atau rakit. Berdasarkan morfometri waduk, awal penggenangan ditentukan
tempat pengamatan produktivitas primer perairan waduk. Tingkat produktivitas
primer perairan waduk dapat digunakan sebagai dasar dalam mengetahui potensi
produktivitas perairan. Morfometri adalah nilai kuantitatif dari parameter-
parameter yang terkandung pada suatu daerah aliran sungai (DAS) atau danau
(Welch, 1952). Penentuan karakteristik danau dilakukan dengan mengukur
morfometri danau. Pengukuran morfometri sebuah perairan membutuhkan rairan
membutuhkan bantuan peta topografi. Peta topografi tersebut akan memberikan
gambaran tentang ketinggian dasar danau. Parameter morfometri terdiri dari
panjang, lebar, kedalaman, luas area, volume, keliling garis pantai, dan shore
development (Cole 1993).Pada praktikum kali ini, peneliti membahas mengenai
luas dan volume genangan. Data perhitungan luas genangan didapatkan melalui
pengamatan peta kontur pada setiap elevasinya. Peta kontur Bathymeter adalah
sebuah peta yang menggambarkan kedalaman laut dan disajikan dengan
menggunakan garis kontur kedalaman. Peneliti menghitung data luasan pada titik
kontur 100 sampai dengan titik kontur 160. Diketahui bahwa setiap titik kontur
memiliki luas genangan pada elevasi kedalaman yang berbeda - beda. Hasil
perhitungan luas genangan yang didapatkan bergantung pada luasan garis kontur
tersebut. Semakin luas konturnya, maka luas genangan air yang tergenang pada
danau tersebut semakin luas. Dari perhitungan yang telah dilakukan peneliti, data
pertama yaitu pada ketinggian kontur 100m, didapatkan hasil luas genangan
sebesar 452.500.000m². Pada perhitungan kontur yang kedua yaitu pada
ketinggian kontur 110m, diperoleh hasil luas genangan sebesar 350.000.000m².
Pada perhitungan kontur yang ketiga yaitu pada ketinggian kontur 120m,
diperoleh hasil luas genangan sebesar 277.500.000m². Pada perhitungan kontur
yang keempat yaitu pada ketinggian kontur 130m, diperoleh hasil luas genangan
sebesar 210.000.000m². Pada perhitungan kontur yang kelima yaitu pada
ketinggian kontur 140m, diperoleh hasil luas genangan sebesar 157.500.000m².
Pada perhitungan kontur yang keenam yaitu pada ketinggian kontur 150m,
diperoleh hasil luas genangan sebesar 90.000.000m². Dan yang terakhir, pada
perhitungan kontur yang tujuh yaitu pada ketinggian kontur 160m, diperoleh hasil
luas genangan sebesar 32.500.000m². Dari semua hasil perhitungan luas genangan
tersebut, dapat diketahui bahwa volume genangan yang dapat ditampung danau
yakni sebesar 3.053.500.000 m³. (Izha, 2022) Air yang tertampung pada danau
biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari masyarakat sekitarnya.
Pemanfaatan air danau tersebut seperti untuk kepentingan irigasi lahan pertanian
sekitar, juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
yang dikelola melalui melimpahnya suplai air pada danau tersebut. Perhitungan
volume yang didapatkan peneliti meindentifikasikan bahwa danau dapat
menampung jumlah kapasitas air yang sangat banyak, sehingga danau tersebut
dapat juga dimanfaatkan sebagai penampungan air hujan untuk digaunakan saat
musim kemarau. Dan juga, dengan kapasitas yang sangat besar tersebut, danau
akan dapat menampung jumlah air yang banyak, sehingga meminimalisir luapan
air yang dapat menyebabkan banjir

8. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, peneliti telah mampu menjelaskan dan menganalisis hasil
perhitungan luas dan volume genangan berdasarkan data-data yang ada. Hasil
perhitungan ketinggian kontur dan luas genangan yang didapatkan peneliti antara
lain: Pada kontur ketinggian 100 =452.500.000m². Pada kontur ketinggian 110
=350.000.000m². Pada kontur ketinggian 120 = 277.500.000m². Pada kontur
ketinggian 130 =210.000.000m². Pada kontur ketinggian 140 = 157.500.000m².
Pada kontur ketinggian 150 = 90.000.000m². Pada kontur ketinggian 160 =
32.500.000m². Dan didapatkan volume genangan sebesar 3.053.500.000 m³.
Dengan indentifikasi volume genangan sangat besar dan dapat menampung
jumlah air yang banyak.

9. DAFTAR PUSTAKA
Andawayanti, U., & Prasetyorini, L. (2012). Analisis Volume Genangan Terhadap
Perubahan Penggunaan Lahan dan Penanggulangannya Berbasis Konservasi
Lingkungan (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen). Jurnal Teknik Pengairan
Asdak, C. (2022). Hidrologi dan Pengelolaan DAS (Cetakan ke). Gadjah Mada
University Press.
Bisri, M., & Prastya, A. N. (2019). Imbuhan Air Tanah Buatan Untuk Mereduksi
Genangan (Studi Kasus di Kecamatan Batu Kota Batu) Analytical Hierarchy
Process (AHP). Jurnal Rekayasa Sipil, 3(1), 77–90.
Ahmed, S. dan A. Zlate 2012. Capital flows to emerging market economies: A
brave new world Hyperlink reference not valid. URL:
ttps://newworld/234/paper. Diakses tanggal 18 Juni 2013.
Bambang. 2015. Karakter Iklim Kambang Berdasarkan Analisis Iklim Muson
Timur dan Aspek Biofisik. Jurnal Daur Lingkungan, 3(2), 38-41.
Michael, R 2011. Integrating innovation into enterprise architecture
management. Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-
schafts Informatik.16-18February 2011, Zurich, Swiss. pp.776-786.
Soegandhi 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa
Timur. Tesis.Fakultas Ekonomi Universitas Joyonegoro, Surabaya.

Ini contoh yak temen-temen

Syarat Laporan
Margin: 4 (kiri), 3 (atas, bawah, kanan)
Font: Times New Roman
Jarak Paragaf 1,5
Rata Kanan Kiri
Dan Yang terpenting Rapih

Anda mungkin juga menyukai