MODUL PRAKTIKUM
Hidrologi
2022
Penyusun
Laboratorium Studio
Pendidikan Geografi
DELINIASI DAS
1.1 Tujuan
Agar mahasiswa mampu menentukan batas Deliniasi Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan agar mahasiswa mampu menggambarkan alur sungai yang terdapat dalam
DAS.
Tanah longsor, bencana banjir dan kekeringan silih berganti terjadi di suatu
wilayah merupakan dampak negatif kegiatan manusia pada suatu DAS. Keadaan
sosial ekonomi penduduk setempat berpengaruh mutlak dalam berlangsungnya
ekosistem DAS, rendahnya taraf ekonomi masyarakat memaksa lahan disekitarnya
untuk dijadikan lahan produktif. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia
telah menyebabkan DAS gagal menjalankan fungsinya sebagai penampung air hujan
yang jatuh dari langit, menyimpan dan mendistribusikan air tersebut ke saluran-saluran
atau sungai.
Daerah Aliran Sungai bisanya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian hulu,
bagian tengah dan bagian hilir (Asdak, 1995: 11). Secara biogeofisik Hartono (2008:
71) menjelaskan sebagi berikut:
1. Daerah hulu sungai
Derah hulu mempunyai ciri – ciri :
a. Proses pendalaman lembah sepanjang aliran sungai
2. Luas DAS
Luas DAS merupakan luas keseluruhan DAS sebagai suatu sistem sungai
dan ditentukan berdasarkan pola kontur. Garis batas antar DAS adalah
punggungan bukit yang dapat membagi dan memisahkan air hujan ke masing-
masing DAS. Dalam pengukuran luas bisa menggunakan berbagai cara/metode
pengukuran luas peta. Metode yang paling sering digunakan adalah metode
segiempat (gridsquare). Pengukuran luas dengan metode segiempat ini
dilakukan dengan cara membuat petak-petak/kotak bujur sangkar pada daerah
yang akan dihitung luasnya. Untuk praktisnya, daerah yang akan dihitung luasnya
digambarkan pada kertas milimeter. Terdapat aturan dalam pembulatan petak
yang terpotong yaitu:
- Jika petak tersebut terpotong kurang dari setengah atau maksimal
setengah, maka tetap dihitung satu.
- Jika petak terpotong lebih dari setengah, maka tidak dihitung.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan keseimbangan, harus
ada penyesuaian antara kotak yang dibulatkan dengan yang dihilangkan.
Sedapat mungkin, kotak yang dihilangkan sama atau seimbang dengan
daerah yang dibulatkan. Untuk menghitung luas DAS dapat dihitung
b. Rectangular
Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya
membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang
pada daerah rekahan dan patahan.
c. Paralel
Anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada
sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut.
Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal,
isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
d. Trellis
Percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-
sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen
terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan
resisten.
e. Deranged
Pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang
arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial
bagian bawah.
g. Radial Centripetal
Sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di
kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
Orde sungai adalah nomor urut setiap segmen sungai terhadap sungai
induknya. Metode penentuan orde sungai yang banyak digunakan adalah Strahler.
Sungai orde 1 menurut Starhler adalah anak-anak sungai yang letaknya paling
ujung dan dianggap sebagai sumber mata air pertama dari anak sungai tersebut.
Segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari orde yang setingkat adalah orde
2, dan segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari dua orde sungai yang tidak
setingkat adalah orde sungai yang lebih tinggi. Ilustrasi dari penggunaan metode
Strahler tersebut dapat dilihat pada gambar 2. Metode lain dalam penentuan orde
sungai ini antara lain adalah metode Horton, Shreve, dan Scheideger
2.1 Tujuan
Pelaksanaan praktek lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui kecepatan
arus sungai dan untuk mengetahui pola-pola aliran sungai.
LUAS PENAMPANG
3.1 Tujuan
Tujuan dilakukan pengukuran sungai di Desa Tibo untuk mengetahuiluas
penampang sungai , dari hulu, tengah dan sampai ke hilir.
DEBIT
4.1 Tujuan
Untuk mengetahui luas penampang sungai di daerah Oloboju. Untuk dapat
mengetahui kecepatan arus pada sungai, Untuk dapat mengetahui besar volume air
tiap satuan waktu pada sungai tersebut.
𝑄 = 𝐴×𝑉
KUALITAS AIR
5.1 Tujuan
Untuk mengetahui keberadaan unsur besi dan unsur lainnya pada sampel air.
2. EC Meter
EC singkatan dari “Electrical Conductivity” alat ini digunakan untuk mengukur
kepekatan suatu larutan (dalam hal ini adalah larutan nutrisi hidroponik). TDS Meter
dan EC Meter sebenarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk mengukur kepekatan
suatu larutan nutrisi hidroponik. Hanya saja pengukurannya menggunakan unit yang
berbeda, TDS untuk mengukur konsentrasi atau jumlah partikel terlarut sedangkan EC
untuk mengukur nilai konduktivitasnya. EC Meter merupakan alternatif dari TDS
Meter untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. EC Meter dan TDS
Meter sama-sama bisa digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi
hidroponik, jika tidak ada TDS Meter anda bisa menggunakan EC Meter, atau
sebaliknya.
3. PH Meter
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan (pH) suatu benda baik padat maupun cair. Dalam hal tanam menanam PH
meter berfungsi untuk mengukur nilai pH media tanam baik media non tanah maupun
media tanah dan untuk mengukur pH larutan nutrisi hidroponik. pH air diukur sebelum
dan sesudah dilakukan penambahan nutrisi hidroponik. Pengukuran pH ditentukan
dengan angka 1 hingga 14,dimana angka 7 menunjukkan pH netral. Sedangkan angka
dibawah 7 hingga angka 1 menunjukkan kondisi asam dan angka diatas 7 hingga 14
adalah basa.
Beberapa parameter tersebut sangatlah penting untuk diuji dalam pembuatan air
minum dalam kemasan salah satunya adalah pH. Air minum yang baik memiliki pH
yang berkisar dari 6 hingga 8.5. Hal ini diungkapkan oleh World Health Organization
(WHO) bahwa jika air minum yang dikonsumsi terlampau basa (pH> 8.5) maka dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan jaringan bahkan mengalami gangguan
gastrointernal. Sebaliknya, bila pH terlampau asam (pH<4) maka hal yang sama akan
terjadi. Hal ini akan sangat berbahaya, sehingga air minum dalam kemasan diproses
Modul Praktikum Hidrologi 18
sedemikian rupa sehingga kontaminan yang ada di dalamnya dapat diminimalisir dan
aman untuk dikonsumsi.
Beberapa cara untuk menaikan nilai pH adalah dengan cara menambahkan calsium
atau magnesium carbonate (CaCO3 atau MgCO3). Penambahan ini dapat dilakukan
pada monitoring pH pada saat sebelum memasuki tahap desinfektasi. Hal ini karena pH
memiliki peran penting dalam proses desinfektasi mikroorganisme. Penggunaan calsium
atau magnesium carbonate tidak hanya untuk menaikkan pH namun juga dapat
memperkaya mineral sehat yang ada dalam air.
Selain pH, parameter yang harus untuk dilakukan monitoring adalah Total
Dissolved Solid (TDS) atau total zat terlarut. Jika untuk range pH air minum yang baik
berkisar pada 6,0 – 8,5 lain halnya dengan parameter TDS yang tidak boleh melebihi
500 ppm. Hal ini dikarenakan parameter TDS juga melambangkan mineral yang
terkandung di dalam air. Mineral-mineral ini dapat digolongkan menjadi 2, yaitu yang
berbahaya seperti arsenik, sulfat, bromida, mangan dan lainnya serta yang baik bagi
tubuh seperti calsium dan magnesium. Nilai TDS haruslah dimonitoring karena
parameter ini akan mempengaruhi rasa pada air yang dikonsumsi. Barikut adalah
klasifikasi untuk nilai TDS air.
Tabel 1. Nilai TDS terhadap kulitas air
Nilai TDS (ppm) Kualitas Air
< 500 Sangat baik
500-750 Baik
750-1000 Sedang
1000 - 1250 Buruk
> 1250 Sangat buruk
Sumber: PP No. 22 Tahun 2021
5.4 Cara Kerja
1. Menentukan lokasi yang akan diambil sampel airnya minimal 5 lokasi yang
berbeda.
2. Setelah 5 lokasi ditentukan, ambil sampel air dari masing-masing lokasi dengan
botol sampel.
3. Ukur air tersebut menggunakan alat TDS meter.
4. Amati angka yang keluar dari TDS, kemudian sesuaikan kualitas air yang ada
ditabel tabel.