Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Latar Belakang
DAS (watershed atau drainage basin) adalah suatu area dipermukaan bumi yang
didalamnya terdapat sistem pengaliran yang terdiri dari satu sungai utama (main stream) dan
beberapa anak cabangya (tributaries), yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan
mengalirkan air melalui satu outlet (Ritter, 2003). Lebih lanjut diterangkan bahwa DAS adalah
daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang melaluinya menghubungkan titik-titik tertinggi
yang membatasi cekungan pengairan. Dalam suatu . Pengertian lain dari DAS adalah daerah yang
mensuplai sungai dengan air dan sedimen yang berupa suatu cekungan yang dibatasi oleh garis
pemisah air. Garis pemisah air adalah garis yang DAS sungainya baik sungai utama, cabang dan
rantingnya secara keseluruhan membentuk pola jaringan. Biasanya pola ini dikontrol oleh struktur
geologi dari daerah yang dikeringkannya. Sungai dan anak-anak sungai tersebut berfungsi untuk
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber air
lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan hukum alam di
sekelilingnya sesuai dengan keseimbangan daerah tersebut.
Tujuan
Tujuan praktikum morfometri DAS yaitu untuk mengetahui dan menganalisis morfometri
DAS
Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa dapat membatasi DAS, menghitung
panjang sungai, menghitung kerapatan DAS, dapat memahami pola aliran DAS dan dapat
membuat penampang melintang DAS.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu peta jaringan sungai, peta rupa
bumi skala 1:50.000, kertas kalkir, penggaris, kalkulator, selotip, dan alat tulis.
Cara Kerja
Dari peta, tentukan wilayah yang akan digambar, gambar aliran sungai dan kontur.
Tentukan batas DAS dari jaringan sungai tersebut Hitung orde sungai, jumlahkan nilai per orde.
Dengan menggunakan benag, hitung panjang tiap orde sungai. Diketahui skala peta 1:25000 (1cm
dilapang = 25000 cm dipeta, 1 cm = 0,25 km dilapangan ).
Hitung :
1.
Rasio Cabang : RB = N(w-1)/ N(w)
2.
Rasio Panjang : RL = L(w)/L(W-1)
3.
Dimensi Fraktal : d = log RB/RL
4.
Panjang sungai utama : L =1,4 A d A =r2
5.
Kerapatan DAS : D= Lu/A

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan
No
1
2
3

5
6
7
8

Peubah
L Maximum
L Rata-rata
Jumlah Orde
1
2
3

Nilai
18.6 Km
1.18Km
12buah
3buah
4buah

RL
1-2
2-3

0.1
1.2

RB
1-2
2-3

4
0.75

Luas (Au)
d
1-2
2-3

89.6 Km

1.67Km/Km2

1.6
-0.2

Contoh Perhitungan :
1.

Panjang Rata-rata
=

= 0.1
3.

Perhitungan Rasio Percabangan Orde

=
RB1-2 =
= 1.18 Km
2.

Perhitungan Rasio Panjang Orde


=
RL1-2 =
=
=
4.

=4
Perhitungan Dimensi Fraktal

D1-2 =

A= 2
Ad
= 3.14(2.07)2
(13.45)1.6
= 13.45 Km2
= 89.6 km

= log 40
= 1.6
5.

L = 1.4 *
= 1.4 *

Perhitungan Panjang Sungai Utama


6.

Keliling DAS = 52 cm
2 r

= 52 cm

Perhitungan Kerapatan DAS

D=

=
= 1.67 Km/Km2

8.28

cm=2.07 km

Pembahasan
Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah yang
dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir
melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan
hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan
sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001).
Untuk dapat mengetahui keberhasilan pengelolaan DAS, informasi mengenai
karakteristik fisik DAS yang sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan keadaan jaringan sungai
secara kuantitatif diistilahkan sebagai morfometri suatu DAS merupakan hal yang harus
dikuasai. Morfometri DAS sangat ditentukan oleh kondisi fisiografi dan iklim terutama
hujan. Sifat morfometri antara lain : pola aliran sungai, bentuk DAS, elevasi dan
kemiringan DAS (Priyono dan Savitri,1997).
Karakteristik DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh
parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi, vegetasi,
penggunaan lahan, hidrologi dan aktivitas manusia.
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait
dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses pengatusan
(drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter tersebut adalah luas DAS, bentuk
DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman sungai.
Karakteristik DAS meliputi beberapa variabel yang dapat diperoleh melalui pengukuran
langsung, data sekunder, peta, dan dari data penginderaan jauh (remote sensing) (Seyhan 1990).
Beberapa karakteristik Morofometri DAS antara lain :
1. Luas, Panjang dan Lebar DAS.
Luas DAS diukur pada foto udara, peta topografi dan peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) atau peta-peta planimetri yang telah didelineasi batasbatas yang akan diukur luasnya
sampai tingkat Sub DAS (hidrologi) dan kecamatan (administratif) dengan menggunakan
planimete dan digitasi pada sistem SIG. Luas, panjang, serta lebar sungai untuk setiap

DAS berbeda -beda. Garis batas daerah-daerah aliran yang berdampingan disebut batas
daerah pengaliran. Luas daerah sungai diperkirakan dengan pengukuran daerah itu pada peta
topografi (Sosrodarsono dan Takeda, 2003). DAS dengan bentuk sempit dan memanjang
mempunyai bentuk hidrograf aliran yang landai, sebaliknya DAS yang mempunyai bentuk
yang melebar mempunyai hidrograf aliran lebih meruncing (Priyono dan Savitri, 1997).
2. Bentuk DAS
Bentuk suatu daerah aliran mempengaruhi hidrograf aliran sungai dan debit aliran
puncak. Banyak yang telah dilakukan untuk mengembangkan suatu faktor yang
menggambarkan bentuk daerah aliran melalui suatu indeks numerik tunggal. Daerah aliran
cenderung berbentuk bidang bulat seperti buah pear, namun aspek geologis
menimbulkan sejumlah penyimpangan yang patut diperhatikan (Hidayah, 2008).
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2003) koefisien bentuk DAS dapat dihitung
melalui perbandingan antara luas DAS dengan kuadrat panjang sungai utama Bentuk DAS
memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil
dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar atau melingkar.
Hal ini terjadi karena konsentrasi DAS yang memanjang lebih lama dibandingkan
dengan DAS yang berbentuk melebar atau melingkar, sehingga terjadinya konsentrasi air di
titik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan volume aliran permukaan
(Asdak, 1995). Sebagai konsekuensinya konsentrasi air pada DAS bentuk bulu burung akan
lebih rendah dibanding bentuk circular (Hidayah 2008).
3. Orde dan Tingkat Percabangan Sungai
Metode kuantitatif untuk mengklasifikasikan sungai dalam DAS adalah
pemberian orde sungai maupun cabang-cabangnya secara sistematis. Orde sungai adalah
posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu
DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula
DASnya dan akan semakin panjang pula alur sungainya. Berdasarkan Metode Strahler, alur
sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama (orde 1),
pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya sampai pada
sungai utama ditandai dengan nomer orde yang paling besar (Hidayah 2008).

4.

Kerapatan Sungai
Kerapatan sungai adalah suatu indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai
dalam suatu daerah pengaliran. Kerapatan sungai rendah terlihat pada daerah dengan jenis
tanah yang tahan terhadap erosi atau sangat permeable dan bila reliefnya kecil. Nilai yang
tinggi dapat terjadi pada tanah yang mudah tererosi atau relatif kedap air, dengan
kemiringan tanah yang curam, dan hanya sedikit ditumbuhi tanaman (Sosrodarsono dan
Takeda, 2003).

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan Panjang maksimum diperoleh dari orde
sungai terbesar sebesar 18.6 Km. Panjang rata-rata dari keempat orde sungai adalah sebesar 1.18
Km. Nilai RB yang diperoleh < 3 menunjukkan bahwa alur sungai tersebut memiliki kenaikan
muka air banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya sangat cepat. Luas daerah aliran sungai
yang didapat adalah sebesar 89.6 Km. Nilai kerapatan daerah aliran sungai (DAS) sebesar 1.67
Km/Km2. Tipe daerah aliran sungai (DAS) yang diperoleh adalah tipe DAS bulu burung. Tipe
DAS bulu burung memiliki debit banjir yang relatif kecil tetapi banjir akan berlangsung lama.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogykarta: Gadjah Mada
University Press.
Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA UNM. Makassar.
Hidayah,R.2008.Analisis Morfometri Sub Daerah Aliran Sungai Karangumus dengan Aplikasi
Sistem Informasi Georafis.Samarinda:Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Priyono,C.N.S dan Savitri,E.1997.Hubungan antara Morfometri dengan Karakteristik Hidrologi
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi kasus Sub DAS Wader.Jakarta: Buletin
Pengelolaan DAS Vol.III.No.2.
Seyhan, E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta: UGM Press
Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi Offset
Sosrodarsono dan Takeda, 2003. Hidrologi Untuk Pengairan.Jakarta: Pradnya Paramita.
Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Nova.Bandung

Anda mungkin juga menyukai