Deskripsi Singkat
Bab ini merupakan dasar kuliah-kuliah berikutnya. Dengan menguasai bab ini
mahasiswa akan dapat membatasi atau mengetahui ruang lingkup P-DAS. Mahasiswa
melihat tantangan/ masalah yang dihadapi dalam P-DAS baik secara lokal, maupun
nasional. Selain itu mahasiswa juga akan menyadari bahwa P-DAS memerlukan dukungan
ilmu-ilmu lain.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa akan dapat menjelaskan arti DAS dan
PDAS; memahami persamaan dan perbedaan antara daerah administratif dan daerah aliran
sungai; mengetahui ujudl praktek P-DAS di lapangan.
Bab ini merupakan dasar kuliah-kuliah berikutnya. Dengan menguasai bab ini
mahasiswa akan dapat membatasi atau mengetahui ruang lingkup P-DAS. Mahasiswa dapat
melihat tantangan/ masalah yang dihadapi dalam P-DAS baik secara lokal, regional,
nasional maupun global. Selain itu mahasiswa juga akan menyadari bahwa PDAS
memerlukan dukungan ilmu-ilmu lain.
Dengan semakin meningkatnya jumlah manusia, maka semakin meningkat pula luas
dan bentuk/ragam penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita kenal
bentuk-bentuk penggunaan lahan di sekitar kita, seperti hutan alam, hutan tanaman,
agroforestri, tegal, sawah, ladang, badan air, daerah pemukiman, areal pertambangan, dll.
Bentuk-bentuk penggunaan lahan ini dikenal sebagai tata-guna lahan. Tata-guna lahan
penyusun daerah administratif dan daerah aliran sugai (DAS) itu sama. Mereka menempati
ruang atau bentang lahan (landscape) yang sama. Artinya daerah administratif dan daerah
aliran sugai (DAS) itu sama. Apakah yang membedakan antara keduanya? Yang
membedakan antara keduanya adalah bentuk batas daerahnya. Kita kenal struktur daerah
administratif seperti negara, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Daerah aliran sugai
(DAS) juga terbagi kedalam DAS, sub-DAS, sub-sub-DAS, dst. Batas daerah administratif
ditentukan atau dibuat oleh manusia; bentuk atau wujudnya biasanya adalah sungai, jalan,
atau pal batas. Sementara batas DAS sifatnya alami, yaitu berujud punggung bukit atau
gunung.
Berikut ini dicontohkan beberapa definisi DAS yang dikemukakan oleh para ahli.
Linsley (1949) : DAS adalah keseluruhan daerah yang diatus oleh sistem sungai sehingga
seluruh aliran dan daerah tersebut dikeluarkan melalui outlet tunggal.
Brooks dkk. (1991) DAS (watershed) merupakan suatu areal atau daerah yang
dibatasi oleh bentuk topografi yang didrainasi oleh suatu sistem aliran yang membentuk
suatu sungai yang melewati titik out-let dan total area di atasnya.
River basin adalah serupa dengan watershed tetapi mencakup sekala yang luas
sebagai contoh : Amazona River Basin, the Misisipi River Basin.
Pedoman Penyusunan Pola-RLKT (1994) : DAS adalah suatu daerah tetentu yang
bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk
menampung air yang berasal dan curah hujandan sumber air lainnya, penyimpanannya serta
pengalirannya
dihimpun
dan
ditata
berdasarkan
hukum
alam
sekelilingnya
demi
kesinambungan daerah tersebut. Esensinya, DAS adalah salah satu wilayah daratan yang
menerima air hujan, menampung dan mengalirkannya melalui sungai utama ke laut/ danau.
Satu DAS dipisahkan dan wilayah lain disekitamya (DAS-DAS lain) oleh pemisah alam
topografi, seperti punggung bukit dan gunung.
Dari pengertian tersebut boleh jadi suatu DAS akan melingkupi dua, tiga atau lebih
daerah administratif. Dan dan pemahaman tersebut mahasiswa diberi kesempatan untuk
membuat definisi DAS sendiri dan mengemukakannya di kias untuk didiskusikan.
Definisi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (P-DAS).
Kata pengelolaan banyak digunakan dalam berbagai bidang keilmuan. Kita juga
mengenal pengelolaan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan atau tata-guna lahan
seperti pengelolaan hutan produksi, pengelolaan bidang pertanian, pengelolaan hutan
lindung, pengelolaan DAS, dll. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi P-DAS yang
dirumuskan oleh para ahli.
Brooks dkk. (1991) : P-DAS (=Watershed Management) merupakan proses
pengarahan dan pengorganisasian penggunaan lahan dan sumberdaya lainnya pada suatu
DAS untuk menyediakan barang-barang dan jasa yang diinginkan tanpa merusakan
sumberdaya tanah dan air. Termaktup dalam konsep tersebut adalah adanya pengenalan
dalam keterkaitan antara tataguna lahan, tanah dan air; hubungan antara daerah hulu dan
hilir.
Rumusan dan Comprehensive Course on Formulation of Watershed Management
Project (CCF WSM Project) di Cina (1990) : P-DAS didefinisikan sebagai proses perumusan
dan pelaksanaan serangkaian tindakan yang melibatkan manipulasi dan sistem alam dan
suatu
DAS
untuk
mencapai
tujuan-tujuan tertentu ke
arah
pembangunan
yang
berkesinambungan (lestari).
Suyono (1996) : P-DAS terpadu adalah serangkaian kegiatan dengan berbagai eara
yang saling terkait dengan penuh pertimbangan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan
P-DAS adalah untuk mencapai kelestarian DAS agar dapat memberikan manfaat yang
maksimal dan berkesinambungan bagi kesejahteraan manusia.
Dari beberapa definisi tersebut tampak bahwa tekanan P-DAS adalah pada usaha
pelestarian sumberdaya alam yang harus diperhatikan/ dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Hal inilah yang membedakan dengan bentuk-bentuk pengelolaan lahan lainnya. Dan dan
pemahaman tersebut mahasiswa diberi kesempatan untuk membuat definisi PDAS sendiri
dan mengemukakannya di klas untuk didiskusikan.
Proyek F- DAS.
Lemckert (1990) Proyek dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang terkecil, paling
rinci yang dapat dilaksanakan secara terpisah dan proyek lainnya. Contoh : dari rencana PDAS yang salah satu tujuannya adalah menekan perlumpuran sungai. Untuk mengatasinya,
lahan hutan seharusnya dihutankan kembali dan lahan-lahan yang seharusnya diteras. Disini
Universitas Gadjah Mada
tujuan akhirnya sama, tetapi ada dua (2) macam giatan dapat dilakukan secara terpisah
yaitu penghutanan kembali dan terasering. hkan yang satu dapat dilaksanakan walaupun
yang lainnya tidak dikerjakan. Dalam adalah ini ada (2) proyek yang jelas berbeda yaitu
proyek penghutanan kembali dan yek terasering.
Proyek memberikan bentuk yang konkrit dan sebuah perencanaan atau elolaan,
memberikan informasi yang rinci (detail) tentang waktu pelaksanaan, ukura, lokasi, biaya
dan keuntungan (cost and benefits). Tanpa proyek, sebuah rencana kosong, karena tidak
ada alat untuk mencapai tujuannya.
Perlu diperhatikan bahwa seringkali (dalam praktek P-DAS) istilah proyek akan untuk
menarnai kumpulan beberapa kegiatan (kegiatan yang sebenarnya bisa definisikan sebagai
proyek) dalam satu DAS (DAS sebagai satu unit pengelolaan).
Dan dari pernahaman tersebut mahasiswa diberi kesempatan untuk menyebutkan
proyek - proyek P-DAS sendiri dan mengemukakannya di klas untuk didiskusikan.
Brooks dkk.(1991) membagi berbagai jenis masalah yang umumnya dijumpai DAS
kedalam kategori sebagaimana dalam Tabel 1. Dalam tabel tersebut ukakan juga bahwa
dimungkinkan adanya beberapa solusi yang dapat diajukan mengatasi satu rnasalah yang
mungkin muncul di lapangan. Sebagai contoh, gan suplai air dapat diatasi dengan
mengembangkan proyek reservoir atau LgKutan air dari daerah lain.
Alternatif Pemecahan
Kekurangan
suplai air
pengangkutan air
water harvesting
mengembangkan fasilitas-fasilitas
penyimpanan/penampungan air
pengurangan evapotranspirasi
tidak termasuk
irigasi
Banjir
reservoir penyimpan
dan saluran
gundul
Kekurangan
energi
bahan-bakar
tenaga air
Kekurangan
pengembangan agroforestry
makanan
meningkatkan budidaya
tanaman
meningkatkan peternakan
mengembangkan sistim peternakan kelompok dan daerah penghasil makanan temak yang produktif dan lestari
daerah lain
Erosi / -
sedimentasi
pengembangan tataguna
lahan
yang terbuka
Kualitas air-
minum
pencemaran
menyaring air dengan penetapan hutan di daerah hulu
Pencemaran -
memasuki sungai
produksi ikan
berkurang
perlakuan Iimbah
1. Apakah yang saudara ketahui tentang Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub-DAS,
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (P-DAS dan proyek P-DAS.
2. Sebutkan beberapa problem atau masalah (minimal 4) yang biasa dijumpai di dalam
DAS yang ada kaitannya dengan sumberdaya alam, dan sebutkan juga alternatifalternatif pemecahannya
Referensi
Brooks, K.N., P.F. Ffolliott, H.M. Gregersen, dan J.L. Thames, 1992. Hydrology and the
Management of Watersheds. Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA.
Suyono. 1996. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dalam Konteks Hidrologi Dan Kaitannya
Dengan Pembangunan Berkelanjutan: Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala
Madya pada Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
--------. 1994. Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Daerah Lahan dan Konservasi Tanah
Aliran Sungai. Kpts. Dirjen RRL No. 073/Kpts/V/1994 Departemen Kehutanan,
Jakarta.