PENDAHULUAN
Neraca air merupakan alat untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di
lapangan. Secara garis besar neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan antara aliran
ke dalam (In flow) dan aliran ke luar (out flow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu
dari proses sirkulasi air. Neraca air juga dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah air
yang diterima oleh tanaman dan kehilangan air dari tanaman beserta tanah melalui proses
evapotranspirasi.
sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-
beda. Beberapa proses aliran air dan kisaran waktu kejadiannya yang dinilai penting adalah:
Hujan atau irigasi (mungkin dengan tambahan aliran permukaan yang masuk ke petak
genangan di permukaan) dalam skala waktu detik sampai menit.Infiltrasi kedalam tanah dan
drainasi (pematusan) dari dalam tanah melalui lapisan- lapisan dalam tanah dan/atau lewat
jalan pintas seperti retakan yang dinamakan by-pass flow dalam skala waktu menit sampai
Pengaliran larutan tanah antara lapisan-lapisan tanah melalui aliran massa (mass flow) .
Penguapan atau evaporasi dari permukaan tanah dalam skala waktu jam sampai hari.
Penyerapan air oleh tanaman dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi sebagian besar terjadi
pada siang hari ketika stomata terbuka. Kesetimbangan hidrostatik melalui sistem perakaran
1
dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi hampir semua terjadi pada malam hari pada saat
Perubahan volume ruangan pori makro (dan hal lain yang berkaitan) akibat penutupan dan
pembukaan rekahan (retakan) tanah yang mengembang dan mengerut serta pembentukan dan
penghancuran pori makro oleh hewan makro dan akar. Peristiwa ini terjadi dalam skala waktu
hari hingga minggu. Pengaruh utama kejadian adalah terhadap aliran air melalui jalan pintas
Air?
5. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menganalisis Neraca Air?
1.3. Tujuan
3. Lebih mengetahui manfaat apa saja yang bisa di peroleh dari neraca air.
neraca air.
1.4.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat
pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan
defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk
sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-
beda. Beberapa proses aliran air dan kisaran waktu kejadiannya yang dinilai penting adalah:
1. Hujan atau irigasi (mungkin dengan tambahan aliran permukaan yang masuk ke petak
2. Infiltrasi kedalam tanah dan drainasi (pematusan) dari dalam tanah melalui lapisan-
lapisan dalam tanah dan/atau lewat jalan pintas seperti retakan yang dinamakan by-
4. Pengaliran larutan tanah antara lapisan-lapisan tanah melalui aliran massa (mass flow)
5. Penguapan atau evaporasi dari permukaan tanah dalam skala waktu jam sampai hari.
6. Penyerapan air oleh tanaman dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi sebagian
3
7. Kesetimbangan hidrostatik melalui sistem perakaran dalam skala waktu jam hingga
hari, tetapi hampir semua terjadi pada malam hari pada saat transpirasi nyaris tidak
terjadi.
9. Perubahan volume ruangan pori makro (dan hal lain yang berkaitan) akibat penutupan
dan pembukaan rekahan (retakan) tanah yang mengembang dan mengerut serta
pembentukan dan penghancuran pori makro oleh hewan makro dan akar. Peristiwa ini
terjadi dalam skala waktu hari hingga minggu. Pengaruh utama kejadian adalah
terhadap aliran air melalui jalan pintas (by-pass flow) dan penghambatan proses
P=Q+E+ ΔS
dimana
P= presipitasi
Q = aliran permukaan (runoff)
E = evapotranspirasi
Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain
4
Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui
berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk
penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau
Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah terutama
data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP),
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah
air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang
dapat ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap akar tanaman atau menguap
sehingga tanah makin lama makin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak lagi
mampu menyerap airsehingga tanaman menjadi layu. Kandungan air pada kapasitas
lapang diukur pada tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346 cm kolom air.
Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-kar tanaman tidak
mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu. Tanaman akan tetap layu
pada siang atau malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen diukur pada
tegangan 15 bar atau 1.500 kPa atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air.
Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara
Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data tanaman.
Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang
5
digunakan adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air. Neraca air
neraca air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air yang masih belum dimanfaatkan dengan
optimal. Secara kuantitatif, neraca air menggambarkan prinsip bahwa selama periode waktu
tertentu masukan air total sama dengan keluaran air total ditambah dengan perubahan air
cadangan (change in storage). Nilai perubahan air cadangan ini dapat bertanda positif atau
negatif (Soewarno, 2000). Konsep neraca air pada dasarnya menunjukkan keseimbangan
antara jumlah air yang masuk ke, yang tersedia di, dan yang keluar dari sistem (sub sistem)
tertentu. Secara umum persamaan neraca air dirumuskan dengan (Sri Harto Br., 2000).
I = O ± ΔS
I = masukan (inflow)
O=keluaran(outflow)
sedangkan keluaran adalah semua air yang keluar dari sistem. Perubahan tampungan adalah
perbedaan antara jumlah semua kandungan air (dalam berbagai sub sistem) dalam satu unit
waktu yang ditinjau, yaitu antara waktu terjadinya masukan dan waktu terjadinya keluaran.
Persamaan ini tidak dapat dipisahkan dari konsep dasar yang lainnya (siklus hidrologi) karena
pada hakikatnya, masukan ke dalam sub sistem yang ada, adalah keluaran dari sub sistem
Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
6
Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta
saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini
terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air.
Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti
Dalam menghitung neraca air ada beberapa komponen yang perlu di perhatikan, antara lain:
InfiltrasiRun off
Evapotranspirasi
Curah hujan
Jenis vegetasi
7
2.5. Langkah-langkah menganalisis neraca air
Dalam melakukan analisa neraca air terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan agar hasil
1. Pengumpulan data
Data merupakan hal yang mutlak dibutuhkan dalam suatu perencanaan. Untuk menganalisa
1. Data Hujan
2. Data klimatologi
6. Data debit yang nantinya digunakan sebagai pembanding hasil perhitungan indeks
kekeringan,
Metode Thornwaite Mather merupakan metode yang didasarkan pada konsep neraca
air. Metode ini memerlukan curah hujan sebagai input dan nantinya evapotranspirasi dan
debit sebagai output. Dalam prosesnya, metode Thornthwaite Mather memerlukan data sifat
fisik tanah serta data karakteristik lahan. Thornwaite Mather (1957) menggunakan konsep
neraca air untuk menentukan Indeks kekeringan. Metode ini berdasarkan prinsip neraca air
dan menekankan faktor evapotranspirasi sebagai faktor iklim selain hujan serta memasukan
8
variabel lengas tanah. Nilai defisit (kekurangan air) yang dihasilkan digunakan untuk
menghitung indeks kekeringan wilayah, yang kemudian dinamakan peta sebaran kekeringan.
Hubungan antara hujan dan evapotranspirasi potensial (P dan PE) menunjukkan terjadinya
periode bulan basah dan periode bulan kering. Periode kering terjadi apabila P<PE dan
menimbulkan keadaan kekurangan air, sehingga diperlukan tambahan kadar air tersimpan
dalam tanah yang berupa nilai lengas tanah. Penggunaan kelengasan (storage=ST) oleh
semakin menurun. Saat periode basah (P>PE) dimulai, kelembaban didalam tanah akan terisi
kembali hingga mencapai kapasitas lapang (Sto) jika jumlah kelebihan air mencukupi.
Sebaliknya jika julah kelebihan air hujan pada periode basah tersebut lebih kecil dari
kapasitas lapang, Sto tidak akan tercapai. Nilai Sto ditentukan oleh kapasitas tanah menahan
air (Water Holding Capacity) yakni faktor tanah dan evapotranspirasi. Sehingga jika terdapat
kelebihan lengas tanah, hubungan antara nilai lengas tanah dan evapotranspirasi
menghasilkan indeks kelembaban (Im). Jika terdapat kekurangan lengas tanah, hubungan
antara lengas tanah dan evapotranspirasi akan menghasilkan indeks kekeringan (Ia).
Perhitungan suhu udara menggunakan cara Mock pada persamaan (1). Pos klimatologi
Kopang dijadikan sebagai acuan karena 8 stasiun hujan yang digunakan dalam perhitungan
tidak memilik data suhu udara. Cara Mock menggunakan Elevasi sebagai koreksi untuk
Dimana:
9
Δt = selisih temperatur udara masing-masing stasiun (°C)
b. Evapotranspirasi potensial
Evapotranspirasi potensial untuk tiap bulannya dihitung dengan metode thornthwaite mather
Dimana:
I = indeks panas
a = indeks panas
Untuk evapotranspirasi potensial terkoreksi dikalikan dengan faktor koreksi yang bisa dilihat
dimana:
WHC atau kapasitas tanah dalam menyimpan air adalah tebal air maksimum (mm) yang dapat
tersimpan pada setiap kedalaman lapisan tanah. Nilai WHC tergantung pada jenis tanah
Dengan menentukan selisih nilai P dan PE nantinya dapat diketahui bahwa bulan teebut
Nilai akumulasi potensi kehilangan air tanah adalah nilai akumulasi bulanan dari selisih
presipitasi dan evapotranspirasi potensial (P-PE). Menghitung APWL dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Pada bulan-bulan kering atau (P<PE) dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai selisih (P-
- Pada bulan-bulan basah (P>PE), maka nilai APWL sama dengan nol
f. Kelengasan Tanah
11
- Pada bulan-bulan basah (P>PE), maka nilai ST untuk tiap bulannya sama dengan nilai
WHC.
- Pada bulan-bulan kering (P<PE), maka nilai ST untuk tiap bulannya dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
dimana:
Sto = tebal air maksimum yang dapat tersimpan pada setiap kedalaman lapisan tanah (mm)
Mengetahui nilai perubahan lengas tanah (ΔST) dilakukan dengan cara mengurangi nilai ST
h. Evapotranspirasi Aktual
Nilai Evapotranspirasi aktual didapat dengan cara menentukan bulan basah dan bulan kering
i. Perhitungan Surplus
Nilai surplus (S) atau kelebihan lengas tanah yang terjadi dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
12
dimana:
S = surplus/kelebihan (mm/bulan)
j. Perhitungan Defisit
Defisit atau kekurangan lengas tanah yang terjadi didapat dengan menghitung selisih antara
dimana:
k. Indeks Kekeringan
Indeks kekeringan menurut Thornthwaite Mather didapat dengan menghitung nilai persentase
dari perbandingan antara nilai defisit air dengan potensial evapotranspirasi (lihat Persamaan
10).
dimana:
D = defisit (mm/bulan)
13
PE = evapotranspirasi potensial (mm/bulan)
Setelah itu nilai indeks kekeringan ditampilkan dalam peta sebaran indeks kekeringan.
Pembagian daerah tingkat kekeringan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan kelas indeks
Kualitas air
Kualitas air merupakan fungsi dari unsur-unsur baik fisika; kimia; dan biologi
yang terkandung di dalam aliran sungai. Kondisi kualitas air dikatakan tercemar
apabila unsur yang terkandung telah melebihi ambang toleransi yang diizinkan.
Kelas I
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas II
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
Kelas III
14
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
Kelas IV
Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau
tersebut.
Tabel 3.1 diatas menunjukkan unsur-unsur yang terkandung di dalam air yang
menjadi parameter mutu air. Kegunaan mengetahui kualitas air suatu sungai yaitu
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu
tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut
kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Konsep neraca air pada dasarnya
menunjukkan keseimbangan antara jumlah air yang masuk ke, yang tersedia di, dan
Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model,
antara lain Model Neraca Air Umum, model Neraca Air Lahan, model Neraca Air
Tanaman
Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat
Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal
ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang
surplus air.
perikanan.
Dalam menghitung neraca air ada beberapa komponen yang perlu di perhatikan,
antara lain:
InfiltrasiRun off
16
Evapotranspirasi
Curah hujan
Jenis vegetasi
17
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Nugroho Rahadyan, 2011. Estimasi Neraca Air dengan Menggunakan Metode
https://negrianjing.wordpress.com/2013/01/05/neraca-air/
http://mppdas.geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/analisis-neraca-air.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_air#Persamaan
http://lismatanoprinting.blogspot.co.id/2014/03/neraca-air-komponen-dan-alat-
pembuatan_18.html
18