Anda di halaman 1dari 12

Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS ESTIMASI DAMPAK BANJIR DIWILAYAH JABODETABEK DENGAN


MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH ENGINE (Studi Kasus : Tahun 2020)

Sela Astralia Febriani Putri


NIM. E100170088
Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

*Email: selaastralia20@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan iklim global berdampak pada pemanasan global karena adanya efek
rumah kaca (green house effect) sehingga dapat meningkatkan jumlah uap air di
atmosfir, hal ini memicu peningkatan curah hujan. Peningkatan curah hujan yang tidak
diantisipasi dengan baik menimbulkan kemungkinan terjadinya banjir. Banjir biasanya
melanda daerah yang mempunyai topografi relatif rendah dan daerah cekungan.
DiIndonesia banjir sudah lama terjadi, khususnya diwilayah Jabodetabek karena kondisi
geografi wilayah tersebut memang berada didataran banjir sehingga mempunyai resiko
yang besar tergenang banjir. Risiko kerugian akibat banjir akan meningkat pada daerah
yang padat penduduknya. Bencana banjir Jabodetabek menimbulkan korban jiwa dan
kerugian materi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis estimasi dampak banjir
diwilayah Jabodetabek guna meminimalisir kerugian yang akan ditimbulkan
(pengurangan resiko bencana).

Metode yang digunakan dalam analisis estimasi dampak yang ditimbulkan dari
bencana banjir di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan perangkat pengolah data
Google Earth Engine. Citra Google Earth Engine merupakan sumber data global yang
secara gratis dapat dipakai untuk berbagai keperluan serta ketelitian data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat ditingkatkan dengan teknik penginderaan jauh. Data
citra Google Earth Engine menggunakan data citra sentinel 1 dan modis dengan rentang
perekaman sebelum terjadinya banjir 20 Desember 2019 – 1 Januari 2020 dan sesudah
terjadinya banjir rentang 1 Januari 2020 – 25 Januari 2020. Keunggulan menggunakan
citra sentinel yaitu dapat diperoleh tanpa biaya, resolusi yang tinggi dengan swath yang
lebar, dapat digunakan untuk kajian monitoring tutupan lahan termasuk vegetasi, tanah,
air (juga jaringan air dan area pantai), dan memiliki saluran multispektral dan radar
dengan luas sapuan yang sangat luas sehingga dapat digunakan untuk kepentingan
penanganan dan pencegahan dampak banjir di Indonesia. Sedangkan modis memiliki
kelebihan yaitu banyaknya resolusi radiometrik, sangat teliti resolusi spasial dan lebih
kerapnya frekuensi pengamatan atau resolusi temporal.

Hasil penelitian analisis estimasi dampak banjir diwilayah jabodetabek dengan


menggunakan google earth engine berupa estimasi area terdampak banjir yang
mencangkup luasan wilayah terdampak banjir Jabodetabek dengan luas area 251 Ha,
wilayah urban terdampak dengan luasan sebesar 663 Ha dan penduduk terdampak
dengan jumlah sekitar 4829195 jiwa.

Kata Kunci : Bencana Banjir, Wilayah Jabodetabek, Google Earth Engine

1
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Global climate change impacts global warming because of the green house
effect, which can raise the amount of water vapor in the atmosphere, triggering an
increase in rainfall. Unanticipated increased rainfall makes floods possible. Floods
usually engthen lands that have relatively low topography and low trench areas.
Indonesia has long been flooded, especially in the jabodetails region, where the
geography of the region was in the flood plain and therefore at great risk of flooding.
The risk of loss from flooding will increase in densely populated areas. The jabodetails
flood disaster caused loss of life and material loss. The study aims to analyze the
estimated impact of flooding in the jabodetails region to minimize the damage that will
be incurred (disaster risk reduction).

The method used in analysis of the impact estimates from flooding in the
jabodetachment region using the Google earth engine data processor. The image of
Google earth engine is a global source of data that can be used freely for the utilities and
precision of that data can be accounted for and can be enhanced by remote sensing
techniques. The image data of Google earth engine using the image data of sentinel 1
and mode with the shot range before the flood of December 20, 2019-1, 2020, and after
the January 1, 20201-january 2020, Precautionary images can be obtained without
charge, high resolution with broad swath monitoring, can be used for ground-cover
monitoring studies including vegetation, soil, water (as well as water grids and
coastlines), and it has multispectral and radar channels with a broad pool of water and
radar that can be used for the benefit of treatment and protection of flood impact in
indonesi. While fashion had the advantage of the many radiometric resolutions, it was
very precise and more concentrated in the frequency of observation or spatial resolution.

Analysis of the estimated impact of flooding in jabodetails area using Google


earth engine is an estimate of the area affected by floods that covered an area of 251 ha
(more than 64 ha), urban affected by a vast area of 663 ha (more than 4829195).

Key words: flood disaster, jabodetails region, Google earth engine

2
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perubahan iklim global berdampak pada pemanasan global karena adanya
efek rumah kaca (green house effect) sehingga dapat meningkatkan jumlah uap
air di atmosfir, hal ini memicu peningkatan curah hujan. Peningkatan curah
hujan yang tidak diantisipasi dengan baik menimbulkan kemungkinan terjadinya
banjir. Banjir biasanya melanda daerah yang mempunyai topografi relatif rendah
dan daerah cekungan. Risiko kerugian akibat banjir akan meningkat pada daerah
yang padat penduduknya. Selain itu, penutupan lahan dan penggunaan lahan
juga sangat berpengaruh terhadap aliran air atau limpasan (run off) permukaan.

Kawasan Metropolitan Jabodetabek merupakan salah satu kawasan


perkotaan di Indonesia yang diklasifikasikan sebagai Extended Metropolitan
Region (Firman, 2008). Perkembangan Kawasan ini pada awalnya dimulai dari
perkembangan pembangunan Kota Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) yang
kemudian terus berkembang secara aglomeratif dan melewati lintas wilayah
administratif ke daerah-daerah yang berbatasan langsung dengannya, antara lain
Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Depok. Di wilayah Jabodetabek ini terbentang
Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane, yang hulunya berada di wilayah
Bogor, mengalir ke Depok, dan bermuara di Jakarta sebagai daerah hilirnya.
Pembangunan fisik Kawasan Metropolitan Jabodetabek ini berkembang sangat
pesat. Namun perkembangannya tidak diimbangi dengan manajemen yang baik
terhadap kondisi lingkungan dan penataan ruang di dalamnya. Pembangunan
wilayah hulu di Bogor yang tidak tertata dengan baik menyebabkan
berkurangnya lahan yang berfungsi sebagai water catchment. Disamping itu
pembangunan wilayah Depok, Tangerang, Bekasi dan Jakarta juga berkembang
sangat pesat dan tidak terkendali. Pembangunan ini tidak didukung dengan
infrastruktur dan ruang terbuka hijau yang memadai sebagai fungsi resapan.
Kondisi tersebut mengakibatkan munculnya dampak berupa kejadian banjir
tahunan yang berakibat dampak kerugian yang sangat besar.

Banjir menimbulkan ancaman serius bagi kota-kota pesisir, termasuk


kerusakan ekonomi dan hilangnya nyawa (Ward et al., 2012). Selama ini
kejadian banjir selalu mengakibatkan kerugian karena mengganggu aktivitas
ekonomi dari masyarakat serta memakan korban jiwa. Dari sisi intensitasnya,
dalam dua dekade terakhir Jakarta yang merupakan wilayah hilir dari DAS
Ciliwung terus mengalami banjir dengan frekuensi yang semakin sering
(Steinberg, 2007 dalam Putri et al., 2010). Tercatat bahwa sejak tahun 1996 telah
terjadi enam banjir besar di Jakarta dengan frekuensi waktu kejadian yang
semakin besar yaitu pada tahun 1996, 2002, 2007, 2013, 2014 dan paling akhir
yaitu pada tahun 2020 ini. Banjir tahunan yang terjadi di Jabodetabek berkaitan
erat dengan berbagai faktor, salah satunya dilatarbelakangi oleh keterkaitan
secara ekologis, hidrologis dan tata ruang antar daerah di kawasan hulu dan hilir.

3
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

1.2. Tujuan
1. Menganalisis Estimasi dampak banjir diwilayah jabodetabek dengan
menggunakan Google Earth Engine
2. Mengkaji kecenderungan terjadinya banjir di Jabodetabek.

II. METODE

Dasar Teori
Dalam kajian ini, pendekatan yang dipakai untuk menghasilkan tujuan
yang diharapkan adalah dengan menggunakan proses geospasial dengan data
dasar menggunakan citra dari Google Earth Engine. Proses geospasial itu
sendiri merupakan proses SIG yang unik untuk pengolahan data spasial
untuk menganalisis keruangan yaitu dampak banjir diwilayah jabodetabek.

Problema yang menjadi kendala dari konseptual tersebut adalah


terjadinya beberapa tipe kesalahan dalam pengumpulan data informasi, yaitu
diantaranya : kesalahan dalam perhitungan, klasifikasi dan kategorisasi,
lokalisasi data, dan input data. Untuk itu, pemilihan data dasar mutlak
menjadi perhatian dalam melakukan kajian dengan proses geospasial. Bila
kesalahan tereliminir, tentunya hasil yang didapat menjadi lebih baik
sehingga dapat dipertanggung jawabkan kehandalannya.

Dalam pengolahan data citra digital menggunakan data dasar citra


Google Earth Engine. Bahwasannya citra Google Earth Engine merupakan
sumber data global yang secara gratis dapat dipakai untuk berbagai
keperluan (Iswanto & Aditya, 2009). Keuntungan lain dari data dasar
tersebut terkait proses geospasial, yaitu :
1. Mudah didapat dengan hanya mengakses internet.
2. Ketelitian data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan ketelitian
data tersebut juga dapat ditingkatkan dengan teknik penginderaan
jauh.
3. Adanya updating data yang secara kontinyu dari produsen data
tersebut.
4. Tipe data dapat diolah dengan software SIG pada umumnya.

Proses pemotongan citra di wilayah penelitian bertujuan untuk


membatasi wilayah penelitian yang akan dianalisis. Dalam mempertajam
hasil analisa dengan menggunakan data set tambahan yaitu JRC Global
Surface Water Mapping dan DEM agar citra menjadi lebih tajam.

DEM merupakan salah satu tipe Digital Terrain Model, perekaman


gambaran topografi atau geomorfometrik dari permukaan bumi atau
permukaan lain dalam format digital. DEM merekam ketinggian dalam
format raster. Oleh karena itu, dalam DEM suatu area biasanya dibagi ke
dalam rectangular pixels dan data ele›’asi disiinpan dalam tiap pixel
tersebut. Sehingga data DEM merupakan sampel permukaan tinggi dalam

4
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

bentuk raster. Kualitas DEM dilihat dari seberapa akurat elevasi tiap pixel
(keakuratan absolut) dan beberapa akurat morfologi yang ditampilkan
(keakuratan relatif). Beberapa faktor yang berperan penting dalam penentuan
kualitas DEM(Li, dkk., 2005), yaitu :
1. Kekasaran atau morfologi dataran yang diteliti.
2. Kepadatan contoh atau sampel (metode pengumpulan data).
3. Resolusi grid (ukuran pixel).
4. Algoritma interpolasi.
5. Resolusi vertikal.
6. Analisis algoritma dataran.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra Google Earth
Engine menggunakan data citra sentinel 1 dan modis. Sentinel-1A adalah satelit
pencitraan radar Eropa diluncurkan pada 2014. Ini adalah satelit pertama
sentinel 1 diluncurkan sebagai bagian dari program Copernicus Uni Eropa.
Satelit Sentinel I dilengkapi dengan sensor SAR type C-Band yang merupakan
teknologi Pengindraan Jauh modern dengan sensor radar aktif yang mampu
menembakkan gelombang elektromagnetik ke permukaan bumi sehingga
perekaman obyek dipermukaan bumi tidak terganggu oleh atmosfer maupun
kondisi obyek yang kurang pencahayaan matahari. Panjang gelombang sentinel
yaitu 0,05 meter dengan ketinggian orbit dari permukaan bumi 693.000 meter.

Modis merupakan sensor yang dimaksudkan untuk menyediakan data


darat, laut, dan atmosfer secara berkesinambungan. Sensor Modis terpasang
pada satelit Terra dan Aqua. Satelit Terra dan Aqua dirancang juga untuk
membawa sensor lain yaitu AVHRR dan CZCS. Satelit Terra dan Aqua
memiliki orbit selaras matahari (sun synchronous) dan dekat kutub (near-polar).
Satelit mengorbit bumi 2 hari sekali dengan ketinggian 705 kilometer diatas
permukaan bumi. Field of View Modis adalah ±55o dan lebar sapuan 2330 km.
Citra yang dihasilkan memiliki tiga resolusi spasial yaitu 250 meter, 500 meter,
dan 1000 meter. Dengan total karakteristik panjang gelombang 36 buah saluran
dan 12-bit kepekaan radiometrik. Sensor MODIS yang terpasa pada satelit Terra
dan Aqua dapat mengukur hampir semua parameter darat, laut, dan udara
sehingga kegunaannya menjadi sangat luas. Mulai dari indeks tumbuhan,
kelembaban tanah, kadar aerosol di udara, suhu permukaan laut, dan kandungan
klorofil laut, yang seluruhnya ada 86 parameter sehingga banyak keperluan lain
yang bisa ditumpangkan. Citra Modis dapat diperoleh gratis melalui pemesanan
di internet.

Uji Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu


alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrurnen yang valid
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 1998:1 60). Dalam melakukan
uji Validitas hasil Estimasi Banjir Jabodetabek dengan menggunakan uji
validitas r- square dengan menggunakan rumus berikut ini :

5
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Uji validitas dengan menggunakan perhitungan r-squared ini dilakukan


untuk mengetahui tingkat kevalidan data hasil analisa banjir. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai Y (model/Prediksi) dengan Y
(Observasi/rill). Hasil uji validitas yang nilainya antara 0,6 — I maka data Valid.

Alur dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di wilayah Jabodetabek. Perkembangan
Kawasan ini pada awalnya dimulai dari perkembangan pembangunan Kota
Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) yang kemudian terus berkembang secara
aglomeratif dan melewati lintas wilayah administratif ke daerah-daerah yang
berbatasan langsung dengannya, antara lain Tangerang, Bogor, Bekasi, dan
Depok. Di wilayah Jabodetabek ini terbentang Daerah Aliran Sungai Ciliwung
dan Cisadane, yang hulunya berada di wilayah Bogor, mengalir ke Depok, dan
bermuara di Jakarta sebagai daerah hilirnya. Banjir tahunan yang terjadi di
Jabodetabek berkaitan erat dengan berbagai faktor, salah satunya
dilatarbelakangi oleh keterkaitan secara ekologis, hidrologis dan tata ruang antar
daerah di kawasan hulu dan hilir.

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

6
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Data dan Peralatan


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra Google Earth
Engine menggunakan data citra sentinel 1 dan modis dengan rentang perekaman
sebelum terjadinya banjir 20 Desember 2019 – 1 Januari 2020 dan sesudah
terjadinya banjir rentang 1 Januari 2020 – 25 Januari 2020. Citra Google Earth
Engine merupakan sumber data global yang secara gratis dapat dipakai untuk
berbagai keperluan serta ketelitian data tersebut dapat dipertanggungjawabkan
dan dapat ditingkatkan dengan teknik penginderaan jauh. Aplikasi pengolah data
citra berbasis cloud Google Earth Engine dengan menggunakan scrip yang
terdiri dari proses Input, Pemilihan Citra, Estimasi Genangan, Analisis Dampak,
Menampilkan Hasil, Export ke Google Drive dan Menampilkan Informasi.

Google Earth Engine digunakan sebagai alat dalam memproses data


sentinel dan Modis untuk analisa bencana banjir dengan menggunakan perintah
berupa kode scrip pemograman. Dengan kode perintah tersebut Google Earth
Engine akan memproses data secara otomatis. Berikut ini salinan kode Scrip
yang digunakan dalam penelitian dapat diunduk pada link dibawah ini :

Link scrip kode Google Earth Engine :


https://drive.google.com/field/17QMwejzJGUHwLVVkXhMqQeQ0D0eKT8xy/
view?usp=sharing

III. HASIL PEMBAHASAN


Estimasi banjir genangan dalam penelitian ini adalah data dari citra
Google Earth Engine menggunakan data citra sentinel 1 dan modis. Data format
shp yang diunduh diolah menggunakan perangkat lunak QGIS yang di-overlay
(dilapiskan) pada basemap (peta dasar) Pulau Jawa bagian Barat yaitu wilayah
Jabodetabek. Wilayah yang terdeteksi banjir ditandai dengan titik-titik warna
merah, terdapat sebagian besar pada wilayah di pesisir Laut Jawa (Pantai Utara).
Dalam melakukan estimasi banjir yaitu membandingkan data citra
sentinel 1 dan modis dengan rentang perekaman sebelum terjadinya banjir 20
Desember 2019 – 1 Januari 2020 dan sesudah terjadinya banjir rentang 1 Januari

7
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

2020 – 25 Januari 2020 dengan menggunakan kode scrip pemograman. Dengan


kode perintah tersebut Google Earth Engine akan memproses data secara
otomatis sehingga dapat menampilkan daerah yang terdampak banjir. Berikut ini
hasil analisa banjir di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan Google Earth
Engine.

Gambar 3. Peta Estimasi Dampak Banjir Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan
Jawa Barat

Berdasarkan hasil pengolahan data citra sentinel 1 dengan menggunakan


Google Earth Engine dihasilkan luasan daerah terdampak banjir dengan luasan
sekitar 19259 Ha, wilayah urban terdampak dengan luasan sekitar 9061 Ha,
lahan pertanian terdampak banjir dengan luasan sekitar 3845 Ha dan jumlah
penduduk terdampak banjir sekitar 215454 jiwa

Gambar 4. Jumlah Terdampak Akibat Bencana Banjir

Setelah dilakukan proses pengolahan hasil estimasi banjir google Earth


Engine menggunakan aplikasi Arcgis dengan tools clip, overlay dan perhitungan
luasan maka didapatkan estimasi banjir untuk wilayah Jabodetak saja yang
memiliki luasan lebih sempit dibandingkan sebelumnya.

8
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Luas area terdampak Banjir Tingkat


Kabupaten (Ha)

Gambar 6. Perbandingan Estimasi Luasan Area Terdampak Banjir Di Wilayah


Jabodetabek

Hasil Estimasi banjir wilayah Jabodetabek didapatkan daerah genangan


dengan luas wilayah terdampak 251 Ha, dengan wilayah terdampak paling luas
di kabupaten Jakarta Utara sebesar 73,6 Ha. Wilayah urban terdampak dengan
luas wilayah 663 Ha dan Penduduk yang terdampak banjir dengan jumlah
4829195 jiwa. Perbandingan luasan daerah terdampak banjir di Jabodetabek
pada tingkat kabupaten yaitu wilayah dengan dampak banjir terluas berada di
Kabupaten Jakarta Utara dimana luas nya sekitar 736 Ha, sedangkan wilayah
dengan luasan wilayah terdampak terkecil yaitu di Kota Depok dengan luas
wilayah terdampak sekitar 3,9 Ha. Berikut ini data hasil estimasi luasan wilayah
terdampak banjir di Jabodetabek pada Tingkat Kabupaten/Kota. Berikut ini peta
Estimasi dampak banjir Jabodetabek.

Gambar 7. Peta Estimasi Dampak Banjir Jabodetabek.

Uji Validitas
Uji validitas dengan menggunakan perhitungan r-squared ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat kevalidan data hasil analisa banjir. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai Y (model/Prediksi) dengan Y
(Observasi/rill). Uji validitas hasil estimasi penduduk terdampak banjir

9
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

dilakukan dengan uji akurasi menggunakan model perhitungan statistic yaitu


model r squared sebagai berikut ini :

Tabel 1. Uji Validitas Data Penduduk Terdampak Banjir Jabodetabek


Kabupaten Prediksi/model (Y) Observasi/rill (X)
Jakarta Barat 782932 2887
Jakarta Pusat 386661 310
Jakarta Selatan 191920 4209
Jakarta Timur 659382 3640
Jakarta Utara 1135132 738
Kota Bekasi 421505 70002
Kota Depnk 45795 64
Kota Tangerang 968605 3350
Kota Tangerang Selatan 237262 2125
Total 4829195

Uji Validitas r squared


Parameter Hasil Keterangan
r -0.106418497
r squared 0.011324897 Tidak Valid

Hasil uji validitas yang nilainya antara 0,6 — 1 maka data Valid. Dapat dilihat
bahwa nilai model r squared yaitu sebesar 0.011324897 artinya bahwa hasil uji validitas
penduduk terdampak banjir di wilayah Jabodetabek tidak valid atau tidak dapat diterima
secara validitas yang menjelaskan bahwa estimasi banjir dengan menggunakan Google
Earth Engine ini berbeda dengan kondisi sebenarnya atau rill dilapangan.

Gambar 8. Peta Perbandingan Genangan Banjir Lapan Dengan Hasil Google Earth
Engine

Validasi data hasil estimasi genangan banjir jabodetabek dengan google earth
engine diuji dengan data milik lapan, hasil uji menunjukkan bahwa validitas hasil
estimasi genangan banjir google Earth Engine lebih baik dibandingan dengan

10
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

perhitungan r square, karena secara visual titik sampel yang terindikasi genangan, kedua
data dapat bertampalan dan menunjukkan persebaran yang merata dan hampir sama.

IV. KESIMPULAN
Peran teknologi penginderaan jauh yang dipadukan dengan SIG semakin
nyata untuk penanganan bencana alam dan untuk berbagai analisis lainnya.
Kemampuan data penginderaan jauh yang gratis seperti Google Earth
memberikan solusi untuk sarana pembuatan peta terdampak banjir sehingga
dapat menjadi parameter untuk penanganan banjir di wilayah Jabodetabek. Rata-
rata jumlah kejadian banjir di wilayah Jabodetabek dipengaruhi secara signifikan
oleh karakteristik topografi, jumlah pemukiman, curah hujan, dan kurangnya
daerah resapan air.

Analisi banjir dengan menggunakan Google Earth Engine menunjukkan


hasil citra sentinel-1 dapat dilihat bahwa estimasi sebasaran banjir di wilayah
Jabodetabek yaitu mencapai 19259 Ha dengan wilayah urban yang terdampak
seluas 9061 Ha dan lahan pertanian yang terdampak banjir dengan luas 3485 Ha.
Selain itu juga terdapat jumlah penduduk terdampak banjir yaitu 215.454 jiwa.

Berdasarkan perhitungan estimasi dampak banjir di Jabodetabek


diperoleh luasan total wilayah terdampak banjir sebesar 251 Ha dengan wilayah
terdampak paling luas di kabupaten Jakarta Utara sebesar 73,6 Ha.

Nilai model r squared yaitu sebesar 0.011324897 artinya bahwa hasil uji
validitas penduduk terdampak banjir di wilayah Jabodetabek tidak valid atau
tidak dapat diterima secara validitas yang menjelaskan bahwa estimasi banjir
dengan menggunakan Google Earth Engine ini berbeda dengan kondisi
sebenarnya atau rill dilapangan.

Validasi data hasil estimasi genangan banjir jabodetabek dengan google


earth engine diuji dengan data milik lapan, hasil uji menunjukkan bahwa
validitas hasil estimasi genangan banjir google Earth Engine lebih baik
dibandingan dengan perhitungan r square, karena secara visual titik sampel yang
terindikasi genangan, kedua data dapat bertampalan dan menunjukkan
persebaran yang merata dan hampir sama.

Banjir yang menerjang wilayah Jabodetabek merusak dan


menghanyutkan rumah sehingga menimbulkan korban luka-luka maupun
meninggal seperti halnya di Jabodetabek ini menelan korban sebanyak 60 0rang
dan 2 orang dinyatakan hilang. Wilayah Jabodetabek telah mengalami bencana
banjir dikarenakan hujan ekstrem yang mengguyur dan menyebabkan banjir
dengan ketinggian 30 cm sampai 1 meter.

11
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Kebencanaan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

DAFTAR PUSTAKA
Nigro, J., Daniel, S., Frederic, P.G.,dan Robert, B., (2014). NASA/ DFO MODIS
Near Real-Time (NRT) Global Flood Mapping Product Evaluation of Flood
and Permanent Water Detection.

Fazeli, H.R.M., Nor., S., Shahabuddin, A., dan Zulkarnain, A.R., (2015). A Study of
Volunteered Geographic Information (VGI) Assesment Methods for Flood
Hazard Mapping : A Review. Jurnal Teknologi (Science and Engineering),
75(10):127-134. (eISSN 2180-3722).

Funk, C.C., Pete, J.P., Martin, F. L., Diego, H.P., James, P.V., James, D.R., Bo, E.R.,
Gregory, J.H., Joel, C. M., dan Andrew, P.V., (2014). A Quasi-global
Precipitation Time Series for Drought Monitoring. USGS, EROS Data
Center, Sioux Falls, SD.

Iswanto, F & Aditya, T. 2009. Pemanfaatan Basisdata Spasial dan Google Earth
untuk Visualisasi Kadaster 3D. Prosiding Seminar Nasional FIT ISI 2009.
Teknik Geodesi UNDIP. Semarang.

Wirasatriya, A. 2005. Kajian Kenaikan Muka Laut Sebagai Landasan


Penanggulangan Rob di Pesisir Kota Semarang. Tesis. Program Studi
Magister Manajemen Sumber Daya Air. Pascasarjana UNDIP. Semarang

https://www.google.com/search?q=Kodoatie%2C+R.J+dan+Sugiyanto%2C+2002.+
Banjir%3A+Beberapa+Penyebab+dan+Metode+Pengendaliannya%2C+Dala
m+Perspektif+Lingkungan.+Yogyakarta.+Pustaka+Pelajar&oq=Kodoatie%2
C+R.J+dan+Sugiyanto%2C+2002.+Banjir%3A+Beberapa+Penyebab+dan+
Metode++Pengendaliannya%2C+Dalam+Perspektif+Lingkungan.+Yogyakart
a.+Pustaka++Pelajar&aqs=chrome..69i57&sourceid=chrome&ie=UTF-8
(Diakses pada 4 Juni 2020)

http://www.detiknews.com/read/2009/11/18/101330/1243822/10/puncak-banjir-di-
jakarta-januari-2010-lebih-parah-dibanding-tahun-lalu (Diakses pada 4 Juni
2020)

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50962493 (Diakses pada 4 Juni 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai