Anda di halaman 1dari 17

Teknik Drainase

Drainase (drainage) yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakana sistim-sistim yang
berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan
tanah. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan
namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam
kawasan perkotaan.Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan semakin
kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan
bangunan air untuk drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-
masing perencana. Dengan demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan
beberapa ahli di bidang lain yang terkait. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu
konteks pemanfaatan tertentu Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial Budaya yang ada di kawasan kota tersebut. Drainase
perkotaan merupakan sistim pengeringan dan pengaliran air dan wilayah perkotaan yang
meliputi : Pemukiman, kawasan industri & perdagangan, sekolah, rumah sakit, & pasilitas umum
lainnya, lapangan olah raga, Lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik & telekomunikasi,
pelabuhan udara, pelabuhan lautlsungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana
kota. Dengan demikian Kriteria Desain drainase perkotaan memiliki ke-khususan, sebab untuk
perkotaan ada tambahan variabel design seperti : keterkaitan dengan tata guna lahan, keterkaitan
dengan master plan drainase kota, keterkaitan dengan masalah sosial budaya (kurangnya
kesadaran masyarakat dalam ikut memelihara fungsi drainase kota) dan lain-lain.



SISTEM DRAINASE
1. Jenis Drainase
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
1). Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti
bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk
oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
2). Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan
bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
a. Menurut Letak Bangunan
1). Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
2). Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan
artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

c. Menurut Fungsi
1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan
lain lain.
2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian.
d. Menurut Konstruksi
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

gambar 1. Dranaise Buatan


2. Pola Jaringan Drainase
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Gambar 2. Pola J aringan Drainase Siku
b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang
cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3 Pola J aringan Drainase Pararel

c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

Gambar 4. Pola J aringan Drainase Grid I ron
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

Gambar 5. Pola J aringan Drainase Alamiah

e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Gambar 6. Pola J aringan Drainase Radial

http://tsipilunikom.wordpress.com/2012/06/19/sistem-drainase/




Prinsip Drainase di Lahan Pertanian
1. Perencanaan Untuk Sukses
Langkah pertama Anda adalah untuk menghubungi Badan Konservasi Tanah lokal Anda dan
memverifikasi apa yang memungkinkan Anda mungkin perlu untuk mendapatkan. Jadilah
terutama rajin jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki beberapa tanah dan daerah yang
diklasifikasikan sebagai lahan basah. Setelah ini selesai, jadwal kontraktor drainase. Seorang
kontraktor yang baik akan membantu Anda untuk memutuskan mana dan berapa banyak ubin
drainase untuk menginstal. Bicara dengan dan mendapatkan izin tetangga Anda jika diperlukan.
Juga pertimbangkan tetangga upstream Anda ketika Anda berbicara tentang ukuran pipa
pertimbangan.

2. Tahu Tanah Mu
Meskipun Anda mungkin umumnya tahu apa jenis tanah yang di peternakan Anda, memiliki peta
tanah tersedia selama fase perencanaan proyek lapangan ubin Anda akan menjadi bantuan besar
bagi Anda dan bidang ubin kontraktor. Tanah informasi peta dapat digunakan untuk menentukan
kedalaman penempatan optimal dari garis, dan jarak. Cara terbaik untuk mendapatkan peta tanah
adalah meminta Sumber Daya Tanah Badan Konservasi Alam setempat untuk peta survei tanah
Anda pertanian. Misalnya, tanah liat yang ketat mungkin memerlukan baris dijalankan pada
setiap 30 kaki, versus pengeringan tanah yang lebih baik di mana garis dijalankan pada 70 kaki.

3. Outlet
Outlet benar dilindungi sangat penting untuk keberhasilan sistem ubin Anda. Jika stopkontak
Anda adalah di tepi aktif lahan digarap Anda butuhkan minimal 30 "cover kotoran dari pipa
untuk menghindari menghancurkan. Gunakan dinding pipa berat seperti Jadwal 40 pipa mana
pun Anda memiliki kurang dari 24" penutup kotoran dari pipa. Tempatkan penjaga hewan untuk
mencegah muskrat dan hewan kecil lainnya masuk dan memasukkan sistem genteng menguras
Anda. Tinggal jauh dari pohon. Akar pohon akan masuk dan pasang pipa. Aturan praktis yang
baik adalah sistem akar selebar pohon. Jika Anda menggali akar, Anda berada dalam zona
bahaya.

4. Rekayasa Sistem
Ukuran pipa sangat penting bagi keberhasilan sistem anda. Aturan umum praktis tidak pernah
berjalan lebih dari 3000 meter menjadi 4 "jalur utama. Jika Anda berpikir Anda memiliki tanah
benar-benar basah, atau ragu-ragu, menjalankan 6" utama dan mengubah beberapa laterals Anda
ke 6 "jalur utama sebelum mengurangi sampai 4 ". Mempertahankan minimum kemiringan
absolut of.4%. Jika lebih tidak mungkin karena tanah datar, Anda mungkin perlu menggali parit
lebih dalam untuk mempertahankan kemiringan minimum.
5. Instalasi.
Tentukan kedalaman yang tepat untuk jenis tanah tertentu. Umumnya Tiriskan baris ubin
ditempatkan tiga meter. Kedalaman ini pemogokan keseimbangan antara menjadi cukup dalam
untuk menarik lebih banyak air dari wilayah yang lebih besar, tapi tidak begitu dalam bahwa
tanaman dapat menarik dari cadangan melalui masa pengering.








DRAINASE
1. LATAR BELAKANG.
Tatanan atau perencanaan suatu kawasan ataukota memerlukan perencanaan yang
matang, terutama dalam bidang penataan systemdrainase. Factor drainase dalam suatu kawasan
atau wilayah atau kota merupakanharga mati yang harus dikaji dengan serius.
Buruknya system drainase suatu wilayah ataukota merupakan atau bisa dikatakan sebagai
tabungan bencana dimasa yang akandating, kasus genangan air, banjir adalah beberapa dampak
yang akan menjadikenyataan. Oleh karena itu perlunya perencanaan danpenataan drainase yang
matang pada suatu wilayah atau kawasan dengansebaik-baiknya, sehingga tatanan wilayah atau
kota yang ideal dapatterwujudkan.Drainase sangatlah diperlukan dan sangatpenting untuk kita
ketahui. Dalam perhitungan luas dan volum juga tidak kalahpentingnya karena dengan mengukur
luas drainase tersebut maka dapat memanfaatkan saluran drainasesecara efesien dan tidak ada
yang tidak terpakai, jika saluran drainase lebihkecil dari volume curah hujan maka akan terjadi
banjir dan jika saluran irigasilebih besar dari volume curah hujan maka akan terjadi pemborosan.
Fungsi dari drainase sangat berbeda denganfungsi dari irigasi. Jika irigasi menyalurkan air
kemedia tanam maka drainasemembuang air berlebih dari suatu media atau lahan pertanian.
2. TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :
a. Mengetahui kegunaan drainase
b. Mencari besar debit air di suatu drainase
c. Menghitung laju drainase
d. Menentukan ketetapan pengaliran subsurface flow.



TINJAUAN PUSTAKA
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (flood protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air
pada tanaman. Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan
air di permukaan tanah maupun dibawah tanah,sehingga dengan demikian drainase dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
1. Drainase permukaan
Suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air dipermukaan tanah hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah tanah.
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Hal ini dibuat
untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah. Drainase diperlukan untuk mengalirkan air,
baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,
sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan kondisi tanah yaitu
menekan derajat keasinan (salinitas) di daerah yang bersangkutan. Pada jenis tanaman tertentu
drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.
Tingkat sistem drainase, yaitu :
1. Tersier drainage
2. Secondary drainage
3. Main drainage
4. Sea drainage



Desain kriteria harus sesuai dengan :
a. Kebutuhan
b. Pertimbangan ekonomis
c. Kondisi alam, meliputi :
1. Segi hidrologis.
2. Segi topografis.
3. Segi geologis.
1. Segi hidrologis.
Tergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 35 hari berturut turut dan
harus habis mengalirkan air.
2. Segi Topografis
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topografis yang mempunyai ketinggian
yang berbeda. Sehingga selalu memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air
tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa galian semua
sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang dapat mengalirkan
air dari hulu ke hilir.
Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus diusahakan
kecil.
Rumus :
Q =F . V
V =K . R
2/3
. I
1/2

I =
Jika I kecil maka V = kecil dan F = besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. Tetapi
dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi
sebagai berikut :
I = Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka [1-2].10
-4

V= [0,5 0,6] m/s
Dalam drainase juga terdapat kecepatan maximum, tetapi ada batasbatas tertentu untuk
menghindari gesekan / keausan saluran.

3. Segi geologis.
Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu diadakan
peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan
konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. Untuk mendapatkan halhal itu maka
dalam merencanakan kita harus memperhatikan halhal sebagai berikut :
a. Kemiringan talud [tg a]
Harus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya
kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir makin
deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis.
b. Kecepatan aliran air.
c.Drainase Modul.
Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan
menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data total /tahun, dengan data hujan
per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari.
Dalam tugas ini dipakai dasar hujan 3 hari didrainase 3 hari dengan genangan,
menggunakan rumus:
Hujan 3 hari di drainase, 3 hari dengan genangan
Dimana : Dn=R( n )T +n( I R ET P ) S
Dimana : R = Jumlah hujan dari n hari
S = Storage
N = Jumlah hari
I = Irrigation Supplay
P = Perkolasi
ET = Evapotranspirasi
DM = Drainage Module

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air
pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas.
a) Jenis-Jenis Drainase :
Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah ( natural drainage )
Terbentuksecara alamiah, tidak terdapat bangunan penunjang.
2. Drainase buatan ( artificial drainage )
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus.
Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah ( surface drainage )
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna
untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah ( subsurface drainage )
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah. Pada jenis
tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur.
Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. tersier drainage
2. secondary drainage
3. main drainage
4. sea drainage


Permasalahan drainase :
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /
penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan
maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur
perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik
limbah cair maupun pada sampah.
3. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian
kota berada dibawah muka air laut pasang.
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran
5. Reklamasi
6. Limbah sampahdan pasang surut
Penanganan drainase perkotaan :
1. Diadakan penyuluhan akanpentingnya kesadaran membuang sampah
2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang
dengan cepat agar tidak mengendap
3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah
sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi
lingkungan.
5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan,
menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
a. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya di perkotaan dan
luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah ( Surface
drainage ). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar.
Walaupun juga sebagaimana diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak
tertutup ( terbuka lebar ), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat
masuk dengan bebas. Drainase jalan raya diperkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi
atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak
ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri
dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring kearah tepi, maka saluran akan terdapat pada
sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan ke arah median
jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus, menikung,
maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah
pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah.
Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang
diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
b. DrainaseLapangan Terbang
Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada drainase area runway dan
shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi, maka analisis
kapasitas / debit hujan mempergunakan formula drainase muka tanah atau surface drainage.
Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau sama dengan
1,50%, kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50% sampai 5%. Kemiringan kearah
memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10%, ketentuandari FAA.
Amerika Serikat, genangan air dipermukaan runway maksimum 14cm, dan harus segera
dialirkan.
Disekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran
terbuka untuk drainase mengalirkan air ( Interception ditch ) dari sisi luar lapangan terbang.
c. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah ( subsurface drainage ) tidak boleh terjadi
genangan dan tidak boleh tererosi. Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan
0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara
keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.

Anda mungkin juga menyukai