Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kepada kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Judul makalah penulis kali ini adalah Hubungan antara Drainase dan
Banjir. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna. Penulis berharap
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga setelah
membaca makalah ini dapat dipahami maksud dan tujuannya.
Wassalam

Bandung, 11 April 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ..……………...………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 3

1.1 Latar Belakang ..……………………………………..……… 3

1.2 Rumusan Masalah …………………………………….……. 3

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………… 3

BAB II ISI….………………………………………………………… 4

2.1 Drainase...…………………………………………………… 4

2.2 Banjir ………………………………………………………... 14

2.3 Hubungan antara Banjir dan Drainase……………………….. 16

2.4 Contoh Kasus……………………………..………………….. 17

BAB III PENUTUP ...…………………………………………………. 19

3.1 Kesimpulan.…………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini, perkembangan manusia yang sangat pesat menyebabkan jumlah
penduduk di suatu wilayah menjadi tidak terkontrol sehingga mengakibatkan
kurangnya ruang terbuka hijau karena banyaknya pemukiman, perkantoran, dan
area industri. Pengalihfungsian suatu tata guna lahan yang sebelumnya berguna
sebagai daerah resapan air hujan menjadi suatu wilayah perkotaan mengakibatkan
aliran air alami terganggu dan tidak adanya cadangan air tanah. Pencemaran air oleh
perilaku manusia yang membuang limbah ke saluran air seperti sungai
mengakibatkan aliran air pada saluran tersebut tersumbat dan pada saat turun hujan
saluran tersebut akan meluap ke daerah sekitarnya yang lebih rendah. Akibatnya
daerah tersebut mengalami banjir karena drainase yang ada tidak bisa menampung
debit air.
Daerah perkotaan yang tidak memiliki cukup ruang terbuka hijau sebagai
tempat resapan air akan terkena banjir apabila tidak ditindaklanjuti. Sistem drainase
yang baik dapat mencegah terjadinya banjir pada suatu perkotaan pada saat musim
hujan dan menjaga cadangan air tanah pada musim kemarau. Pengelolaan limpasan
air hujan berlebih yang baik dapat mengubah hal tersebut menjadi sesuatu yang
lebih berguna seperti sumber daya air untuk kota tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah
sebagai berikut.
a) Apa yang dimaksud system drainase yang berkelanjutan?
b) Ada berapa metode untuk pengembangan system drainase yang
berkelanjutan?
c) Bagaimana memilih suatu metode pembangunan system drainase untuk
perkotaan?
d) Apa manfaat dari green roofs?

3
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai
berikut.
a) Untuk mengetahui metode pengembangan system drainase berkelanjutan
yang efektif untuk tataguna lahan yang kurang luas.
b) Untuk mengetahui Metode – metode pengembangan system drainase
berkelanjutan.
c) Untuk mengetahui bagaimana efek dari green roofs.
d) Untuk mengetahui Solusi untuk mengatasi Banjir.

4
BAB II
ISI

2.1 Sustainable Urban Drainage Systems (SUDS)


2.1.1 Pengertian Sustainable Urban Drainage Systems (SUDS)
Filosofi yang digunakan di seluruh dunia untuk membantu mengurangi
aliran air berlebih berupa penyebaran ke daerah-daerah yang tidak diinginkan.
Tujuan utama dari filosofi SUDS adalah untuk membuat limpasan air, untuk
membersihkan air dari setiap polutan dan untuk mendorong keterlibatan
masyarakat. Ketika anggota masyarakat setempat berpartisipasi dalam
melaksanakan dan mengelola solusi pengairan, meningkatkan kemungkinan
bahwa anggota masyarakat akan mengurus sistem pengelolaan air tersebut,
membuat solusi lebih sukses dalam jangka panjang (SUDS: Background, 2005)
SUDS, atau Sustainable Urban Drainage Systems adalah urutan praktek
pengelolaan air (mengurangi penyebab polusi, pengurangan kegiatan
pencemaran, pengurangan bahan pencemar, dan sebagainya) dan fasilitas (filter
air, parit infiltrasi, terasering buatan, penyimpanan bawah tanah, taman basah,
dan kolam) yang dirancang untuk mengalirkan air permukaan dengan cara
memberikan pendekatan yang lebih berkelanjutan daripada apa yang telah
menjadi praktik konvensional melalui pipa ke anak sungai. (Scottish
Environmental Protection Agency http://www.sepa.org.uk)
Sistem, biasanya pada drainase perkotaan, untuk menghindari banjir
setempat maupun kawasan, degradasi maupun polusi lingkungan, meminimalisir
penggunaan sumber daya, dan untuk beradaptasi terhadap permasalahan di masa
depan yang belum diketahui. (Butler and Parkinson, Water Science and
Technology 35)

5
2.1.2 Manfaat SUDS
A. Kualitas air
Memberikan konstribusi terhadap resapan air tanah melalui infiltrasi,
meningkatkan kualitas air permukaan, melindungi kualitas limpasan
sungai dan danau dari pencemaran.
B. Memenuhi persyaratan air bersih
Sumber control mengurangi limpasan tercampur polutan memasuki
badan air.
C. Nilai Ekonomi
Mengurangi biaya pembuatan infrastruktur drainase, meningkatkan nilai
jual tanah, mengurangi waktu dan biaya penerapan program konservasi
lingkungan.
D. Pengendalian Banjir
Mengurangi frekuensi dan keparahan banjir, mengurangi volume aliran
puncak dan kecepatan.

2.1.3 Metode – metode penerapan sistem drainase berkelanjutan


1. Green Roofs

2. Living Wars

3. Rain Gardens

4. Permukaan Permeable

5. Filter Strips

6. Swares

7. Infiltration Stips

8. Ditches

9. Strom water system booms

10. Cistems

6
11. Constructed Westands

12. Drainage Coridor

2.1.4 Permasalahan Drainase di perkotaan


Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak
faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan,
antara lain:

A. Peningkatan Debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung
debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
B. Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu
diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah.
C. Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan
beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
D. Penyempitan dan pendangkalan saluran
E. Reklamasi
F. Limbah sampah dan pasang surut
G. Alihfungsi tata guna lahan

7
2.2 Green Roofs
2.2.1 Pengertian Green Roofs
Semakin terbatasnya lahan untuk ruang-ruang terbuka hijau akibat pembangunan
di perkotaan mendesak penerapan konsep infrastruktur hijau dalam setiap
implementasi pembangunan. Salah satu cara yang digunakan untuk menerapkan
infrastruktur hijau adalah melalui green roof.

Green roof merupakan sebagian atau seluruh permukaan atap suatu bangunan
yang ditutupi oleh vegetasi dan media tumbuh yang ditanam diseluruh
lapisan/membran yang tahan air. Seringkali adanya mispersepsi antara green
roof dengan roof garden, maka perlu dipahami bahwa kedua hal tersebut memiliki
konsep yang berbeda satu sama lain. Roof garden yaitu adanya tanaman dalam suatu
wadah pot tanaman sehingga terbentuk suatu taman. Berbeda halnya dengan green roof
yaitu sebuah struktur bangunan terintegrasi yang memungkinkan adanya sistem
drainase di seluruh permukaan atap yang menekankan pada pengelolaan stormwater.
Green roof dikategorikan menjadi tiga berdasarkan kedalaman penanaman dan
perawatannya, yaitu:

1. Extensive green roof: membutuhkan media tanam (tanah) yang dangkal,


tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan serta biaya perawatan
yang relatif murah. Extensif green roof banyak digunakan pada bangunan
rumah.
2. Semi-intensive green roof : membutuhkan media tanam (tanah) yang lebih,
mampu menampung berbagai jenis tanaman dalam jumlah besar, dan
membutuhkan struktur bangunan yang lebih kuat.
3. Intensive green roof : mampu menampung berbagai jenis tanaman baik kecil
maupun besar, memiliki ukuran yang luas dengan struktur bangunan yang besar
dan kuat. Intensive green roof banyak digunakan pada bangunan pencakar
langit serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.

8
2.2.2 Prinsip Komponen Green Roofs

1. Pemasangan selaput anti air (waterproof membrane) Hal pertama yang perlu
diperhatikan adalah pemasangan membran tahan air (waterproof membrane)
sebagai penentu berhasil atau tidaknya suatu sistem pengelolaan stormwater.
Seringkali air hujan merembes sehingga menyebabkan kegagalan dalam
pengelolaannya. Material membran atau pelapis dapat menggunakan aspal
hingga terpal.

2. Tambahkan penopang akar Jika memilih bahan aspal sebagai membrane pelapis
atap, maka perlu dipasang lapisan tambahan agar tanaman mendapatkan nutrisi
serta akarnya dapat tertopang dengan baik. Dapat menggunakan beton selain
menggunakan cellular glass yang berfungsi sebagai penyekat.

3. Layer drainase Layer atau lapisan drainase berfungsi untuk mengatasi air yang
meluap sehingga tidak menimbulkan genangan pada atap. Layer dapat dibuat

9
dari campuran kerikil dengan batu apung dengan ketebalan lapisan disesuaikan
dengan luasan area. Kapasitas material drainase yang digunakan harus dapat
menjangkau saluran air. Semakin dekat dengan saluran pembuangan air, maka
semakin tebal lapisan drainase yang perlu dibuat.

4. Pemasangan filter Filter yang baik untuk digunakan adalah filter yang memiliki
sistem penyaring yang sangat tipis namun kuat dan berdaya serap tinggi,
sehingga selagi mengalirkan air dari green roof ke saluran pembuangan, pasir
maupun menahan batuan kerikil yang terbawa arus agar tidak ikut tersaring.
Keberadaan akar tanaman juga menjadi penunjang dalam penetrasi lapisan.
Bahan yang dapat digunakan diantaranya polyester ataupun polypropylene.

5. Media tanam Media tanam yang popular digunakan adalah tanah namun dapat
memicu tumbuhnya rumput liar sehingga harus menambahkan gulma atau
patgen pada tanah tersebut. Oleh karena itu, beberapa beralih menggunakan
komponen anorganik seperti tanah liat atau pasir yang ditambahkan dengan
humus atau lapisan tanah yang paling atas karena mengandung nutrisi yang baik
untuk tumbuhan agar dapat tumbuh subur.

6. Install drip irrigation Drip irrigation dibutuhkan pada saat awal penanaman
yang berfungsi untuk menyediakan air secara merata pada seluruh tanaman
khususnya pada bagian akar. Drip irrigation juga dapat dimanfaatkan untuk
menyalurkan pupuk pada saat tanaman baru selesai ditanam.

7. Penanaman Tumbuhan Pemilihan jenis tanaman perlu mempertimbangkan


cuaca dan iklim di lingkungan serta tidak membutuhkan perawatan yang rumit.

10
'

The Top of The Rock' on Rockefeller Centre in NewYork

Sumber: worldofwanderlust.com

Dengan menerapkan green roof pada atap bangunan maka dapat membantu
dalam penyerapan air hujan sebesar 50-60% ke dalam tanah mediumnya. Setelah
air hujan diserap, air tersebut terevaporasi oleh tanaman ke atmosfer bumi.
Sebagian air akan tetap menjadi cadangan air bagi tanaman di dalam tanah, dan
sisanya dialirkan melalui saluran air.

Selain itu berperan dalam menyediakan isolasi panas karena tanaman dan
media tumbuh tersebut akan menghalangi cahaya matahari langsung ke
permukaan atap bangunan. Dengan demikian suhu udara ruangan di suatu
bangunan memiliki suhu udara yang lebih rendah yaitu sekitar 3-4 derajat celcius
dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan akibat proses evaporasi dan
transpirasi tanaman yang mempengaruhi suhu termal bangunan.

Penerapan green roof di Indonesia hingga saat ini belum banyak


diimplementasikan oleh setiap pelaku konstruksi skala besar maupun dalam skala
lingkungan. Ketelitian serta pembiayaan menjadi tantangan tersendiri dalam

11
penerapan konsep green roof. Jika penerapan green roof banyak diterapkan pada
bangunan perkotaan, secara otomatis menjadi suatu cara dalam antisipasi bencana
banjir perkotaan, menjaga kualitas air dan udara serta mengurangi dampak
perubahan iklim.

2.2.3 Manfaat Green Roofs


1. Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu
merubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya
melalui proses reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam
menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfir kota
sehingga dapat menekan efek rumah kaca;
2. Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek
panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan
maupun dari tanah (heat island effect)
3. Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal
dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi
yang lebih efisien;
4. Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman
atap memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang
berasal dari luar bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau
aktivitas industri)
5. Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya
dengan fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof)
menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih
hidup, asri, dan nyaman;
6. Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi
sebagai habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme
(wildlife) antar ruang hijau di kawasan perkotaan.

12
2.3 Infiltration Strips
Sering kita ketahui bahwa Banjir terjadi karna musim hujan atau curah hujan
yang cukup tinggi atau juga karena manusia membuang sampah sembarangan.
Memang benar bahwa curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir namun
jika di lihat dari definisi drainase bahwa drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal, maka
dapat kita lihat hubungan antara banjir dan drainase sangat berhubungan karena
drainase sebagai tempat aliran air dan bisa membuang kelebihan air dari suatu
kawasan secara optimal.
Walaupun curah hujan tinggi tetapi system jaringan drainase yang baik
kemungkinan terjadi banjir cukup kecil karena limpasan air dapat mengalir dan
tidak meluap atau banjir. Jika dikaitkan dengan membuang sampah sembarangan
menyebabkan banjir itu terjadi karena sampah yang dibuang sembarangan akan
menyebabkan system jaringan drainase terhambat atau terhalang oleh sampah.
Maka dari itu air yang masuk melewati jaringan drainase akan tersumbat dan akan
meluap dan menyebabkan banjir. Kesimpulannya hubungan antara banjir dan
drainase saling berhubungan karna apabila drainase bermasalah maka akan
menyebabkan banjir.

2.4 Contoh Kasus

13
Banjir Bandang Rendam Permukiman di
Bitung, Sulawesi Utara

Foto: dok. Istimewa


Jakarta - Hujan deras mengguyur Kota Bitung sejak semalam. Hujan
mengakibatkan banjir bandang dan membuat 1.340 warganya harus mengungsi.

"Hujan dengan intensitas tinggi dan air kiriman dari Gunung Dua Saudara.
Unsur gabungan juga sudah melakukan upaya darurat seperti evakuasi dan
memompa air," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo
Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu
(11/2/2017).

Sutopo menyebut, banjir setidaknya merendam 6 Kelurahan yang berada dalam


Kecamatan Aer Tembaga dan beberapa kecamatan lainnya. "Banjir juga
merendam Kecamatan Mahesa, Kecamatan Lembeh Utara, Kelurahan Mawali,
Kelurahan Pintu Kota dan Kecamatan Lembeh Selatan," lanjut Sutopo.

Dalam foto yang diterimadetikcom, hujan juga mengakibatkan longsor dan

14
menutup akses jalan. Tampak sejumlah warga tengah membereskan sisa-sisa
lumpur dan pohon yang menutupi akses jalan.
Foto: dok. Istimewa

Sementara itu, salah satu pembaca detikcom Handoko Lipoeto mengirimkan


foto kondisi perumahan di Kota Bitung melalui pasangmata.com. "Kondisi saat
ini masih mendung gelap. Banjir tadi sudah sepinggang orang dewasa dan
arusnya cukup deras, karena air bah langsung turun dari gunung," ungkap
Handoko saat dihubungi detikcom melalui telepon.

Foto: Handoko/Pasangmata.com

Handoko menambahkan selain banjir, derasnya hujan juga mengakibatkan tanah


longsor dan menimbun satu rumah warga. "Ada satu rumah warga yang
tertimbun, warga juga masih bertahan dan belum mengungsi," sambung
Handoko yang juga sedang mengecek kerabatnya.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-3420431/banjir-bandang-
rendam-permukiman-di-bitung-sulawesi-utara Senin, Februari 2017 pukul
19.00

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan kita dapat simpulkan bahwa Pengembangan system


drainase yang berkelanjutan dapat memperkirakan masa yang akan datang bahwa
saluran pembuangan atau drainase dapat mengaliri air permukaan dengan baik agar
tidak terjadi banjir. Dari semua kasus banjir 95% banjir disebabkan oleh alihfungsi
tata guna lahan yang mengakibatkan ruang resapan air berkurang dan air tidak bias
menyerap ke dalam tanah karna yang tadinya tataguna lahan itu dipakai untuk ruang
resapan air sudah di alihfungsi kan untuk berbagai kebutuhan dan air akan
menggenang di permukaan.
Dengan kasus yang sering di jumpai yaitu banjir, ada beberapa metode yang bias
mengurangi kemungkinan terjadi nya banjir sekaligus menghilangkan polutan air
antara lain adalah Green Roofs dan Infiltration Trips. Kedua metode ini dapat
mengurangi terjadinya banjir sekaligus banyak manfaat nya antara lain dapat
menjernihkan air dan membersihkan air dari polutan.

16
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/1120-1620-1-SM.pdf
http://kotahijau.id/knowledge/detail/mewujudkan-konsep-green-roof-pada-atap-
bangunan
http://tanamsatupohon.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-manfaat-dan-aplikasi-roof.html
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-2-01221-AR%20Bab2001.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai