Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SAMMERY

PERENCANAAN SISTEM
DRAINASE

DISUSUN :

Jamiludin
(1472200015)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
2023
BAGIAN 1
PENGERTIAN DRAINASE

1.1 Pengertian Drainase


Drainase yang berarti mengeringkan atau mengalir kan air adalah terminologi yang
digunakan untuk menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah
kelebihan air baik diatas tanah maupun dibawah tanah baik yang terbentuk secara alami
maupun yang dibuat oleh manusia. Drainase yang berarti mengeringkan atau mengalir kan air
adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan
penanganan masalah kelebihan air baik diatas tanah maupun dibawah tanah baik yang
terbentuk secara alami maupun yang dibuat oleh manusia.
Drainase dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah, sehingga
drainase menyangkut air permukaan dan juga menyangkut air tanah. Sesuai dengan prinsip
sebagai jalur pembuangan maka pada waktu hujan air yang mengalir dipermukaan diusahakan
secepatnya dibuang agar tidak akan menimbulkan genangan yang dapat mengganggu aktivitas
orang dan bahkan akan dapat menimbulkan kerugian.

1.2 Sistem Jaringan Drainase Didalam Wilayah Kota


Sistem drainase mayor adalah sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari
suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem drainase mayor ini juga
disebut sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem
drainase ini adalah menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase
primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan disekitar
bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lainnya dimana debit air yang dapat
ditampung tidak terlalu besar dan direncanakan dengan masa ulang 2, 5 dan 10 tahun
tergantung tata guna lahan.

1.3 Drainase di Kawasan Permukiman


Adalah perumahan/kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/lingkungan hunian yang dilengkapi prasarana dan sarana lingkungan. Sistem drainase
pada permukiman berfungsi untuk mengkoordinasikan sistem instalasi air dan juga berfungsi
sebagai pengendali keperluan air serta berfungsi juga untuk mengontrol/mengendalikan
kualitas air tanah. Drainase permukiman direncanakan untuk mengen dalikan erosi yang dapat
menyebabkan kerusakanpada bangunan serta mengendalikan air hujan yang berlebihan atau
untuk mengendalikan dan mencegah adanya genangan air pada kawasan/areal rumah tinggal.

1.4 Sistem Saluran Drainase


Secara umum sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan/lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Bangunan sistem drainase secara berturutan
mulai dari hulu terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector
drain), saluran induk (main drain) dan badan air penerima (receiving waters). Disepanjang
sistem drainase tersebut akan sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong,
jembatan-jembatan, talang dan saluran miring / got miring.
1. Sistem Saluran Drainase Buatan
2. Sistem Saluran Drainase berdasarkan fisiknya,
3. Sistem Saluran Drainase Menurut Keberadaannya
4. Sistem Saluran drainase menurut konstruksinya
5. Sistem Saluran drainase menurut fungsinya
6. Sistem Saluran drainase menurut konsepnya
7. Sistem saluran drainase menurut letaknya
8. Sistem Saluran menurut posisinya
9. Sistem Salutan drainase terbuka menurut bentuk penampangnya

1.5 Pola Jaringan Drainase


Pola Jaringan drainase adalah perpaduan antara satu saluran dengan saluran lainnya baik
yang fungsinya sama maupun berbeda dalam suatu kawasan tertentu. Dalam perencanaan
sistem drainase yang baik adalah membuat dimensi saluran sesuai dan harus ada kerja sama
antara saluran shg pengaliran air lancer. Beberapa model pola jaringan-jaringan yang dapat
diterapkan dalam perencanaan jaringan adalah:
1. Pola alamiah
2. Pola siku
3. Pola parallel
4. Pola grid iron
5. Pola Radial
6. Pola Jaring-jaring
1.6 1Sistem Drainase menurut bentukannya
1. Land grading and smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan land smoothing (penghalusan
permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin kemi ringan yang sesuai
secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran drainase permukaan. Untuk
efektivitas yang tinggi pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti, sehingga
ketidak seragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan
merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul harus dihilangkan.
2. Drainase acak (random field drains)
Drainase acak (random field drains) adalah kegiatan untuk mengatasi cekungan-
cekungan dan lobang-lobang tempat berkumpulnya air genangan di permukaan. Lokasi
dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan, dan
kemiringannya biasanya sedatar mungkin, hal ini untuk memu dahkan peralatan traktor
pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat. Kondisi erosi
yang terjadi pada lahan yang menga lami cekungan biasanya tidak menjadi masalah
karena kemiringan / kelandaiannya rendah (relatif datar), dan tanah bekas galian
disebarkan ke lobang-lobang tanah untuk mengurangi kedalaman saluran.
3. Drainase Paralel (Paralel field drains)
Saluran drainase Paralel (Paralel field drains) ini tepat d gunakan pada tanah yg relatif
datar dengan kemiringan kurang dari 1-2%. Sistem ini dikenal dengan bedding system
dimana saluran dibuat paralel, yang kadang-kadang jaraknya antara saluran tidak sama,
hal ini tergantung dari panjang barisan saluran drainase dan jenis tanah pada lahan
tersebut.

4. Drainase Mole
Drainase mole biasa dengan lobang tikus, berupa saluran bulat yang konstruksinya tanpa
dilindungi sama sekali dan pembuatannya tanpa menggali tanah, cukup dengan menarik
traktor, bentukan baja bulat yang disebut mole, yang dipasang pada alat seperti bajak
dilapisan tanah subsoil pada kedalaman yang dangkal. Pada bagian belakang alat mole
biasanya disertakan alat expander, manfaatnya untuk memperbesar dan memperkuat
bentuk lubang.
BAGIAN II
DRAINASE PERKOTAAN
2.1 Definisi
Drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan
perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan
kota. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan meliputi 7:
1) Permukiman
2) Kawasan Industri dan perdagangan,
3) Kampus dan sekolah,
4) Rumah sakit dan fasilitas umum
5) Lapangan olah raga dan lapangan parkir
6) Instalasi militer
7) Pelabuhan udara

2.2 Sistem penyediaan jaringan drainase


Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari 4 adalah sebagai berikut:
1. Sistem drainase utama
2. Sistem drainase local
3. Sistem Drainase terpisah
4. Sistem drainase gabungan

2.3 Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengenda lian banjir


1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder dan tertier
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota,
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need)

2.4 Bangunan-bangunan sistem drainase dan pelengkapnya


1. Bangunan-bangunan sistem saluran drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan
bangunan-bangunan nonstruktur
2. Bangunan pelengkap saluran drainase
2.5 Fungsi dan Tujuan Drainase
1. Fungsi drainase
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga lahan dapat
difungsikan secara maksimal. Sebagai pengendali air ke permukaan dengan tindakan
untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.
2. Fungsi drainase terbuka
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman. Pengendalian kelebihan air
permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta sejauh mungkin dapat
mendukung kelestarian lingkungan.

2.6 Permasalahan dan Manfaat drainase


1. Permasalahan drainase
1) Peningkatan debit:
2) Peningkatan jumlah penduduk
3) Amblesan tanah
4) Penyempitan dan pendangkalan sungai
5) Reklamasi,
6) Limbah sampah dan pasang surut,
2. Manfaat drainase
1) Mengeringkan daerah becek dan genagan air sehingga tidak ada akumulasi air
tanah,
2) Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal,
3) Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunanyang ada,
4) Mengendalikan air hujan yang berlebiha

2.7 Konsep Perencanaan dan Penanganan drainase


1. Perencanaan drainase
2. Penanganan drainase
3. Penyebab turunnya Kapasitas layanan drainase

2.8 Penyebab Genangan dan Pemeliharaan Drainase


1. Penyebab genangan
1) Dimensi Saluran drainase yang tidak sesuai,
2) Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit
banjir di suatu daerah aliran sistem drainase,
3) Elevasi saluran tidak memadai,
4) Lokasi merupakan retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi
permukiman.
5) Tanggul kurang tinggi,
6) Kapasitas tampungan kurang besar
7) Dimensi gorong-gorong terlalu kecil,
8) Adanya penyempitan saluran.
9) Tersumbatnya saluran oleh endapan, sedimen tasi atau timbunan sampah,
2. Konsep Pemeliharaan
1) Tata guna lahan daerah perencanaan yang akan berpengaruh terhadap kesediaan
tanah dan kepadatan lalu lintas,
2) Kemampuan pengaliran air buangan dengan tetap memperhatikan jenis bahan
saluran yang dipergunakan,
3) Kemudahan pembuatan dan pemeliharaan saluran drainase,

2.9 Drainase pada beberapa bangunan Infrastruktur


1. Drainase Jalan
2. Drainase Lapangan terbang
3. Drainase lapangan Olah raga

2.10 Saluran Drainase Terbuka dan drainase tertutup


Sebelumnya telah disinggung sedikit tentang darinase terbuka dan tertutup tetapi belum
dibahas secara rinci terhadap pilihan penggunaan drainase terbuka dan drainase tertutup
tersebut.
1. Saluran Drainase Terbuka
2. Saluran Drainase Tertutup
3. Keuntungan dan kerugian saluran terbuka/tertutup
BAGIAN III
PERENCANAAN DRAINASE
3.1 Konsep dasar
Konsep dasar perencanaan sistem drainase yang direkomendasikan sebagai acuan adalah
sebagai berikut:
1. Sedapat mungkin memanfaatkan drainase alam yang dimiliki oleh daerah rencana,
2. Aliran limpasan harus dibatasi dengan berprinsip
3. Saluran drainase harus sependek mungkin jaraknya terhadap outfall (sungai atau badan
penerima lainnya),
4. Pada bagian - bagian yang sudah dalam operasional pemeliharaan, diusahakan semaksimal
mungkin terjadi pemeliharaan yang memadai,
5. Bagian-bagian yang rawan dari kerusakan diusaha kan mudah ditangani dengan
penambahan perleng kapan saluran.

3.2 Landasan Normatif


Landasan: didasarkan pada konsep kelestarian lingkungan dan konservasi sumberdaya
air yaitu pengendalian air hujan agar lebih banyak meresap kedalam tanah dan
mengurangi aliran permukaan,
Tahapan: mengenai pembuatan rencana induk, studi kelayakan, dan perencanaan detail,
didasarkan pada pertimbangan teknik, sosial ekonomi, finansial, dan lingkungan,
dilakukan dengan survei lokasi, topografi, hidrologi, geoteknik tataguna lahan, institusi,
peran serta masyarakat, kependudukan, lingkungan dan pembiayaan, penyediaan
terhadap parameter disain, penyiapan tanah, pelaksanaan drainase.

3.3 Model Perhitungan drainase terbuka


1. Kecepatan saluran
2. Kecepatan aliran
3. Kemiringan dasar saluran dan talud saluran
4. Ambang batas (free board)
5. Penampungan Saluran

3.4 Langkah-langkah dan data yang diperlukan dalam perencanaan


1. Analisis Hujan
2. Analisis Frequensi dan Probabilitas Hujan
3. Analisis Intensitas Curah Hujan
4. Analisis Debit Limpasan
5. Analisis Hidrolika

3.5 Langkah-langkah dan data yang diperlukan dalam perencanaan


1. Perhitungan data curah hujan
2. Data Curah Hujan
3. Analisis Curah Hujan Rerata Daerah

3.6 Perencanaan Sistem Drainase berkelanjutan


Berkembangnya suatu wilayah dapat mengurangi jumlah air hujan yang terserap ke
dalam tanah dan hal tersebut harus segera ditindak lanjuti untuk mencegah terjadinya banjir.
Pada saat ini limpasan air permukaan dari daerah yang diperkeras seperti lahan parkir, wilayah
industri, wilayah perkantoran dan jalan hanya untuk dilimpaskan ke selokan sebelum akhirnya
mengalir ke sungai, dan jika hujan yang turun sangat deras saluran drainase tidak dapat
menampung limpasan dan mengakibatkan banjir. Sistem drainase berkelanjutan mengatur air
hujan yang jatuh disuatu wilayah DAS dengan menyerupai apa yang terjadi secara alamidan
ramah lingkungan.

3.7 Dasar Kelayakan sistem Saluran Drainase


Untuk menentukan kelayakan dalam menentukan rencana pembuatan saluran drainase
ditinjau dari beberapa aspek:
1. Kelayakan Teknis
2. Kelayakan Ekonomi
3. Kelayakan lingkunganknis

Anda mungkin juga menyukai