Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEKERJAAN DRAINASE

Disusun Oleh:
Muhammad Andika Pratama Putra
1801411001
2-PJJ

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN
JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai


aktivitas,maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada
sanitasiyang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan
airhujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan
menimbulkandampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak
akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem
inimempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang
sehat,apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.Drainasejuga
merupakansalah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhanmasyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaaninfrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaianbangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannyadengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan
airyang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat
yangditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umumyang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman,nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan
airpermukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan
ataubangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan
airpermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Semakin berkembangnya suatu daerah, lahan kosong untuk meresapkan air secara
alami akan semakin berkurang. Permukaan tanah tertutup oleh beton dan aspal, hal ini akan
menambah kelebihan air yang tidak terbuang. Kelebihan air ini jika tidak dapat dialirkan
akan menyebabkan genangan. Dalam perencanaan saluran drainase harus memperhatikan
tata guna lahan daerah tangkapan air saluran drainase yang bertujuan menjaga ruas jalan
tetap kering walaupun terjadi kelebihan air, sehingga air permukaan tetap terkontrol dan
tidak mengganggu pengguna jalan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimakasud dengan Drainase
2. Apa saja macam-macam drainase
3. Bagaimana jenis saluran drainase
4. Bagaiman bentuk dan pola drainase

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian drainase
2. Mampu memehami macam –macam drainase
3. Mengetahui ada berapa jenia saluran drainase
4. Memahami bentuk dan pola drainase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI DRAINASE

Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan
ataumengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-
sistimyang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas
maupundibawah permukaan tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah,
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia,
drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah.
Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.

2.2 MACAM-MACAM DRAINASE


 Menurut asalnya:
A. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
B. Drainase Buatan (Arficial Drainage)

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga


memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

 Menurut Letak Bangunan


A. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa
open chanel flow.
B. Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-
alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.
 Menurut Fungsi
A. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya
seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
B. Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis
air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

 Menurut Konstruksi
A. Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk
drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu
lingkungan.

B. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk
aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk
saluran yang terletak di kota/permukiman.

2.3 JENIS-JENIS DRAINASE


 Land dan Smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing
(Penghalusan permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin
kemiringan yang berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk
penerapan saluran drainase permukaan
Studi menunjukan bahwa pada lahan dengan pengaturan saluran drainase
permukaan yang baik akan meningkatkan jarak drainase pipa sampai 50%,
dibandingkan dengan lahan yang kelebihan air dibuang dengan drainase pipa
tanpa dilakukan upaya pengaturan saluran drainase permukaan terlebih dahulu.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara
teliti. ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki
cekungan merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus
dihilangkan dengan bantuan peralatan pengukuran tanah.

 Drainase Acak (Random Field Drains)


Drainase ini merupakan gambaran yang menunjukan pengelolaan untuk
mengatasi masalah cekungan dan lubang – lubang tempat berkumpulnya air.
Lokasi dan arah dari saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi
lahan. Kemiringan lahan biasanya diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk
memudahkan peralatan traktor pengolah tanah dapat beroperasi tanpa merusak
saluran yang telah dibuat. Erosi yang terjadi pada kondisi lahan seperti diatas,
biasanya tidak menjadi masalah karena kemiringan yang relatif datar. Tanah
bekas penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau lubang –
lubang tanah, untuk mengurangi kedalaman saluran drainase.

 Drainase Pararel (Pararelle Field Drains)


Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan
kurang dari 1% – 2 %, system saluran drainase parallel bisa digunakan. System
drainase ini dikenal sebagai system bedengan. Saluran drainase dibuat secara
parallel, kadang kala jarak antara saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari
panjang dari barisan saluran drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut,
jarak dan jumlah dari tanah yang harus dipindahkan dalam pembuatan barisan
saluran drainase, dan panjang maksimum kemiringan lahan terhadap saluran
(200 meter). Keuntungan dari system saluran drainase parallel, pada lahan
terdapat cukup banyak saluran drainase. Tanaman dilahan dalam alur, tegak
lurus terhadap saluran drainase paralel. Jumlah populasi tanaman pada lahan
akan berkurang dikarenakan adanya saluran paralel. Sehingga bila
dibandingkan dengan land grading dan smoothing, hasil produksi akan lebih
sedikit. Penambahan jarak antara saluran paralel, akan menimbulkan kerugian
pada sistem bedding, karena jarak yang lebar menimbulkan kerugian pada
sistem bedding, karena jarak yang lebar membutuhkan saluran drainase yang
lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m, maka aliran akan dibagi dua
agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding yang lebar, harus
dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada tanah gambut, saluran
drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1 meter. Pada
daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa,
bangunan pintu air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim
hujan.

 Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang
konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus
menggali tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat
yang disebut mol yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil
pada kedalaman dangkal. Pada bagian belakang alat mole biasanya disertakan
alat expander yang gunanya untuk memperbesar dan memperkuat bentuk
lubang.
2.4 BENTUK DAN POLA DRAINASE
A. Bentuk drainase
1. Bentuk Trapesium
Pada umumnya saluran air drainase memiliki bentuk trapesium yang terbuat
dari tanah. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat dibuat dari pasangan
batu dan beton. Bentuk trapesium tersebut berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan yang memiliki debit yang besar.

2. Bentuk Persegi
Saat ini pembuatan saluran air sistem drainase sering menggunakan beton
berbentuk persegi. Saluran berbentuk persegi ini biasa terbuat dari pasangan
batu dan beton. Menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit
yang besar menjadi fungsi utama dari saluran air bentuk persegi ini.
3. Bentuk Segitiga
Memiliki bentuk yang cukup aneh dimana hanya memiliki 2 sisi saja yang
menghadap ke tanah membuat saluran air berbentuk segitiga ini sangat jarang
digunakan. Saluran bentuk segitiga hanya digunakan pada kondisi tertentu saja
dimana hanya berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan dengan debit kecil.

B. POLA DRAINASE
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada
sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.

2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-
saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

4. Alamiah

Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

5. Radial

Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.


BAB II
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa
merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Macam-macam drainase berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua., drainase alami dan
buatan. Berdasarkan letak bangunannya, dibagi menjadi dua yaitu di atas permukaan tanah dan
di bawah permukaan tanah. Menurut fungsinya, yaitu single purpose dan multi purpose.
Sedangkan menurut konstruksinya, terbagi menjadi dua yaitu saluran terbuka dan tertutup.
Berdasarkan jenisnya, drainse terbagi menjadi beberapa jenis. Yaitu drainse parallel, acak,
dan mole. Sedangkan menurut bentuknya, yaitu drainase berbentuk trapezium, segitiga dan
persegi.
DAFTAR PUSTAKA

Hasmar. 2002. Drainase Perkotaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit UI


http://teknik-sipil-referensi.blogspot.com/2017/02/jenis-jenis-drainase-perkotaan.html
https://jawaracorpo.com/Intip-4-Bentuk-Saluran-Air-Sistem-Drainase-Berikut-Ini.html
https://tsipilunikom.wordpress.com/2012/06/19/sistem-drainase/

Anda mungkin juga menyukai