Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR PEMBUATAN JALAN DENGAN SISTEM

DRAINASE UNTUK MENGATASI PENGGENANGAN AIR DI


STRUKTUR TANAH RENDAH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Cicik Tri Jayanti, S.Pd, M.A.

oleh
Siti Fatimah
180523630033

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Oktober 2018
1

A. PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tiga bahasan,yaitu: (1) Latar belakang, (2) Rumusan masalah, dan
(3) Tujuan bahasan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Latar Belakang
Penggenangan air yang terjadi pada saat musim hujan di kawasan jalan di
desa Traktakan Wonosari Bondowoso diperparah dengan struktur jalan yang
cekung/lembah sehingga air tidak bisa berpindah, kawasan itu merupakan tempat
aliran terakhir air hujan serta di jalan ini pula tidak ada sistem drainase.
Penggenangan air yang terjadi membuat jalan disekitarnya menjadi becek sehingga
masyarakat yang mengunakan jalan tersebut terganggu, adanya kondisi tersebut maka
sangat diperlukan suatu penelitian dan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Melihat hal tersebut maka solusi yang tepat adalah pembangunan jalan dengan
struktur baru dan cocok dengan kondisi tanah yang berlembah serta adanya sistem
drainase yang baik sehingga akan mengurangi 80% penggenangan air di wilayah
tersebut.
Sistem drainase yang tepat di kondisi jalan seperti yang telah diuraikan adalah
sistem drainase bawah tanah yang drainase tersebut ditaruh di bawah jalan sehingga
struktur jalan yang lembah juga dapat ditambahkan ketinggiannya dengan adanya
drainase tersebut, yang kedua adalah deck drain yang biasanya digunakan di jalan tol
drainase ini memiliki ukuran yang kecil sehingga dapat ditanam di dalam struktur
jalan.
Ajeng Kusuma Dewi dkk menyatakan (2014 dalam Haryono Sukarto
1999), “drainase adalah suatu ilmu untuk pengeringan tanah. Drainase
berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan
air dan minologi yang digunakan untuk menyatakan sistem – sistem
yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di atas
maupun di bawah pemukiman tanah.”
2

Sedangkan Suripin, (2004) menyatakan pendapat lain yaitu “Sistem drainase secara
umum dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.”
Tidak hanya sistem drainase yang harus diperhatikan namun pembangunan
jalan dengan struktur yang cocok juga perlu dipikirkan karena dengan pembangunan
jalan dengan stuktur yang baik dapat mencegah penggenangan air dan becek pada
saat musim hujan serta jalan jugak berfungsi sebagai media transportasi yang sangat
penting keberadaanya. Pembangunan jalan harus disesuaikan dengan kebutuhan akan
jalan tersebut.
M. Miftahul Huda dkk menyatakan (2015), “Jalan Kelas I, yaitu jalan
arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan
lebih besar dari 10 ton, sedangkan jalan kelas II adalah jalan yang dapat
dilalui oleh muatan maksimum 10 ton , dan jalan kelas II hanya
diizinkan dilalui oleh muatan maksimum 8 ton.”

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sistem drainase yang tepat pada pembangunan jalan?
b. Bagaimana struktur yang baik untuk pembangunan jalan yang memiliki struktur
tanah rendah (cekung)
c. Mengapa pengunaan deck drain sangat efektif untuk digunakan di jalan yang
mengalami penggenangan air?

3. Tujuan
a. Untuk mengembangkan sistem drainase yang tepat pada pembangunan jalan.
b. Untuk menganalisis struktur yang baik untuk pembangunan jalan yang memiliki
struktur tanah rendah (cekung).
c. Untuk menganalisi pengaruh pengunaan deck drain di jalan yang mengalami
penggenangan air.
3

A. PEMBAHASAN
Pembahasan dalam makalah meliputi tiga hal, yakni (1) sistem drainase yang
tepat pada pembangunan jalan, (2) stuktur jalan yang baik bagi daerah yang cekung,
(3) sistem deck drain yang baik digunakan pada jalan yang mengalami penggenangan
air.
1. Sistem Drainase yang Tepat pada Pembangunan Jalan.
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan. Saluran primer adalah
saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke
badan air penerima. Saluran drainase terdiri dari saluran :
a. Saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder
dan menyalurkannya ke badan air penerima.
b. Saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier
dan menyalurkannya ke saluran primer.
c. Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
penangkap menyalurkannya ke saluran sekunder.
Sistem drainase sangat penting peranannya dalam suatu struktur jalan dengan
adanya drainase jalan tidak akan mengalami penggenangan air saat musim hujan.
Pada umumnya sistem drainase memiliki 2 jenis ada yang terbuka dan tertutup.
Sistem drainase tertutup terletak di kanan dan kiri bahu jalan yang berfungsi
untuk manampung air hujan dan posisinya lebih rendah dari jalan raya agar ketika
hujan air dapat turun mengalir ke drainase. Saluran drainase terbuka biasanya
dipakai di pemukiman, daerah indutri, perkotaan, dan daerah lainnya. Pada umumnya
talud saluran ini diberi pasangan batu atau beton bertulang, bentuk saluran ini
biasanya trapesium atau segiempat.
Saluran tertutup merupakan bagian dari sistem saluran drainase pada tempat
tertentu seperti kawasan pasar, perdagangan, dan lainnya yang tanah permukaannya
4

tidak memungkinkan untuk dibuat saluran terbuka. Saluran tertutup dapat dibedakan
menjadi dua macam.
a. Saluran terbuka yang ditutup dengan plat beton.
b. Saluran tertutup (aliran bebas atau aliran bertekanan).
Saluran drainase tertutup memiliki keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan
dari sistem drainase tertutup adalah bagian atas dari saluran yang tetutup dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untu pejalan kaki. Sedangkan
kerugiannya adalah pemeliharaan saluran ini lebih sulit daripada saluran terbuka. Ada
beberapa Fasilitas yang harus disediakan pada saluran tertutup yaitu lubang kontrol
atau man holedan juga saringan sampah dipasang pada bagian hulu lubang control
Selain itu sistem drainase juga memiliki 2 bentuk yang sering digunakan
yaitu bentu trapesium dan persegi empat. Bentuk trapesium umumnya terbentuk
secara alami dimana bentuk talud mengikuti bentuk tanah asli, sedangkan bentuk
persegi panjang adalah bentuk yang dibuat dengan persyaratan talud kecuali pada
tanah yang keras atau padat.
Menurut penjelasan yang telah disampaikan maka sistem drainase yang cocok
pada jalan yang akan dibangun di desa Traktakan adalah sistem drainase tertutup
karena sistem drainase ini sangat cocok dengan keadaan di desa Traktakan dengan
sistem drainase ini maka akan membuat struktur jalan akan lebih tinggi sehingga
tidak akan ada lagi daerah yang lembah atau cekung, selain itu sistem drainase
tertutup tidak memerlukan lahan yang luas ini sangat sesuai dengan keadaan jalan
yang tidak terlalu luas. Pembangunan sistem drainase tertutup yang akan dibangun
akan disambungkan ke aliran sungai terdekat sehingga air yang dapat dialirkan
langsung ke sungai, namun meskipun akan dibangun melewati daerah tempat tinggal
warga sistem drainase tertutup tidak akan mengganggu lahan warga karena diatas
sistem drainase dapat digunakan untuk kepentingan lain misalnya untuk jalan lainnya
atau halaman warga ini dikarenakan posisi drainase yang berada dibawah permukaan
tanah.
Untuk membangun sistem drainase yang cocok untuk kondisi suatu jalan dan
yang akan berfungsi baik saat digunakan maka harus mempertimbangkan beberapa
5

aspek seperti aspek kenyamanan bagi masyarakat, aspek kondisi dan karakteristik
lahan, aspek kebutuhannya, dan aspek curah hujan di daerah tersebut. Besaran hujan
adalah masukan yang terpenting dalam analisis transformasi hujan-aliran, sehingga
apabila kesalahan yang terdapat pada data hujan terlalu besar maka hasil analisis yang
dilakukan pantas diragukan (Sri Harto, 1993). Seperti yang telah disampaikan oleh
Sri Harto mengenai curah hujan, maka pembangunan sistem drainase harus
direncanakan dengan sangat baik. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka
sistem drainase yang akan dibuat akan berfungsi dengan baik serta tidak akan
menimbulkan permasalahan lain dikemudian hari.

2. Struktur Jalan yang Baik bagi Daerah yang Memiliki Struktur Tanah
Rendah (Cekung).
Menurut Adji Adisasmita (2011:79), “Jalan merupakan prasarana transportasi
darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air serta di atas permukaan air”.
Sebelum melakukan pembangunan suatu jalan maka sebaiknya harus
mengetahui klasifikasi jalan dan struktur jalan yang cocok untuk kondisi tempat yang
akan dilakukan pembangunan jalan. Klasifikasi jalan adalah pengelompokan jalan
berdasarkan fungsi jalan, adminitrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu
yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan.
Jalan menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri,
jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.
b. Jalan kolektor merupakan jalan yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata rata sedang,
dan jumlah jalan masuk dibatasi.
6

c. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan


setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
d. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah.
Pengelompokan jalan menurut muatan sumbu atau disebut juga kelas jalan
terbagi atas jalan kelas I, jalan kelas II, dan jalan kelas III. Pengelompokan jalan ini
didsarkan atas seberapa kuat jalan menerima beban dari kendaraan. Dengan adanya
kelas ini kita dapat membuat jalan yang sesuai dengan kegunaanya nantinya serta kita
dapat memprediksikan ketahanan dari struktur jalan tersebut.
Salah satu aspek dalam perencanaan jalan adalah melindungi jalan dari air
karena air dapat merusak ikatan yang pada umumnya terbuat dari campuran agregat
dan aspal, bila keadaan ini terjadi seacara terus menerus maka jalan akan mengalami
kerusakan. Milihat dari kondisi lahan dan struktur tanah di desa Traktakan maka
sebaiknya mengunakan bahan aspal porus karena aspal porus menggunakan agregat
bergradasi terbuka yang memiliki fraksi agregat kasar tidak kurang dari 85% dari
berat total campuran agar diperoleh rongga tinggi, permukaan kasar yang berfungsi
sebagai drainase di permukaan jalan sehingga membolehkan air meresap ke dalam
lapisan atas secara vertikal dan horizontal, kemampuan meredam kebisingan dan
meningkatkan gesekan antara permukaan jalan dengan ban kendaraan. Selain itu
pembuatan struktur ketebalan jalan juga harus diperhatikan karena daerah tersebut
memiliki struktur tanah yang lebih rendah daripada struktur tanah yang ada di daerah
tersebut.
Struktur dan karakteristik tanah juga harus diperhatikan dan proses
pengerasan jalan karena tanah dasar mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap
pengerasan jalan. Tanah akan mengalami penyusutan volume apabila kadar airnya
berkurang dan mengalami kenaikan volume ketika kadar air meningkat sehingga
apabila hal ini terjadi jalan akan tidak stabil atau akan mengalami kerusakan. Melihat
kondisi tanah yang rendah yang terdapat di desa Traktakan maka perlu adanya
7

penambahan volume ketinggian tanah dan pengunaan pondasi yang sesuai serta tahan
terhadap air.
Oleh karena itu pembuatan jalan di desa Traktakan menggunakan aspal porus
yang tahan terhadap air sehingga jalan akan tahan lama dan di dasar pondasi jalan
ditambahkan dengan material lain yang dapat menambah ketinggian tanah sehingga
jalan yang dibuat dapat sejajar dengan tinggi tanah di daerah lainnya. Posisi pondasi
yang akan ditambahkan paling efektif ditempatkan di bagian pondasi bawah yang
langsung bersentuhan dengan tanah. Jalan ini pula termasuk jalan kelas IIIC karena
hanya dapat dilalui dengan beban maksimum 8 ton dan hanya dapat dilewati oleh
kendaraan bermotor biasa. Tidak kalah penting adalah sistem drainase yang harus ada
di jalan tersebut karena salah satu masalah yang ada adalah penggenangan air yang
terjadi saat musim hujan dengan pembangunan jalan dengan struktur yang baik
disertai dengan sistem drainase maka akan menyelesaikan masalah. kombinasi yang
tepat untuk pembuatan jalan tersebut adalah menggunakan aspal porus yang dapat
membantu menyerap air dan tahan terhadap sifat air yang pada umunya dapat
merusak ikatan aspal biasa seabagai permukaan jalan serta membangun pondasi
bawah dengan ketebalan yang lebih sehingga akan membantu menambah ketinggian
tanah.

3. Sistem Deck Drain yang Baik Digunakan Pada Jalan yang Mengalami
Penggenangan Air.
Deck Drain adalah salah satu jenis dari sistem drainase. Drainase yaitu suatu
cara pembuangan kelebihan air yang melimpas pada suatu daerah, serta
penganggulangan akibat yang ditimbulkan kelebihan air tersebut ( Suhardjono 1948:1
). deck drain biasanya digunakan untuk mengalirkan air yang berada dipermukaan
jalan ke saluran pembuangan, deck drain digunkanan dalam proyek jembatan atau fly
over. Deck drain merupakan varian turunan dari grill cover tetapi mempunyai ukuran
serta bentuk yang berbeda. Deck drain biasanya berbentuk persegi dan dibawahnya
terdapat tampungan atau storage untuk kemudian disambungkan ke pipa pembuangan
atau langsung menuju sistem drainase yang utama. Pada umumnya deck drain terbuat
8

dari cor besi atau logam, deck drain memiliki peranan yang cukup penting pada
sistem drainase jalan raya seperi halnya grill cover. Dengan adanya deck drain, masa
air pada jalan raya dapat terserap kemudian pada akhirnya tersalurkan ke saluran
pembuangan air utama terutama saat musim penghujan dating hal ini dapat
menganggulangi penggenangan air bahkan banjir. Keunggulan deck drain lainnya
adalah bentuk grill dibagian atas dan memiliki pipa dibagian bawah mempermudah
masuknya air dari permukaan jalan menuju sistem drainase. Deck drain memiliki 2
jenis varian berdasarkan bentuknya yaitu deck drain leher angsa dan deck drain leher
lurus,sedangkan berdasarkan ukurannya deck drain memiliki 3 jenis yaitu
kecil,medium dan standar.
Deck drain leher angsa merupakan salah satu jenis deck drain yang memilki
atap yang sama dengan jenis deck drain lainnya yang membedakan adalah bntuk
leher dari deck drain ini menyerupai leher angsa. Material pembuatannya
menggunakan besi cor pada bagian body dan fiberglass pada bagian tutupnya dan
ditutup dari deck drain ditambahkan engsel dan rantai untu mencegah agar tutup deck
drain tidak terpisah dari body deck drain.
Deck drain leher lurus mempunyai kegunaan yang sama dengan deck drain
leher angsa yaitu menyalurkan air dari permukaan ke saluran utama, deck drain ini
memiliki bentuk kotak pada bagian atas dan berbentuk lurus pada bagian lehernya
inilah yang menjadi pembeda antara deck drain leher angsa dan deck drain leher
lurus. Jenis deck drain ini menggunakan material besi cor dengan cara pengecoran
dalam dan menggunkan tipikal pipa yang lurus dengan diameter 25 cm.
Selain bentuknya deck drain mempunyai beberapa jenis varian ukuran yang
pertama ukuran kecil yang memiliki ukuran 25 cm, dan deck drain yang memiliki
ukuran 134 cm. Perbedaan ukuran deck drain ini dimaksudkan untuk mempermudah
penyesuaian dengan kebutuhan jalan misalnya deck drain kecil dapat digunakan di
jalan yang memilki luas yang tidak terlalu besar dan penggenangan airnya tidak
terlalu parah sedangkan deck drain ukuran 134 cm biasanya diginakan di jalan yang
kapasitasnya atau luasnya lebih besar seperti jembatan atau fly over yang
kecenderungan ketika hujan akan mengalami penggenangan air.
9

Selain menggunakan deck drain leher lurus atau leher angsa ada alternatif lain
yaitu dengan menggunakan floor drain mini, ini sangat efektif karena floor drain
mini mempunyai ukuran yang lebih kecil dan berbentuk datar sehingga sangat cocok
dengan jalan yang memilki luas permukaan tidak terlalu lebar serta jalan yang tidak
terlalu banyak dilalui oleh kendaraan.
Ketiga jenis deck drain yang telah dijabarkan dapat digunakan dalam kondisi
jalan yang mengalami penggenangan air karena fungsi utama dari deck drain tersebut
adalah mengalirkan air dari permukaan jalan kesaluran utama. Deck drain ini sangat
cocok digunakan karena tidak memiliki bentuk yang besar sehingga penggunaannya
sangat efisien dan tidak memerlukan tempat yang banyak.
Deck drain telah banyak digunakan dalam berbagai proyek misalnya deck
drain leher lurus yang digunakan di jembatan Sirnoboya yang menghubungkan
beberapa jalan lintas selatan Jawa Timur. Penggunaan deck drain dimaksudkan agar
jembatan tidak mengalami kerusakan kontuksi akibat penggenangan air serta ukuran
deck drain ini sangat cocok dengan ukuran jembatan yang hanya memiliki panjang
350 m. Selain deck drain leher luhus pada proyek fly over Paterongan Jombang juga
menggunakan deck drain leher angsa karena langsung dapat mengalirkan air ke
sistem drainase yang utama.

3. PENUTUP
Penutup berisi dua subbahasan yaitu, (1) kesimpulan dan (2) saran. Kedua
subbahasan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Kesimpulan
Sistem drainase sangat penting peranannya dalam sruktur pembuatan jalan
terutama jalan yang mengalami penggenangan air saat musim hujan, jika kondisi ini
terus berlanjut maka dapat menimbulkan banjir. Sistem drainase yang dibuat harus
disesuaikan dengan kondisi jalan tersebut misalnya pada jalan yang memilki luas
yang cukup seperti di desa Traktakan sebaiknya mengunnakan sistem drainase
tertutup karena lebih efisien dan cocok dengan keadaan di desa Traktakan, drainase
10

ini pada umumnya dibuat disisi kanan kiri jalan tersebut. Selain sebagai pembuangan
air hujan yang berasal dari permukaan jalan drainase ini juga berguna untuk
pembuangan air dari aktifitas rumah tangga ataupun industri yang akan dialirakan ke
pusat pembuangan air.
Pengenalan struktur tanah dan karakteristik jalan merupakan hal penting yang
harus dilakukan sebelum proses pembuatan jalan. Karakteristik jalan dapat diketahui
dari pembangian jalan tersebut menurut fungsi dan kelas jalan tersebut, kelas jalan
sangat perlu adanya karena dengan pembangian jalan berdasarkan kelasnya maka kita
dapat mengetahui seberapa kuat atau tahan jalan tersebut menerima beban sehingga
kita dapat menyesuaikan dimana jalan itu akan dibuat. Selain karakteristik jalan,
struktur tanah juga perlu diperhatikan karena tanah sangat berpengaruh pada
pembuatan jalan, dengan mengetahui struktur tanah kita dapat memperkirakan
material apa yang sesuai untuk digunakan seperti pada jalan yang mengalami
penggenangan air maka material yang cocok adalah aspal porus karena aspal porus
dapat menyerap air yang akan membantu agar tidak terjadi penggenangan air.
Penambahan ketinggian tanah pada pembuatan jalan di desa Traktakan perlu
dilakukan dengan cara mempertebal pondasi bawah pada struktur jalan sehingga
posisi daerah tersebut tidak lagi lebih rendah atau sejajar dengan bagian lain, hal ini
dapat mempermudah mengurangi penggenangan air
Selain sistem drainase yang perlukan diperhatikan adalah jenis drainase yang
cocok pada jalan yang akan dibuat. Deck drain merupakan salah satu jenis dari sistem
drainase yang sering digunakan, drainase ini memilki bentuk yang lebih kecil dari
jenis lainnya sehingga cocok dengan berbagai jenis struktur jalan seperti jembatan,
fly over, dan jalan yang memiliki ukuran yang kecil. Penggunaan deck drain pada
paermukaan jalan disesuaikan dengan kebutuhan serta jarak antar deck drain juga
disesuaikan dengan seberapa parah penggenangan air yang terjadi.

2. Saran
Melihat dari permasalahan yang timbul maka sebaiknya masyarakat juga
harus berperan aktif untuk menangani permasalahan tersebut dengan cara membuat
11

saluran air disekitar tempat tinggal yang aliran air tersebut disalurkan ke sistem
pembuangan yang utama sehingga pada saat musim hujan tidak akan terjadi
penggenangan air lagi. Jika memungkinkan air hujan tersebut dapat digunakan lagi
sebagai irigasi sawah atau penyiraman tanaman di kebun.
Selain peran masyarakat yang dibutuhkan peran Dinas Bina Marga dan Cipta
Karya Kabupaten Bondowoso khususnya seksi pembangunan jalan dan jembatan
perku tanggap mengatasi pemasalahan yang ada, jika tidak dapat langsung menangani
maka dapat diperintahkan kepada kepala desa Traktakan sehingga permasalahan
penggenangan air dapat terselesaikan. Mengenai pembiayaannya seharusnya telah ada
anggarang khusus yang digunakan untuk pengadaan pembangunan dan jembatan
secara berkala.
Perlu diperhatikan juga mengenai material pembuatan jalan dan struktur jalan
tersebut harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi di lapangan karena jika
material dan struktur yang digunakan tidak sesuai maka akan terjadi kerusakan
bahkan akan menimbulkan masalah baru seperti amblasnya jalan, jadi sebelum
melakukan pembangunan jalan maka harus mengetahui karakteristiknya, dengan
mengenali terlebih dahulu makan proyek akan berjalan lancar.
12

Daftar Rujukan
Dewi, A.K, Ari Setiawan, dan Agus P Saido.2014.Evaluasi Sistem Saluran Drainase Diruas
Jalan Solo Sragen Kabupaten Karanganyar,( online ),
matriks.sipil.ft.uns.ac.id/index.php/MaTekSi/article/view/154/154154154 pada 28
September 2018 pukul 19.07.

Jamaludin.2018.Analisis Perencanaan Sistem Drainase Di Lingkungan Universitas


Lampung. Tugas Akhir, Lampung: Universitas Lampung.

Maria Infiniferro.2014. Deck Drain Cast Iron, ( online ), https://maria.co.id/deck-drain/ Pada


5 Oktober 2018 pukul 11.56.

Maria Infiniferro. 2016.Deck Drain Jembatan Kali Sanjoyo, ( online ),


https://maria.co.id/deck-drain-jembatan-kali-sanjoyo/ Pada 5 Oktober 2018 pukul
11.18.

Maskur, Robi susilo. 2018. Analisis Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Jalan Raya,
( online ), https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/article/view/730 Pada 7 Oktober
2018 pukul 18.48.

Mitra usaha mandiri. 2018.Deck Drain Besi Cor, ( online ), https://besicor.net/deck-drain-


saringan-air-pembuangan/ Pada 5 Oktober 2018 pukul 10.41.

Mursitaningsih. 2009. Analisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan
Sepanjang Kali Pepe Kota Surakarta. Tugas Akhir, Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.

SM Subroto.2017.Bab II Teori Perumusan Hipotesis, ( online ),


http://eprints.umm.ac.id/35276/3/jiptummpp-gdl-sivirameli-48456-3-babii.pdf Pada
14 Oktober 2018 pukul 10.29.

Anda mungkin juga menyukai