Anda di halaman 1dari 26

KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG

A. Struktural
a. Struktur atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos). Konstruksi atap adalah konstruksi yang
terdiri dari balok melintang (yang menerima gaya tarik), balok sebagai
penopang atau tiang (yang menerima gaya tekan) guna menyangga dari
gording dan kasau serta pelapis atap.
Komponen komponen penyusun atap
1. Kuda kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus
dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan penyangga
utama pada struktur atap.

2. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih
kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul
kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan
arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi
gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia..
3. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework
yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai
luar.
4. Usuk
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm
dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara
satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung
dengan gording dengan menggunakan paku.
5. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan
meneruskannya ke usuk/kaso.
b. Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko, 1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-
barang), serta beban hembusan angin. Untuk kolom pada bangunan
sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.
1. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama
yang berada diatasnya.
2. Kolom Praktis
Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil.

c. Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok
merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal

d. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan
oleh Besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-
balok pendukung, dan bahan konstruksi dan plat lantai
Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari Plat Lantai Kayu, Plat Lantai
Beton, Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen )

e. Ring Balk
Ring Balk atua Balok Ring ini adalah struktur yang letak nya ada di bagian
atas dinding dan menjadi tumpuan dari rangka atap . selain itu ring balk
berfungsi juga untuk mengikat dinding satu dengan yang lainnya . biasa nya
kontur ring balk di buat seperti kontur sloof .
Ring balk ini adalah penopang tekanan utama dari rangka atap dan
menyalurkan tekanan nya ke struktur lain yang ada di bawah nya.

f. Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes
dan anak tangga yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya.
Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan
arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang, tangga
terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga
spiral (Helical Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs).

g. Pondasi
Pengertian umum untuk Pondasi adalah Struktur bagian bawah bangunan
yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban
bagian bangunan lainnya di atasnya.
Jenis-jenis struktur bawah (Pondasi)
1. Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali sering disebut pondasi menerus atau pondasi memanjang,
baik untuk menopang beban dinding atau kolom sehingga beban akan
merata. Bentuk dari pondasi secara detail gambar adalah trapesium, pondasi
ini menggunakan batu kali atau batu pecah.

2. Pondasi Tapak
Pondasi tapak adalah pondasi yang terbuat dari beton bertulang yang
dibentuk papan/telapak. Pondasi ini biasanya digunakan sebagai tumpuan
struktur kolom, khususnya untuk bangunan bertingkat.

3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah
kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari
3m. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat
lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai
tanah keras atau stabil.

4. Pondasi Bored Pile


Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan
sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang
dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan,
kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat
besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit
sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di
bor tersebut. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan
kembali. Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile
(Tiang Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke
tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat
(memiliki daya dukung yang cukup).

5. Pondasi Tiang Pancang


Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan
dan beban yang bekerja padanya atau apabila tanah yang mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh
beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.
B. Nonstruktural
a. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari bermacam-
macam material sesuai kebutuhannya.
1. Dinding Batu Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya
harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-
10 (peraturan bata merah).

2. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang –
kadang ditambah PC.
3. Dinding Kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah
tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok.
Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat
lagi karena sudah merupakan dinding structural.

4. Dinding Papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu.
Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem
pemasangan horizontal dan vertikal. Pemasangan dinding papan harus
memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air
hujan tidak masuk.
5. Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik
dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan
perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan
perawatan.

6. Dinding Batu Alam


Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selang-seling.
b. Pintu
Fungsi pintu adalah sebagai sarana lalu lintas antara bagian dalam dan
bagian luar ruangan. Ada beberapa jenis pintu antara lain
1. Pintu kayu
Pintu kayu adalah jenis pintu yang paling umum digunakan oleh kebanyakan
orang karena materialnya yang mudah didapat.. Pintu kayu juga dibagi
dalam 2 macam konsturksi, solid dan solid engineering. Pintu solid cocok
digunakan untuk pintu utama atau eksterior, sedangkan solid engineering
biasa dipakai sebagai pintu dalam atau interior.

2. Pintu Panel
Pintu panel adalah salah satu pintu yang sering dipakai di rumah dengan
model jadul. Keunggulan pintu panel adalah desainnya yang cukup fleksibel.

3. Pintu Fiberglass
Fiberglass merupakan material kaca yang berupa anyaman. Material ini juga
kuat, ringan, dan aman. Pintu jenis ini juga memiliki tingkat insulasi yang
tinggi sehingga tidak akan melengkung walau terkena cuaca esktrim.
4. Pintu Baja
Material yang kuat dan tahan lama ini merupakan bahan yang efisien untuk
konstruksi. Selain cepat, juga mudah dipasangkan. Karena aman, anti rayap.

5. Pintu PVC
Material ini juga menjadi pilihan dalam memilih pintu karena ukuran dan
warna yang sudah banyak dijual di pasaran. Biasanya pintu ini sering
digunakan untuk pintu toilet karena tidak sesuai bila dijadikan pintu utama.
Meski pintu PVC ini anti rayap, kokoh, ringan, dan tahan kelembapan akan
tetapi tidak tahan pada cuaca ekstrim.
6. Pintu Alumunium
Pintu besi yang memiliki kelebihan ringan dan juga murah ini merupakan
salah satu pilihan untuk pintu di rumah. Materialnya yang anti rayap dan
juga tahan terhadap kondisi iklim di Indonesia menjadi pilihan yang ramah
untuk masyarakat.

c. Jendela
Jendela merupakan salah satu komponen dari bangunan yang berfungsi
sebagai ventilasi.
1. Jendela Swing
Jendela swing atau jendela casement ini memiliki berbentuk seperti pintu
rumah, terbuka keluar. Jendela ini cocok untuk ruangan yang menghadap ke
taman.

2. Jendela Kaca Mati


Jendela kaca mati ini terdiri atas kaca yang dipasang ‘mati’ pada kusen,
sehingga tidak bisa dibuka-tutup. Fungsinya adalah menyalurkan cahaya ke
dalam ruangan. Biasanya jendela ini sebagai pendamping jendela lain di
rumah.
3. Jendela Pivot
Jendela pivot menggunakan engsel pivot yang diletakkan di tengah-tengah
kusen. Jadi, daun jendela melekat di bagian tengah, bukan pinggir.
Kelemahannya, jendela ini bisa merusak korden rumah, tidak bisa diberi
teralis pengaman, dan tidak bisa dipasangi kasa nyamuk.

4. Jendela Sliding/Geser
Jendela ini sangat praktis, tidak boros tempat, mudah dibersihkan, mudah
dirawat, serta mampu menyalurkan udara dan cahaya dengan baik.

d. Kusen
Kusen adalah rangka pintu yang pada umumnya dibuat dari kayu atau
aluminium, dan kusen secara khusus dapat dibuat dari beton. Kusen inilah
yang nantinya sebagai tempat menggantungkan atau memasang daun pintu
atau jendela.

e. Lantai
Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai
secara umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk
karakter ruang

1. Lantai Plester
Jenis ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan
seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan
dengan perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan
lantai hingga halus dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan
warna semen-pasir dan cenderung lebih gelap.
2. Lantai Keramik
Jenis lantai ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai
tinggi dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain
kuat, lantai rumah dari bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan
dan mudah dalam perawatannya.
3. Lantai Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan
yang lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan
dingin dan berkesan kokoh.
4. Lantai Marmer
Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah.
Tekstur dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas
menjadikan material ini mahal. Material marmer memiliki kesan dingin dan
kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-pori relatif besar. Marmer
yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra.
5. Lantai Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata
parquetry. Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal
dari kayu solid, bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu
seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan
yang permukaannya adalah hasil printing.

f. Plafon
Langit-langit atau plafon adalah permukaan interior atas yang berhubungan
dengan bagian atas sebuah ruangan. Umumnya, langit-langit bukan unsur
struktural, melainkan permukaan yang menutupi lantai struktur atap di atas.
1. Plafon Gypsum
Plafon gypsum salah satu jenis plafon yang sudah banyak digunakan pula
untuk penutup plafon. Keunggulan, pada saat terpasang plafon gypsum
memiliki permukaan yang terlihat tanpa sambungan sehingga banyak
diminati masyarakat. Proses pengerjaanya pun lebih cepat. Mudah diperoleh,
diperbaiki serta diganti. Kelemahan, tidak tahan terhadap air sehingga
mudah rusak ketika terkena air atau rembesan air.

2. Plafon Triplek
Plafon berbahan tripleks merupakan jenis penutup plafon yang sering
dipakai. Keunggulan jenis plafon tripleks proses pengerjaannya lebih mudah
dan dapat dilakukan oleh tukang kayu sehingga Anda tidak kesulitan dalam
pengerjaannya. Kelemahan bahan tripleks tidak tahan terhadap api sehingga
mudah terbakar dan apabila sering terkena air atau rembesan maka akan
mudah rusak.

3. Plafon Kayu
Plafon kayu merupakan plafon yang terbuat dari kayu olahan berbentuk
lembaran. Kelebihan plafon ini tak akan menyusut ketika dipasang, dan
cocok untuk rumah modern bertema natural. Kekurangan pengerjaan lebih
lama dan lebih sulit,

4. Plafon PVC
Plafon PVC terbuat dari material yang sama untuk pembuatan pipa air, yaitu
Polyvinyl Chloride. Bahan PVC ini sudah terkenal sangat awet karena
memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air, api, dan juga serangan rayap.
Plafon PVC dipilih karena materialnya yang kuat, sangat ringan, dan juga
tersedia dalam berbagai pilihan warna dan motif yang beragam.
5. Plafon Eternit atau Asbes
Bahan plafon eternit biasanya terbuat dari serat asbestosis sehingga memiliki
daya tahan yang cukup baik terhadap berbagai gangguan alam seperti air dan
api. Keunggulannya selain mudah didapat dipasaran, proses pengerjaan pun
mudah sehingga tidak menemui kendala. Bahannya yang ringan
memudahkan pengguna untuk dapat mengganti apabila terjadi kerusakan.

6. Plafon Metal
Bahan pembuat plafon metal adalah lempengan metal tipis yang diproses
dengan cara diembos dan dicetak dalam berbagai motif ukiran. Plafon metal
umumnya dipiliha karena bahannya yang anti air juga anti rayap sehingga
lebih kuat dan lebiha awet.

g. Kaca
Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin
karena molekul-molekulnya tersusun seperti air, namun kohesinya membuat
bentuknya menjadi stabil. Jenis kaca yang dapat digunakan untuk bangunan
dan rumah tinggal sebenarnya cukup beragam. Berikut adalah jenis-jenis
kaca yang dikaitkan dengan penggunaanya.
1. Kaca Bening
Kaca ini sering juga disebut sebagai float glass. Kaca ini tidak berwarna
serta memiliki permukaan yang sangat bersih dan rata. Kaca ini banyak
digunakan pada eksterior maupun interior bangunan, baik rumah tinggal atau
gedung bertingkat.

2. Kaca Warna
Kaca ini biasa disebut dengan kaca riben atau tinted glass. Kaca ini
merupakan kaca float yang diberi warna dengan sedikit menambahkan
logam pewarna. Dengan warna pada kaca, maka sifat tembus pandang kaca
menjadi lebih rendah sehingga dapat memberikan privasi kepada
penghuninya.
3. Kaca Es
Kaca es merupakan kaca dengan tekstur pola tertentu pada salah satu sisinya.
Karakter dari kaca ini memberikan efek dekoratif, efek pencahayaan, dan
efek pembayangan yang menarik, serta mampu mereduksi silau secara
maksimum.

4. Kaca Reflektif
Kaca ini merupakan jenis kaca yang mampu memantulkan cahaya
dan mereduksi sifat tembus pandang dari sisi luar sehingga sering juga
disebut dengan kaca one way. Lapisan kaca ini bersifat memantulkan cahaya
dan panas, serta mampu memberikan penampilan yang mewah.

5. Kaca Tempered
Secara singkat, kaca tempered merupakan jenis kaca yang memiliki
kekuatan yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kaca biasa. Dengan
ketebalan yang sama, kekuatan kaca ini mampu mencapai 3-5 kali lipat dari
kekuatan kaca biasa. Kaca ini tahan terhadap beban angin, tekanan air,
benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock). Kaca
tempered juga lebih aman karena akan menjadi butiran halus bila pecah.
h. Atap/Genteng
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup
seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Atap juga merupakan sebuah
mahkota yang mempunyai fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai
pelindung bangunan dari panas dan hujan.
1. Atap Sirap
Atap sirap adalah atap yang terbuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang
dipakai ialah kayu ulin atau kayu jati. Atap ini sering kali digunakan sebagai
penutup pada rumah joglo. Namun beberapa tahun belakang, banyak rumah-
rumah modern yang memakai atap sirap yang telah dimodifikasi. Penutup
atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih.

2. Atap Genteng Tanah Liat Tradisional


Genteng tanah liat merupakan genteng yang dibuat secara tradisional.
Genteng ini terbuat dari bahan tanah liat yang dicetak kemudian dibakar
pada tungku tradisional. Kelebihannya adalah tidak menimbulkan efek
negative pada kesehatan dan harganya lebih murah. Kekurangannya rawan
bocor dan berlumut.
3. Atap Genteng Keramik
Penggunaan material tanah liat disortir, lalu dicetak dan dipress
menggunakan peralatan modern di pabrik besar sehingga kekuatan,
kepresisian dan kerapihannya terbilang tinggi. Kelebihan Genteng keramik
memiliki warna yang jauh lebih tahan lama, daya tahan superior, mampu
menahan beban hingga 180 kg, dan tahan terhadap api. Kekurangan bobot
yang berat yang akan berdampak kepada rangka atap bangunan, tidak cocok
untuk rumah minimalis.

4. Atap Beton
Genteng beton dibuat menggunakan campuran semen dan pasir yang
kemudian dikombinasikan dengan pigmen berwarna. Kelebihan genteng
beton daya tahan yang kuat, tidak menimbulkan kebisingan, dan tidak
berkarat. Kelemahannya bobotnya sangat berat dan tidak tahan pada
kebocoran.
i. Kusen
Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang berfunsi
untuk membentuk hubungan, baik antara sebuah dinding pasangan bata,
beton ataupun kayu dengan pintu atau jendela.

STRUKTUR DAN KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Metode Pelaksanaan Konstruksi
Yang dibina oleh Bapak Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars

Oleh :
Siti Fatimah
180523630033
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Agustus 2019
TUGAS MATA KULIAH

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI


Dosen Pembina : Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars

KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG

Oleh:
Nama: Siti Fatimah
Nim: 180523630033
Off: B

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019

Anda mungkin juga menyukai