Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BANGUNAN SEDERHANA
Nama : Arya Jordanta Ginting
NIM : 210406086
Mata Kuliah : Teknologi Bangunan Sederhana
Kelas : TA. C
Dosen : Agus Jhonson. H Sitorus, ST., MT
Apa Itu Struktur dan Konstruksi Bangunan?

STRUKTUR bangunan adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom,
ring, kuda-kuda, dan atap.
Struktur bangunan terdiri dari tiga bagian, yaitu:
• Struktur bawah, yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah.
• Struktur tengah, yaitu bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan di bawah atap.
• Struktur atas, yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap.

KONSTRUKSI bangunan adalah objek bangunan secara keseluruhan yang terbentuk atas kesatuan struktur-
struktur. Konstruksi dapat diartikan juga sebagai kegiatan membangun sarana dan prasarana sehingga dapat
digunakan untuk tujuan tertentu. Aktivitas konstruksi bukan hanya sebatas membangun, tetapi mencakup kegiatan-
kegiatan yang menunjang proses pendirian bangunan seperti perencanaan rancang bangun, penelitian AMDAL,
penyusunan RAB, penyediaan material, dan pengawasan proyek bangunan.
Elemen-Elemen Struktur dan Konstruksi Bangunan

Elemen-elemen struktur dan konstruksi bangunan adalah setiap bagian pada bangunan yang menunjang berdirinya
bangunan itu secara utuh.
Beberapa elemen-elemen struktur dan konstruksi bangunan yaitu:
• Pondasi
• Sloof
• Kolom
• Dinding
• Balok
• Atap
Pondasi Bangunan
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub struktur) yang menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya dari
struktur atas, kemudian meneruskannya ke lapisan tanah dan batuan yang terletak di bawahnya.

Definisi pondasi menurut pendapat ahli:


Menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi bangunan yang terletak dibagian bawah sebuah konstruksi,
pondasi mempunyai peran penting terhadap sebuah bangunan, dimana pondasi menanggung semua beban konstruksi bagian atas
ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya. 

Aspek-aspek pemilihan jenis pondasi:

1. Keadaan tanah Pondasi, faktor tanah yang diperhitungkan antara lain jenis tanah, parameter tanah, daya dukung tanah, titik
kedalaman tanah keras (padas) dan lain sebagainya.
2. Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi beban struktur atas dapat meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah
gaya beban baik beban vertikal maupun horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur
tersebut. 
3. Batasan keadaan lingkungan dari sekitar. Batasan lingkungan yang dimaksud dalam poin ini ialah kondisi lingkungan
sekitar proyek. Mengingat dalam mengerjakan suatu pembangunan perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar,
sehingga diharapkan dalam melakukan pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan sekitar atau
bangunan yang telah ada di sekitarnya. 
Jenis-Jenis Pondasi Bangunan
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah di sekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan
oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi. Menurut Gunawan (1991), secara umum pondasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam:

1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman yang sama dengan lebar pondasi tersebut. Pondasi dangkal
umumnya digunakan pada tapak dengan lapisan tanah keras yang dangkal, pada bangunan bertingkat rendah, dan pada bangunan
dengan beban minimum.
Jenis jenis pondasi dangkal yaitu:
a. Pondasi lajur batu kali
Pondasi lajur batu kali harus dibuat dengan pasangan batu kali dengan kualitas baik, tidak mudah retak atau hancur. Adukan
yang dipakai minimal 1 bagian semen dan 6 bagian pasir (1:6) dan harus mempunyai kekuatan tekan pada umur 28 hari minimal
30 kg/cm2.
b. Pondasi Plat (Foot Plat). Pondasi plat menopang beban struktural, maka diisyaratkan terbuat dari konstruksi beton
bertulang dengan mutu minimal K175. Pondasi telapak digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom
struktural.

c. Pondasi Plat Menerus (Continues Footing). Bentuk pondasi ini merupakan pengembangan dari pondasi plat karena antara pondasi
plat yang satu dengan yang lainnya terlalu dekat jaraknya, sehingga saling overlap, lebih baik antar kolom-kolom dihubungkan menjadi
satu lewat pondasi plat menerus.
d. Pondasi Sumuran. Pondasi sumuran digunakan apabila tanah dasar yang baik agak dalam letaknya serta di dalam tanah terdapat
gangguan yang menghalangi pelaksanaan pembuatan pondasi.

e. Pondasi Rakit. Pondasi rakit adalah pondasi plat beton yang dibuat sama luas dengan bangunan di atasnya atau disebut pondasi plat
setempat yang luas sekali.
SLOOF
Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak di atas pondasi dan memiliki fungsi untuk meratakan beban pondasi. Fungsi sloof
yang lain adalah sebagai pengunci dinding agar tidak mudah roboh saat terjadi getaran maupun pergeseran tanah. Material sloof yang
umum dipakai dalam konstruksi adalah semen, pasir, dan split atau kerikil dengan perbandingan 1:2:3.

Jenis-Jenis struktur sloof:


1. Struktur Sloof dari beton bertulang, jenis ini biasanya digunakan di atas pondasi sebuah bangunan seperti rumah atau gedung
yang tidak memiliki sebuah tingkat. Atau bisa dibilang, sloof jenis ini hanya digunakan untuk rumah maupun Gedung satu atap.
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah seperti sebuah kolom praktis, dengan tinggi sloof sendiri berkisar antara 15 cm sampai 20
cm.
2. Struktur sloof dari batu bata (rolag)
Sloof ini menggunakan material batu bata yang disusun secara melintang.
Agar batu bata terpasang lebih kuat, struktur sloof ini diberikan pengikat yang
terbuat dari adukan pasangan. Perbandingan adukan pasangan tersebut adalah
satu bagian semen dan empat bagian pasir. Kekurangan sloof jenis ini adalah
tidak bisa membagi beban dengan sempurna karena batu bata memiliki sifat
yang lembab sehingga tidak menahan dinding dengan baik.

3. Struktur sloof dari kayu


Kebanyakan sloof jenis ini digunakan dalam pembangunan rumah tradisional
dengan bahan dasar kayu seperti rumah panggung. Struktur sloof jenis ini
membutuhkan balok pengapit.
KOLOM
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertical dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom berfungsi untuk meneruskan bebean seluruh bangunan ke pondasi
bangunan sehingga beban bangunan bertumpu pada pondasi.

Jenis-jenis kolom pada bangunan sederhana


1. Kolom Utama
Kolom utama adalah kolom yang fungsinya untuk menyanggah beban utama yang berada di atasnya. Kolom utama biasanya
diaplikasikan pada jarak 3-4 meter antara balok pembentuk bangunan.

2. Kolom Praktis
Kolom praktis adalah sebuah komponen yang biasanya berbentuk tiang pembentuk struktur bangunan yang berfungsi untuk
membantu kolom utama dalam menopang beban bangunan.
PERBEDAAN KOLOM UTAMA DAN KOLOM PRAKTIS

Kolom Utama Kolom Praktis

Menahan keseluruhan struktur bangunan dalam Menahan dinding secara horizontal agar tidak
bentuk vertikal. retak maupun roboh.

Komponen kolom utama berbentuk lebih besar Komponen tersembunyi dalam dinding sehingga
dan panjang serta dapat terlihat dari luar. tidak terlihat dari luar.

Ditempatkan pada pondasi yang cukup dalam. Ditempatkan antara dinding-dinding balok

Menopang struktur bangunan balok dan lantai


Membantu kolom utama dalam menopang balok
bangunan.
DINDING
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan dan membentuk ruangan. Fungsi lain dari struktur dinding
adalah sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, melindungi interior bangunan dari aktivitas alam seperti hujan, sinar matahari, angin,
dll.

Jenis-Jenis Struktur Dinding


1. Struktur dinding batu bata
2. Struktur dinding Batako
3. Struktur dinding bata ringan atau hebel
4. Struktur dinding kayu
5. Struktur dinding kaca

Bahan Penyusun dinding berdasarkan jenisnya:


6. Dinding batu bata, disusun oleh material lempung (tanah liat) yang mengandung silika sebesar 50% sampai 70%, sekam padi,
kotoran binatang, dan air.
7. Dinding batako, terbuat dari semen, kapur, kericak, dan pasir.
8. Dinding bata ringan atau hebel, terbuat dari adonan pasir silika, semen, batu kapur, gypsum, air, dan aluminium bubuk.
BALOK
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju
elemen-elemen kolom penopang. Selain itu balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan, kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula.

Jenis-Jenis Balok
1. Balok Sederhana
Balok sederhana itu sendiri pada kolom diujung-ujungnya bertumpu. Di
mana, dengan menggunakan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki
momen tahan. Balok jenis ini hampir sama seperti struktur statis lainnya.

2. Kantilever
Kantilever merupakan salah satu jenis balok yang diproyeksikan atau
struktur kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap. Dalam arti lain,
balok yang satu ini berguna untuk menanggung beban di ujung yang tidak
memiliki penyangga.

3. Balok Teritisan
Balok teritisan merupakan salah satu ragam balok sederhana yang memilik
bentuk memanjang. Balok yang satu ini melewati salah satu kolom
tumpuannya.
4. Balok Dengan Ujung-Ujung Tetap
Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) dibuat untuk menahan
translasi dan rotasi. Ujung-ujung dari balok ini dikunci sedemikian kuat
sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi karena momen.

5. Bentangan Tersuspensi
Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh
teristisan dari dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.

6. Balok Menerus (Kontiniu)


Balok Menerus memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang
lebih kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban
yang sama.
SAMBUNGAN KOLOM DENGAN SLOOF
SAMBUNGAN KOLOM DENGAN BALOK
HUBUNGAN KOLOM DAN DINDING
ATAP
Atap adalah penutup suatu bangunan yang berfungsi untuk melindungi apapun yang ada di dalamnya dari hujan, salju, atau fenomena
alam lainnya. Selain berfungsi sebagai pelindung, atap pun hadir sebagai “mahkota” dari sebuah hunian, yang dapat menaikkan nilai
estetika bangunan tersebut.

Fungsi Atap Bangunan:


•Melindungi ruang yang ada di bawahnya
•Menahan radiasi panas berlebih
•Mengurangi dampak tampias hujan
•Menghambat pergerakan angin yang biasanya membawa debu

Material atap yang umumnya digunakan:


•Genteng
•Keramik
•Rumbia
•Ijuk
•Bitumen
•Sirap
•Beton
•Seng
•Asbes
•uPVC
Bagian-Bagian Atap
1. Kuda-kuda
Kuda-kuda mempunyai bentuk segitiga dari balok kayu maupun bahan lain untuk menopang rangka atap yang ada di atasnya. Bagian
teratas dari kuda-kuda akan disangkutkan pada balok, kemudian bagian kedua kakinya akan tersambung dengan kolom struktur untuk
menyalurkan bebannya. Kini selain berguna untuk penutup dan penopang atap, kuda-kuda juga dapat dibuat mempunyai nilai seni untuk
menambah estetika bangunan.

2. Gording
Gording berada persis di bawah kuda-kuda yang berguna untuk mengikat dan menghubungkan kuda-kuda, bagian ini umumnya terbuat
dari balok kayu. Selain itu gording juga berguna sebagai dudukan atau penyangga kasau / usuk, bagian ini umumnya akan sangat
dibutuhkan apabila kuda-kuda tingginya melebihi 2 meter.

3. Kasau atau Usuk


Kasau adalah balok kayu yang diletakkan secara melintang diatas gording, bagian ini bentuknya memanjang dari balok dinding hingga
keluar bagian dinding. Fungsinya adalah untuk memberikan teritis atau atap lebih dengan lebar sesuai dengan keinginan.

4. Reng
Reng adalah kayu yang diletakkan melintang di atas kasau yang berguna untuk mengaitkan dan menahan penutup atap seperti pengait
genteng atau bahan lain. Dengan begitu maka genteng akan mudah disusun secara teratur dan rapi. Penggunaan reng akan disesuaikan
dengan jarak genteng, sedangkan jarak genteng ini akan dipengaruhi oleh ukuran genteng dan penutup atap.

5. Reng Balok
Reng balok adalah bagian yang berfungsi untuk mendukung dan menahan kuda-kuda yang diletakkan di puncak dinding.
6. Lisplank Tirisan
Bagian ini berfungsi untuk mengikat ujung kasau agar tidak berubah susunannya dan dipasang pada ujung bawah
kasau. Batang kasau yang ditahan dengan paku memungkinkan untuk bergeser sehingga diperlukan komponen yang
satu ini. Agar lisplank tirisan ini awet sebaiknya gunakan pelapis yang dapat melindungi dari panas dan air hujan.

7. Lisplank Ujung Gevel


Bagian ini berupa papan tegak yang digunakan pada sepanjang ujung gevel dan mengikuti sudut kemiringan atap.
Bagian ini berguna untuk melindungi gording dan reng dari panas dan air hujan.

8. Pelapis Atap
Pelapis atap dapat dibuat dari seng, plastik atau pelat semen berserat yang kedap air untuk mencegah rembesan air
hujan yang dapat masuk ke dalam rumah. Rumah yang ada di daerah dengan intensitas hujan tinggi tentu akan sangat
pelapis atap.

9. Penutup Atap
Penutup atap adalah bagian paling atas dari komponen atap dan bersinggungan langsung dengan air hujan maupun
sinar matahari. Penutup atap harus mempunyai kekuatan dan keawetan yang baik, selain itu juga akan
dipertimbangkan nilai estetikanya karena berpengaruh pada muka dan kesan bangunan.
GAMBAR KOMPONEN DAN DETAIL ATAP

Anda mungkin juga menyukai