DISUSUN OLEH :
2.duta besar
3.ibu kota Kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata yang ditulis serangakai seperti kepada
dan daripada.
buku-sejarah baru
2.menggarisbawahi H. Partikel
3.menyebarluaskan 1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : a. Bacalah buku itu baik-baik.
Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis terpisah.Misalnya : b. Siapakah yang akan dipilihnya?
1.bertepuk tangan c. Apatah gunanya harta benda bertumpuk jika jiwa kita menderita?
2.menganak sungai
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
3.garis bawahi
Misalnya : a. Apa pun akan kulakukan demi dia.
3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau
mengikutinya.
Misalnya: a. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang 1. Angka
lebih. diperlakukan sebagai kata. ·Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
·Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan ·Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan digunakan angka Arab atau angka Romawi angka Arab. Misalnya
·Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf -Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
·Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: -Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama
-Bulog = Badan Urusan Logistik -Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. -Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ·Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b)
Misalnya: -Kongres Wanita Indonesia nilai uang. Misalnya:
-NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia -0,5 sentimeter
-UI = Universitas Indonesia ·Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata -2 tahun 6 bulan 5 hari
-PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: -1 jam 20 menit
·Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri -Iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi -Rp5.000,00
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: -Pemilu = pemilihan umum -US$3,50
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat- -Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
·Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
syarat berikut. -Jalan Tanah Abang I/15
Misalnya:
(1)Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim -Hotel Mahameru, Kamar 169
-Hlm. = halaman
pada kata Indonesia.
-Dll. = dan lain-lain (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal ·Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Misalnya:
-Dsb. = dan sebagainya dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim. -Bab X, Pasal 5, halaman 252
-Surah Yasin: 9
·Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat- -Markus 16: 15—16
-a.n. = atas nama ·Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. Misalnya:
-d.a. = dengan alamat -Lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
·Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-
*50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
undangan, akta, dan kuitansi. Misalnya:
*3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
-Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana
·Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata,
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
susunan kalimatnya diubah. Misalnya:
-Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah)
-Panitia mengundang 250 orang peserta.
untuk pembayaran satu unit televisi.
-Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno
·Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti
Catatan: Hindari penulisan berikut
berikut. Misalnya:
*250 orang peserta diundang panitia.
-Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah
*25 naskah kuno tersimpan di lemari itu
lima puluh sen).
-Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan
·Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
pada laporan pertanggungjawaban.
ØBilangan Utuh
Misalnya:
·Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Misalnya:
-Dua belas (12)
-Kelapadua
- puluh (30)
-Kotonanampek
-Lima ribu (5.000)
-Rajaampat
PENULISAN UNSUR SERAPAN
Sumber Kata Serapan, Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan yaitu sebagai berikut.
Secara garis besar, terdapat dua sumber perluasan kosakata yang 1.-oid (Inggris), -oide (Belanda) menjadi -oid
sumber perluasan kosakata berdasarkan Arsya (2019), diataranya: Anthropoid antropoid
a.Sumber Internal Anthropoide
Sumber Internal, ialah faktor dari adanya sebuah penyerapan bahasa yaki
swadaya bahasa dalam bahasa internalnya. Maksudnya bahwa pengayaan Hominoid hominoid
bahasa yang bisa terwujud lewat sejumlah pola, diantaranya: Hominoide
·Aktivitas kata-kata lama
·Pembentukan kata-kata baru 2.-oir(e) menjadi -oar
·Penciptaan kata-kata baru Trotoir trotoar
·Pengakroniman Repertoire repertoar
Misalnya pengaktifan kata-kata lama dalam bahasa indonesia bisa dilihat
dari timbulnya sejumlah kata, contoh “baheula” dari bahsa sunda yang artinya 3.-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir
zaman dahulu atau munculnya kata-kata baru, seperti zaman now yang Director, directeur direktur
artinya zaman sekarang Amateur amatir
Kata serapan adalah kata yg diserapdaru bahasa asing (bahasa lain) Menurut Arsya tahun 2019 penyebab adanya kata serapan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor
berdasarkan kaidah bahasa yang diterima. Adapun pengertian kata serapan yang menyebabkan terjadinya pola suatu bahasa yang mengambil dari bahasa lain yang
1Rohbiah tahun 2017 Berikut merupakan proses dan jenis-jenis kata serapan yaitu :
Menurut Rohbiah, Pengertian kata serapan adalah penyerapan bahasa yang 1.Adopsi
terjadi karena adanya suatu kontak yang berkelanjutan dalam waktu yang Merupakan unsur serapan yang diambil secara utuh tanpa penyesuaian atau perubahan dengan
lama dengan penutur bahasa yang berbeda. Kontak bahasa ini merupakan bahasa penerima atau yang diterima.
terhadap masyarakat bahasa lainnya. Merupakan unsur serapan yang disesuaikan pada ejaan dan lafal Indonesia.
kontak bahasa antar pengguna bahasa yang berbeda. sistem fonologi dan morfologi bahasa Indonesia.
Kata serapan merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing maupun 1.Kata serapan adopsi
bahasa daerah yang kemudian dipakai sebagai bahasa asli ·Bola berasal dari bahasa Portugis yaitu bola
Kata serapan merupakan kata yang berasal dari bahasa asing yang telah ·Aktor berasal dari kata actor
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan penggunaannya diterima secara 3.Kata serapan pungutan atau terjemahan
umum. Dengan adanya penyerapan ini akan dapat memunculkan saling ·Pembaharuan atau dalam bahasa Inggris disebut update
5Juannah tahun 2010 ·Jaringan atau sinyal dalam bahasa Inggris disebut network.
b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. menunjukkan jumlah. Misalnya:
Misalnya: - Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
-Ayahku tinggal di Solo.
-Biarlah mereka duduk di sana. 7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,
a. III. Departemen Dalam Negeri 8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa alamat pengirim surat. Misalnya:
b. 1. Patokan Umum -Jalan Diponegoro 82 Jakarta 1 April 1991
Isi Karangan
Gambar Tangan 1a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:
Tabel -Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Grafik 2a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang - Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
menunjukkan waktu. Misalnya: 3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) mendahului induk kalimatnya. Misalnya:
-Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang 3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
-1.32.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) -Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. tetapi. Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka. 5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain
yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya:
-O, begitu?
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
Salemba 6, Jakarta. Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor Surabaya, 10 Mei 1960 Kuala Lumpur, Malaysia
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. dalam kalimat majemuk. Misalnya:
Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal namanama pahlawan nasional;
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia, jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat. saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya: B. Tanda Tititk Dua (:)
-W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 1a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:
4 -Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
-Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk 1b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: Misalnya:
- B. Ratulangi, S.E. -Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan -Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan.
dengan angka. Misalnya:
-12,5 m 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan ayng memerlukan pemerian. Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
-Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. (Lihat juga Sekertaris : S. Handayani
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma: Pengantar Acara : Bambang S.
-Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia. Hari : Senin
Waktu : 09.30
12. Tanda koma dapat dipakai–untuk menghindari salah baca–di belakang keterangan yang terdapat pada 3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih. Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Bandingkan dengan: Tanda Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)
Kita memerlukan sikap yang bersungguhsungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Karyadi 4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di
mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus. antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya:
13. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya -Tempo, I (1971), 34:7
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya: -Surah Yasin:9 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
-“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim. -Tjokronegero, Sutomo. 1968. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Hubung A. Tanda Pisah
1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. 1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya sendiri.
pada pergantian baris. 2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya: Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng- Rangkaian temuan ini–evolusi, teori
ukur panas. kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. telah mengubah konsepsi kita tentang alam
3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata semesta.
ulang. 3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya: Misalnya:
anak-anak 1910–1945
pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
pada teks karangan. B. Tanda Elipsis (...)
4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. 1) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Misalnya:
8-4-1973 2 Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
5) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkap-an, dan (ii) penghilangan Misalnya:
bagian kelompok kata. Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti
ber-evolusi Catatan:
dua puluh lima-ribuan (20 5000) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah unuk menandai
tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
6) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke-
dengan angka, (iii) angka dengan -an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan
rangkap.
Misalnya:
se-Indonesia
PEMAKAIAN TANDA BACA
AH. Tanda Tanya (?)
K. Tanda Petik (“…”)
1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
2) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Misalnya:
Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Ia dilahirkan pada tahun 1683. (?)
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
I. Tanda Seru (!)
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara ”coba dan ralat” saja.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
Alangkah seramnya peristiwa itu!
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata
atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
J. Tanda Kurung ((…))
Misalnya:
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
Misalnya:
Catatan:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
baris.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
L. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yangkehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Misalnya:
Misalnya:
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
“Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku,’Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap
Misalnya:
seketika,” ujar Bapak Hamdan.
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat feed-back ‘balikan’
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35–38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.