0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan9 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membandingkan penulisan kata dan gabungan kata menurut EYD Edisi V dan PUEBI.
2. Terdapat perbedaan dalam penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, dan gabungan kata antara EYD Edisi V dan PUEBI.
3. PUEBI cenderung menulis kata dan gabungan kata secara terpisah sedangkan EYD Edisi V ada yang ditulis
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membandingkan penulisan kata dan gabungan kata menurut EYD Edisi V dan PUEBI.
2. Terdapat perbedaan dalam penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, dan gabungan kata antara EYD Edisi V dan PUEBI.
3. PUEBI cenderung menulis kata dan gabungan kata secara terpisah sedangkan EYD Edisi V ada yang ditulis
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membandingkan penulisan kata dan gabungan kata menurut EYD Edisi V dan PUEBI.
2. Terdapat perbedaan dalam penulisan kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, dan gabungan kata antara EYD Edisi V dan PUEBI.
3. PUEBI cenderung menulis kata dan gabungan kata secara terpisah sedangkan EYD Edisi V ada yang ditulis
Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar Kata dasar ditulis sebagai ditulis sebagai satu satu kesatuan. kesatuan. Misalnya: Misalnya: Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat menarik. Buku itu sangat tebal. Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu. Kantor pajak penuh sesak. Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.
Kata Turunan Kata Turunan Kata Berimbuhan
atau Kata 1. a. Imbuhan (awalan, a. Imbuhan (awalan, Berimbuhan sisipan, akhiran) ditulis sisipan, akhiran, serta serangkai dengan gabungan awalan dan bentuk dasarnya. akhiran) ditulis Misalnya: serangkai dengan - berjalan bentuk dasarnya. - dipermainkan Misalnya berjalan, - gemetar berkelanjutan - kemauan Imbuhan yang - lukisan diserap dari unsur - menengok asing, seperti -isme, - - petani man, -wan, atau -wi, b. Imbuhan ditulis serangkai dirangkaikan dengan dengan bentuk tanda hubung jika dasarnya. Misalnya: ditambahkan pada sukuisme bentuk singkatan atau b. Bentuk terikat ditulis kata dasar yang bukan serangkai dengan bahasa Indonesia. kata yang Misalnya: mengikutinya. mem-PHK-kan Misalnya adibusana di-PTUN-kan di-upgrade Catatan: me-recall 1) Bentuk terikat yang 2. Jika bentuk dasarnya diikuti oleh kata yang berupa gabungan kata, berhuruf awal awalan atau akhiran kapital/singkatan ditulis serangkai yang berupa huruf dengan kata yang dirangkaikan dengan langsung mengikuti tanda hubung (-). atau mendahuluinya. Misalnya non- (Lihat juga keterangan Indonesia tentang tanda hubung, 2) Bentuk maha yang Bab III, Huruf E, Butir diikuti kata turunan 5.) yang mengacu pada Misalnya: nama atau sifat - bertepuk tangan Tuhan ditulis terpisah - garis bawahi dengan awal kapital. - menganak sungai Misalnya: Marilah - sebar luaskan kita bersyukur 3. Jika bentuk dasar yang kepada Tuhan Yang berupa gabungan kata Maha Pengasih. mendapat awalan dan 3) Bentuk Maha yang akhiran sekaligus, diikuti kata dasar unsur gabungan kata itu yang mengacu pada ditulis serangkai. (Lihat nama atau sifat juga keterangan tentang Tuhan, kecuali kata tanda hubung, Bab III, Esa, ditulis Huruf E, Butir 5.) serangkai. Misalnya: Misalnya: Tuhan Yang - dilipatgandakan Mahakuasa - menggarisbawahi menentukan arah - menyebarluaskan hidup kita. - penghancurleburan - pertanggungjawaban 4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: - antarkota - biokimia - caturtunggal - dwiwarna - ekstrakurikuler - infrastruktur - multilateral - pascasarjana - saptakrida - transmigrasi - ultramodern Catatan: 1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu. Misalnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat 2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital. Misalnya: - Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. - Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun. 3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai. Misalnya: - Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. - Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita. 4) Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Misalnya: - Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra. - Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan. 5) Kata tak sebagai unsure gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan. Misalnya: - taklaik terbang - taktembus cahaya - tak bersuara - tak terpisahkan
Bentuk Ulang 1. Bentuk ulang ditulis Bentuk ulang ditulis
dengan menggunakan dengan menggunakan tanda hubung di antara tanda hubung (-) di unsur-unsurnya. antara unsur-unsurnya. Misalnya: Misalnya: anak-anak anak-anak berjalan-jalan menulis-nulis mondar-mandir Catatan: (1) Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsure pertama saja. Misalnya: surat kabar → surat-surat kabar rak buku → rak-rak buku (2) Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsure pertama atau unsure keduanya dengan makna yang berbeda. Misalnya: orang besar → orang-orang besar orang besar-besar gedung tinggi → gedung-gedung tinggi gedung tinggi-tinggi
2. Awalan dan akhiran
ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Misalnya: kekanak-kanakan perundang-undangan melambai-lambaikan dibesar-besarkan memata-mata Catatan: Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah. Misalnya: Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru. Mereka me-lihat2 pameran. Bajunya ke-merah2-an
Gabungan 1. Unsur-unsur gabungan 1) Unsur gabungan kata
Kata kata yang lazim disebut yang lazim disebut kata majemuk ditulis kata majemuk, terpisah. Misalnya: termasuk istilah - duta besar khusus, ditulis - orang tua terpisah. 2. Gabungan kata yang 2) Gabungan kata yang dapat menimbulkan dapat menimbulkan kesalahan pengertian salah pengertian dapat ditulis dengan ditulis dengan menambahkan tanda membubuhkan tanda hubung di antara unsure hubung (-) di antara unsurnya untuk unsur-unsurnya. menegaskan pertalian 3) Gabungan kata yang unsur yang penulisannya terpisah bersangkutan. tetap ditulis terpisah Misalnya: jika mendapat awalan anak-istri Ali atau akhiran. anak istri-Ali 4) Gabungan kata yang ibu-bapak kami mendapat awalan dan ibu bapak-kami akhiran sekaligus 3. Gabungan kata yang ditulis serangkai. dirasakan sudah padu 5) Gabungan kata yang benar ditulis serangkai. sudah padu ditulis Misalnya: serangkai. - acapkali - alhamdulillah - apalagi - radioaktif - saputangan
Pemenggalan Tidak ada perbedaan
Kata Kata Depan di, Tidak ada perbedaan ke, dan dari Partikel Tidak ada perbedaan Singkatan dan 1. Singkatan ialah bentuk 1. Singkatan nama Akronim singkat yang terdiri atas orang, gelar, sapaan, satu huruf atau lebih. jabatan, atau pangkat a. Singkatan nama diikuti dengan tanda orang, nama gelar, titik di setiap unsur sapaan, jabatan, atau singkatan itu. pangkat diikuti 2. - Singkatan yang dengan tanda titik di terdiri atas huruf awal belakang tiap-tiap setiap kata yang singkatan itu. bukan nama diri Misalnya: ditulis dengan huruf - A.H. Nasution : kapital tanpa tanda Abdul Haris titik. Nasution - Singkatan yang - H. Hamid : Haji terdiri atas huruf awal Hamid setiap kata nama b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, badan atau organisasi, serta nama dokumen serta nama dokumen resmi yang terdiri atas resmi ditulis dengan gabungan huruf awal huruf kapital tanpa kata ditulis dengan tanda titik. huruf kapital dan 3. Singkatan yang terdiri tidak diikuti dengan atas tiga huruf atau tanda titik. lebih diikuti dengan Misalnya: tanda titik. DPR = Dewan 4. Singkatan yang terdiri Perwakilan Rakyat atas dua huruf yang PBB = Perserikatan lazim dipakai dalam Bangsa-Bangsa surat-menyurat c. 1) Singkatan kata masing-masing diikuti yang berupa oleh tanda titik. gabungan huruf 5. Lambang kimia, diikuti dengan tanda singkatan satuan titik. ukuran, takaran, Misalnya: timbangan, dan mata jml. = jumlah uang tidak diikuti tgl. = tanggal tanda titik. hlm. = halaman 6. Akronim nama diri 2) Singkatan yang terdiri atas huruf gabungan kata yang awal setiap kata terdiri atas tiga huruf ditulis dengan huruf diakhiri dengan tanda kapital tanpa tanda titik. titik. Misalnya: 7. Akronim nama diri dll. = dan lain-lain yang berupa dsb. = dan sebagainya gabungan suku kata dst. = dan seterusnya atau gabungan huruf Catatan: dan suku kata dari Singkatan itu dapat deret kata ditulis digunakan untuk dengan huruf awal keperluan khusus, kapital. seperti dalam 8. Akronim bukan nama pembuatan catatan diri yang berupa rapat dan kuliah. gabungan huruf awal d. Singkatan gabungan dan suku kata atau kata yang terdiri atas gabungan suku kata dua huruf (lazim ditulis dengan huruf digunakan dalam kecil. surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n. atas nama u.p. untuk perhatian e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik. Misalnya: Cu = kuprum cm = sentimeter Rp = rupiah
2. Akronim ialah singkatan
dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: LAN = Lembaga Administrasi Negara SIM = Surat Izin Mengemudi b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog = Badan Urusan Logistik Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional c. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu = pemilihan umum iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi Catatan: Jika pembentukan akronim dianggap perlu, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut. (1) Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata). (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan diingat.