Anda di halaman 1dari 3

Penulisan Kata (1)

Secara ortografis ada empat macam kata yang harus diperhatikan penulisannya, yaitu kata dasar,
kata berimbuhan, kata ulang, dan kata gabung atau gabungan kata.

Penulisan Kata Dasar


Kata dasar, yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami proses morofologi
lainnya, ditulis sebagai satu kesatuan, terlepas dari kesatuan lainnya.
Contoh:
 Kita semua anak Indonesia.
 Ayah pergi ke Jakarta.

 Mereka datang dari Timor Timur.


 Pohon kelapa itu tumbang.
 Kami datang dari desa.

Penulisan Kata Berimbuhan


Kata berimbuhan yaitu kata yang dibentuk dari kata dasar atau benruk dasar dengan imbuhan
(awalan, sisipan, atau akhiran) ditulis dengan aturan sbb.:
Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya sebagai satu
kesatuan.
Contoh:
 membangun
 pembangunan

 gemetar
 keterbelakangan
 kersatuan

Kalau bentuk dasarnya adalah gabungan kata, maka awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikutinya atay mendahuluinya.
Contoh:
 bertanggung jawab
 menganak sungai

 sebar luarkan
 garis bawahi
 lipat gandakan

Penulisan Kata Gabung


Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri dari dua buah kata atau lebih. Aturan
penulisannya adalah sebagi berikut:
Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah satu dengan lainnya.
Contoh:
 kantor pos
 luar negeri

 tata bahasa
 kereta api ekspres
 buku pelajaran bahasa Indonesia

Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata ditulis serangkai menjadi satu.
Contoh:
 matahari
 hulubalang

 apabila
 barangkali
 daripada
 bumiputera
 bilamana

Untuk mengetahui apakah gabungan kata itu seudah dianggap sebagai sebuah kata atau belum
harus dilihat dalam kamus.
Kalau sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalah dan akhiran maka harus ditulis serangkai
sebagai sebuah kata.
Contoh:
 melipatgandakan
 perkeratapian

 ketidakadilan
 dimejahijaukan
 pembumihangusan

Kalau salah satu unsur dari gabungan kata itu (biasanya unsur pertama) tidak dapat berdiri
sendiri serangkai sebagai sebuah kata.
Contoh:
 antarkota
 mahasiswa

 prakata
 nonbaku
 internasional
 multinasional
 semipermanen
 saptakrida
 dwiwarna
 caturtunggal
 purnawirawan

Tetapi bentuk-bentuk (kata) yang hanya muncul dalam pertuturan dengan satu-satunya kata lain
yang menjadi pasangannya, tetap ditulis terpisah dari kata pasangannya itu. Misalnya kata-kata
pora, renta, kerontong, bugar, dan belia pada gabungan kata.
Contoh:
 pesta pora
 tua renta

 kering kerontang
 sebar bugar
 muda belia

Untuk menghindarkan salah baca dan salah pengertian, maka di antara unsur-unsur gabungan
kata itu boleh diberi garis penghubung.
Contoh:
 buku sejarah-baru

dengan arti, ’yang baru adalah sejarahnya’


 buku sejarah baru

dengan arti, ’yang baru adalah bukunya

Anda mungkin juga menyukai