Anda di halaman 1dari 38

Penulisan

Kata
Kata Dasar
Kata Turunan
(kata berimbuhan, bentuk
ulang, dan gabungan
kata)
Kata Depan
Partikel

Mutahharah Nemin Kaharuddin, S.S., M.Hum.


KATA DASAR
kata yang menjadi dasar
bentukan kata yang lebih
besar

Contoh:
1. Kantor pajak penuh
sesak.
2. Saya pergi ke sekolah.
3. Buku ini sangat tebal.
KATA Kata berimbuhan merupakan
kata yang telah mengalami
BERIMBUHAN pembentukan kata dengan
cara penambahan imbuhan
atau bentuk terikat
Penambahan imbuhan
seperti awalan, sisipan,
1. akhiran, gabungan
Kata awalan dan akhiran
ditulis serangkai dengan
yang kata:
mendapatkan berjalan
imbuhan makanan
kemilau
kemauan
 Penambahan bentuk terikat
jika mengacu pada konsep
keilmuan ditulis serangkai
dengan kata: adibusana,
2. transmigrasi, antikekerasan
Kata yang
 Penambahan bentuk terikat
mendapatkan pada kata berawalan huruf
bentuk kapital ditulis serangkai
dengan penambahan tanda
terikat penghubung (-): anti-PKI,
non-Afrika, pasca-Orba
 Pada kata yang ditulis miring
ditulis serangkai dengan
penambahan tanda
penghubung (-): anti-
mainstream, pasca-reshuffle
2.
Kata yang  Bentuk terikat maha dan
kata dasar atau kata
mendapatkan berimbuhan yang mengacu
bentuk pada kata ganti Tuhan,
ditulis terpisah dengan
terikat huruf awal kapital sebagai
pengkhususan: Maha Esa,
Maha Penyayang, Maha
Pengasih
KATA
ULANG
(Reduplikasi)
Kata ulang adalah kata yang telah
mengalami proses pengulangan atau
reduplikasi, baik seluruhnya maupun
sebagian. Kata ulang biasanya
membentuk makna jamak,
menyerupai, sangat, paling, saling
(berbalasan), waktu, terus-menerus,
waktu, agak, himpunan dalam
bilangan, ataupun bermakna santai.
KATA Bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya.

ULANG Misalnya anak-anak, makan-


makan, lauk-pauk,
mobilan, dsb.
mobil-

(Reduplikasi)
Bentuk ulang gabungan kata
ditulis dengan mengulang unsur
pertama. Misalnya sura kabar
 surat-surat kabar, rak buku
 rak-rak buku
BAGAIMANA DENGAN
KATA DI BAWAH INI?

Kupu-kupu Kupukupu
Kura-kura Kurakura
Pura-pura Purapura
Pare-pare Parepare
GABUNGAN
KATA
Gabungan kata merupakan gabungan dua
kata dasar yang membentuk kata baru dan
memiliki makna baru
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
1 termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya orang
tua, rumah sakit, duta besar, dsb.

Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah


pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung
2 (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya buku-sejarah baru
(buku sejarah yang baru), buku sejarah-baru (buku
tentang sejarah baru)

Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis


3 terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Misalnya
GABUNGAN bertepuk tangan, garis bawahi

KATA Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran


Gabungan kata merupakan
gabungan dua kata dasar yang
4 sekaligus ditulis serangkai. Misalnya dilipatgandakan,
menyebarluaskan, menggarisbawahi.
membentuk kata baru dan
memiliki makna baru
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
5 Misalnya acapkali, beasiswa, kacamata, dsb.
KATA
DEPAN
Kata depan, seperti di, ke,
dan dari, ditulis terpisah
dari kata yang
mengikutinya. Misalnya:
a. Kain itu disimpan di
dalam lemari.
b. Dia ikut terjun ke
tengah kancah
perjuangan.
c. Dia berasal dari Bone.
KATA DEPAN VS AFIKS

Berdasarkan fungsinya:
Kata depan ke- berfungsi untuk menunjukkan tempat atau arah. Adapun afiks ke-
berfungsi untuk membentuk kata bilangan (untuk afiks ke-an membentuk kata sifat)
Berdasarkan kaidah penulisannya:
Kata depan ke- ditulis terpisah dengan kata setelahnya. Adapun afiks ke- ditulis
serangkai dengan kata setelahnya
KATA DEPAN VS AFIKS
Berdasarkan fungsinya:
Kata depan di- berfungsi untuk
menunjukkan tempat, arah, dan
tujuan. Adapun afiks di-
berfungsi untuk membentuk kata
kerja pasif (verba pasif)
Berdasarkan kaidah
penulisannya:
Kata depan di- ditulis terpisah
dengan kata setelahnya. Adapun
afiks di- ditulis serangkai dengan
kata setelahnya
P a r t i k e l

Partikel merupakan kelas


kata yang hanya memiliki
makna gramatikal tetapi
tidak memiliki makna
leksikal. Partikel akan
memiliki arti ketika
dilekatkan dengan kata
lain dalam frasa maupun
kalimat.
CLEAR DIRECTION
PARTIKEL
AND GOALS

Partikel -lah, -kah, dan - Partikel pun ditulis terpisah Partikel per bermakna
tah ditulis serangkai dengan kata yang ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’.
dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Partikel per ditulis
mendahuluinya. a. Satu kali pun kamu belum terpisah dari bagian-
Misalnya: pernah ke rumahku.
Presentations are bagian kalimat
Presentations are yang
a. Bacalah buku itu b. Apa pun tools
communication makannnya,
that mendampinginya.
communication tools that
baik-baik! minumnya
can be used as teh botol Misalnya:
can be used as
b. Apakah saya dapat sosro.
demonstrations, lectures, a. Para tenaga
demonstrations, lectures,medis
melewati ujian ini? (partikel punreports,
speeches, yang andmerupakan melakukan
speeches, swab test
reports, and
c. Apatah gunanya unsurmore.penghubung
It is mostly ditulis more.satu per satu.
It is mostly
bersedih hati. serangkai,
presentedmisalnya
before an adapun, b. Penerimaan
presented before an
meskipun, dsb.
audience. Mahasiswa
audience. Baru
akan berlansung per
April 2020. .
Pemendekan
(abreviasi)

Singkatan
Akronim
SINGKATAN
Singkatan adalah proses
pemendekan yang dilakukan
dengan pengekalan sebuah awal
berupa huruf yang tidak
membentuk kata.
Singkatan nama org, gelar,
Singkatan yang terdiri atas huruf
S
CLEAR
sapaan, jabatan, pangkat
DIRECTION
diikuti tanda titik pd setiap
pertama nama Lembaga, instansi
ditulis kapital. Misalnya:
unsur singkatan. Misalnya
I
AND a. W.R. Supratman (Wage
GOALS Redofld Supratman)
a. NKRI = Negara Republik
Indonesia.
b. WHO = Wordl Health
b. M.Hum. (Master
N Humaniora)
Organization.

G Singkatan yang terdiri atas


Singkatan yang terdiri dari
dua huruf yang lazim
tiga huruf diikuti oleh
ditulis dalam surat
K tanda titik. Misalnya:
a. hlm. = halaman
menyurat diikuti oleh
tanda titik. Misalnya:
b. dll. = dan lain-lain
A c. dsb. = dan sebagainya
a. a.n. = atas nama
b. S.d. = sampai dengan

T Lambang kimia, ukuran Singkatan yang terdiri atas


satuan, timbangan, dan huruf awal setiap kata yang
A mata uang tidak diikuti
oleh tanda titik. Misalnya
bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa

N cm, km, Hcl. tanda titik. Misalnya KTP,


KTM, PT
S Kata Ganti dan
A Kata Sandang
(si dan sang)
Kata ganti ku- dan kau- Kata si dan sang ditulis
ditulis serangkai dengan terpisah dengan kata yang
kata yang mengikutinya, mengikutinya
sedangkan -ku, -mu, dan - (kecuali kata sang yang
nya ditulis serangkai diikuti oleh nama Tuhan
dengan kata yang maka harus menggunakan
mendahuluinya. Misalnya: huruf kapital).
a. Rumah itu telah kujual. a. Surat itu dikembalikan
b. Majalah ini boleh kaubaca. kepada si pengirim.
c. Bukuku, bukumu, dan b. Ibu itu
bukunya tersimpan di
menghadiahi sang suami
perpustakaan.
d. Rumahnya sedang kemeja batik.
diperbaiki.
Penulisan

Angka
dan
Bilangan
S
Angka Arab
A
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9…

Angka Romawi

I, II, III, IV, V, VI, VII,…


Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian.
Misalnya: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.

Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya lima


puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
Catatan: Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan
Penulisan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah. (Panitia
Angka mengundang 250 orang peserta.)

dan
Bilangan
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Dia mendapatkan
bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.

Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi,
dan waktu serta (b) nilai uang. Misalnya 0,5 sentimeter

Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,


apartemen, atau kamar. Misalnya Jl. Kebahagiaan Utara No. 508
Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya BAB X, Pasal 5, halaman 252, Surah Al-Kahfi: 1-10.

Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan dengan dua cara, yaitu:


a. Bilangan utuh:
dua belas (12)
tiga pulu (30)
Penulisan
a. Bilangan pecahan

Angka
setengah atau seperdua (1/2)
dua per sepuluh (2/10)
dan
Bilangan Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh

Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan


menambahan tanda peghubung setelah angka misalnya uang 1000-
an.
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan
dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Misalnya:
1. Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit
televisi.

Penulisan Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti


Angka huruf dilakukan seperti berikut.

dan
Misalnya:
1. Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
Bilangan (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
2. Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.

Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan


huruf.
Misanya:
Kelapadua
Rajaampat
Unsur
Serapan
KAIDAH-KAIDAH
PENYERAPAN PENYERAPAN
BAHASA KE DALAM 3 DENGAN
TERJEMAHAN
BAHASA INDONESIA

PENYERAPAN PENYERAPAN
1 SECARA
ALAMIAH 4 DENGAN
PERUBAHAN

PENYERAPAN PENYERAPAN
2 SEPERTI
BENTUK ASAL
5 AKHIRAN
ASING
PENYERAPAN
SECARA ALAMIAH
PENYERAPAN
SEPERTI BENTUK ASAL
PENYERAPAN
DENGAN TERJEMAHAN
PENYERAPAN
DENGAN PERUBAHAN
Terdapat unsur
CONTOH yang berubah pada
kata yang diserap.
1. System  sistem Perubahan ini
2. Structure  struktur dipicu oleh
3. Computer  arloji penyelarasan
4. Effect  efek kaidah Bahasa
5. cHinta  Cinta
Indonesia.
PENYERAPAN
AKHIRAN ASING

Selain kata,
terdapat pula
akhiran asing -isasi, -is, -isme, -al, -ik, -ika, -
yang diserap wan,- wati, -log, -tas, dan -ur
ke dalam
Bahasa
Indonesia
UTAMAKAN BAHASA INDONESIA
LESTARIKAN BAHASA DAERAH
KUASAI BAHASA ASING
Yang di dalam kurung siku
merupakan keterangan dari
contoh kalimat penjelas

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya


dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-
38]) perlu dibentangkan di sini.

Tulisan berwarna hijau


merupakan kalimat penjelas

Anda mungkin juga menyukai