Anda di halaman 1dari 4

PEMAHAAMAN BAHASA DRA.ESTI SAPTARINI,S.KOM.

MM

Fonem Fonem dikenal sebagai Huruf/Alfabet. Fonem merupakan satuan


bunyi terkecil yang mampu menunjukkan makna berbeda
Contoh : (k)ala dan (b)ala

Morfem Morfem dibagi 2, morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas
adalah kata dasar
Morfem terikat adalah kata imbuhan
Contoh : ber- (morfem terikat) + lari (morfem bebas) = berlari
(morfem)

Frasa Frasa dikenal sebagai Kumpulan Kata.


Contoh : seorang siswa ingin bermain sepak bola di lapangan.
frasa S frasa P frasa O frase K

Klausa Klausa dikenal sebagai Inti Kalimat. Klausa adalah kumpulan kata
(lebih dari 1) yang menempati 2 pola inti kalimat, yaitu Subjek dan
Predikat.
Contoh : Laki-laki itu berlari sepanjang malam karena patah hati.
S P

Kalimat Kalimat luas adalah satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri dan
diakhiri dengan tanda baca final ( . ! ?) dan memenuhi minimal inti
kalimat.
Contoh : Pria itu berlari sepanjang malam karena patah hati.
S P Pel. Ket.

Paragraf Paragraf adalah kumpulan kalimat yang membahas ide pokok yang
sama dan terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas.
Contoh : paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.

Wacana Wacana adalah kumpulan paragraf yang telah dibentuk menjadi teks
utuh, seperti ceramah, pidato, artikel, novel, buku.
deskripsi, narasi,eksposisi,argumentasi, persuasi
PEMAHAAMAN BAHASA DRA.ESTI SAPTARINI,S.KOM.MM

Kata Dasar
Kata dasar adalah kata murni atau tidak terikat/bebas yang belum mendapat
imbuhan (afiks). Contoh : makan, minum, dll. Kata dasar sendiri memiliki
klasifikasinya sebagai berikut.

a. Nomina/Kata benda adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai
oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak dan biasanya dapat
berfungsi sebagai subjek atau objek dari inti kalimat.
Contoh : rumah, cinta, kucing, ramal, kasih, sapu, suling, simpul, dagang, hal,
buah, tali, dll.
b. Verba/Kata kerja adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau
keadaan dan biasanya dapat berfungsi sebagai predikat dari inti kalimat.
Contoh : tendang, makan, sambung, tampak, minum, pukul, mandi, bawa,
pinjam, lari, dll.
c. Adjektiva/Kata sifat adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan
secara umum dapat bergabung dengan kata lebih dan sangat sehingga
biasanya dapat berfungsi sebagai predikat dari inti kalimat. Kata sifat memiliki
klasifikasi sebagai berikut.
● Adjektiva keadaan/sifat: aman, kacau, gawat
● Adjektiva warna: ungu, hijau, biru
● Adjektiva ukuran: berat, ringan, tinggi, besar
● Adjektiva jarak: jauh, dekat, rapat, renggang
● Adjektiva perasaan/sikap: malu, sedih, heran
● Adjektiva waktu: cepat, lambat
● Adjektiva cerapan: harum, manis, kasar
d. Adverbia/Kata keterangan adalah kata yang memberikan keterangan pada
verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, misalnya sangat, lebih, dan
tidak. Kata keterangan memiliki klasifikasi sebagai berikut.
● Adverbia Kualitatif: kurang, lebih, paling
● Adverbia Kuantitatif: banyak, cukup, sedikit
● Adverbia Limitatif: hanya, saja, sekadar
● Adverbia Frekuentatif: jarang, kadang-kadang
PEMAHAAMAN BAHASA DRA.ESTI SAPTARINI,S.KOM.MM

● Adverbia Kewaktuan: baru, segera, lama


● Adverbia Kecaraan: diam-diam, secepatnya
● Adverbia Kontrastif: bahkan, justru, melainkan
● Adverbia Keniscayaan: niscaya, pasti, tentu
e. Partikel/Kata tugas adalah kata yang biasanya berfungsi sebagai keterangan
atau pelengkap karena mengandung makna gramatikal dan tidak
mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikula, preposisi,
konjungsi, partikel penegas, dan interjeksi.
i. Kata sandang/artikula adalah sebuah kata yang tidak memiliki makna
dan arti khusus sebab maknanya bergantung pada sebuah kata yang
menyertainya. Kata sandang akan menyertai suatu kata nominal, kata
benda, atau kata tertentu setelahnya yang berkedudukan sebagai
subjek atau objek hidup. Contoh : si, sang, sri, hang, hyang, yang,
para, kaum, umat.
ii. Kata depan/preposisi adalah kata yang digunakan di depan kata
benda atau kata kerja untuk menunjukkan hubungan antara kata
tersebut dengan kata lain dalam kalimat. Umumnya kata depan yang
sering digunakan adalah dari, di, dengan, ke, oleh, pada, sejak,
sampai, seperti, untuk, buat, bagi, akan, antara, demi, hingga, kecuali,
tentang, seperti, serta, dan tanpa.
iii. Kata hubung/konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung
antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kata hubung
memiliki klasifikasi sebagai berikut.

iv. Partikel penegas adalah partikel yang digunakan untuk


mengungkapkan penegasan. Contoh partikel yang sering digunakan
adalah -kah, -lah, -tah, dan pun.
1. partikel -kah dipakai dalam kalimat interogatif dan berfungsi
untuk mengubah kalimat deklaratif menjadi kalimat interogatif
dan memperjelas kalimat interogatif yang tidak memiliki kata
tanya.
2. partikel -lah dipakai dalam kalimat imperatif atau deklaratif dan
berfungsi untuk menghaluskan nada perintah kalimat imperatif
dan memberikan ketegasan yang lebih keras dalam kalimat
deklaratif.
3. partikel -tah dipakai dalam kalimat interogatif yang bersifat
retorik (penanya tidak berharap mendapat jawaban dan seolah
hanya bertanya pada diri sendiri) dan banyak digunakan dalam
sastra lama yang kini tak banyak dipakai lagi.
4. partikel pun dipakai dalam kalimat deklaratif dan berfungsi
mengeraskan arti kata yang diiringinya dan menandakan
PEMAHAAMAN BAHASA DRA.ESTI SAPTARINI,S.KOM.MM

perbuatan atau proses mulai berlaku atau terjadi jika dipakai


bersama -lah.
v. Kata seru/interjeksi adalah kata yang mengungkapkan seruan
perasaan. Kata seru memiliki klasifikasi sebagai berikut.
1. Kata seru asli: ah, oh, ha, bah, cih, cis, wah, dan sebagainya.
2. Kata seru yang berasal dari jenis kata lain, dan mempunyai
makna leksikal: astaga, ampun, syukur, gila, keparat, kasihan,
awas, dan sebagainya.
3. Kata seru yang berupa ungkapan: celaka dua belas,
alhamdulillah, innalillahi, astaghfirullah, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai