Anda di halaman 1dari 37

PERKENALKAN

Anggota kelompok :
1. Audrey Rachel Christy Novindira
(19/44286/PS/07910)
2. Aurelia Leonora Tanesha (19/442857/PS/07911)
3. Bayu Kusuma Wardani (19/442858/PS/07912)
4. Benita Elvina Hartono (19/442859/PS/07913)
5. Christiana Devianty Ayuningtyas
(19/442860/PS/07914)
BAB IV

PENULISAN
KATA
A. KATA DASAR
Kata yang ditulis sebagai satu kesatuan
Contoh :
1. Ibu percaya bahwa engkau tahu
2. Kantor pajak penuh sesak
3. Buku itu sangat tebal
B. KATA TURUNAN
kata-kata yang telah berubah bentuk dan makna
1. (b) Imbuhan dirangkaikan
1. (a) Imbuhan ditulis serangkai dengan tanda hubung
dengan kata dasar
• Imbuhan diberikan tanda hubung
• Imbuhan dapat dituliskan di awal, jika kata ditambahkan pada
tengah (sisipan), maupun di akhir bentuk singkatan atau kata dasar
kata dasar. yang bukan bahasa Indonesia.
• Contoh imbuhan adalah me-, ber-, Contoh:
di-, dan lainnya. - mem-PHK-kan
• Contoh kata dasar yang ditulis - di-sowan-i (sowan:
dengan kata imbuhan: bahasa Jawa, didatangi)
- berputar - di-PTUN-kan
- dikelola - me-recall (recall: bahasa
- menengok Inggris, ingat)
2. Bentuk Kata 3. Bentuk Kata Dasar 4. Gabungan Kata
Berupa Gabungan Kata yang Ditulis
Dasar Berupa Serangkai
Gabungan
• Imbuhan berupaKata
awalan • Bentuk dasar kata yang
ATAU akhiran ditulis berupa gabungan kata Contoh:
serangkai dengan kata akan ditulis serangkai jika - adipati  gelar raja
yang langsung kata dasar mendapatkan muda atau wakil raja,
mengikuti atau imbuhan awalan dan gelar kebangsawanan,
mendahuluinya akhiran. gelar bupati
Contoh: Contoh: - caturtunggal  empat
- bertepuk tangan - menggarisbawahi unsur yang menjadi satu
- garis bawahi - menyebarluaskan - mahasiswa orang
- sebar luaskan - dianaktirikan yang belajar di
- penghancurleburan perguruan tinggi
Catatan Penting!

- Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital atau
singkatan yang ditulis dengan huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda
hubungan (-)
Contoh: non-Indonesia, anti-PKI

- Jika kata maha sebagai unsur gabungan kepada Tuhan yang diikuti oleh kata
berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah oleh unsur-unsurnya dimulai dengan huruf
kapital
Contoh: kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun

- Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata
dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai
Contoh:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita
 Bentuk-bentuk terikat dari bahasa
asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti,
dapat digunakan sebagai bentuk
dasar
 Contoh:
- Sikap masyarakat yang pro lebih
banyak daripada yang kontra
- Mereka memperlihatkan sikap
anti terhadap kejahatan
C. Bentuk Ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-)
di antara unsur-unsurnya, contoh: anak-anak, buku-buku,
mondar-mandir, biri-biri
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja
Contoh:
- Surat kabar  surat-surat kabar
Kapal barang  kapal-kapal barang
Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva (kata sifat) ditulis dengan
mengulang unsur pertama dan unsur kedua dengan makna yang berbeda
Contoh:
Orang besar  orang-orang besar, orang besar-besar
Gedung tinggi  gedung-gedung tinggi, gedung tinggi-tinggi

Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang


Contoh: kekanak-kanakan, melambai-lambaikan, memata-matai

Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan


khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Contoh: Kami mengundang orang2 yang berminat saja
D. GABUNGAN KATA
dua kata atau lebih yang digabung menjadi suatu makna
1. Unsur gabungan kata yang 2. Gabungan kata yang sudah padu ditulis
lazim disebut kata majemuk, serangkai.
termasuk istilah khusus, ditulis Misalnya:
terpisah. • acapkali • dukacita
Misalnya: • adakalanya • kacamata
• duta besar • apalagi • kilometer
• model linear • bagaimana • matahari
• kambing hitam • barangkali • olahraga
• persegi panjang • beasiswa • peribahasa
• orang tua • belasungkawa • radioaktif
• simpang empat • bilamana
• meja tulis • bumiputra
• cendera mata • darmabakti
E. SUKU KATA
pemenggalan kata
Pemenggalan Kata Dasar
a) Apabila di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf vokal. Contoh : ma-in, sa-at, bu-ah.
b) Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah dipenggal. Contoh : au-la, sau-da-
ra, am-boi.
c) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum
konsonan. Contoh : ba-pak, ba-rang, la-wan.
d) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan. Contoh : man-di, som-bong, swas-ta.
e) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua. Contoh : in-stru-men, ul-tra, in-fra.
F. DI, KE, DAN DARI
kata depan
Jojo sedang belajar di kamar.
Surat itu ditulis oleh ibunya.

Ia akan pergi ke rumah sakit.


Amir menyerahkan kotak itu kepada kakaknya.

Santi mendapatkan paket dari sahabatnya.


Hana lebih tua daripada Rika.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim untuk dianggap sebagai satu kata.

Pengecualian :
Di + kata kerja
Kepada
Daripada
G. PARTIKEL
-lah, -kah, -tah
pun
per
1. Partikel –lah, -kah, dan -tah 2. Partikel pun

Buanglah sampah itu ! Akan kuberikan apa pun asal kau mau
kembali.
Apakah buku itu harus dibeli ?
Tina akan pergi ke kota meskipun ia
Apatah gunanya bersedih hati ? harus meninggalkan keluarganya.

Partikel –lah, -kah, -tah ditulis Ia bersikap ramah kepada siapa pun.
serangkai dengan kata yang
mengikutinya
Partikel pun ditulis terpisah dari kata
Mulai : Per senin ini ia ikut
yang mendahuluinya.
jemputan sekolah .
Kecuali kelompok kata yang lazim untuk
dianggap satu kata.
Setiap : Harga karton itu
 adapun
Rp5.000,00 per lembar.
 andaipun
 ataupun
Demi : Mereka mengerjakan
 bagaimanapun
soal itu satu per satu.
 biarpun
 kalaupun
Partikel per ditulis terpisah
 kendatipun
dari bagian kalimat yang
 maupun
mendahului atau
 meskipun
mengikutinya.
 walaupun
H. SINGKATAN DAN
AKRONIM
- bentuk yang dipendekan, yang terdiri atas satu huruf atau lebih
- singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata, dari deret kata
yang diperlakukan sebagai kata.
C. 1) Singkatan kata yang berupa gabungan
huruf diikuti dengan tanda titik.
A. Singkatan nama orang, nama gelar,
Misalnya : jml. (jumlah), tgl. (tanggal), kpd.(
sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
kepada)
dengan tanda titik
2) Singkatan gabungan kata yang terdiri atas
Misalnya : Muh. Yamin, M. Sc. master
tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
of science
Misalnya : dll. (dan lain – lain ) Yth. ( yang
B. Singkatan nama resmi lembaga
terhormat)
pemerintahan dan ketatanegaraan,
D. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas
badan atau rganisasi, serta nama
dua huruf (lazim digunakan dalam surat
dokumen resmi yang terdiri atas uruf
menyurat) dan diikuti dengan tanda titik.
awal kata ditulis dengan huruf kapital
Misalnya : a.n. (atas nama), u.p. (untuk
dan tidak diikuti tanda titik
perhatian)
Misalnya : DPR (Dewan Perwakilan
E. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
Rakyat) IDI (Ikatan Dokter
dan mata uang
Indonesia), KTP (Kartu Tanda
Misalnya : Cu (kuprum), m (meter), Rp
Penduduk)
(Rupiah)
A. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari
deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf capital.
Misalnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), SIM
(Surat Izin Mengemudi)
B. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan uruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
awal huruf capital.
Misalnya : Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional)
C. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
selurunya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya : pemilu (pemilihan umum), tilang (bukti pelanggaran).
I. ANGKA DAN
BILANGAN
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.
Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I ,II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, L (50), C (100) , D
(500), M (1000), V(5000).

1. Bilangan dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika bilangan dipakai secara berturutan seperti dalam perincian.
Misalnya : mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju
dan 5 orang tidak membetikan suara.
3. Angka yang menunjukan bilangan
2. Bilangan pada awal kalimat besar dapat ditulis sebagian dengan
ditulis dengan huruf jika lebih huruf supaya mudah dibaca.
Misalnya : perusahaan itu baru saja
dari dua kata susunan kalimat mendapat pinjaman 550 miliar
diubah agar bilangan yang tidak rupiah.
4. Angka digunakan untuk
dapat ditulis dengan huruf itu menyatakan (i) ukuran panjang, (ii)
tidak ada pada awal kalimat. berat, luas, dan isi (iii) nilai uang,
dan (iv) kuantitas.
Misalnya : Lima puluh siswa kelas Misalnya : 5 sentimeter, 3 kilogram,
6 lulus ujian. 10 liter, 1 jam 20 menit, pukul
12.00, ¥100
Panitia mengudang 250 orang
peserta.
5. Angka digunakan untuk 1. Penulisan bilangan tingkat dapat
melambangkan nomor jalan, rumah, dilakukan dengan cara sebagai berikut
apartemen, atau kamar. Misalnya : Paku Buwono X
Misalnya : Jalan Fauna No. 4 Paku Buwono ke-10
Apartemen No. 5 Paku Buwono kesepuluh
6. Angka digunakan untuk menomori 2. Penulisan lambang bilangan yang
bagain karangan atau ayat kitab suci. mendapat akhiran –an mengikuti cara
Misalnya : Bab X, Pasal 5, halaman 252 berikut
Surah Yasin: 9 Misalnya : Uang 500-an atau uang lima
Markus 2: 3 ribuan
7. Penulisan lambang bilangan dengan 3. Bilangan tidak perlu ditulis dengan
huruf dilakukan sebagai berikut angka dan huruf sekaligus dalam teks
a.Bilangan utuh (kecuali di dalam dokumen resmi,
Misalnya : dua belas (12) seperti akta dan kuitansi)
b.Bilangan pecahan
Misalnya : setengah (1/2)
J. KATA GANTI KU-,
KAU-, -MU, DAN -NYA
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya;
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.

Misalnya:
Buku ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
Catatan:
Kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya)
dirangkaikan dengan tanda hubung apabila
digabung dengan bentuk yang berupa singkatan.

Misalnya:
KTP-mu
SIM-nya
K. KATA SI DAN SANG
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu membelikan sang suami sebuah laptop.
Siti mematuhi nasihat sang kakak.
Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf
kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai
unsur nama diri.

Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu
berkelahi dengan musuhnya.
Sumber Referensi
 https://slidesgo.com/theme/cultural
-diversity
 https://puebi.readthedocs.io/en/late
st/kata/gabungan-kata/
 https://www.kelasindonesia.com/20
15/05/pengertian-dan-contoh-
kata-dasar-turunan-majemuk-
dan-kata-ulang.html

Sugihastuti & Saudah, Siti. 2018. Buku Ajar


Bahasa Indonesia Akademik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Terima kasih
pertanyaan, kritik, dan saran
dipersilakan

Anda mungkin juga menyukai