Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA

NAMA : GUSMAN TRI KUNCORO

NPM : 2141010162

KELAS : E

FAKULTAS : DAKWAH

JURUSAN : KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

RESUME : sejarah dan penulisan kata

Pengertian sejarah

Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta segala
kejadian-kejadiannya. Dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya,
untuk dijadikan perbendaharaan atau pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa
sekarang serta arah progres masa depan. Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi yaitu
penglihatan ke masa silam, ke masa sekarang dan masa yang akan datang. Dalam
penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa
sekarang yang sedang dihadapi dan sedikit banyak tidak dapat melepaskan diri dari
perspektif masa depan

Penulisan kata

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

Kata dasarditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.

Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.


Contoh: bergeletar, dikelola 
Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi

Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan
ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas.
Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.

Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai.
Contoh: adipati, mancanegara.

Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal
(lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah
beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).

Gabungan kata atau kata majemuk

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota,
sepak bola.

Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-
istri saya.

Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang
ditulis serangkai.

Kata gantii (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.

Kata depan atau preposisi (di  ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim
seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.

Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.

Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.

2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu


seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.

3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah.


Contoh: per 1 April, per helai...
Kata turunan

Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang
ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan
tersebut.
Jenis imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.

1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-

2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya

2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.

1. ber-an

2. di-kan dan di-i

3. diper-kan dan diper-i

4. ke-an dan ke-i

5. me-kan dan me-i

6. memper-kan dan memper-i

7. pe-an

8. per-an

9. se-an

10. ter-kan dan ter-i

3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).

1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.

2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me-

Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:


1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh
→ meluluh, me- + makan → memakan.

2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca
→ membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i
→ memfasilitasi.

3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- +


datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.

4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h.


Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias
→ menghias.

5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom
→ mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.

6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu
→ menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.

2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan.
Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.

3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara
sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.

Aturan khusus

Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:

1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)

2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)

3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)

4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)

Anda mungkin juga menyukai