Di susun oleh :
1. Tigor Amatirta
2. Tria Rizki Ans
3. Widia Aenurrizkokh
4. Yuli Indriyani
Kelas : 1b Akuntansi
Pengertian
.
1 Imbuhan Sederhana
Hanya terdiri dari 1 awalan atau akhiran.
Awalan : me-,ber-,di-,ter-,ke-,pe-,per-,dan se-
Akhiran : -kan,-an,-i,-lah dan –nya
2. Imbuhan Gabungan
Gabungan dari lebih dari 1 awalan atau akhiran.
-ber-an dan ber-i
-di-kan dan di-i
-diper-kan dan diper-i
-ke-an dan ke-i
-me-kan dan me-i
-memper-kan dan memper-i
-pe-an dan pe-i
-per-an dan per-i
-se-nya
-ter-kan dan ter-i
lanjutan
…
3. Imbuhan Spesifik
Digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Akhiran : -man,-wan,-wati, dan –ita.
Sisipan : -in-,-em-,-el-,dan –er-.
Aturan Khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu :
1. ber- + kerja -> bekerja (huruf r dihilangkan).
2. ber- + ajar -> belajar (huruf r digantikan l).
3. pe + perkosa -> pemerkosa (huruf p luluh menjadi m).
4. pe + perhati -> pemerhati (huruf p luluh menjadi m).
Syarat Kalimat
Efektif
Contoh:
1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena
menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –
i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan
objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata
menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Guru menugasi siswanya membuat karangan
b. Struktur Kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur
kalimat yang tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang
tidak jelas.
Contoh:
1. tidak antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek
kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada
kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu
oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
c.Kesejajara
n
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang
digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata
kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh :
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan
perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan
perbaikan kata-kata yang salah.
d. Kontaminasi
Perbaikannya:
1. a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca
e. Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata
yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang
berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala,
jadi cukup digunakan salah satu saja, s
edangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali
seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
KALIMAT TURUNAN
1.Imbuhan sederhana;
Hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- +
luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me-
+ baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- +
fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me-
+ datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h.
Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias →
menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom →
mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Lanjutan..
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum
diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi →
mengkonversi.
2. Imbuhan gabungan;
Kalimat Majemuk
Rapatan
Kalimat
majemuk
Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat Majemuk Setara
contoh :
Doni mempunyai rumah, mobil, dan sepeda motor.
- Doni mempunyai rumah.
- Doni mempunyai mobil.
- Doni mempunya sepeda motor.
Ciri-ciri
- Antar klausa memiliki hubungan antar koordinatif, sehinggabisa berdiri sendiri
- Klausa yang satu berkedudukan dengan klausa yang lainya
Kalimat Majemuk Bertingkat