Anda di halaman 1dari 32

Kalimat efektif turunan

Di susun oleh :

1. Tigor Amatirta
2. Tria Rizki Ans
3. Widia Aenurrizkokh
4. Yuli Indriyani

Kelas : 1b Akuntansi
Pengertian

 Kalimat Turunan adalah kalimat non inti  merupakan hasil


dari mentransformasikan kalimat inti dan sebaliknya,atau
kalimat luas mengubah ciri-cirinya tetapi tetap
mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.
 Kalimat turunan mencakupi turunan tunggal dan kalimat
turunan majemuk. Kalimat turunan tunggal merupakan
kalimat kompleks  yang terdiri atas satu klausa. Sedangkan
kalimat turunan majemuk merupakan kalimatr kompleks
yang terdiri atas dua klausa atau leboih. Jadi,istilah dasar
dan turunan dilihat dari peranan dalam pembentukan.
Ciri-Ciri Kalimat
Efektif
1. Bersusun atau majemuk.

2. Tidak sempurna, elips.

3. Berbentuk pertanyaan atau


perintah.

4. Bersifat medial, pasif dan negatif.


 
Contoh Kalimat
Turunan

Kakak membaca majalah (kalimat inti)

kalimat-kalimat dibawah ini merupakan transformasi dari kalimat di atas :


-Nina mengerjakan tugas?
-Nina mengerjakan tugas tadi.
-Nina tidak mengerjakan tugas.
-Mengerjakan tugas,nina.
-Nina mengerjakan tugas saat hujan turun dengan deras.

Jika diperhatikan contoh kalimat turunan dengan hasil transformasinya


memiliki inti S dan P yang sama. S masih tetap diisi kata nina dan P diisi
oleh kata mengerjakan.
Pembentukan kata turunan  dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan
kata yang ada di bagian  sebelumnya
Jenis Imbuhan

.
1 Imbuhan Sederhana
Hanya terdiri dari 1 awalan atau akhiran.
Awalan : me-,ber-,di-,ter-,ke-,pe-,per-,dan se-
Akhiran : -kan,-an,-i,-lah dan –nya
2. Imbuhan Gabungan
Gabungan dari lebih dari 1 awalan atau akhiran.
-ber-an dan ber-i
-di-kan dan di-i
-diper-kan dan diper-i
-ke-an dan ke-i
-me-kan dan me-i
-memper-kan dan memper-i
-pe-an dan pe-i
-per-an dan per-i
-se-nya
-ter-kan dan ter-i
lanjutan

3. Imbuhan Spesifik
Digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Akhiran : -man,-wan,-wati, dan –ita.
Sisipan : -in-,-em-,-el-,dan –er-.

Aturan Khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu :
1. ber- + kerja -> bekerja (huruf r dihilangkan).
2. ber- + ajar -> belajar (huruf r digantikan l).
3. pe + perkosa -> pemerkosa (huruf p luluh menjadi m).
4. pe + perhati -> pemerhati (huruf p luluh menjadi m).
Syarat Kalimat
Efektif

a. Bentukan kata harus sesuai EYD


b. Struktur kalimat tepat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
f. Menggunakan kata baku
g. Kelogisan
h. Selalu menggunakan EYD
 
a. Bentuk Umum
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah
penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.

Contoh:
1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena
menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –
i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan
objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata
menugaskan membutuhkan objek yang diam.

Perbaikannya :
1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Guru menugasi siswanya membuat karangan
b. Struktur Kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur
kalimat yang tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang
tidak jelas.
 
Contoh:
1. tidak antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek
kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada
kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu
oleh munculnya konjungsi maka.

Perbaikannya :
a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
c.Kesejajara
n
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang
digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata
kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
 
Contoh :
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan
perbaikan kata-kata yang salah.

Perbaikannya :
1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan
perbaikan kata-kata yang salah.
d. Kontaminasi

Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau


kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
 
Contoh:
1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata
dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3
terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.

Perbaikannya:
1. a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca
e. Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata
yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
 
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang
berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala,
jadi cukup digunakan salah satu saja, s
edangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali
seperti semula.

Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
KALIMAT TURUNAN

Secara umum, pembentukan kata turunan


dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan
kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut
adalah beberapa informasi tambahan untuk
melengkapi aturan tersebut.
Jenis Imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan


menjadi:

1.Imbuhan sederhana;
Hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
    a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
    b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:

1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- +
luluh →             meluluh, me- + makan → memakan.

2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me-
+ baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- +
fasilitas + i → memfasilitasi.

3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me-
+ datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h.
Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias →
menghias.

5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom →
mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.

6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Lanjutan..

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal.


Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira
→ mengira.

2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf


konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.

3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum
diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi →
mengkonversi.
2. Imbuhan gabungan;

Dari lebih dari satu awalan atau akhiran.


    a. ber-an dan ber-i
    b. di-kan dan di-i
    c. diper-kan dan diper-i
    d. ke-an dan ke-i
    e. me-kan dan me-i
    f. memper-kan dan memper-i
    g. pe-an dan pe-i
    h. per-an dan per-i
    i. se-nya
    j. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik;

Digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).


    a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
    b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Aturan khusus

Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan,


yaitu:

1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)


2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya

Menurut jumlah klausa pembentuknya,


kalimat dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu :

1. Kalimat tunggal dan


2. Kalimat majemuk atau kalimat turunan.
Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu


klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat
tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di
dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P
adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap
kalimat.

Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam


kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel,
Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah
unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh :
1. Kami mahasiswa Indonesia.
2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
3. Mobil orang kaya itu ada delapan.

Kalimat tunggal dapat dilengkapi atau diperluas dengan


menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal
tidak harus berupa kalimat pendek.
Definisi kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan


gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu
berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu
klausa.
Kalimat Majemuk
Setara

Kalimat Majemuk
Rapatan
Kalimat
majemuk
Kalimat Majemuk
Bertingkat

Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalima yang


kedudukanya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat
majemuk setara berupa “dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu,
dan kemudian” contoh:
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi kepasar.

- Adi berangkat ke sekolah


- Ibu pergi kepasar

Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :


-Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
-Kedudukan tiap kalimat sederajat
 
Kalimat Majemuk
Rapatan

Kalimat majemuk rapatan merupakan gabungan beberapa kalimat dengan


menyebutkan sekali sajapada bagian yang sama

contoh :
Doni mempunyai rumah, mobil, dan sepeda motor.
- Doni mempunyai rumah.
- Doni mempunyai mobil.
- Doni mempunya sepeda motor.

Ciri-ciri
- Antar klausa memiliki hubungan antar koordinatif, sehinggabisa berdiri sendiri
- Klausa yang satu berkedudukan dengan klausa yang lainya
Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalima yang


kedudukanya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat
majemuk setara berupa “dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu,
dan kemudian” contoh:
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi kepasar.

- Adi berangkat ke sekolah


- Ibu pergi kepasar

Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :


-Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
-Kedudukan tiap kalimat sederajat
 
Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalima yang


kedudukanya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat
majemuk setara berupa “dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu,
dan kemudian” contoh:
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi kepasar.

- Adi berangkat ke sekolah


- Ibu pergi kepasar

Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :


-Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
-Kedudukan tiap kalimat sederajat
 
Contoh :
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas
dan
S                        P1                           O1
 
harus menjunjung tinggi etika profesi .
P2                               O2
 
Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus
ketika
S1               P1               O1                     Ket
 
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari
libur .
S2                                    P2            O2
TERIMA KASIH
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dalam ketidak sempurnaan dan ciri-


ciri nya?
2. sebutkan contoh dari imbuhan spesifik?
3. apa yang dimaksud bersifat medial?

Anda mungkin juga menyukai