KATA BERIMBUHAN
Pengertian
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau
(afiksasi).Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam
bentuk dasar untuk membentuk kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut
kata berimbuhan atau kata turunan.
Jenis-jenis Imbuhan
Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk
1.
Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
2.
Fungsi Imbuhan
a.
peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an.
Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
b.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i.
2)
3)
4)
5)
3) Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap
tanpa perubahan.
Contoh: ber + balik = berbalik
2.
3.
4.
5.
Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapanpelesapan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut:
1.
2.
3.
5.
6.
Awalan meNApabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk,
yakni me, mem-, men, meng-, dan meny-.
Kaidah imbuhan meN1.
Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal
vokal, // /k/, /h/, /g/ , /kh/ berubah menjadi mengContoh:
meN- + ambil
mengambil
meN- + elak
mengelak
meN- + kalah
mengalah
meN- + harap
mengharap
meN- + khawatirkan
mengkhawatirkan
2.
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal
/l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi memeN- + latih
melatih
meN- + makan
memakan
meN- + namai
menamai
meN- + nyatakan
menyatakan
meN- + nganga
menganga
meN- + rusak
merusak
meN- + yakinkan
meyakinkan
meN- + wabah
mewabah
3.
Jika menG- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /d/c/sy / j ,
atau /t/ bentuknya berubah menjadi men-.untuk kata dasar fonem t huruf t
hilang atau luruh
meN- + datang
syukuri
mendatang
mensyukuri
meN- + tanam
jadi
meN- + cari
meN- +
menanam
meN- +
menjadi
mencari
4.
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/,
bentuknya berubah menjadi memmeN- + babat
membabat
meN- + pukul
memukul
meN- + fokuskan
memfokuskan
5.
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal , /s/, dan /,
bentuknya berubah menjadi meny- .
meN- + satu
menyatu
6.
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya
berubah menjadi menge-.
meN- + bom
mengebom
meN- + cek
mengecek
7.
Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari
bahasa asing tidak berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses
penggabungan mengikuti kaidah yang umum.
meN- + produksi
memproduksi
8.
Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi
dengan mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya.
tulis
menulis-nulis; tulis-menulis
karang
mengarang-ngarang; karang-mengarang
cek
mengecek-ngecek
ulangi
mengulang-ulangi
Dalam menulis penulisan resmi (surat-menyurat resmi, penulisan karya ilmiah, penulisan
berita, menulis laporan, dan lainnya) sering kali secara tidak sadar kita menggunakan katakata yang salah karena tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Sebagai contoh, pemakaian kata mencontek sering sekali kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penulisan kata mencontek
yang benar adalah menyontek.
Berdasarkan kaidah EYD (Ejaan yang Disempurnakan) 2009, kata dasar yang diawali
dengan huruf K, T, S, dan P akan melebur jika
bertemu dengan imbuhan me-.
Namun jika kata tersebut diawali konsonan ganda maka tidak luruh. Misal: kata
mentransfer bukan menransfer. Kemudian untuk kata yang hanya terdiri dari 1 suku kata,
maka awalan me- berubah menjadi menge-. Misal: cat > mengecat, tik> mengetik.
Berikut kaidah peleburan awalan me- ketika bertemu dengan kata dengan awalan huruf
tertentu:
tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh
meluluh, me- + makan memakan.
me- mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- +
baca membaca, me- + pukul memukul*, me- + vonis memvonis, me- + fasilitas + i
memfasilitasi.
me- men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- +
datang mendatang, me- + tiup meniup*.
me- meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh:
me- + kikis mengikis*, me- + gotong menggotong, me- + hias menghias.
me- menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom
mengebom, me- + tik mengetik, me- + klik mengeklik.
me- meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu
menipu, me- + sapu menyapu, me- + kira mengira.
Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- +
klarifikasi mengklarifikasi.
Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara
sempurna. Contoh: me- + konversi mengkonversi.
2.
3.
4.
5.
6.
Mencari;contoh: mendamar
** Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi
jika fonem /p/ adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai
dengan per- atau pe- tertentu.
meN- + pertinggi
mempertinggi
meN- + pertaruhkan
mempertaruhkan
Awalan diAwalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan
(me-(N))yang bermakna aktif.
Contoh: di- + baca = dibaca ; ambil = diambil ; jual = dijual
Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
Awalan per1.
Imbuhan per- berubah menjadi pe-, apabila ditambahkan pada kata dasar
yang berfonem awal /r/ atau kata dasar yang suku pertamanya berakhir /er/
per- + ringan
per- + kerja
peringan
pekerja
2.
Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk
dasar ajar
per- + ajar
pelajar
Awalan an
Pada umumnya akhiran an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan,
satuan, ratusan.
Makna akhiran an adalah sebagi berikut;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
c.
Mengintensifkan arti.
Perbedaan-perbedaan
a.
Objek yang mengikkuti kata kerja berakhiran kan berpindah tempatnya
dan objek itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran i
tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya
pekerjaan itu:
Contoh:
2.
Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran,
kemahalan.
3.
Konfiks pe(N)-an
3.
4.
5.
Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh; peralatan,
persyaratan.
Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk
kata keterangan.
Contoh: Se-nya +putih = seputih-putihnya ; pintar = sepintar-pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlative atau tingkat paling tinggi yang dapat
dicapai.
Contoh: Seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar
mungkin
Khusus untuk nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi
sebagai imbuhan.
Fungsi imbuhan nya adalah sebagai berikut;
1.
Contoh:
Agaknya akan turun hujan hari ini.
Tidak selamanya orang menderita.
2.
Sebagai penunjuk
Contoh:
Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.
Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
3.
Contoh:
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.
Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.
Pemakaian nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena
rujukannya sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:
1.
2.
a) Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat
merah.
***n_wdy***