Anda di halaman 1dari 4

MORFOFONEMIK

Morfofonemik adalah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem
sebagai akibat dari adanya proses morfologi.
Contoh: dalam proses pengimbuhan sufiks -an pada dasar hari akan muncul bunyi [y],
yang dalam ortografi tidak dituliskan, tetapi dalam ucapan dituliskan.
Hari + an ----- [hariyan]

Jenis Perubahan
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem, diantaranya yaitu:
Pemunculan fonem adalah munculnya fonem baru dalam proses morfologi.
Contoh: munculnya bunyi sengau [m] pada proses pengimbuhan prefiks me-.
Me- + baca ----- membaca
Pelepasan fonem adalah hilangnya fonem dalam proses morfologi.
Contoh: hilangnya fonem [r] pada proses pengimbuhan prefiks ber-.
Ber- + renang ----- berenang
Peluluhan fonem adalah luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan
fonem lain dalam proses morfologi.
Contoh: luluhnya fonem /s/ yang disenyawakan dengan fonem /ny/ pada proses
pengimbuhan prefiks me-.
Me + sikat ----- menyikat
Perubahan fonem adalah berubahnya sebuah fonem dalam proses morfologi.
Contoh: berubahnya fonem /r/ menjadi fonem /l/ pada proses pengimbuhan prefiks ber-.
Ber + ajar ----- belajar
Pergeseran fonem adalah berubahnya posisi fonem dari satu suku kata ke dalam
suku kata yang lain.
Contoh: bergesernya fonem /t/ yang semula berada pada suku kata pat berubah menjadi
berada pada suku kata ti saat dalam pengimbuhan sufiks -i.
Lompat + i ---- me.lom.pati

Morfofonemik dalam Pembentukan Kata Bahasa Indonesia


Morfofonemik dalam pembentukan kata bahasa Indonesia terjadi dalam proses afiksasi,
terutama terjadi dalam proses-proses berikut:
Prefiksasi ber-
pelepasan fonem /r/, terjadi jika bentuk dasar yang diimbuhi diawali
dengan fonem /r/ atau suku pertama bentuk dasarnya berbunyi [er].
Contoh: ber + renang ----- berenang
perubahan fonem /r/ menjadi fonem /l/.
Contoh: ber + ajar ----- belajar
pengekalan fonem /r/ tetap /r/.
Contoh: ber + obat ----- berobat
Prefiksasi me-
pengekalan fonem, terjadi jika bentuk dasarnya diawali dengan fonem /r, l,
w, y, m, n, ng, dan ny/.
Contoh: me + rawat ----- merawat
penambahan fonem, yang berupa fonem /m, n, ng, dan nge/.
Contoh: me + baca ----- membaca
peluluhan fonem, terjadi jika bentuk dasar dimulai dengan konsonan
bersuara /k, t, s, dan p/ akan diluluhkan menjadi konsonan /ng, n, ny, dan
m/.
Contoh: me + kirim ----- mengirim
Prefiksasi pe- dan konfiksasi pe-an
pengekalan fonem, terjadi jika bentuk dasarnya diawali dengan
konsonan /r, l, y, m, n, ng, dan ny/.
Contoh: pe + rawat ----- perawat ----- perawatan
penambahan fonem, yang berupa fonem /m, n, ng, dan nge/.
Contoh: pe + bina ----- pembina ----- pembinaan
peluluhan fonem, terjadi jika bentuk dasar dimulai dengan konsonan
bersuara /k, t, s, dan p/ akan diluluhkan menjadi konsonan /ng, n, ny, dan
m/.
Contoh: pe + tulis ----- penulis ----- penulisan
Prefiksasi ber- dan konfiksasi per-an
pelepasan fonem /r/, terjadi jika bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /r/
atau suku pertamanya [er].
Contoh: per + ternak ----- peternak ----- peternakan
perubahan fonem /r/ menjadi /l/.
Contoh: per + ajar ----- pelajar ----- pelajaran
pengekalan fonem /r/.
Contoh: per + cepat ----- percepat ----- percepatan
Prefiksasi ter-
pelepasan fonem, terjadi jika bentuk dasar dimulai dengan konsonan /r/.
Contoh: ter + rasa ----- terasa
perubahan fonem /r/ menjadi /l/.
Contoh: ter + anjur ----- telanjur
pengekalan fonem /r/.
Contoh: ter + baik ----- terbaik
Sufiksasi -an
pemunculan fonem, yang berupa fonem /w, y, dan glotal ?/.
Contoh: pandu + an ----- panduwan, tari + an ----- tariyan
pergeseran fonem, terjadi jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berakhiran konsonan dan bergeser membentuk suku kata baru.
Contoh: kenang + an ----- kenangan

Bentuk Nasal dan Tak Bernasal


Hadir dan tidaknya bunyi nasal dalam pembentukan kata bahasa Indonesia sangat erat
hubungannya dengan tiga hal yaitu:
Kaitan dengan tipe verba
Afiks
Nasal
Fonem awal bentuk dasar
me-
me-kan
me-i
Ø (tidak muncul)
m
n
ny
ng
l, r, w, y, m, n, ny, ng
b, p, f
d, t
s, c, j
k, g, h, a, l, u, e, o

nge
eka suku

Kaitan dengan upaya pembentukan istilah


Dalam peristilahan olahraga ada istilah petinju (diturunkan dari verba bertinju). Dimana
petinju adalah sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk peninju (diturunkan dari
verba meninju) yang bukan menyatakan suatu profesi. Sementara dalam bidang sosial ada
bentuk pesuruh dan penyuruh dengan makna yang berbeda. Pesuruh bermakna ‘yang
disuruh’, sedangkan penyuruh bermakna ‘yang menyuruh’.

Kaitan dengan upaya semantik


Untuk memberi makna tertentu bentuk yang seharusnya tidak bernasal diberi nasal.
Contoh: bentuk mengkaji dalam arti ‘meneliti’ berbeda dengan bentuk mengaji yang
berarti ‘membaca Alquran’. Sementara itu, tanpa perbedaan semantik, pasangan kata
dengan peluluhan fonem awal bentuk dasar dan dengan tanpa peluluhan lazim digunakan
orang.
Contoh:
Mensukseskan ----- menyukseskan
Mengkombinasikan ----- mengombinasikan
Mempopulerkan ----- memopularkan

Anda mungkin juga menyukai