Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SINTAKSIS
TENTANG FUNGSI, KATEGORI DAN PERAN SINTAKSIS

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Disti Erliani NIM. 2103041005
Niken Oktaviani NIM. 2103041013
Lala Pitalia NIM. 2103041009

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Rendi Marlianda, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang Maha Esa karena berkat dan rahmat karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungsi, Kategori dan Peran Sintaksis” di mana ini
adalah mata kuliah “Sintaksis”. Adapun makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi teknik penyajian maupun dari segi penyusunan.
Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, maka kami siap menerima kritik dan
saran dari pembaca yang dapat memperbaiki makalah ini lebih selanjutnya dan kami ucapkan
terima kasih kepada dosen, keluarga, dan teman di kampus yang telah memberikan saran dan
kritik kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun jauh dari
kata sempurna.

Dharmasraya, 10 Maret 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………................................…………………………..….i
DAFTAR ISI…………………………………...............................………………………..…ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang…........………………..........................................….……………....
B. Rumusan Masalah……....…………..........................................……..……………..
C. Tujuan Masalah………………………..........................................…….…………..
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Fungsi Sintaksis.........................…….………….….................................................
B. Kategori Sintaksis......................…….......................................................................
C. Peran Sintaksis............................…..........................................................................
D. Alat Sintaksis............................................................................................................
E. Satuan Sintaksis........................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan…………………………..............................................…………………
B. Saran…………………………………........................................….……………...
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sintaksis selama ini dipahami sebagai salah satu tataran (level) dalam gramatika
(tata bahasa) yang mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang
lebih besar, yang membentuk konstruksi yang disebut kalimat. Dengan demikian
sintaksis dapat dideskripsikan atas konstruksi satuan-satuannya. Atau dengan kata
lain, satuan sintaksis itu disusun oleh satuan-satuan yang lebih kecil. Sintaksis bahasa
Indonesia sebenarnya telah banyak dibicarakan orang sebagai bagian dari ilmu tata
bahasa. Pembicaraan atau pembahasan mengenai sintaksis itu pada umumnya
dilakukan secara analitis dari satuan bahasa yang terbesar sampai yang terkecil. Unsur
bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah kata, frase, klausa, kalimat,
dan yang terakhir yaitu wacana.

Sifat sintaksis yang integratif, membuat dalam pembahasannya, kata tidak terlepas
dari frasa, pembahasan frasa tidak terlepas dari pembahasan klausa. Pembahasan
klausa tidak terlepas dari pembahasan kalimat. Pembahasan kalimat tidak terlepas dari
konteks kalimat dan pembahasan konteks kalimat yang tidak terlepas dari fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi.

Dalam penerapan di kehidupan sehari-hari bahasa merupakan bagian penting atau


dapat dikatakan sebagai penunjang aktivitas kita dalam berkomunikasi dengan orang
lain di sekeliling kita. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang belum
mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sintaksis yang merupakan
bagian dari ilmu linguistik yang juga mempelajari bahasa. Ketidakpahaman inilah
yang membuat kita tidak sadar bahwa penggunaannya begitu dekat dengan keseharian
masyarakat Indonesia yang berikhtisar tentang kalimat bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa saja fungsi dari sintaksis?
2. Jelaskan kategori sintaksis?
3. Apa peran dari sintaksis?
4. Apa saja alat sintaksis?
5. Jelaskan satuan dari sintaksis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Mengetahui fungsi dari sintaksis
2. Memahami kategori sintaksis
3. Untuk mengetahui peran dari sintaksis
4. Mengetahui apa saja alat sintaksis
5. Memahami satuan dari sintaksis
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Fungsi Sintaksis
Fungsi Sintaksis adalah “apa fungsi dari kata dalam suatu kalimat”. Fungsi sintaksis
meliputi: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing fungsi tersebut.

1. Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan
atau dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yakni predikat. Dalam analisis fungsi sintaksis,
subjek ditandai dengan s kapital (S).

Ciri Fungsi Subjek


Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:

a. Jawaban apa atau siapa,


b. Dapat didahului oleh kata bahwa,
c. Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d. Dapat diserta kata ini atau itu,
e. Dapat disertai pewatas yang,
f. Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan.

Contoh subjek adalah sebagai berikut:

Adik bermain.
S P

Adik adalah pokok kalimat atau subjek (S) dan bermain adalah yang menjelaskan pokok
kalimat atau predikat (P).

2. Predikat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, predikat merupakan unsur yang membicarakan
atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek. Mudahnya, predikat menyatakan suatu aktivitas
(biasanya berupa kata kerja) yang dilakukan oleh subjek kepada objek. Predikat ditandai
dengan menggunakan p besar (P).

Ciri Predikat
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut:

a. Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,


b. Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,
c. Predikat umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
e. Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
f. Predikat merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
g. Predikat dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat)
atau bagaimana (pokok kalimat).
3. Objek
Seperti yang sudah umum diketahui, objek mudahnya adalah sesuatu yang dikenai
tindakan oleh subjek. Fungsi objek (O) ialah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh
verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dengan mudah dikenali
dengan melihat verba transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada
contoh di bawah ini.

Dosen menerangkan materi.

S P O

menerangkan di atas adalah verba transitif (P).


Ibu menyuapi adik.

S P O

menyuapi adalah verba transitif.

Ciri Fungsi Objek


Ciri-ciri objek adalah sebagai berikut:

a. Berupa nomina atau frasa nominal,


b. Berada langsung di belakang predikat verba transitif,
c. Dapat diganti enklitik -nya, ku atau -mu,
d. Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan,
seperti: Intan membaca buku menjadi Buku dibaca Intan.
4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan
objek, atau melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) terkadang bentuknya mirip dengan
objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal. Keduanya juga berpotensi
untuk berada langsung di belakang predikat. Kemiripan antara objek dan pelengkap dapat
dilihat pada contoh berikut.

Minah berdagang sayur di pasar

S P pel. Ket.

Sayur akan menjadi objek jika digunakan dalam kalimat sebagai berikut:

Minah menjual sayur di pasar

S P O Ket.

Ciri Fungsi Pelengkap


Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks
ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter-,
b. Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba dwitransitif
pengisi predikat, seperti: Ayah membelikan adik mainan,
c. Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh
verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi,
d. Dalam suatu kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang
predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek, maka pelengkap berada di belakang objek,
e. Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina -nya,
f. Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi
subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif.
5. Keterangan
Keterangan (ket.) merupakan unsur kalimat yang memberikan keterangan (waktu,
tempat, dsb) pada kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan
dalam kalimat. Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh
berikut.

Ibu membeli kue di pasar.

S P O Ket. (tempat)

Ayah menonton TV tadi siang.

S P O Ket. (waktu)

Ciri Keterangan
Ciri fungsi keterangan adalah sebagai berikut:

a. Umumnya merupakan keterangan tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat,
b. Keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak struktur dan makna kalimat,
c. Keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa adverbial, frasa adjektival, dan klausa
terikat,
Jenis Keterangan
Manaf (2009, hlm. 51) membedakan keterangan menjadi beberapa jenis, yakni:

a. Keterangan tempat
b. Waktu
c. Alat
d. Cara
e. Penyerta
f. Perbandingan
g. Sebab
h. Akibat
i. Syarat
j. Pengandaian
k. Atributif

B. Kategori Sintaksis
Kategori sintaksis adalah bentuk-bentuk tertentu yang mengisi fungsi sintaksis untuk
menggambarkan perbedaan kelas kata yang digunakan dalam membentuk suatu kalimat,
seperti: nomina, pronomina, verba, adjektiva, adverbial, preposisi, dan konjungsi.
Menurut Chaer (2009, hlm. 27) kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa
yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Alwi dkk (2003, hlm. 36) menyatakan bahwa
bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis yang utama, yakni:
1. Verba atau kata kerja,
2. Nomina atau kata benda,
3. Adjektiva atau kata sifat,
4. Adverbia atau kata keterangan.
Di samping kategori utama, terdapat juga kata tugas yang terdiri atas preposisi atau kata
depan, konjungsi atau kata sambung, dan partikel.

C. Peran Sintaksis
Peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi sintaksis. Peran
tersebut mencakup makna semantis, yakni: aktif, pasif, statif, posesif, pelaku, penerima, dan
lain-lain. Contohnya adalah bagaimana sintaksis membedakan kalimat aktif dan pasif.
Pengertian kalimat aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal, yaitu (1)
macam verba yang menjadi predikat, (2) subjek dan objek, dan (3) bentuk verba yang
dipakai. Untuk itu, perhatikan contoh berikut ini.
Kalimat Aktif:
Ibu Gubernur Bali akan membuka pameran itu.
Kalimat Pasif:
Pameran itu akan dibuka oleh Ibu Gubernur Bali.
Dalam bahasa Indonesia, kalimat aktif ditandai dengan prefiks meng- pada verba seperti
membuka. Cara pemasifan kalimat aktif dapat dilakukan dengan cara berikut. (a)
Pertukarkanlah S dan O. (b) Gantilah prefiks meng- dengan di- pada P. (c) Tambahkan kata
oleh di muka unsur yang tadinya S.

D. Alat Sintaksis
Alat-alat sintaksis adalah alat-alat untuk menghubungkan kata-kata menjadi kelompok
dengan struktur tertentu. Adapun yang dimaksudkan dengan struktur adalah hubungan setara
dan bertingkat dari kelompok tersebut. Jadi, eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang
oleh alat bantu yang berupa urutan kata, bentuk kata, intonasi, dan konjungsi. Peranan alat-
alat sintaksis itu tampaknya tidak sama antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Ada
bahasa yang lebih mementingkan urutan, ada yang lebih mementingkan bentuk kata atau
intonasi.
1. Urutan kata
Pada umumnya dalam setiap bahasa peranan, urutan kata ikut menentukan makna gramatikal.
Contoh:
- Roti makan ibu.
- Ibu makan roti.
Dari dua contoh di atas penutur bahasa Indonesia, dapat dikenali bahwa urutan “Roti makan
ibu” tidak berterima, sedangkan urutan “Ibu makan roti” dengan mudah dapat dipahami oleh
penutur bahasa Indonesia.
2. Bentuk kata
Pada umumnya bentuk kata dapat dikenali dengan melekatnya afiks pada kata tersebut.
Afiks-afiks ini memperlihatkan makna gramatikal yang bermacam-macam antara lain:
jumlah, persona, jenis, kala, aspek, modus, diatesis, aktif, pasif.
Contoh :
- Dari urutan “Roti makan ibu”
Kata “makan” diberi afiks sehingga menjadi “dimakan”.
3. Intonasi
Dalam bahasa Indonesia intonasi akhir kalimat ditandai oleh tanda baca titik (.), tanda tanya
(?) dan tanda perintah (!). menyatakan bahwa dalam bahasa tulis, tanda baca mempunyai
peranan yang sangat penting. Suatu klausa yang terdiri atas kata yang sama dan dalam urutan
yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda, bergantung pada tanda baca yang diberikan.
Intonasi mempunyai peranan penting dalam kalimat. Intonasi akhir dalam kalimat sangat
berpengaruh terhadap kalimat yang dihasilkan. Perhatikan contoh berikut ini.

a. Mas Wahid besok datang ke kampus.


b. Mas Wahid besok datang ke kampus?
c. Mas Wahid, besok datang ke kampus!
4. Kata Tugas (Konektor)
Konektor biasanya berupa sebuah morfem atau gabungan morfem yang secara kuantitas
merupakan kelas yang tertutup. Konektor itu bertugas menghubungkan satu konstituen
dengan konstituen lain. Baik yang berada dalam kalimat maupun luarkalimat. Dilihat dari
sifat hubungannya dibedakan adanya dua macam konektor yaitu:
a. Konektor koordinatif adalah konektor yang menghubungkan dua konstituen yang sama
kedudukannya atau sederajat. Misalnya dan, atau, tetapi.
b. Konektor subordinatif adalah konektor yang menghubungkan dua buah konstituen yang
kedudukannya tidak sederejat. Misalnya konjungsi kalau, meskipun dan karena.

E. Satuan Sintaksis
Sintaksis sebagai subsistem bahasa mencakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar
serta hubungan-hubungan diantaranya. Pada umumnya pembicaraan yang lebih meluas dan
mendalam dalam studi sintaksis selain alat-alat sintaksis adalah satuan-satuan sintaksis. Kata
merupakan satuan terkecil dalam sintaksis. Satuan yang lebih besar dari kata, sebagai yang
umum dibicarakan dalam sintaksis, berturut-turut ialah frase, klausa dan kalimat.
1. Kata
Kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis, yang secara hirearkial menjadi
komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Kata berperan sebagai
pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda kategori sintaksis, dan sebagai dalam penyatuan
satuan-satuan atau bagian-bagian dari satuan sintaksis.
2. Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non-predikatif
atau gabungan kata yang salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat. Contoh: tanah tinggi,
belum makan, kamar tidur. Karena frase mengisi salah satu fungsi sintaksis, maka salah satu
unsur frase itu dapat di pindahkan sendirian.
3. Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruktif predikatif.Artinya, di
dalam kontruksi itu ada komponen, berupa kata frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan
yang lain berfungsi sebangai sabjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi
predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, fungsi sabjek boleh dikatakan bersifat
wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.
Contoh: Zikri membersihkan kamarnya tadi pagi.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa
klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlikan, serta disertai dengan intonasi final.
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan

Fungsi Sintaksis adalah “apa fungsi dari kata dalam suatu kalimat”. Fungsi
sintaksis meliputi: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kategori
sintaksis adalah bentuk-bentuk tertentu yang mengisi fungsi sintaksis untuk
menggambarkan perbedaan kelas kata yang digunakan dalam membentuk suatu
kalimat, seperti: nomina, pronomina, verba, adjektiva, adverbial, preposisi, dan
konjungsi. Peran sintaksis adalah makna semantis tertentu yang mengisi fungsi
sintaksis. Peran tersebut mencakup makna semantis, yakni: aktif, pasif, statif, posesif,
pelaku, penerima, dan lain-lain. Contohnya adalah bagaimana sintaksis membedakan
kalimat aktif dan pasif.

Alat-alat sintaksis adalah alat-alat untuk menghubungkan kata-kata menjadi


kelompok dengan struktur tertentu. Sintaksis sebagai subsistem bahasa mencakup kata
dan satuan-satuan yang lebih besar serta hubungan-hubungan diantaranya. Satuan
yang lebih besar dari kata, sebagai yang umum dibicarakan dalam sintaksis, berturut-
turut ialah frase, klausa dan kalimat.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. (2015). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Rineka Cipta
Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dhanawaty, N.M., Satyawati, M.S., Widarsini, N.P.N. (2017). Pengantar linguistik umum.
Denpasar: Pustaka Larasan.
Thabroni, Gamal, (2022)."Sintaksis: pengertian, konsep, dan analisis ( fungsi, kategori,
peran). https://serupa.id/sintaksis. Diakses pada 10 Maret 2023.
Dysa, 05 Desember 2011. Sintaksis. http://dysa08.blogspot.co.id/2011/12/sintaksis.html.
Diakses 27 Maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai