Anda di halaman 1dari 19

AFIKSASI (IMBUHAN)

DAN
PREFIKS (AWALAN)

1. MACAM-MACAM AFIKSASI
Imbuhan (afiksasi) dalam bahasa Indonesia jumlahnya cukup banyak dan
dapat diperinci sebagai berikut :
1.1. Awalan (Prefiks) : me-,ber-,ter-,ke-,se-di-per-
Proklitik : ku, kau
1.2. Sisipan (inklitik) : -el-, -em-, -er-, -in-
1.3. Akhiran (Sufiks) : -i, -kan, -nya, -man, -wan, -an,-
wati
Partikel : -lah, -kah, -tah,-pun
Enklitik : ku,mu,nya, nda
1.4. Awalan + akhiran(konfiks) : ke-an, me-kan, ber-an, per-an, se-
nya, pe-an, me-i, per-kan
1.5. Gabungan(Simulfiks) : memper-kan,diper-kan, diper-
kan+nya

2. AWALAN ME-
2.1. BENTUK AWALAN ME-
Apabila awalan atau prefiks me- dihubungkan dengan kata dasar,
awalan atau prefiks me- mengalami perubahan bentuk menjadi :
meng-, mem-, men-, meny-, dan menge- bergantung dari bunyi
awal kata dasarnya.
Perubahan seperti ini dinamakan alterasi atau asimilasi yakni
proses penambahan atau peleburan bunyi akibat pengaruh
bunyi awal kata dasar sehingga berbentuk prefiks baru.
Awalan atau prefiks me- yang berubah akibat asimilasi atau nasal
pada umumnya membentuk bunyi sengau atau nasal
(nasalisasi)
Misalnya :
Ajak ………………. Mengajak
Tari ………………. Menari
Sembur . .……………. Menyembur

Perubahan awalan me- dalam pemakaiannya mengikuti kaidah


seperti di bawah ini :
2.1.1. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang
bermula dengan fonem /a/i/u/e/o/g/k/kh/h/
bentuknya berubah menjadi meng-
Contoh :
me + ambil ………………. Mengambil
me + ikat ………………. Mengikat
me + ukur ………………. Mengukur
me + elak ………………. Mengelak
me + olah ………………. Mengolah
me + garap ………………. Menggarap
me + harap ………………. Mengharap

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


me + khawatir ………………. Mengkhawatirkan

CATATAN :

Fonem /k/ kadang-kadang menjadi luluh, kadang-kadang


tidak.
Hal ini disebabkan bila dirasakan perlu untuk membedakan
makna tertentu.
Contoh :
Me- + kaji ……… mengaji (memperdalam ilmu
agama)

Me- + kaji ……… mengkaji (memperdalam suatu


maksud /memikirkan secara
mendalam)

2.1.2. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang


bermula dengan fonem /l/m/n/ng/ny/r/y/w/
bentuknya tidak berubah atau tetap me-
Contoh :
me + latih ………………. Melatih
me + makan ………………. Memakan
me + namai ………………. Menamai
me + nyatakan ………………. Menyatakan
me + nganga ……………….
Menganga
me + ramaikan ………………. Meramaikan
me + yakinkan ………………. Meyakinkan
me + wajibkan ………………. Mewajibkan

2.1.3. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang


bermula dengan fonem /d/ dan /t/ bentuknya tidak
berubah atau tetap men-
Contoh :
me + datangkan ……………….
Mendatangkan
me + tanamkan ………………. Menanamkan

Fonem /t/ yang terdapat pada kata seperti tanam menjadi


luluh ke dalam fonem /h/.
Pada kata dasar yang mulai dengan ter- seperti tertawa,
terjemah, terlantar, fonem /t/ kadang-kadang luluh
kadang-kadang tidak.

CATATAN :

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


Kata yang sering dipakai umumnya cenderung
luluh. Sedangkan yang jarang dipakai lebih sering
muncul tanpa peluluhan.

Contoh :
me + tertawa ……………….
Mentertawakan
atau
Menertawakan

me + terlantar ……………….
Menterlantarkan
atau
Menelantarkan

me + terjemah ………………. Menterjemahkan


atau
Menerjemahkan

2.1.4. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang


bermula dengan fonem /b/p/ atau /f/ bentuknya
berubah atau menjadi mem-
Contoh :
me + babat ………………. Membabat
me + patuhi ………………. Mematuhi
me + fokuskan ……………….
Memfokuskan

Perlu diperhatikan bahwa fonem /p/ tidak terjadi peluluhan


jika fonem /p/ adalah permulaan dari prefik per- atau
kata dasarnya mulai per dan pe tertentu.
Contoh :
me + pertinggi …………
Mempertinggi
me + pertaruhkan ………… Mempertaruhkan
me + perdalam ………… Memperdalam
me + persoalkan ………… Mempersoalkan

2.1.5. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang


bermula dengan fonem /c/j/s/sy/ bentuknya
berubah atau menjadi meny-

CATATAN :
Dalam ejaan yang dibakukan bentuk meny- yang
bergabung dengan huruf /c/j/sy/ pada awal kata dasar
disederhanakan menjadi men-

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


Contoh :
me + satukan ……….. Menyatukan
me + cari ……….. Mencari
me + jatuhkan ……….. Menjatuhkan
me + syaratkan ……….. Menyaratkan

2.1.6. Jika awalan me- ditambahkan pada kata dasar yang


bersuku satu bentuknya berubah menjadi menge-
Contoh :
me + bom …………. Mengebom
me + pel …………. Mengepel
me + cek …………. Mengecek
me + rem …………. Mengerem

2.1.7. Kata-kata yang berasal dari bahasa asing


diperlakukan berbeda-beda tergantung pada
frekuensinya dalam lamanya kata tersebut telah
kita pakai.
Jika dirasakan masih relatif baru, proses peluluhan
di atas tidak berlaku.
Namun, hanya kecocokan artikulasi saja yang
diperhatikan dengan catatan :

Prefiks me- di depan kata dasar asing yang bermula


dengan /s/ menjadi men-

Contoh :
me + sukseskan ……… Menyukseskan
Atau
Mensukseskan

me + impor ……… Mengimpor


me + klasifikasi ……… Mengklasifikasi

2.1.8. Jika kata kerja yang kata dasarnya tunggal


direduplikasi (dijadikan kata ulang) kata dasarnya
diulangi dengan dipertahankan peluluhan konsonan
pertamanya.
Kata dasar yang bersuku satu mempertahankan
peluluhan konsonan /nge-/ di depan kata dasar yang
direduplikasi.
Akhirnya (jika ada) tidak ikut direduplikasi.
Contoh :
Tulis menulis menulis nulis
Karang mengarang mengarang ngarang
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
Pijit memijit memijit mijit
Cek mengecek mengecek ngecek

2.2. FUNGSI AWALAN ME-


2.2.1. Membentuk kata kerja aktif transitif
Kata kerja yang memerlukan obyek
Contoh :
a. Ani menulis surat.
S P 0

b. Aisah membaca buku.


S P 0

2.2.2. Membentuk kata kerja aktif instransitif


Kata kerja yang memerlukan tidak obyek
Contoh :
a. Ani menari.
S P

b. Temanku menangis tersedu-sedu.


S P K

2.3. ARTI AWALAN ME-


2.3.1. Bila bentuk dasarnya kata kerja,
Awalan me- mempunyai arti mengerjakan atau
melakukan seperti yang tersebut pada kata
dasarnya.
Contoh :
a. Ani menulis surat.
b. Ibu menjual barang-barang elektronika.
c. Ayah membeli sepatu.
d. Saya menanti kiriman uang.

2.3.2. Bila bentuk dasarnya kata benda


Awalan me- mempunyai arti:
2.3.2.1. Mempertunjukkan atau mengeluarkan
Contoh :
a. Ali menangis tersedu-sedu.
b. Adik menari tari jaipongan.
2.3.2.2. Mencari atau mengumpulkan
Contoh :
a. Petani itu mendamar di hutan.
b. Budi merotan di hutan.
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
2.3.2.3. Memakai atau menggunakan
Contoh :
a. Tukang menggergaji kayu.
b. Pematung itu memahat kayu.
c. Anita menyetrika baju.

2.3.2.4. Berlaku seperti atau menyerupai


Contoh :
a. Penjahat itu menembak dengan
membabi buta.
b. Anak ayam itu selalu mengekor
induknya.

2.3.2.5. Memberi atau membubuhi


Contoh :
a. Amar mengecat rumahnya.
b. Anita menyampul buku.
c. Orang di kampungku sedang
mengapur taman.

2.3.3. Bila bentuk dasarnya kata keadaan


Awalan me- menyatakan menjadi
Contoh :
a. Luka akibat tabrakan itu kini
membengkak.
b. Lengan tangannya menghitam terkena
bias ular .
c. Rambutnya kini telah memutih seiring
dengan perjalanan hidupnya.

2.3.4. Bila bentuk dasarnya kata bilangan


Awalan me- menyatakan menjadi
Contoh :
Sejak berkenalan dengan gadis barunya hati
Paijo kini mendua.

2.3.5. Bila bentuk dasarnya kata lain


Awalan me- menyatakan mengeluarkan atau
mengatakan
Contoh :
a. Budi merintih menahan sakit.
b. Lebih baik kamu mengaku daripada
disiksa terus-menerus.
c. Anita mengerang kesakitan saat jatuh
dari sepeda motor.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


3. AWALAN BER-
3.1. BENTUK AWALAN BER-

Awalan ber- pada umumnya dipakai secara langsung dengan


merangkaikannya pada kata dasar.
Contoh :

ber + kuda …………….. berkuda


ber + sepeda …………….. bersepeda
ber + lari …………….. berlari

3.2. ALOMORF AWALAN BER-


Awalan ber- dapat bervariasi menjadi be- dan bel-.
3.2.1. Awalan ber- berubah menjadi be- jika
ditambahkan pada kata dasar yang bermula
dengan fonem /r/ atau dengan kata dasar yang
suku kata pertamanya berakhir dengan -er

Contoh :
ber + rantai ………….. berantai
ber + runding ………….. berunding
ber + kerja ………….. bekerja
ber + serta ………….. beserta

3.2.2. Awalan ber- berubah menjadi bel- jika


ditambahkan pada beberapa kata dasar (peristiwa
disimilasi)
Contoh :

ber + ajar ………….. belajar


ber + unjur ………….. belunjur

3.3. ARTI AWALAN BER-


3.3.1. Bila bentuk dasarnya kata kerja
3.3.1.1. Menyatakan melakukan pekerjaan
Contoh :
a. Adik berlari di halaman.
b. Peserta diskusi itu berdebat
mempermasalahan masalah yang
sangat urgen itu.
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
c. Petani itu berjalan di atas pematang
sawah.

3.3.1.2. Menyatakan saling (resiprok)


Contoh :
a. Pelajar itu bertinju di jalan raya.
b. Kerbau itu bergumul dikubangan.

3.3.1.3. Menyatakan pekerjaan untuk dirinya


sendiri (refleksif)
Contoh :
a. Ibu berdandan di kamar.
b. Astuti berhias di ruang ganti.
c. Banyak turis berjemur di pantai Kuta.
d. Kakak bercukur kumis.
3.3.2. Bila bentuk dasarnya kata benda
3.3.2.1. Menyatakan mempunyai
Contoh :
a. Saya bernama Budiman.
b. Anita bersuami seorang pilot.
c. Tita berumah mewah.
3.3.2.1. Menyatakan mengendarai atau memakai
Contoh :
a. Rusdi bersepatu gunung.
b. Aisah berpakaian muslimah.
c. Amar bersepeda ke sekolah.

3.3.3. Bila bentuk dasarnya kata sifat


Menyatakan berada dalam keadaan seperti yang
disebut dalam kata dasar.
Contoh :
a. Paijo berlambat-lambat mengerjakan
tugas itu.
b. Petugas kebersihan itu bermalas
membersihkan halaman sekolah.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


3.4. PERBEDAAN AWALAN ME- DAN BER-

AWALAN ME- AWALAN BER-

1. Menyatakan keaktifan 1. Menyatakan keaadan subyek


subyek Contoh :
Contoh : a. Kakak sedang
a. Kakak mencukur adik. bercukur.
b. Ibu menanak nasi. b. Ibu bertanak nasi.

2. Kalimatnya transitif 2. Kalimatnya intransitif


Contoh : Contoh :
a. Kakak membeli baju. a. Pasukan itu bertahan.
S P O S K P

b. Ia mengubah rencana. b. Semua rencana


S P O berubah
S P
3. Terbatas artinya pada
keaktifan subyek 3. Dapat menyatakan keaktifan
Contoh : dan kepasifan subyek
a. membeli baju. sekaligus
b. menanak nasi Contoh :
a. bercukur kumis.
4. Tidak dapat menyatakan b. berhias di kamar.
subyek pasif
Contoh : 4. Dapat menyatakan subyek
a. Ayah membajak sawah. pasif
b. Budi mengejar anjing. Contoh :
c. Ibu memasak sayuran. Pertanyaan itu tak
berjawab.
(tak dijawab)
5. Mengandung pengertian
terbatas 5.Mengandung lebih banyak
Contoh : kemungkinan arti
Ibu memasak sayuran. Contoh :
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
Kakak sedang bercukur.
Mengandung pengertian:
Dari bahan mentah menjadi Mengandung pengertian:
matang 1. sedang mencukur orang lain
(membuat jadi masak) 2. sedang mencukur sendiri
3. sedang dicukur orang lain
4. kepalanya sudah dicukur

4. AWALAN TER-
4.1. BENTUK AWALAN TER-
4.1.1. Awalan ter- pada umumnya diapakai secara langsung
dengan merangkaikannya pada kata dasar.
Contoh :
ter + buat …………… terbuat
ter + tidur …………… tertidur
ter + makan …………… termakan

4.1.2. Awalan ter- berubah menjadi te- jika ditambahkan pada


kata dasar yang bermula dengan fonem /r/.
Contoh :
ter + rebut …………… terebut
ter + rasa …………… terasa

4.1.3. Awalan ter- berubah menjadi tel- hanya pada kata


tertentu sebagai gejala disimilasi.
Contoh :
ter + lancar …………… telancar
ter + lanjur …………… telanjur

CATATAN
Apabila awalan ter- itu mendapat tekanan arti, misalnya untuk
menekankan arti superlatif (paling) pada kata - kata yang kata
dasarnya kata sifat, maka bentuk yang dipakai ialah
bentuk ter-
Contoh :
ter + cantik …………… tercantik
ter + baik …………… terbaik
ter + pandai …………… terpandai

4.2. ARTI AWALAN TER-


4.2.1. Bila bentuk dasarnya kata kerja

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


4.2.1.1. Menyatakan keadaan / kejadian yang
tiba-tiba
Contoh :
a. Ali teringat kampung halamannya.
b. Aisah terbangun di tengah malam.
c. Pencuri itu terkepung warga
kampung.

4.2.1.2. Menyatakan tidak sengaja


Contoh :
a. Buku Ali terbawa Ani.
b. Saat berjalan di jalan yang sempit itu
saya tersenggol sepeda motor.
c. Kulit Ari tersentuh tanganku saat
sedang berjalan di trotoar.

4.2.1.3. Menyatakan sudah selesai dikerjakan


Contoh :
a. Buku itu tercetak sejak tahun 2002.
b. Barang itu terbungkus rapi.
c. Burung ayah terjual Rp 50.000.000,00
4.2.1.4. Menyatakan dapat dikerjakan
Contoh :
a. Tulisan pada buku itu terbaca olehku.
b. Barang yang berat itu terangkat oleh
porter di terminal.

4.2.2. Bila bentuk dasarnya kata sifat


Menyatakan superlatif
Contoh :
a. Alex terpandai di kelasku.
b. Aisah tercantik di kampung Maju
Baik.
c. Adik tertampan di rumah.
4.2.3. Bila bentuk dasarnya kata benda
Menyatakan tempat atau sampai
Contoh :
a. Sakit yang ia derita tertulang.
b. Tulisan itu kini terbuku olehku.

5. AWALAN DI-
5.1. BENTUK AWALAN DI-
Awalan di- pada umumnya dipakai secara langsung dengan
merangkaikannya pada kata dasar tanpa mengalami
perubahan bentuk.
Contoh :
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
di + buat …………… dibuat
di + pukul …………… dipukul
di + ambil …………… diambil

PERHATIKAN !

Bahwa di- sebagai prefiks (awalan) harus dibedakan dari di- sebagai
preposisi (kata depan)
Jika diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya
dipisah (sebagai preposisi)

Bandingkan dari awalan di- dan preposisi di- di bawah ini !

DI- DI-
SEBAGAI AWALAN SEBAGAI PREPOSISI

Dimejahijaukan di meja

Diindonesiakan di Indonesia

Dirumahkan di rumah

Didalami di dalam

5.2. PERBEDAAN AWALAN TER- DAN AWALAN DI-


1. Proses yang dinyatakan
oleh ter- sudah selesai.
Sedangkan proses yang dinyatakan oleh awalan di-,
mungkin sudah selesai, mungkin sedang berlangsung
atau belum selesai dikerjakan.
Contoh :
a. Pintu itu tertutup.
b. Pintu itu ditutup.

2. Apabilakata kerja berawalan


ter-, diikuti oleh pelengkap pelaku, maka pelengkap
pelaku itu harus didahului oleh kata oleh,
Sedangkan pada pemakaian awalan di- boleh dipakai dan
juga boleh juga tidak.
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
Contoh :
a. Kopiku terminum oleh Budi.
b. Kopiku diminum dia.
c. Kopiku diminum oleh dia.

6. AWALAN KE-
6.1. BENTUK AWALAN KE-
Awalan ke- pada umumnya dipakai secara langsung dengan
merangkaikannya pada kata dasar tanpa mengalami
perubahan bentuk.
Contoh :
ke + empat …………… keempat
ke + tua …………… ketua

6.2. FUNGSI AWALAN KE-


1. Membentuk kata bilangan
tingkat
Contoh :
a. Anak kedua Pak Karto lulus dari perguruan tinggi.
b. Ia tinggal di rumah keempat dari ujung jalan.
2. Membentuk kata bilangan
kumpulan
Contoh :
a. Kesepuluh anak itu pergi ke Jakarta.
b. Kelima anak itu lulusan ITB.
3. Membentuk kata benda
Contoh :
a. Ia kekasih saya.
b. Ia diangkat menjadi ketua kelas.

6.3. MAKNA AWALAN KE-


Makna awalan ke- sama dengan fungsi awalan ke-

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


7. AWALAN SE-
7.1. BENTUK AWALAN SE-
Awalan se- berasal dari sa (esa) yang berarti satu.
Tetapi pengaruh tekanan struktur kata, vokal /a/ dilemahkan
menjadi /e/
Contoh :
sa + sama …………… sesama

7.2. FUNGSI AWALAN SE-


7.2.1. Menyatakan satu yang dipakai baik sebagai
penada bilangan pertama lipatan puluhan,
ratusan, dan sebagainya atau sebagai penanda
bilangan pada klasifikator.
Contoh :
a. Ibu membeli sebuah mangkok.

satu buah

b. Ibnu memiliki uang seribu.

satu ribu

7.2.2. Menyatakan kesatuan yang dapat ditafsirkan


sebagai seluruh, segenap
Contoh :
a. Pertemuan itu dihadiri oleh warga sedaerah
yang ada di rantau.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


b. Penduduk sekampung melarikan diri karena
ada musuh yang datang.

7.2.3. Menyatakan pengertian satu dapat berkembang


menjadi sama-sama.
Contoh :
a. Anita serumah dengan Aisah.
b. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia Agus
sekapal dengan Tamara.

7.2.4. Menyatakan sebanyak atau seberapa


Contoh :
a. Setahuku Anita seorang wanita yang cantik.
b. Ambillah barang itu semaumu.

7.2.5. Menyatakan paling bila diikuti reduplikasi kata


sifat dan –nya
Contoh :
a. Setinggi-tingginya gunung masih ada yang lebih
tinggi.
b. Sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh
juga.

7.2.6 Menyatakan sama dengan atau menyerupai terutama


bila kata dasarnya adalah kata sifat
Contoh :
a. Ombak itu setinggi gunung.
b. Anak itu sepandai abangnya.
7.2.7 Perkembangan makna satu dapat diartikan sebagai satu
waktu yaitu menyatakan aspek simultatif
Contoh :
a. Setibanya di bandara ia dijemput oleh
pengawalnya.
b. Seperginya ke Jakarta Budi diangkat menjadi
direktur.

CATATAN :
Selain mengandung makna yang tersebut di atas, makna
awalan se- terkadang juga hanya sebagai kata sandang
(tidak meyatakan jumlah)
Contoh :
Ayah seorang tentara.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


Tidak menyatakan jumlah

Seorang wanita harus lemah lembut.

Tidak menyatakan jumlah

8. AWALAN PE-
8.1. BENTUK AWALAN PE-
Bentuk awalan pe- pada umumnya dipakai secara langsung
dengan merangkaikannya pada kata dasar dan mengalami
perubahan morfofonemik sejalan dengan proses nasalisasi
pada bentuk kata kerja yang menjadikata dasar bagi kata
benda yang mengambil bentuk ini.
Dengan demikian diperoleh tiga alomorf dari awalan pe-
yaitu :
8.1.1. Pe-
Contoh :
a. Ia menjadi petani yang sukses.
b. Orang yang pemurah senyum disayangi oleh
semua orang.

8.1.2. Pe- + nasalisasi


Contoh :
a. Guru adalah seorang pendidik di sekolah.
b. Ia bercita-cita menjadi seorang penulis.
8.1.3. Per-
Contoh :
a. Pertapa itu sedang beraksi.
Diturunkan dari KK bertapa

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


b. Ia seorang pelajar SMU N 105 Jakarta.
Diturunkan dari KK
belajar

8.2. FUNGSI AWALAN PE-


Fungsi awalan pe- adalah membentu kata benda dengan
proses nominalisasi, atas kata kerja instransitif yang
berbentuk ber- atau kadang-kadang langsung dari kata
dasar.
Contoh :
a. Ayah sedang berdagang. (Instransitif)
Pedagang itu menjajakan barang-barang
elektronika di pasar Glodok.

b. Aku malu bila berjumpa dengan Amita. (kata


dasar)

Ia seorang pemalu.

8.3. MAKNA AWALAN PE-


8.3.1. Menyatakan persona agentis (pelaku)
Contoh :
a. Pengawal pribadi kepresidenan haruslah
seorang yang berdedikasi tinggi.
b. Penulis sedang menulis buku Cut Mutia.
8.3.2. Menyatakan persona patientis (sesuatu atau orang
yang di….)
Contoh :
a. Para petatar diharapkan dapat melaksanakan
sikap disiplin.
b. Tugas pesuruh bukan hanya membersihkan
kebersihan kelas.

8.3.3. Menyatakan orang yang biasa bekerja di suatu


tempat
Contoh :
a. Ayah saya seorang pelaut.
b. Ia lebih suka tinggal di daerah karena ingin
menjadi peladang yang sukses.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma


8.3.4. Menyatakan orang yang gemar membuat sesuatu
Contoh :
a. Binatang pemakan hewan lainnya adalah
ular.
b. Nido terkenal sebagai salah seorang
pecandu.

8.3.5. Menyatakan orang yang memiliki sifat seperti yang


tersebut pada kata dasarnya.
Contoh :
a. Orang pemalas akan dijauhi dari rejeki.
b. Aisah adalah orang yang peramah.
8.3.6. Menyatakan alat (instrumen)
Contoh :
a. Pendongkel itu patah karenma tidak kuat
menahan beban yang berat.
b. Tangan adalah peraba untuk membedakan
mana yang kasar dan mana yang halus.

9. AWALAN PER-
9.1. BENTUK AWALAN PER-
Bentuk awalan per- pada umumnya dipakai secara langsung
dengan merangkaikannya pada kata dasar dan mengalami
variasi benjadi pe- bila kata-kata yang memperoleh awalan
itu dimulai dengan fonem /r/
Contoh :
a. Ia membeli peruncing di toko buku.
Kata dasarnya runcing

b. Banyak perebut yang berdesakan untuk mengambil


kue.

Kata dasarnya runcing

Karena perubahan morfofonemik ini, maka dapat diperoleh bentuk


yang homonim dengan kata-kata yang mendapat awalan pe-
sehingga kata benda itu, yaitu :
Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma
a. Peruncing …………………. 1. membuat jadi
runcing
2. alat peruncing

b. Perebut …………………. 1. merebut


2. orang yang merebut

9.2. FUNGSI AWALAN PER-


Membentuk kata kerja.

9.3. MAKNA AWALAN PE-


9.3.1. Menjadi, membuat jadi sesuatu
Contoh :
a. Janganlah kau perbudak mereka.
b. Jangan kau perhamba dirinya.

9.3.2. Memanggil, menganggap


Contoh :
a. Ali perabang pada Budi.
b. Ia peruan pada Alex.
Pertuan

9.3.3. Membuat lebih bila kata dasarnya kata sifat


Contoh :
a. Janganlah kau perkeruh masalah yang
mereka hadapi.
b. Alex perdalam ilmu keagaamaanya di
pondok pesantren.

9.3.1. Menyatakan intensitas


Contoh :
a. Perkataan orang tua harus di perturut.
b. Pergunakan helm bila mengendarai motor.

Basindo. Eyang Kung. Capek.Ma

Anda mungkin juga menyukai