Thomas Lickona
Ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda
kehancuran suatu bangsa. Kesepuluh tanda tersebut adalah:
Meningkatnya kekerasan pada remaja
Kekerasan pada remaja pada sekarang ini dirasa sangat memprihatinkan, tawuran antar sekolah,
antar kelompok, maupun antar RT/RW di lingkungan rumah. Mereka menganggap bahwa
tawuran itu perbuatan yang menyenangkan, seru dan tetap menjaga kesolidaritasan
kelompoknya. Padahal tawuran malah memecah belah banyak remaja yang berteman di luar
sekolah.
Penggunaan kata-kata yang memburuk
Sudah tidak asing lagi bahwa penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah sangat
jarang sekali kita dengarkan dalam pembicaraan masyarakat Indonesia sehari-hari. Mereka
menciptakan bahasa pergaulan yang sangat jauh dari kata layak diutarakan. Contohnya bahasa
alay, bahasa perpaduan bahasa asing dan bahasa kasar dan tidak senonoh.
Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan
Ini merupakan suatu kasus penindasan atau yang lebih dikenal bullying. Sudah tidak aneh lagi
bahwa dari masa kanak-kanak pun para penerus bangsa sudah mengalami tindakan penindasan
maupun dia sendiri yang menindas temannya.
Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas
Indonesia sekarang ini merupakan pusat penjualan narkoba bagi kawasan ASEAN, contohnya
saja banyak penyelundup narkoba dari Australia ( duo bali nine ), dari Timur Tengah maupun
Afrika. Alkohol yang masih diperdagangkan bebas bagi dosis rendah, di swalayan-swalayan
kecil sudah menjual alkohol tersebut. Tentu saja anak belum cukup umur bisa saja membeli
barang memabukkan tersebut. Selanjutnya seks bebas meraja lela, banyak kasus aborsi,
pembunuhan karena mempunyai cinta terlarang. Ini merupakan degradasi moral yang sangat
memprihatinkan
Kaburnya batasan moral baik-buruk
Banyak tindakan yang benar dianggap salah dan tindakan yang salah dianggap benar.Contohnya
saja kasus pernikahan kedua Abdullah Gymnastiar membuat dia dikucilkan, tetapi Nazriel Ilham
yang berzinah dengan Luna Maya tetap tenar malah semakin tenar.