Anda di halaman 1dari 35

Bab I .

PENDAHULUAN
Pengantar
Masalah
Tujuan Kepenulisan
Bab II.BUKTI BUKTI DI LUAR ALKITAB
A.Bukti Arkeologi
B.Bukti Sejarah
Tradisi Yahudi
Sejarawan
C.Bukti Luar Lain (Cerita- cerita tentang Air Bah di berbagai bangsa)
BUKTI BUKTI DALAM ALKITAB
A.Penggalian Perikop Utama
Kejadian 6

B.Ayat-Ayat Pendukung
Penulis-penulis lain mengatakan air bah Universal
Yesus Kristus menyatakan air bah Universal
Penulis-penulis PB menyatakan air bah universal
1.Rasul-Rasul
2.Penulis PB lain
C.Dampak Air Bah
Untuk membinasakan Semua manusia
Perubahan pada bumi

Bab III.KESIMPULAN

Rangkuman
Aplikasi

http://www.kaskus.co.id/thread/54cc64d9108b46c9108b4573/legenda-air-bah-dari--seluruhdunia-dan-pencarian-noahs-ark/

Menyibak Misteri Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat

Misteri di mana bahtera Nabi Nuh berada terus menjadi kontroversi, memikat para arkeolog, ilmuwan,
sejarawan, para petualang, dan pemeluk agama. Dan kebanyakan mengarah ke satu titik: Gunung Ararat
di Turki.

Seperti dikisahkan dalam kitab suci tiga agama -- Islam, Kristen, dan Yahudi -- sekitar 4.800 tahun lalu,
dunia dilanda bencana mahadahsyat untuk menyadarkan umat manusia: banjir raksasa.

Sebelumnya, Tuhan memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah bahtera untuk mengangkut
manusia yang beriman dan segala jenis hewan.

Bencana pun terjadi, hujan turun 40 hari 40 malam, lautan luber, dunia tenggelam, termasuk puncakpuncak gunung, membinasakan sebagian besar mahluk hidup.

Setelah bencana mereda, binatang dilepaskan, manusia membangun kembali kehidupannya. Namun, tak
ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya bahtera itu menyelesaikan misinya.

Bahtera Nabi Nuh telah lama menyandera imaji manusia.

Seperti dimuat situs New Vision, suatu hari di musim panas 1916, seorang pilot Rusia terbang di atas
Ararat, menemukan obyek aneh di ketinggian 14.000 kaki atau 4.267 meter, yang mirip kapal selam.

Laporannya diverifikasi oleh pilot lain. Kabar itu lantas sampai ke telinga Tsar Nicolas II dari Rusia yang
membentuk sebuah ekspedisi ilmiah yang terdiri dari 150 insinyur militer dan ahli untuk mendaki Gunung
Ararat. Mereka dilaporkan menemukan obyek diduga perahu dan mengambil spesimen di sana.

Dokumen ilmiah soal keberadaan bahtera itu lantas diserahkan pada seorang perwira untuk disampaikan
pada Tsar di Moskow, yang sedang dilanda revolusi pada 1917 yang dikenal sebagai Revolusi Bolshevik.

Perwira itu tewas ditembak sebelum merampungkan tugasnya, dokumen jatuh ke tangan Leon Trotsky,
tokoh Revolusi Bolshevik. Sampai saat ini keberadaannya tidak diketahui.

Percaya atau Skeptis

Bahtera Nuh bahkan menyebar dari mulut ke mulut sejak zaman Romawi kuno. Juga disebut bahwa
sarjana Romawi, petualang abad pertengahan, dan tentara Ottoman dilaporkan menyaksikan kapal mistis
di atas Gunung Ararat.

Sementara, menurut sejarawan abad pertama Masehi, Flavius Josephus, bahtera di puncak Ararat itu
telah ditemukan penduduk setempat. "Sebagian dari kapal masih bertahan, di gunung. dan orang-orang
membawa potongan-potongan itu, yang mereka gunakan sebagai jimat keberuntungan."

Pada 1829, Dr Friedrich Parrot, yang melakukan pendakian di sejumlah titik pegunungan Ararat
mengatakan, orang Armenia yakin bahwa Bahtera Nuh tetap sampai hari ini masih ada di puncak
Gunung Ararat. Dan tak membolehkan manusia mendekatinya.

Lalu pada 1876, James Bryce, seorang negarawan, diplomat, penjelajah, dan profesor hukum perdata di
Oxford, mendaki Ararat dan menemukan potongan kayu empat inci yang diklaim sebagai cuilan bahtera.

Pada 1949, Aaron J. Smith, dekan Peoples Bible College di AS memimpin sebuah ekspedisi yang
mengklaim berhasil menemukan bahtera itu.

Bahkan mantan astronot James Irwin memimpin dua ekspedisi ke Ararat pada 1980-an tanpa hasil.
"Saya sudah melakukan semua yang saya bisa," kata dia. "Tapi bahtera itu terus mengelak."

Pencari Modern

Pada 2006, citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga perahu Nuh itu adalah
gunung yang dilapisi salju. Namun, fakta ilmiah itu tak memudarkan keyakinan para pencari.

Kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International'
melakukan ekspedisi ke Ararat

Pada, 26 April 2010 mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian
4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa spesimen
untuk membuktikan klaim mereka. "Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi
keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter,
Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Namun, klaim tersebut diragukan banyak pihak. Salah satunya, Dr. John Morris, arkeolog kawakan
Institute for Creation Research, bahkan menuding penemuan tersebut sebagai sebuah kebohongan.
Morris telah memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari kapal yang disebut dalam kitab
suci. Dia mengetahui dengan pasti lokasi di Ararat, dan menyebut penemuan para peneliti China tersebut
merupakan penipuan.

Bintang Seksi Baywatch dan Penemu Bangkai Titanic

Misteri itu juga menarik perhatian mantan bintang serial televisi populer Baywatch, Donna D'Errico.
Namun, malang tak dapat ditolak. D'Errico yang pernah menjadi Playmate of the Month majalah Playboy
babak belur dan terluka usai jatuh saat pendakian di Turki. Untung saja nyawanya selamat.

Sementara, Robert Ballard, arkeolog bawah air yang menemukan bangkai kapal Titanic, meyakini banjir
luar biasa dalam kisah Nabi Nuh tersebut adalah nyata.

Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Ballard mengaku, ia telah menginvestigasi teori yang
diajukan dua ilmuwan dari Columbia University yang menyebut, pernah ada banjir raksasa di wilayah Laut
Hitam. Mereka yakin, Laut Hitam sebelumnya adalah sebuah danau air tawar yang terisolasi, dikelilingi
ladang pertanian. Hingga ia akhirnya dibanjiri luapan air. Meski belum menemukan hasil dalam
pencariannya, ia tetap meyakini keberadaan bahtera itu.

artikel pic asli di http://news.liputan6.com/read/499823...-gunung-ararat

Studi Fisika Ungkap Kedahsyatan Kapal Nabi Nuh


Terbukti, bahtera Nuh mampu memuat 2,15 juta domba tanpa tenggelam.
VIVAnews Kisah Nabi Nuh bersama umatnya mengarungi banjir besar di masa lalu telah tertulis dalam
kitab suci. Cerita itu menjadi pelajaran moral. Namun bagi empat mahasiswa Fisika Universitas Leicester,
Inggris, kisah kapal Nabi Nuh itu sungguh membuat penasaran.
Daily Mail, Jumat 4 April 2014, melansir bahwa Oliver Youle, Katie Raymer, Benjamin Jordan, dan Thomas
Morris kemudian meneliti struktur kapal Nabi Nuh sesuai naskah kuno pada kitab Injil. Keempat mahasiswa
itu mengkaji sisi fisika bahtera Nabi Nuh.
Menurut naskah kuno, kapal Nabi Nuh memiliki dimesi yang tepat, dengan panjang 300 hasta atau setara
137,1 meter, lebar 50 hasta atau 22,86 meter, dan tinggi 30 hasta atau 13,7 meter. Dimensi kapal itu
didesain untuk bertahan dari terjangan banjir besar.
Studi keempat mahasiswa tersebut membuktikan, ukuran yang disampaikan dalam kitab suci cukup cocok
untuk mengarungi banjir. Kami tak berpikir Alkitab menjadi sumber informasi yang akurat secara ilmiah.
Jadi kami cukup terkejut saat kami berhasil. Kami tak membuktikan bahwa hal itu benar, tapi konsep itu
(kapal Nabi Nuh) pasti akan berhasil, kata Morris.
Kelompok mahasiswa itu mendasarkan perhitungan mereka pada sebuah buku, The Genesis Flood karya
Dr Morris dan Dr Whitbomb. Buku itu menunjukkan bahwa bahtera Nuh mampu menyimpan sekitar 35 ribu
spesies.
Sementara perhitungan empat mahasiswa Universitas Leicester tersebut menyebutkan, kapal Nuh bisa
memuat 2,15 juta domba tanpa tenggelam terseret banjir besar.

Dengan modal dimensi tersebut, menurut Morris cs, nyatanya daya apung kapal Nabi Nuh mendukung
untuk bertahan dari terjangan banjir meski disesaki banyak binatang.
Dengan demikian, dimensi kapal dalam kitab suci tepat alias memungkinkan Nabi Nuh dan umatnya untuk
dapat mengapung bersama dengan semua binatang yang mereka bawa.
Temuan keempat mahasiswa itu telah dipaparkan dalam makalah untuk Jurnal Fisika Departemen Fisika
dan Astronomi Universitas Leicester.
artikel pic asli di http://teknologi.news.viva.co.id/new...kapal-nabi-nuh
Quote:

Tinjauan Ilmiah Misteri Banjir Nabi Nuh

Beberapa orang menganggap ada petunjuk mengenai banjir mendunia/global tersebut. Dari semua
bencana alam yang menimpa orang jaman prasejarah, bencana banjir tampaknya paling meninggalkan
kesan terbesar.

Semua budaya di seluruh dunia memiliki mitos banjir besar. Ada satu cerita yang serupa dengan catatan
tentang Nabi Nuh. Epik Gilgamesh, ini adalah cerita dari Mesopotamia, berasal dari sekitar tahun 2700
SM, millenium ketiga. Ditempat yang kini disebut sebagai Irak Modern, dulu dikisahkan ada sesorang,
satu bahtera, beberapa burung, dan banyak binatang. Ada keluarga kandung dan seluruh umat manusia
dibasmi, kecuali satu orang ini, kapalnya dan semua di dalamnya.

Perbedaan utama antara kedua cerita ini adalah jika didalam kitab suci menekankan dimensi moral. Yaitu
manusia dihukum atas dosa mereka. Mungkinkah kedua Cerita ini muncul dari peristiwa yang sama? Tak

diragukan lagi keduanya berkaitan dan pusat kedua cerita itu ialah air bah. Didalam kitab suci, Nuh,
pengikutnya dan para hewan mengunci diri di dalam bahtera dan menanti badai yang dijanjikan itu
datang.

Mereka tak menunggu lama, setelah tujuh hari, datanglah air bah meliputi bumi. Hujan lebat meliputi
bumi 40 hari dan 40 malam lamanya. Al-kitab menceritakan airnya naik setinggi 15 hasta, sekitar 6,6
meter. Air itu terus meninggi hingga menutupi seluruh daratan, bahkan gunung-gunung tertinggi. Selama
150 hari, bahtera itu mengarungi air.

Selama bertahun-tahun banyak teori dikemukakan oleh para penganut penciptaan untuk menjelaskan
bagaimana sebenarnya banjir Nabi Nuh itu terjadi. Menurut suatu teori, pada awal-awal penciptaan, saat
Allah menciptakan langit dan memisahkan laut dari daratan, sebagian air terperangkap di bawah lapisan
bumi. Dibawah tekanan, air itu ahirnya menyembur keluar. Semburan panas meletus bersamaan
diseluruh bumi dan menimbulkan air bah.

Namun teori ini tidak dianggap serius oleh para geolog. Sebab, jika semua sumber air panas bawah
tanah menyembur keluar, tidak akan pernah masuk akal untuk menghasilkan air sebanyak itu.

Teori populer lainnya diajukan tahun 1960-an oleh Henry Morris dan Jhon Whitchomb. Mereka yakin
sebelum air bah datang, ada tudung uap diatas atmosfer. hanya saja tidak di ketahui secara pasti
mekanisme runtuhnya tudung uap ini. Menurut para penganut pendapat ini, tudung uap air ini
memberikan paling tidak separuh dari keseluruhan air yang dibutuhkan untuk menghasilkan banjir
tersebut. Tapi, ada sejumlah masalah dengan teori ini, terutama tekanan besar dari atmosfer yang sangat
lembab.

Teori lainnya tentang dari mana air bah itu berasal, dikembangkan oleh Bruce Masse. Seorang ahli
purbakala yang bekerja di Laboratorium Los Almost di New Mexico. Menurutnya air bah itu disebabkan
oleh sesuatu dari luar angkasa.

Ia mengatakan telah menemukan petunjuknya dalam mitos di seluruh dunia, termasuk didaerah asalnya
sendiri. Orang Amerika asli pada umumnya memiliki legenda mengenai banjir besar, tiap kelompok suku
memiliki legenda banjir sendiri. Kelompok-kelompok itu menurunkan sejarahnya secara lisan, namun
beberapa hal juga terdapat dalam seni mereka. Pictograph atau seni batu misalnya, banyak yang
menceritakan suatu kisah mengenai kehidupan mereka dimasa silam. Ini bukan hanya merupakan
gambar yang sama sekali tak berarti, namun justru sebaliknya.

Masse khususnya tertarik pada suatu lambang yang umumnya ditemukan diseluruh wilayah Amerika
Utara dan Selatan. Banyak kebudayaan Indian yang terkait dengan legenda air bah, biasanya dikaitkan
dengan ular air, ular dengan hiasan bulu dikepalanya. Masse melihat tema umum pada citranya, makhluk
panjang yang sering digambarkan bertanduk di kepala dan dikaitkan dengan sebuah banjir besar.
Menurutnya, sangat mungkin ular bertanduk ini merupakan gambaran dari sesuatu obyek yang dilihat
oleh pengukir batu di langit. Hal tak biasa yang banyak dikaitkan oleh manusia prasejarah dengan suatu
bencana dasyat, apa lagi kalau bukankomet.

Bila melihat komet, pasti kita juga bisa melihat ekor panjang-nya itu, mirip hiasan kepala pada ujung
belakangnya atau bahkan mirip tanduk. Setidaknya itulah imajinasi masyarakat prasejarah.

Berdasarkan mitologi, jelas ada suatu cerita mengenai suatu komet yang masuk ke atmosfer bumi yang
akhirnya terhempas ke laut. Ada identifikasi bahwa kemungkinan tempat tabrakan itu berada di 1448 km
tenggara Madagaskar. Teori ini tidak mengada-ada.

Sebuah Komet selebar 3,2 Km pernah memasuki tata surya dan mengarah langsung ke bumi. Komet itu
menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km perjam dan menghantam samudera, pada saat
itulah segalanya kacau balau.

Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas, mungkin 9-10 kali massa komet itu sendiri dan air
terus naik hingga keluar atmosfer. Tabrakan seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta
megaton atau setara dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di Nagasaki! Luar
biasa......

Hal itu tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer dan menimbulkan hujan yang sangat
hebat selama 6-7 hari lamanya. Belum lagi Tsunami raksasa di Samudera Hindia yang menerjang pantai
hingga 2400 km jauhnya dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter.

Saat itu juga, badai siklon terjadi diseluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung dengan badai
lautan sehingga membentuk bencana angin topan. Menjadikan suatu banjir raksasa yang menutupi bumi.

Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat komet lewat dekat bumi, Masse
bisa membuat perkiraan terbaik tentang kapan tepatnya komet itu menabrak. Menurut datanya, tanggal
10 Mei 2807 SM memang ada komet yang menabrak bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait mitos seputar air
bah di seluruh dunia, termasuk banjir Nabi Nuh.

Teori Masse cukup radikal, dan ia tahu bahwa para ahli astronomi meragukannya, tapi para geolog utama
tak bisa menepisnya. Ini mungkin teori yang paling masuk akal, fakta bahwa mungkin disebabkan oleh
bertemunya komet dan bumi. Kita tahu bahwa umumnya kawah besar terbentuk karena tabrakan meteor
dan komet pada bumi.

Bumi telah ditabrak sampai rusak sejak awal pembentukannya, dibombardir asteroid dan meteorid. Salah
satu tabrakan mungkin adalah penyebab kepunahan Dinosaurus 65 juta tahun silam, dan tabrakan masih
terjadi hingga sekarang. Peristiwa bencana mungkin akan berdampak abadi pada budaya, semacam
tradisi lisan seperti yang kita dengar 5000 tahun sesudahnya dalam bentuk cerita.

Yup, jawabnya adalah mengenai bencana air bah dasyat yang menutupi seluruh bumi, dan Al-Quran
maupun Bible mengisahkan peristiwa itu terjadi dalam cerita Nabi Nuh. Tapi pada umunya, geolog tak
bisa mendapat petunjuk untuk mendukung teori itu. Geologi umum menegaskan bahwa bumi hampir
seluruhnya tertutup air sekitar 500 juta tahun lalu, saat iklim jauh lebih hangat dari sekarang.

Saat itu banyak fosil hewan laut yang kita temukan di puncak gunung saat ini setidaknya itu yang diyakini
kebanyakan Geolog. Namun sebenarnya, ada suatu tempat yang bisa membuktikan bahwa bumi
memang benar-benar pernah diselimuti air bah mendunia, tempat itu adalah Grand Canyon. Buktibuktinya ada pada karangnya.

Saat itu banyak fosil hewan laut yang kita temukan di puncak gunung saat ini setidaknya itu yang diyakini
kebanyakan Geolog. Namun sebenarnya, ada suatu tempat yang bisa membuktikan bahwa bumi
memang benar-benar pernah diselimuti air bah mendunia, tempat itu adalah Grand Canyon. Buktibuktinya ada pada karangnya.

Grand Canyon menyingkap lapisan sedimen lebih banyak dari tempat manapun di dunia ini. Tampak
banyak petunjuk yang menunjukkan fakta bahwa ngarai di Grand Canyon terbentuk melalui bencana. di

tempat tersebut, Fosil laut terkubur dalam lapisan dan bukan dalam cara yang homogen, fosil-fosil ini
tersebar, terserak dan rusak. Ada suatu hal yang disepakati penganut penciptaan dan evolusi, bahwa
ngarai di Grand Canyon dipahat oleh air. Fakta bahwa karang Grand Canyon umunya dibentuk oleh air,
jika dilihat dengan pikiran terbuka, menunjuk pada banjir mendunia.

Dalam cerita, Nuh hanya dapat melihat air begitu badai mereda. Nabi Nuh mengirim burung merpati
untuk memantau bumi, hingga 3 kali. DI kali ketiga, burung merpati itu tak kembali, jadi Nuh tahu kini
bumi sudah aman untuk dihuni. Itu berarti Nabi Nuh keluar dari bahtera tiba di negeri yang belum pernah
dilihatnya, jauh di sebuah pegunungan di suatu tempat.

Tapi masalahnya, itu gunung yang mana? Menurut Arkeolog, Bob Cornuke, umumnya para pemburu
Bahtera mencari di tempat yang salah. Ia tak percaya bahtera itu berada di Puncak Ararat, sebab ia
pernah mengintarinya 2 kali dengan menaiki helikopter dan pesawat biasa. Dan ia tidak pernah melihat
obyek apapun disana yang mirip dengan sebuah Bahtera. Lalu, dimana tempat yang benar?

Menurutnya, bahtera itu terletak di pegunungan Utara Iran. Cornuke telah melakukan 4 ekspedisi ke Iran,
sekaligus menerima pelecehan yang biasa didapati oleh pemburu bahtera. Sebab orang akan sering
ditertawakan bila mencari bahtera Nuh. Menurut Cornuke, ia memiliki petunjuk yang belum bisa diikuti
siapapun, yaitu laporan insinyur Amerika yang melihat hal aneh di sebuah gunung di Iran tahun 1943 lalu.

Pada ketinggian 3750 m tampak sebuah benda gelap yang luar biasa berbentuk sebuah bahtera disana,
mencuat keluar dari sisi gunung. Bukan berbentuk kotak besar seperti imajinasi kita akan bahtera Nuh,
tapi lebih mirip bangunan yang sudah terbakar dan ada sisa-sisa hangusnya. Bahan dasarnya seperti
kayu, tapi sangat berat hingga hanya sedikit contoh bisa dibawa untuk diuji. Lalu, apakah obyek luar
biasa yang terletak di Pegunungan tersebut benar-benar sebuah bahtera? adakah sangkut pautnya
dengan Kisah Nabi Nuh? dan apakah mungkin itu benar-benar merupakan bahtera Nabi Nuh yang
selama ini banyak diburu itu?

Ilmuwan Ungkap Banjir Besar di Masa Nabi Nuh

Cerita Nabi Nuh dan banjir besar merupakan kisah paling terkenal yang bersumber dari kitab suci, baik
agama Yahudi, Nasrani, juga Islam. Tapi kemudian, ahli arkeologi bawah air mengungkap bahwa mereka
berhasil membuktikan kisah Nuh dan banjir besar itu.

Robert Ballard, ahli arkeologi bawah air yang sudah dikenal dunia, mengaku timnya telah menelusuri
kedalaman Laut Hitam di sekitar Turki. Ini dilakukan untuk mencari bekas peradaban yang tersimpan di
dasar laut, yang terpendam sejak masa Nabi Nuh.

Mengutip laman ABC News, selama ini Ballard memiliki rekam jejak untuk berhasil menemukan hal-hal
yang dianggap mustahil. Pada 1985, dengan menggunakan robot yang dilengkapi pengendali jarak jauh,
Ballard dan timnya menelusuri sisa reruntuhan Titanic.

Sekarang Ballard pun menggunakan teknologi robotik yang lebih canggih untuk mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut dia, dunia pada 12.000 tahun lalu terselimuti es. Namun, dia tetap berusaha mencari jejak Nabi
Nuh.

Menurut Ballard, Laut Hitam dulu merupakan danau air tawar yang dikelilingi kawasan pertanian. Tapi,
kemudian gletser mencair pada saat temperatur Bumi semakin menghangat pada 5600 SM, yang
mengakibatkan terbentuknya sejumlah lautan.

Inilah yang mengakibatkan terjadinya banjir besar di sebagian besar kawasan dunia. Air itu kemudian
mengalir melalui Selat Bosporus dari Turki, untuk kemudian menuju Laut Hitam.

"Kami bicara tentang banjir di sejarah hidup manusia. Pertanyaannya adalah, apakah ada induk dari
semua banjir yang terjadi saat itu?" tutur Ballard.

Penelitian Ballard ini dilakukan mengikuti kajian yang dilakukan William Ryan dan Walter Pitman. Mereka
menggambar bukti arkeologi dan antropologi, yang menyebut "10 kubik mil air dituangkan setiap hari",
yang terjadi selama 300 hari.

Menurut Ryan dan Pittman, lebih dari 60.000 mil persegi daratan terendam banjir. Lalu, permukaan air
danau meningkat hingga ratusan kaki, dan memicu migrasi massal hewan-hewan di seluruh Eropa.
Kekuatan air sebesar 200 kali air terjun Niagara ini kemudian menyapu seluruh permukaan daratan.
Karena itu, danau tersebut pun kemudian berubah menjadi air asin.

Para ilmuwan ini pun mengaku telah melakukan penanggalan karbon dan penggambaran sonar, untuk
membuktikan bencana banjir Nuh itu.

"Kami ke sana untuk mencari banjir," ucap Ballard. "Tidak hanya bergerak secara perlahan, yang
menyebabkan meningkatnya air laut. Tapi, juga banjir besar yang kemudian menutup daratan," kata
Ballard.

Tim ini pun mengklaim telah menemukan garis pantai purba yang dipercaya sebagai bukti kisah Nuh itu.
Dengan penanggalan karbon terhadap kerang yang ditemukan, maka pantai itu diperkirakan berasal dari
5000 SM.

Tapi, Ballard mengaku kesulitan untuk menemukan bahtera Nuh. Ballard hanya mengaku memiliki
kemungkinan untuk menemukan masyarakat yang tersapu banjir pada 7000 tahun lalu itu.

"Sepertinya bodoh untuk berpikir bisa menemukan bahtera itu," ucapnya. "Tapi apakah bisa menemukan
masyarakat yang pernah hidup di situ? Apakah bisa menemukan perkampungan yang sekarang berada
di bawah laut? Jawabannya tentu saja 'ya'," tutur Ballard.

artikel pic asli di http://puspiptek.ristek.go.id/media....-nabi-nuh.html

Penampakan Anomali di Gunung Ararat, Bahtera Nabi Nuh?


Liputan6.com, Richmond - Para penggemar film baru-baru ini disuguhi Film 'Noah' -- di tengah segala
kontroversinya -- tentang sebuah kisah epik kepahlawanan dan pengorbanan dalam Perjanjian Lama, di
mana sang tokoh utama mendapatkan wahyu untuk membangun sebuah kapal besar atau bahtera untuk
menyelamatkan manusia dan makhluk Bumi lainnya.
Lepas dari layar lebar, spekulasi dan misteri tak berujung berseliweran selama beberapa dekade. Tentang
di mana sisa-sisa bahtera Nabi Nuh berada. Apakah kapal itu berada di ketinggian Gunung Ararat di Turki
-- di sebuah titik yang diketahui sebagai 'anomali Ararat'?
Porcher Taylor, seorang profesor studi paralegal pada School of Professional and Continuing Studies di
University of Richmond sudah lama memimpin pencarian bahtera Nuh di Ararat. Dan ia bukan satusatunya.
"Asal-usul kognitif perjalanan saya dimulai pada tahun 1973, sekitar 41 tahun lalu, saat masih menjadi
kadet yunior di West Point," kata dia kepada situs sains SPACE.com, seperti dikutip oleh Liputan6.com,
Senin (23/6/2014).
Kala itu Taylor mendengar rumor yang menyebar di akademinya bahwa satelit CIA tak sengaja menangkap
penampakan "haluan kapal yang mencuat keluar dari selimut es di Gunung Ararat."
Dan dua dekade kemudian, Taylor berinisiatif melakukan penyelidikan berdasarkan data satelit rahasia itu.
Untuk menguak anomali Ararat. Ia juga telah mempresentasikan temuannya secara diam-diam pada
Pentagon dan US Naval Surface Warfare Center.
Taylor juga berhasil meyakinkan Badan Intelijen Pertahanan atau Defense Intelligence Agency pada 1995
untuk membuka 5 foto udara, yang diambil Angkatan Udara AS pada 1949. Selain itu, berkat undangan
Taylor, sejumlah pakar selama bertahun-tahun telah melakukan analisis citra satelit tersebut.
Kini, di usianya yang sepuh, Taylor ingin melanjutkan petualangannya. Kali ini menggunakan citra satelit
yang disediakan DigitalGlobe.

"Citra satelit resolusi tinggi DigitalGlobe mungkin secara definitif mengubah anomali itu ke dalam sebuah
entitas yang dikenal: mungkin fenomena geologi atau jangan-jangan, sesuai apa yang tertera dalam Injil,"
kata dia.
Pesawat angkasa luar WorldView-3 yang canggih dan kuat milik DigitalGlobe dijadwalkan akan diluncurkan
dari Pangkalan Udara Vandenberg, California pada musim panas 2014. Tak hanya memenuhi kebutuhan
konsumennya, satelit juga menghasilkan resolusi pankromatik 31 centimeter -- membuatnya menjadi satelit
komersial beresolusi paling tinggi di dunia.
"Satelit DigitalGlobe pasti bikin iri Indiana Jones," kata Taylor. "Saya bersyukur bahwa DigitalGlobe
menerbangkan sejumlah misi memindai Ararat secara cuma-cuma untuk saya selama dekade terakhir,
khususnya misi satelit QuickBird pada Februari 2003 yang menangkap formasi mirip kapal dari ketinggian
15 ribu kaki."
Selain memakai data satelit, Taylor juga dibantu peneliti penginderaan jauh dan kandidat Ph.D dari
Department of Electrical, Electronic and Computer Engineering dari University of Pretoria, Afrika Selatan,
Francois Luus.
Analisis tekstur Luus akan membantu mengidentifikasi identitas sesungguhnya dari anomali di Gunung
Ararat.

Kayu Kapal
Diyakini, ketika air surut, bahtera Nuh berada di atas Gunung. Meski tiga agama besar -- Islam, Kristen,
Yahudi -- mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu
menyelesaikan misinya.
Pada 26 April 2010, organisasi Noah's Ark Ministries Internationa mengumumkan temuan diduga bahtera
Nabi Nuh di Turki.
Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung
Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur. Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu,
mengambil foto dan beberapa spesimen untuk membuktikan klaim mereka.
Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa
yang digambarkan dalam sejarah.
Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam
sejarah. "Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99
persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat
laman berita Turki, National Turk.
Mereka juga memamerkan spesimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan
pecahan kayu.
Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu
hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari
terjangan bah -- begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewanhewan.
Namun belakangan, para ilmuwan menepis klaim mereka. Perburuan bahtera Nabi Nuh terus berlanjut...
artikel pics asli di http://news.liputan6.com/read/206728...htera-nabi-nuh
Quote:

Bahtera (KAPAL) Nabi Nuh (Noah's Ark) Ditemukan ?

Dalam kitab suci Al Qur'an dikisahkan bahwa Nabi Nuh mendapatkan wahyu untuk membuat
bahtera.Bahtera (kapal) tersebut dibuat oleh Nabi Nuh untuk menolong para pengikutnya dari sebuah
bencana banjir bandang yang amat besar dan dahsyat. Dikisahkan juga dalam Al Qur'an jika bahtera
tersebut terombang ambing pada saat banjir tersenut datang, lalu bahtera tersebut terdampar.Kitab Bibel
pun mengisahkan tentang Nabi Noah (Nabi Nuh) beserta bahteranya.

Banyak orang - orang mulai mencari akan keberadaan bahtera tersebut. Perdebatan pun muncul di
antara ahli sejarah dan ahli agama. Karena di dalam kitab Bibel dan kitab Al Qur'an terdapat perbedaan
tempat

Dimanakah sebenarnya tempat terdamparnya bahtera Nabi Nuh ?

Al Qur'an mengisahkan bahwa bahtera Nabi Nuh terdampar di bukit (gunung) Judi (daerah Armenia). Al
Qur'an surat Hud ayat 44 berbunyi : ... Dan difirmankan : Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit
(hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di
bukit Judi. Dan dikatakan " binasalah oran - orang zalim."
Sedangkan dalam kitab Bibel dikisahkan bahwa bahtera Nabi Nuh setelah terombang ambing ombak dan
gelombang pasang, bahtera tersebut terdampar di gunung Ararat.

Setelah dilakukan penelitian, ternyata gunung Ararat pernah berkali - kali berganti nama. Gunung Ararat
pernah bernama gunung Guardian dan gunung Armenia atau gunung Judi. Dan dari hasil penelitian
tersebut, para ahli sejarah dan ahli agama sepakat, bahwa tempat dimana bahtera Nabi Nuh terdampar
adalah gunung Ararat (Injil) atau gunung Judi (Al Qur'an). Karena walaupun memiliki nama berbeda,
letaknya tetap sama.

Usaha pencarian bahtera Nabi Nuh

Sebenarnya sejak dahulu kala sudah banyak yang berusaha menemukan bahtera Nabi Nuh. Catatan
sejarah mengatakan bahwa sejak sebelum Nabi Muhammad dilahirkan, sudah ada orang berusaha
mencarinya. Dengan kitab Injil sebagai penunjuknya.

Diceritakan Epiphanius, seorang Bishop dari Salames, pernah mencari bahtera itu dan melihat bahtera
itu terdampar di gunung Guardian yang tertutup salju tebal. Pada abad 17 juga diceritakan bahwa ada
seorang pendeta berkebangsaan Yunani yang juga mencari keberadaan bahtera itu. Ia mengatakan
bahwa pendahulunya, Umar bin Khattab, seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian bahtera
untuk dijadikan bahan bangunan masjid.

Pada abad 19, pencarian juga dilakukan oleh James Brice dari Inggris, seorang ahli arkeologi dari
universitas Oxford. Dengan bantuan dana dari yayasannya, pada tahun 1876 ia mencari bahtera itu di
perbatasan Turki, tepatnya di gunung Ararat. Dalam pencariannya, James Brice menemukan empat buah
batu panjang berbentuk tongkat. Yang diduga batu itu adalah kayu tiang layar bahtera yang telah
membatu atau memfosil.

Tahun 1892. Yoseph Nouri dari Prancis melakukan pencarian dengan rute yang berbeda dari rute James
Brice. Ia mengatakan bahwa ia telah menemukan bahtera Nabi Nuh. Kebetulan pada waktu itu musim
kemarau panjang, sehingga tidak ada salju yang menyelimuti gunung, dan kebetulan ia menemukan
bahtera yang dicarinya. Bahkan dikatakan juga ia berjalan - jalan di tempat yang diduga adalah dek kapal
berukuran 300 kubik, persis seperti yang dikisahkan dalam kitab Bibel.

Namun sayang pada masa itu belum ditemukannya fotografi. Sehingga tidak ada bukti visual yang
meyakinkan semua orang akan pernyataan mereka. Dan masih menimbulakn tanda tanya bagi yang
mendengarkan kisah - kisah tersebut. Apakah mereka benar - benar manemukan bahtera tersebut, atau

hanyalah sebuah bualan saja.

Ditemukannya bahtera Nabi Nuh

Tahun 1959. Seorang pilot Turkey Airforce bernama Ilham Durupinan, anggota pasukan NATO,
melakukan pemotretan udara di gunung Ararat. Dan hasil pemotretan tersebut adalah ditemukannya
"benda asing" di dekat puncak gunung Ararat.

Karena penasaran, petinggi NATO memerintahakan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi dari Ohio University
untuk memeriksa hasil pemotretan itu. setelah diteliti dengan seksama, ia menyatakan bahwa "benda
asing tersebut adalah sebuah perahu. Dan diduga formasi perahu itu adalah bahtera Nabi Nuh yang telah
lama dicari - cari.

Sempat juga berita ini diterbitkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan
American Life Magazine pada tanggal 5 September 1960.

Tahun 1990. Ron Wyat dan Dr. David Fasold melakukan penelitian dengan menggunakan peralatan
canggih. Seperti metal detector dan geo radar. Hasil penelitian terhadap formasi perahu itu adalah
ditemukannya empat batu berlubang masing - masin mamiliki berat 10 ton yang diduga senagai pemberat
perahu agar tidak oleng karena angin.

Hasil penelitian dengan metal detector adalah batuan formasi perahu itu adalah batuan yang kayu yang
sudah menjadi fosil. Sedangkan hasil penelitian dengan geo radar adalah di bawah formasi tersebut
ditemukan ruangan yang diduga adalah kamar - kamar. Namun formasi tersebut hanya bisa ditemukan
sepertiga nya saja. Diduga pada waktu itu, bahtera itu terdampar di lumpur, dan sebagian dari bahtera itu
terbenam. Dan sekarang, karena ribuan tahun terbenam, semuanya berubah menjadi karang.

Gene Collins bersama tim nya yang terdiri dari 12 orang ahli juga datang melakukan penelitian pada
tahun 2000. Dr. Robert Balard juga tergabung dalam tim tersenut. Dia adalah orang yang telah sukses
menemukan bangkai kapal Titanic, Istana Cleopatra, dan konon menemukan benua Atlantis yang hilang.
Collins mengatakan bahwa fosil tersebut adalah bahtera Nabi Nuh. Karena tidak mungkin ada "benda
asing" yang diduga perahu berada di ketinggian 15.500 kaki tanpa ada sebab.

Dari hasil uji karbon, hasilnya ternyata lokasi itu mnagndung 4,95 % karbon. Dan pada beberapa lokasi
terdapat kandingan besi yang cukup banyak dari segi tingginya kandunagn karbon. Hal ini berarti,
kandunga karbon itu berasal sari kayu yang sudah membatu. Padahal kandungan karbon di lokasi lain
hanya 1,88 % saja diperoleh dari kandungan tanah biasa.

Harold Cofins, ahli geologi sekaligus juru bicara tim tersebut mengatakan, bahwa perahu itu terbuat dari
kayu "Sigilata" yang telah diawetkan dengan sejenis ter. Kayu jenis ini adalah spesies kayu raksasa yang
sudah punah.

Terntang kebenaran banjirnya sendiri, Dr. Balard mengatakan bahwa dari bukti - bukti yang ada di
ketinggian itu, banjir besar pernah melanda bumi 10.000 tahun yang lalu. Dan air sempat mencapai
ketinggian 15.000 kaki.

Fakta - Fakta yang menguatkan dugaan keberadaan Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat

- Fenomena ini dalam bentuk sebuah perahu, dengan busur dan bulat runcing buritan.

- Panjang persis seperti yang tercantum dalam Alkitab deskripsi, 515 kaki atau 300 hasta Mesir. (Ibrani
hasta Mesir tidak akan diketahui Musa yang belajar di Mesir kemudian menulis kitab Kejadian.)

- Ini didasarkan pada sebuah gunung di Turki Timur, yang cocok dengan rekening Alkitab, "The tabut
beristirahat... Atas pegunungan Ararat" Kejadian 8:4. (Ararat menjadi nama negara kuno Urartu yang
menutupi wilayah ini.)

- Berisi kayu yang telah membatu, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium.

- Mengandung teknologi tinggi paduan logam alat kelengkapan, sebagaimana dibuktikan dengan analisis
laboratorium terpisah dibayar oleh Ron Wyatt, kemudian dilakukan kemudian oleh Kevin Fisher situs web
ini. Aluminium logam dan logam titanium ditemukan dalam peralatan yang logam BUATAN MANUSIA!

- Tulang rusuk kayu vertikal di sisi-sisinya, kerangka bangunan terdiri dari sebuah perahu. Reguler polapola horizontal dan vertikal dukungan dek tiang juga terlihat di geladak bahtera.

Legenda Bencana Air Bah dari Seluruh Dunia (2)

Legenda Bencana Air Bah dari Seluruh Dunia


AMERIKA
AZTEK
Ada beberapa varian dari cerita Aztek, banyak di antaranya yang diragukan karena keakuratan atau
otentisitasnya.
Ketika Zaman Matahari datang, 400 tahun telah berlalu. Lalu datanglah masa 200 tahun, kemudian 76
tahun. Lalu seluruh umat manusia hilang dan tenggelam serta berubah menjadi ikan. Air dan langit menjadi
berdekatan. Dalam satu hari semuanya lenyap, dan Empat Bunga menelan seluruh tubuh kita. Gununggunung ditelan dalam banjir, dan airnya tetap tenang selama 52 musim semi. Tetapi sebelum banjir datang,
Titlachahuan telah memperingatkan Nota sang manusia dan istrinya Nena, sambil berkata, 'Jangan lagi
membuat pulque, tetapi lubangilah bagian tengah pohon cypress yang besar, dan engkau harus masuk ke
dalamnya pada bulan Tozoztli. Air akan naik hingga dekat ke langit.' Mereka masuk, dan ketika Titlacahuan
menutup mereka di dalamnya, ia berkata kepada lelaki itu, 'Engkau hanya boleh memakan sebatang
jagung, demikian pula dengan istrimu'. Dan ketika mereka masing-masing telah memakan sebatang
jagung, mereka bersiap-siap untuk berjalan terus, karena airnya tenang.
Dokumen Aztek Kuno Codex Chimalpopoca, terjemahan oleh Abb Charles Etienne Brasseur de
Bourbourg.
Catatan: Terjemahan-terjemahan Aztek ini kontroversial. Banyak yang tidak mempunyai sumber yang layak
dipercaya dan tidak ada bukti tentang otentisitasnya. Sebagian didasarkan pada cerita piktogram tentang
Coxcox, tetapi terjemahan-terjemahan lain dari piktogram ini tidak menyebut-nyebut tentang air bah. Yang
terpenting, waktu mitos-mitos ini didengar dari rakyat setempat terjadi lama setelah para misionaris masuk
ke wilayah ini.
INKA
Dalam mitologi Inka, Viracocha menghancurkan raksasa-raksasa dengan sebuah Air Bah, dan dua orang
kemudian mengisi kembali populasi bumi. Uniknya, mereka selamat dalam gua-gua yang disegel.

MAYA
Dalam mitologi Maya, dari Popol Vuh, Bagian 1, Bab 3, Huracan ("kaki-satu") adalah dewa angin dan badai
yang menyebabkan Air Bah (berupa cairan pohon yang dapat terbakar) setelah manusia-manusia pertama
(yang terbuat dari kayu) membangkitkan kemarahan para dewata (karena tidak mampu menyembah
mereka). Ia konon hidup di dalam embun berangin di atas air banjir dan berbicara "bumi" hingga tanah
muncul lagi dari lautan.
Belakangan, dalam Bagian 3, Bab 3&4,
Empat orang lelaki dan empat orang perempuan memenuhi kembali dunia Quiche setelah air bah
semua orang berbicara bahasa yang sama (tetapi referensi yang membingungkan)
dan berkumpul bersama-sama di lokasi yang sama
di mana bahasa mereka diubah (ditegaskan beberapa kali)
setelah itu mereka berpencar ke seluruh dunia.
Seperti banyak lainnya, kisah ini tidak menyebutkan "Bahtera". Sebuah "Menara Babel" bergantung pada
terjemahannya; sebagian mengatakan orang-orang itu tiba di sebuah kota, yang lainnya di sebuah
benteng.

HOPI
Dalam mitologi Hopi, orang-orang berulang kali menjauhkan diri dari Sotuknang, sang pencipta. Ia
menghancurkan dunia dengan api, dan kemudian dengan udara yang dingin, dan menciptakan dunia
kembali pada kedua kesempatan itu untuk orang-orang yang masih mengikuti hukum-hukum ciptaan, yang
bertahan dengan bersembunyi di bawah tanah.
Pada kali yang ketiga, manusia menjadi korup dan suka berperang. Akibatnya, Sotuknang memimpin

manusia kepada Perempuan Laba-laba, dan ia memotong buluh-buluh raksasa dan menampung manusia
di batangnya yang berlubang. Sotuknang kemudian mendatangkan air bah yang hebat, dan manusia
terapung-apung di air di dalam buluh mereka. Buluh-buluh ini kemudian berhenti di sepotong kecil tanah,
dan manusia pun keluar, dengan jumlah makanan yang sama seperti waktu mereka berangkat.
Manusia pergi dengan kano mereka, dipimpin oleh hikmat batin mereka (yang kabarnya berasal dari
Sotuknang melalui pintu di atas kepala mereka). Mereka pergi ke timur laut, melewati pulau-pulau yang
semakin besar, hingga mereka tiba di Dunia Keempat. Ketika mereka mencapai dunia yang keempat,
pulau-pulau itu pun tenggelam ke dalam samudra.
KADDO
Dalam mitologi Kaddo, empat monster semakin besar dan berkuasa hingga mereka menyentuh langit.
Pada saat itu, seorang manusia mendengar suara yang memberitahukannya agar menanam sebatang
buluh yang berlubang di tengahnya. Ia melakukannya, dan buluh itu bertumbuh dengan sangat cepat dan
menjadi sangat besar. Manusia masuk ke dalam buluh itu bersama istrinya dan semua binatang yang baik
sepasang demi sepasang. Air naik, dan meliputi segala sesuatu kecuali bagian puncak buluh itu dan
kepala-kepala monster itu. Seekor penyu kemudian membunuh monster-monster itu dengan menggali di
bawah mereka dan mencabut mereka. Air kemudian menyurut dan angin mengeringkan permukaan bumi.

MENOMINEE
Dalam mitologi Menominee, Manabus, sang penipu, "terbakar oleh nafsunya untuk membalas dendam"
menembak dua dewa bawah tanah ketika dewa-dewa itu sedang bermain. Ketika mereka semua terjun ke
dalam air, muncullah banjir yang besar. "Air naik .... ia tahu betul ke mana Manabus telah pergi." Ia belari
dan berlari terus, tetapi air itu, yang datang dari Danau Michigan, mengejarnya semakin lama semakin
cepat, bahkan ketika ia naik ke atas gunung dan mendaki puncak pohon pinus. Empat kali ia memohon
kepada pohon untuk bertumbuh sedikit lagi, dan empat kali pohon itu mengabulkannya hingga ia tidak
dapat bertumbuh lebih tinggi lagi. Tetapi air itu terus mendaki "terus, terus, hingga mencapai dagunya, lalu
berhenti": tidak ada lagi yang lain kecuali air yang merentang hingga ke cakrawala. Dan kemudian
Manabus, yang ditolong oleh binatang-binatang yang menyelam, khususnya yang paling berani di antara
semuanya, Muskrat, menciptakan dunia yang kita kenal sekarang.
MI'KMAQ

Dalam mitologi Mi'kmaq, kejahatan dan kekejian di antara manusia menyebabkan mereka saling
membunuh. Hal ini menyebabkan sedihnya dewa-matahari-sang-pencipta, yang meratap sehingga air
matanya menjadi hujan yang cukup untuk menyebabkan banjir. Manusia berusaha untuk menyelamatkan
diri dengan menaiki kano-kano dari batang kayu, tetapi hanya sepasang laki-laki dan perempuan tua yang
selamat untuk memenuhi dunia kembali.
artikel pics asli selengkapnya di http://versesofuniverse.blogspot.com...r-air-bah.html
Quote:

ASIA

TIONGKOK

Shanhaijing, "Cerita Klasik tentang Gunung dan Lautan", berakhir dengan penguasa Tiongkok Da Yu
yang selama sepuluh tahun berusaha mengendalikan air bah yang "banjirnya meluap [hingga ke] langit".
(lihat: Shanhaijing, Bab 18, alinea kedua dari yang terakhir; penerjemah Anne Birrells, catatan: Nuwa
tidak disebutkan dalam terjemahan ini dalam konteks banjir)

Ada banyak sumber tentang mitos air bah dalam literatur Tionghoa. Sebagian tampaknya merujuk
kepada air bah di seluruh dunia:

Shujing, atau "Kitab Sejarah", barangkali ditulis sekitar 700 SM atau sebelumnya, menyatakan dalam
bagian-bagian pembukaannya bahwa Kaisar Yao sedang menghadapi masalah dengan air bah yang
mencapai ke langit. Ini adalah latar belakang dari campur tangan Da Yu yang terkenal, yang berhasil
mengendalikan banjir. Ia kemudian mendirikan dinasti Tiongkok yang pertama.

Nuwa Menambal Langit

Catatan Sejarah Agung, Chuci, Liezi, Huainanzi, Shuowen Jiezi, Siku Quanshu, Songsi Dashu, dan lainlainnya, serta banyak mitos rakyat lainnya, semua mengandung rujukan kepada seseorang yang
bernama Nuwa. Nuwa pada umumnya digambarkan sebagai seorang perempuan yang memperbaiki
langit yang rusak setelah air bah atau bencana, dan memenuhi dunia kembali dengan manusia. Ada
banyak versi tentang mitos ini.

Menurut catatan buku sejarah yang disebut diatas, dewa air Gnggng () memberontak, dan
berperang dengan dewa api Zhrng (). Gnggng dikalahkan oleh Zhrng, dalam amarahnya,
Gnggong membenturkan kepalanya ke pilar penahan langit barat, yaitu gunung Bzhou, sehingga langit
miring, air dari sungai langit melimpah ke bumi. Nw tidak tega melihat manusia menderita, sehingga ia
melebur dan menggunakan Batu Lima Warna (Wssh ) untuk menambal langit (ada yang
mengatakan tujuh warna, sebagai bentuk dari warna pelangi sekarang).

Peradaban Tiongkok kuno yang terpusat pada tepi Sungai Kuning dekat kota Xi'an sekarang juga
percaya bahwa banjir yang parah di sepanjang tepi sungai itu disebabkan oleh naga-naga (yang mewakili
para dewa) yang hidup di sungai dibuat marah oleh kesalahan manusia.

INDIA

Matsya (Ikan dalam bahasa Sanskerta) adalah Awatara pertama dari Wisnu.
Menurut Matsyapurana dan Shatapatha Brahmana (I-8, 1-6), mantri dari raja Dravida, Satyabrata yang
juga dikenal sebagai Manu sedang mencuci tangannya di sebuah sungai ketika seekor ikan kecil masuk
ke tangannya dan memohon kepadanya untuk menyelamatkan nyawanya. Ia meletakkan ikan itu di
sebuah bejana, yang tak lama kemudian menjadi terlalu kecil untuknya. Ia berturut-turut memindahkan
ikan itu ke sebuah tangki, sungai, dan kemudian samudra.

Ikan itu kemudian memperingatkannya bahwa air bah akan terjadi dalam waktu seminggu yang akan
menghancurkan seluruh kehidupan. Karena itu Manu membangun sebuah kapal yang ditarik oleh ikan itu
ke puncak gunung ketika air bah datang, dan dengan demikian ia selamat bersama-sama dengan
sejumlah "benih kehidupan" untuk membangun kembali kehidupan di muka bumi.

INDONESIA

Dalam tradisi Batak, bumi dipikul oleh seekor ular raksasa, Naga-Padoha. Suatu hari, ular itu lelah akan
bebannya dan karenanya melemparkan Bumi ke dalam laut. Namun Batara Guru menyelamatkan anak

perempuannya dengan mengirimkan sebuah gunung ke laut, dan seluruh umat manusia merupakan
keturunannya. Bumi kemudian diletakkan kembali di atas kepala ular itu. Sejumlah cerita di daerah
Maluku, misalnya pulau Seram, dianggap termasuk bagian catatan air bah dari suku-suku bangsa
Polinesia.

POLINESIA

Ada beberapa cerita air bah yang dicatat di antara bangsa-bangsa Polinesia. Namun tak satupun yang
mendekati ukuran air bah di Alkitab.

Rakyat Ra'iatea mengisahkan tentang dua orang sahabat, Te-aho-aroa dan Ro'o, yang pergi
menangkap ikan dan kebetulan membangunkan dewa samudera Ruahatu dengan mata kail mereka.
Dalam kemarahannya, ia bersumpah untuk menenggelamkan ke dalam laut. Te-aho-aroa dan Ro'o
memohon ampun, dan Ruahatu memperingatkan mereka bahwa mereka dapat lolos hana dengan
membawa keluarga mereka ke pulau kecil Toamarama. Mereka kemudian berlayar, dan di malam hari,
pulau itu tenggelam ke dalam laut, dan baru muncul kembali esok paginya. Tak satupun yang selamat
kecuali keluarga-keluarga ini, yang mendirikan marae (kuil-kuil) suci yang dipersembahkan kepada dewa
Ruahatu.

Sebuah legenda serupa terdapat di Tahiti. Tak ada alasan yang diberikan untuk tragedy ini, tetapi

seluruh pulau itu tenggelam ke dalam laut kecuali Gunung Pitohiti. Sepasang manusia berhasil melarikan
diri bersama binatang-binatang mereka dan selamat.

Dalam sebuah tradisi di kalangan suku Ngti Porou, sebuah suku Mori di pantai timur Pulau Utara
Selandia Baru, Ruatapu menjadi marah ketika ayahnya Uenuku mengangkat adik tirinya Kahutia-te-rangi
melewatinya. Ruatapu memikat Kahutia-te-rangi dan sejumlah besar orang muda dari keturunan
bangsawan masuk ke kanonya dan membawa mereka keluar ke laut dan di sana ia menenggelamkan
mereka. Ia memanggil para dewa untuk menghancurkan musuh-musuhnya dan mengancam akan
kembali sebagai gelombang-gelombang besar pada awal musim panas. Sementara ia bergumul untuk
memeprtahankan nyawanya, Kahutia-te-rangi membacakan mantra yang memanggil ikan paus bungkuk
selatan (paikea dalam bahasa Mori) untuk membawanya ke pantai. Karena itu, ia diubah namanya
menjadi Paikea, dan merupakan satu-satunya orang yang selamat (Reedy 1997:83-85).

Beberapa versi cerita Mori tentang Tawhaki mengandung episode di mana si pahlawan menggunakan
air bah untuk menghancurkan desa dari dua saudara iparnya yang iri. Sebuah komentar dalam
Polynesian Mythology karya Grey dapat memberikan kepada orang-orang Mori sesuatu yang tak pernah
mereka dengar sebelumnya - sebagaimana dikatakan oleh A.W Reed, "Dalam Polynesian Mythology"
Grey mengatakan bahwa ketika leluhur Tawhaki melepaskan air bah dari langit, bumi tenggelam dan
seluruh umat manusia musnah - dengan demikian orang Mori memperoleh versinya sendiri tentang air
bah universal (Reed 1963:165, dalam catatan kaki). Pengaruh Kristen telah menyebabkan munculnya
silsilah di mana kakek Tawhaki, Hema, ditafsirkan kembali sebagai Sem, anak Nuh dari kisah air bah
dalam Alkitab.

Di Hawaii, sepasang manusia, Nu'u dan Lili-noe, selamat dari sebuah banjir di puncak Mauna Kea di
Big Island (Pulau Besar). Nu'u mempersembahkan kurban kepada bulan, yang disangkanya telah
menyelamatkannya. Kne, sang dewa pencipta, turun ke bumi dengan menggunakan pelangi,
menjelaskan kekeliruan Nu'u, dan menerima kurbannya.

Di Seti, di Seram Utara, percaya bahwa batas-batas tanah mereka adalah batas setelah kering ke-2
(akibat dari Banjir Besar). Sementara kapata-kapata (pantun-pantun yang sudah mendarah daging dan
menjadi simbol budaya setempat) berbicara tentang sesorang bernama NUHU, berlayar di pinggir suatu
pulau (hasa-hasa e), melihat tanjung (tanjong e) dan sebagainya. Namun karena alasan-alasan tertentu
maka beberapa kapata tersebut terpaksa jarang dituturkan di Maluku.

Di Marquesas, dewa perang yang agung Tu menjadi marah ketika mendengar komentar kritis dari
saudara perempuannya Hii-hia. Air matanya merobek lantai surga hingga ke dunia di bawahnya dan
menciptakan hujan lebat yang menghanyutkan segala sesuatu yang dilaluinya. Hanya enam orang yang
selamat.

artikel pics asli selengkapnya di http://versesofuniverse.blogspot.com...r-air-bah.html

Legenda-Legenda Banjir Besar (Air Bah) dari Seluruh Dunia


Kisah tentang Air Bah atau banjir besar yang dikirim oleh Tuhan atau para dewa untuk menghancurkan
peradaban sebagai suatu tindakan pembalasan adalah sebuah tema yang tersebar luas dalam mitologi
Yunani dan banyak mitos dalam budaya lainnya. Kisah tentang Nuh dan bahteranya dalam Quran, Kitab
Kejadian, Matsya dalam Puranas Hindu, Deucalion dalam Yunani mitologi dan Utnapishtim dalam Epos
Gilgames antara lain adalah versi-versi yang paling dikenal akrab tentang mitos-mitos ini.
Sebagian besar budaya dunia pada masa lampau dan kini mempunyai cerita-cerita tentang "air bah" yang
menghancurkan peradaban sebelumnya.
Dibawah ini dipaparkan kisah-kisah banjir besar tersebut dari berbagai mitologi versi budaya-budaya
kuno ...

#1. TIMUR TENGAH

Spoiler for #1.:

Sumeria
Mitos Sumeria tentang Ziusudra menceritakan bagaimana dewa Enki memperingatkan Ziusudra, raja
Shuruppak, tentang keputusan para dewata untuk menghancurkan umat manusia dalam sebuah air bah bagian yang menjelaskan mengapa dewa-dewa telah mengambil keputusan ini hilang. Enki memerintahkan
Ziusudra membangun sebuah kapal besar - teks yang menggambarkan perintah ini pun hilang.
Setelah banjir berlangsung tujuh hari, Ziusudra membuat kurban yang semestinya dan menyembah An
(dewa langit) dan Enlil (pemimpin para dewa), dan memperoleh kehidupan kekal di Dilmun (Taman Eden
bangsa Sumeria) oleh An dan Enlil.
Daftar raja-raja Sumeria, sebuah silsilah tentang raja-raja yang tradisional, legendaris dan mitologis, juga
menyebutkan tentang sebuah banjir besar.
Berbagai ekskavasi di Irak menunjukkan tentang sebuah banjir di Shuruppak sekitar tahun 2900-2750 SM,
yang meluas hingga kota Kish, yang dipimpin raja Etana, yang konon merupakan pendiri dinasti Sumeria
pertama setelah air bah itu. Mitos tentang Ziusudra terdapat dalam sebuah salinan, potongan Kitab
Kejadian Eridu, yang menurut tulisannya berasal dari abad ke-17SM

Spoiler for #2:

Spoiler for #3:

UPDATE

Spoiler for #4:

Bahtera Nuh
Kisah Bahtera Nuh, menurut Kitab Kejadian pasal 6-9, dimulai ketika Allah mengamati perilaku jahat
manusia dan memutuskan untuk mengirimkan banjir ke bumi dan menghancurkan seluruh kehidupan.
Akan tetapi, Allah menemukan satu manusia yang baik, yaitu Nuh, "seorang yang benar dan tidak bercela
di antara orang-orang sezamannya," dan memutuskan bahwa ia akan melanjutkan garis keturunan
manusia. Allah menyuruh Nuh untuk membangun sebuah bahtera, dan membawa sertanya istrinya dan

ketiga anak lelakinya Sem, Ham, dan Yafet, beserta istri mereka. Selain itu, ia disuruh untuk membawa
contoh dari semua binatang dan burung-burung di udara, jantan dan betina. Untuk menyediakan
makanannya, ia diperintahkan membawa makanan dan menyimpannya di bahteranya.
Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang itu masuk ke dalam Bahtera, dan "pada hari itulah terbelah
segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. Dan turunlah hujan
lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya." Banjir menutupi bahkan gununggunung yang tertinggi sekalipun hingga kedalamannya lebih dari 20 kaki, dan segala makhluk di muka
Bumi pun mati. Hanya Nuh dan mereka yang ada bersamanya di dalam Bahtera yang selamat dan hidup.
Setelah 150 hari, Bahtera akhirnya berhenti di gunung Ararat. Air terus menyurut, dan setelah sekitar 70
hari lagi puncak-puncak bukit pun muncul. Nuh melepaskan seekor burung gagak yang "terbang pulang
pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi." Berikutnya, Nuh melepaskan seekor merpati, tetapi ia
kembali karena tidak menemukan tempat untuk mendarat. Setelah tujuh hari lagi, Nuh kembali
mengeluarkan burung merpati, dan burung itu kembali dengan sehelai daun zaitun di paruhnya, dan Nuh
pun tahu bahwa air telah surut. Nuh menunggu tujuh hari lagi dan mengeluarkan burung merpati itu sekali
lagi. Kali ini burung itu tidak kembali. Lalu ia dan keluarganya serta semua binatang meninggalkan Bahtera,
dan Nuh memberikan kurban kepada Allah. Allah memutuskan bahwa Ia tidak akan mengutuki bumi lagi
karena manusia, dan tidak akan pernah lagi menghancurkan semua kehidupan dengan cara seperti ini.
Untuk mengingat janji ini, Allah menempatkan pelangi di awan-awan, sambil berkata, "Apabila kemudian
Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku
yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup.

#2Eropa

Spoiler for #1:

YUNANI
Mitologi Yunani mengenal dua air bah yang mengakhiri dua Zaman Manusia: Air bah Ogigian yang
mengakhiri Zaman Perak, dan air bah Deukalion yang mengakhiri Zaman Perunggu Pertama.
Air bah Ogigian disebut demikian karena terjadinya pada masa Ogiges, pendiri dan raja Thebes. Banjir ini
menutupi seluruh dunia dan begitu menghancurkan sehingga negara itu tidak memiliki raja hingga
pemerintahan Kekrops.
Legenda Deukalion seperti yang dikisahkan oleh Apollodorus dalam The Library mengandung sejumlah
kesamaan dengan Bahtera Nuh: Prometheus menasihati anaknya Deukalion untuk membangun sebuah
peti. Semua orang tewas kecuali beberapa orang yang menyelamatkan diri ke gunung-gunung yang tinggi.

Gunung-gunung di Thessaly terbelah, dan seluruh dunia di luar Isthmus dan Peloponnesos tenggelam.
Deukalion dan istrinya Pyrrha, setelah terapung-apung di peti itu selama sembilan hari sembilan malam,
mendarat di Parnassus. Sebuah versi yang lebih tua yang dikisahkan oleh Hellanikus mengatakan bahwa
"bahtera" Deukalion mendarat di Gunung Othrys di Thessaly. Kisah yang lain mengatakan bahwa ia
mendarat di sebuah puncak, kemungkinan Phouka, di Argolis, yang belakangan disebut Nemea. Ketika
hujan berhenti, ia memberikan kurban kepada Zeus. Lalu, atas perintah Zeus, ia melemparkan batu-batu
ke belakangnya, yang berubah menjadi manusia laki-laki, dan batu-batu yang dilemparkan oleh Pyrrha
menjadi perempuan. Appollodorus menyebutkan ini sebagai aitiologi untuk kata Yunani laos "rakyat" yang
berasal dari kata laos "batu". Kaum Megarian mengisahkan bahwa Megarus, anak Zeus, selamat dari
banjir Deukalion dengan berenang ke puncak Gunung Gerania, di bawah bimbingan teriakan-teriakan
burung-burung bangau.
Ada spekulasi bahwa sebuah tsunami hebat di Laut Mediterania yang disebabkan oleh ledakan Thera yang
terjadi secara geologis pada sekitar 1630-1600 SM, tetapi hingga 1500 SM secara arkeologis, adalah basis
historis untuk cerita rakyat yang berkembang menjadi mitos Deukalion. Mengenai Letusan gunung Thera
dapat dibaca disini
Karya Plato, Timaeus (22), merujuk kepada "banjir besar semua" dan Kritias (111-112) merujuk kepada
"kehancuran hebat Deukalion." Selain itu, teks-teks itu melaporkan bahwa "banyak banjir besar yang telah
terjadi selama sembilan ribu tahun" karena Athena dan Atlantis sangat menonjol.

Spoiler for #2:

JERMANIK
Dalam mitologi Nordik, Bergelmir adalah anak lelaki dari Thrudgelmir. Ia bersama istrinya adalah satusatunya raksasa es yang selamat dari banjir darah kakek (Ymir) Bergelmir, ketika Odin dan saudarasaudaranya (Vili dan Ve) membantainya. Mereka merangkak ke sebuah batang pohon yang kosong dan
selamat, lalu mendirikan sebuah ras baru raksasa es.
Mitologiwan Brian Branston mencatat kesamaan-kesamaan antara mtios ini dengan kejadian yang
digambarkan dalam epos Anglo-Saxon Beowulf, yang secara tradisional telah dihubungkan dengan air bah
di Alkitab, sehingga barangkali ada kejadian yang sama dalam mitologi Jermanik yang lebih luas maupun
di dalam mitologi Anglo-Saxon.

Original Posted By shinhikarugenji


Masalah lebih besar adalah manajemen makanan.
Okelah, selama di bahtera, anggap saja para karnivora dikasih makanan. Bagaimana setelah
banjir surut? Karnivora terus diberi makan selama sekian tahun, nunggu berbivora berkembang
biak banyak dulu? Atau karnivora pada puasa atau melakukan hibernasi? Atau secar ajaib
mereka jadi vegetarian untuk beberapa waktu?

http://www.kaskus.co.id/post/56fcf0c532e2e6a62a8b4569/1#post56fcf0c532e2e
6a62a8b4569
31-03-2016 jam 17:00

Anda mungkin juga menyukai